20-26 2
10 27-33
5 25
34-40 9
45 41-47
2 10
48-54 2
10
Jumlah 20
100
Frekuensi umur pekerja pada Bagian Bottling Process paling banyak pada umur 34- 40 tahun dengan frekuensi 9 orang pekerja 45.
4.2.2. Masa Kerja
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 20 pekerja Bagian Bottling Process PT Sinar Sosro diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja pada tenaga kerja Bagian Bottling Process.
Masa Kerja Tahun
Bagian Bottling Process
Frekuensi Presentase
2-7 6
30 8-13
8 40
14-19 2
10 20-25
2 10
26-30 2
10
Jumlah 20
100
Frekuensi masa kerja pekerja pada Bagian Bottling Process paling banyak pada interval selama 8-13 tahun dengan frekuensi 8 orang pekerja 40.
4.3. Hasil Pengukuran Panas
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data hasil pengukuran panas di PT Sinar Sosro khusus Bagian Bottling Process yang dilakukan oleh teknisi dari Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kota Medan diperoleh ISBB 28,87ºC.
4.4. Hasil Pengukuran Tekanan Darah
Hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4. Hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
No Tekanan Darah mmHg
Sistolik Diastolik
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
1 130
140 80
90 2
110 110
70 80
3 170
140 100
100 4
130 140
90 90
5 150
150 90
90 6
150 130
90 80
7 130
120 70
80 8
100 110
60 80
9 140
110 90
80 10
120 120
80 80
11 120
110 80
80 12
130 120
80 80
13 120
130 80
80 14
120 130
80 80
15 130
130 80
80 16
140 140
100 100
17 90
100 60
80 18
130 130
80 90
19 110
110 80
80 20
130 110
80 80
Jumlah 2540
2470 1620
1680 Rata-Rata
127 123.5
81 84
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pekerja Bagian Bottling Process,
diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terpapar panas adalah 127 mmHg
Universitas Sumatera Utara
dan sesudah terpapar panas 123,5 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum terpapar panas 81 mmHg dan sesudah terpapar panas 84 mmHg.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui frekuensi pekerja yang mengalami peningkatan, penurunan maupun tekanan darah sistolik yang tetap, dan frekuensi
pekerja yang mengalami peningkatan, penurunan maupun tekanan diastolik yang tetap.
Tabel 4.5. Tabel Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Tekanan Darah
Meningkat Menurun
Tetap Frekuen
si Frekuensi
Frekuensi Sistolik
6 30
7 35
7 35
Diastolik 6
30 2
10 12
60
Dari tabel distribusi frekuensi tekanan darah diatas, untuk tekanan darah sistolik terdapat 6 pekerja yang mengalami peningkatan, 7 pekerja mengalami penurunan dan
7 pekerja tidak mengalami perubahan tekanan darah sistolik setelah paparan panas. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik terdapat 6 pekerja mengalami peningkatan,
2 pekerja mengalami penurunan dan 12 pekerja tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik setelah paparan panas.
Pengujian normalitas dari data hasil pengukuran tekanan darah pekerja Bagian Bottling Process di PT Sinar Sosro dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6. Pengujian Normalitas Data Tekanan Darah
Universitas Sumatera Utara
Sistole Sebelum
Parparan Panas Sistole
Sesudah Paparan Panas
Diastole Sebelum
Paparan Panas
Diastole Sesudah
Paparan Panas
N 20
20 20
20 Normal
Paramet ers
a,,b
Mean 127.50
124.00 82.00
83.00 Std.
Deviation 18.028
13.917 9.515
8.645 Most
Extrem e
Differe nces
Absolute .195
.193 .283
.336 Positive
.195 .193
.283 .336
Negative -.155
-.167 -.267
-.314 Kolmogorov-Smirnov
Z .871
.862 1.267
1.501 Asymp. Sig. 2-tailed
.433 .447
.081 .052
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel hasil pengujian normalitas di atas, dapat disimpulkan bahwa baik data mengenai tekanan darah sistolik maupun tekanan darak diastolik terdistribusi
normal karena p Asymp. Sig. dari masing-masing pengukuran 0.05. Setelah pengujian normalitas, kemudian di lakukan uji statistik menggunakan paired
t-test untuk melihat apakah terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah paparan panas. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik Tekanan Darah Menggunakan Paired Sample T-Test
Paired Differences t
df Sig.
2- taile
d Mean
Std. Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper
Universitas Sumatera Utara
P a
i r
1 Sistole
sebelum paparan
panas- Sistole
sesudah paparan
panas 3.500
13.089 2.927
-2.626 9.626
1.196 19
.246
P a
i r
2 Diastole
sebelum paparan
panas- Diastole
sesudah papran
panas -1.000
8.522 1.906
-4.989 2.989
-.525 19
.606
Pada tabel di atas, diketahui df 19 dan CI 95 alfa= 5= 0,05 yang digunakan untuk membaca t tabel yang sudah ada dalam tabel nilai kritis distribusi student ‘t’
untuk kemudian dibandingkan dengan t hitung hasil dari uji statistik paired t-test dalam tabel di atas. Jika t tabel lebih besar dari t hitung makan Ho diterima, dan tidak
terdapat perbedaan. Dengan kata lain t dan df sama-sama berfungsi untuk menentukan apakah Ho diterima atau tidak.
Dari hasil uji statistik tekanan darah sistolik pada paparan tekanan panas diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,246 atau p 0,05, maka Ho diterima. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah tenaga kerja sistolik sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik tekanan darah diastolik pada paparan tekanan panas diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,606 atau p 0,05, maka Ho diterima. Hasil ini juga
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah paparan tekanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi :
5.1.1. Umur
Seluruh populasi atau subjek penelitian yang dipakai sebagai sampel dalam penelitian ini berusia antara 20-54 tahun. Untuk memudahkan dalam tabulasi data, maka peneliti
memasukkan variabel umur kedalam tabel interval umur.. Penentuan interval umur dilakukan dengan terlebih dahulu mencari selisih antara umur tertinggi dengan umur
terendah, dan didapat selisihnya 34 tahun, karena umur tertinggi berada pada usia 54 tahun dan umur terendah pada usia 20 tahun, kemudian untuk mengetahui jumlah
kelas dicari dengan mengunakan aturan Sturges berikut ini: 1 + 3,322 log 20 = Jumlah kelas Umur
1 + 3,322 log 20 = 5, 356 = 5 Untuk mengetahui interval kelas, dilakukan dengan cara membagi selisih antara umur
tertinggi dan umur terendah dengan jumlah kelas umur, maka diketahui interval kelas umur yaitu 20-26 tahun, 27-33 tahun, 34-40 tahun, 41-47 tahun dan 48-54 tahun.
Frekuensi umur pekerja pada Bagian Bottling Process paling banyak pada umur 34- 40 tahun dengan frekuensi 9 orang pekerja 45, umur 27-33 tahun dengan
frekuensi 5 orang pekerja 25, umur 20-26 tahun dengan frekuensi 2 orang pekerja 10, umur 41-47 dengan frekuensi 2 orang pekerja 10 dan umur 48-54 tahun
dengan frekuensi 2 orang pekerja 10.
Universitas Sumatera Utara