Pengaruh Fisiologis Akibat Panas

b. Umur Menurut Sukmana 2003 bahwa daya tahan seseorang terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lebih lambat mengeluarkan keringatnya dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Orang yang lebih tua memerlukan waktu yang lama untuk mengembalikan suhu tubuh menjadi normal setelah terpapar panas. Suatu studi menemukan bahwa 70 dari seluruh penderita Heat Stroke adalah mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Denyut nadi maksimal dari kapasitas kerja yang maksimal berangsur-angsur menurun sesuai dengan bertambahnya umur. c. Ukuran Tubuh Menurut Siswanto dalam Kurniawan 2010 bahwa adanya perbedaan ukuran tubuh akan mempengaruhi reaksi fisiologis tubuh terhadap panas. Laki-laki dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dapat mengalami tingkatan tekanan panas yang relatif lebih besar. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai kapasitas kerja maksimal yang lebih kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berat badannya kurang dari 50 Kg selain mempunyai maximal oxygen intake yang rendah tetapi juga toleran terhadap panas daripada mereka yang mempunyai berat badan rata-rata. d. Gizi Menurut Siswanto dalam Kurniawan 2010 bahwa respon yang berlebihan terhadap tekanan panas ditujukan kepada orang yang memiliki status gizi yang buruk, hal ini dikarenakan sistem kardiovaskuler yang tidak stabil.

2.2.7. Pengaruh Fisiologis Akibat Panas

Universitas Sumatera Utara Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Menurut Pulat dalam Tarwaka 2004 bahwa reaksi fisiologis tubuh heat strain oleh karena peningkatan temperatur udara di luar comfort zone adalah sebagai berikut : 1. Vasodilatasi Saat suhu panas tejadi, maka tubuh akan memompa darah lebih banyak. Pembuluh darah akan mengembang, dan ikatan pembuluh darah kapiler melalui lapisan di luar dan kemudian kulit mulai diisi dengan darah. Darah yang panas disirkulasikan lebih dekat ke permukaan kulit dan kelebihan panas dilepaskan ke udara melalui konveksi, radiasi, penguapan dan konduksi, tergantung dari suhu udara, kelembaban udara dan cepat gerak udara. 2. Denyut jantung meningkat Karena meningkatnya aliran darah maka akan menyebabkan perubahan pada irama jantung sehingga membuat denyut jantung meningkat dari biasanya. 3. Temperatut kulit meningkat Paparan panas yang berlangsung secara terus menerus akan menyebabkan dampak terhadap kulit, salah satunya adalah meningkatnya temperatur kulit. 4. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat, dan lain lain. Panas yang hilang melalui sirkulasi darah umumnya merupakan suatu cara pemeliharaan suhu tubuh bagian dalam agar tetap stabil. Namun demikian, apabila hal ini tidak mencukupi,maka otak akan meneruskan rasa adanya kelebihan panas tersebut, dan akan memberi tanda tanda kepada kelenjar keringat didalam kulit untuk Universitas Sumatera Utara menghasilkan keringat keringat adalah suatu campuran air dan garam. Keringat di atas kulit diuapkan dan permukaan kulit menjadi dingin. Dengan banyaknya penguapan keringat, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, kulit banyak mengatur pelepasan kelebihan panas. Namun apabila suhu udara dan sekitarnya mendekati suhu normal dari kulit, maka tugas mendinginkan tubuh menjadi lebih sulit. Darah yang membawa panas ke permukaan tubuh tak dapat melepaskan panas baik melalui konveksi maupun konduksi Sukmana, 2003. Menurut Suma’mur 2009 Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian. 2. Dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan caran tubuh 1,5 gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai kering. 3. Heat rash. Keadaan seperti biang keringatkeringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu beistirahat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak dan penghilang keringat. 4. Heat cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh tangan dan kaki akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium. Universitas Sumatera Utara 5. Heat syncope atau fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi. 6. Heat exhaustion. Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejala mulut kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas. 7. Heat stroke, terjadi bila sistem pengaturan tubuh gagal dan temperatur tubuh meningkat sampai tingkat kritis. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, dan keterjadiannya sulit diprediksi. Heat stroke adalah keadaan darurat medis. Tanda dan gejala utama dari heat stroke adalah bingung, perilaku irasional, hilang kesadaran, sawan, kurang berkeringat biasanya, kulit panas, keringat dan temperatur tubuh sangat tinggi. Meningkatnya temperatur metabolik akibat kombinasi beban kerja dan beban panas lingkungan, yang keduanya turut memberi pengaruh terhadap heat stroke, juga sangat bervariasi dan sulit memprediksinya. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konsep