Pengujian CBR Unsoaked Untuk Jenis Sampel Batu Kuning + Kerikil

commit to user 4.2.2.3. Pengujian CBR Unsoaked Untuk Jenis Sampel Batu Kuning + Kerikil Berikut hasil perhitungan jenis sampel dan pengujian CBR unsoaked untuk jenis sampel batu kuning + kerikil. Tabel 4.23 Hasil perhitungan sampel dan pengujian CBR unsoaked untuk jenis sampel batu kuning + kerikil Nomor Sampel Variasi Penelitian Penambahan Air ml CBR Unsoaked CBR 0.1” CBR 0.2” 1 2 3 4 5 C1 1 batu kuning : 1 kerikil ½’ 200 34.82 39.59 C2 1 batu kuning : 1 kerikil 4 50 23.21 38.18 C3 1 batu kuning : 1 kerikil12” : 1 kerikil38” : 1 kerikil 4 14.37 22.00 C4 3 batu kuning : 1 kerikil 200 23.21 41.06 Dari Tabel 4.23 kolom 1, kolom 4 dan kolom 5 dapat diplotkan ke dalam Gambar 4.13 sebagai hubungan antara sampel dan CBR unsoaked Gambar 4.13 Nilai CBR unsoaked sampel material batu kunimg + kerikil commit to user Gambar 4.13 memperlihatkan nilai CBR unsoaked dari tiap sampel untuk material lokal batu kuning, nilai CBR yang dipakai adalah nilai CBR tertinggi pada penetrasi 0.2”. Benda uji pada sampel C1 memiliki nilai CBR unsoaked 39,59, pada sampel C2 memiliki nilai CBR unsoaked 38,13, pada C3 memiliki nilai CBR unsoaked 22,00 sedangkan pada C4 memiliki nilai CBR unsoaked 41,06. Sampel C4 memiliki nilai CBR unsoaked tertinggi sedangkan pada sampel C3 memiliki nilai CBR unsoaked terendah. Gambar 4.13 memperlihatkan kecenderungan nilai CBR unsoaked naik dengan adanya penambahan kerikil. Dapat dilihat nilai CBR unsoaked dari variasi C2 penggunaan kerikil ½’ dengan prosentase 50 didapatkan nilai CBR unsoaked 38,13, variasi C1 penggunaan kerikil 4 dengan prosentase 50 didapatkan nilai CBR unsoaked 39,59, variasi C4 penggunaan kerikil 12”, 38”, 4 dengan prosentase 25 didapatkan nilai CBR unsoaked 41,06, Namun terjadi penyimpangan pada variasi C3 yaitu penggunaan kerikil 25 ½” : 25 38” : 25 4 didapatkan nilai CBR 22,00. Pembuatan benda uji ini menggunakan material lokal batu kuning + kerikil yang terdiri dari 4 sampel. Dimana pada sampel C4 memiliki nilai CBR unsoaked tertinggi dibandingkan dengan sampel yang lain. Berikut Tabel 4.24 data pengujian batu kuning + kerikil pada sampel C4. Tabel 4.24 Data pengujian material batu kuning + kerikil pada sampel C4 Nomor Sampel Variasi Penelitian Atterberg Limit LL PL IP C4 3 batu kuning : 1 kerikil 21,22 17,38 3,84 g d maks w opt CBR Unsoaked grcm 3 1,621 7,094 41,06 commit to user Tabel 4.25 Hasil pengujian standard Proctor dan CBR unsoaked sampel material batu kuning + kerikil Nomor Sampel CBR Unsoaked w opt g d maks grcm 3 1 2 3 4 C1 39.59 9.513 1.826 C2 38.13 8.419 1.799 C3 22.00 7.342 1.625 C4 41.06 7.094 1.621 Dari tabel 4.25 kolom 2, 3, 4 kemudian diplotkan dalam Gambar 4.14 sebagai hubungan antara nilai CBR unsoaked dengan nilai berat isi kering. Gambar 4.14 Hubungan berat isi kering dan CBR unsoaked sampel material batu kuning + kerikil Gambar 4.14 Hasil pengujian pemadatan pada variasi material batu kuning + kerikil menunjukkan kecenderungan penurunan nilai CBR unsoaked seiring dengan penurunan nilai berat isi kering. Namun terjadi penyimpangan pada variasi C4 yaitu menurunya nilai berat isi kering terjadi peningkatan nilai CBR unsoaked. Variasi C4 adalah campuran material batu kuning dengan penambahan kerikil sebanyak 33,33. Pada umumnya kerikil mempunyai daya dukung yang kurang baik bila dipadatkan pada berat isi kering maksiumum, terbukti pada variasi C1, commit to user C2, dan C3 dengan penambahan kerikil yang lebih banyak dibandingkan C4 nilai CBR unsoaked yang dihasilkan semakin kecil. 4.2.2.4. Pengujian CBR Unsoaked Untuk Jenis Sampel Batu Kuning + Kerikil