Metode Pengumpulan data Metode Analisis Data

16 narasumber yang akan diwawancarai. Wawancara akan dilakukan peneliti adalah wawancara dengan pedoman wawancara. Wawancara dengan penggunaan pedoman interview guide dimaksudkan untuk wawancara yang lebih mendalam dengan memfokuskan pada persoalan – pesoalan yang akan diteliti. Pedoman wawancara biasanya tak berisi pertanyaan – pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari narasumber yang nanti dapat disumbangkan dengan memperhatikan perkembangan konteks dan situasi wawancara. 26 b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan – catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet. 27

3. Metode Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode: 26 Husein Umar. Metode Riset Komunikasi Oraganisasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 56 27 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005, hlm. 62 17 a. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah teknis mencari data mengenai hal- hal yang tertulis. Menurut Suharsimi Arikunto menjelaskan dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat atau majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data tertulis dengan cara membaca dan mencatat serta menyusun data-data yang diproleh itu menurut pokok bahasan masing-masing. b. Penelitian Pustaka Library Research Teknik kepustakaan adalah “penelitian kepustakaan yang dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah dan mencatat berbagai literatur atau bahan bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian disaring dan dituangkan dalam kerangka pemikiran secara teoritis”. 28 Teknik ini dilakukan guna memperkuat fakta untuk membandingkan perbedaan dan atau persamaan antara teori dan praktek yang sedang penulis teliti terkait masalah inflasi, dampak serta penanggulangannya dalam perspektif ekonomi Islam. 28 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research, Bandung: ALUMNI, 1998, hlm.78 18

4. Metode Analisis Data

Analisis data adalah “suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga prilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh”. 29 Setelah keseluruhan data terkumpul dan diolah dengan baik, langkah selanjutnya akan dianalisis data tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis dengan pendekatan kualitatif, yaitu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. 30 Sedangkan metode yang digunakan adalah metode analisis Deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. 31 Penelitian deskriptif memusatkan pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perilaku khusus terhadap peristiwa tersebut. 29 Soerjono Soekamto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjaun Singkat, Jakarta: Raja Grafindo, 1998, hlm.12 30 Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis,Desertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2011, hlm.33 31 Ibid, hlm 34 19

BAB II TINJAUAN UMUM EKONOMI ISLAM TENTANG INFLASI

A. Pengertian Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai hampir di semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. 32 Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-harga karena musiman menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi. Kenaikan harga semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi dan tidak memerlukan kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya. 33 Menurut Adiwarman Karim, secara umum inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barangkomoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. 34 Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang terlalu 32 Boediono, Ekonomi Makro, Yogyakarta: BPFE, 2009, hlm. 155 33 Ibid, hlm. 155 34 Ibid, hlm. 135