35
3.4. Bagan Penelitian
3.4.1 Bagan isolasi galaktomanan dari kolang kaling
Universitas Sumatera Utara
36
3.4.2 Bagan asetilasi galaktomanan menjadi asetil galaktomanan.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.
4.1.1 Hasil Ekstraksi Galaktomanan Dari Kolang Kaling.
Dari 250 g kolang kaling yang diekstraksi diperoleh galaktomanan sebanyak 8,3965 g 3,36 ww. Galaktomanan yang diperoleh setelah dianalisa dengan
spektroskopi FT-IR menghasilkan spektrum dengan puncak puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3425,4 cm
-1
, 2928,11 cm
-1
, 2109,19 cm
-1
, 1639,11 cm
-1
, 1381,12 cm
-1
, 1028,8 cm
-1
, 875,14 cm
-1
, 815,12 cm
-1
gambar 4.1
4.1.2 Hasil Asetilasi Galaktomanan
Dari 3 g galaktomanan yang diasetilasi dihasilkan asetil galaktomanan sebanyak 1,2 g 64,84 ww. Hasil analisis spektroskopi dengan FT-IR dari asetil
galaktomanan menghasilkan spektrum dengan puncak puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3425,7 cm
-1
, 1723,11 cm
-1
, 1380,13 cm
-1
, 1252,12 cm
-1
, 1052,12 cm
-1
, 874,16 cm
-1
, 813,16 cm
-1
gambar 4.3
4.1.3 Hasil Uji CMC Galaktomanan dan Asetil Galaktomanan.
Hasil penentuan nilai CMC galaktomanan dan asetil galaktomanan mengggunakan metode cincin du Nouy seperti pada tabel 4.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tegangan Permukaan Galaktomanan dan Asetil Galaktomanan dengan Metode Cincin du Nouy
Konsentrasi C
Log C Galaktomanan
Asetil Galaktomanan Tegangan
Permukaan
dynecm
Faktor Koreksi
dynecm Tegangan
Permukaan
dynecm
Faktor Koreksi
dynecm 1
62.40 66.14
46.17 48.94
2 0.301
50.70 53.74
36.00 38.16
3 0.477
39.63 42.01
29.30 31.06
4 0.602
29.37 31.13
26.37 27.95
5 0.699
28.23 29.93
20.97 22.22
6 0.778
28.07 29.75
20.83 22.08
7 0.845
28.00 29.68
20.77 22.01
Keterangan :
Faktor koreksi = Tegangan Permukaan 29
o
C Tegangan Permukaan Praktek
= 72,75
68,63 = 1,06
Universitas Sumatera Utara
39
4.2. Pembahasan.
4.2.1. Galaktomanan Hasil Isolasi dari Kolang Kaling.
Gambar 4.1 Spektrum FT-IR Galaktomanan Spektrum FT-IR galaktomanan hasil isolasi galaktomanan dari kolang kaling
menghasilkan pita serapan pada bilangan gelombang 3425,4 cm
-1
menunjukkan adanya gugus O-H stretching yang didukung oleh pita serapan pada bilangan
gelombang 1639,11 cm
-1
menunjukan bahwa galaktomanan terikat dengan air Tong et al, 2008. Demikian juga dengan adanya puncak 1639 cm
-1
tersebut merupakan vibrasi bending ikatan O - H yang menyerap molekul air Gong et al, 2012.
Universitas Sumatera Utara
40
Pita serapan pada bilangan gelombang 2928,11 cm
-1
menunjukkan adanya C – H sp
3
yang didukung oleh pita serapan pada bilangan gelombang 1381,12 cm
-1
yang menunjukkan adanya C
– H. bending. Pita serapan pada bilangan gelombang 1028,8 cm
-1
menunjukkan adanya ikatan C – O stretching Gambar 4.1.
4.2.2 Asetilasi Galaktomanan Dengan Asetat Anhidrida.
Galaktomanan dalam hal ini adalah suatu polimer dari monosakarida, sedangkan asetat anhidrida adalah non polimer sehingga reaksi asetilasi
galaktomanan dengan asetat anhidrida secara sederhana sebagai berikut Gambar 4.2.
+
Galaktomanan Asetat anhidrida
→ +
Asetil galaktomanan Asam asetat
Gambar 4.2 Reaksi Asetilasi Galaktomanan Dengan Asetat Anhidrida
Universitas Sumatera Utara
41
Dengan asumsi dua molekul monosakarida bereaksi dengan satu molekul asam asetat metilasi parsial maka secara stoikiometri teori seharusnya berat asetil
galaktomanan yang terbentuk dari 3 gram galaktomanan adalah :
½
mol x 222
gr mol
= 1,85 gram. Tetapi dari asetilasi galaktomanan yang dilakukan hanya terbentuk asetil
galaktomanan sebanyak 1,2 gram, sehingga rendemen hasil reaksi = 64, 86 .
Gambar 4.3 Spektrum FT-IR Asetil Galaktomanan.
Universitas Sumatera Utara
42
Spektrum FT-IR asetil galaktomanan hasil asetilasi galaktomanan yang diisolasi dari kolang kaling menunjukkan bahwa pita serapan pada bilangan
gelombang 3425,4 cm
-1
menunjukkan adanya vibrasi O – H stretching. Pita serapan
pada bilangan gelombang 1723,11 cm
-1
menunjukkan adanya vibrasi C = O dari senyawa ester yang didukung oleh adanya pita serapan pada bilangan gelombang
1252,12 cm
-1
yang menunjukkan adanya vibrasi C – O – C dari senyawa ester. Pita
serapan pada bilangan gelombang 1380,13 cm
-1
menunjukkan adanya vibrasi C – H
bending Gambar 4.3
4.2.3 Penentuan Nilai CMC Galaktomanan dan Asetil Galaktomanan.
Dari hasil analisis penentuan tegangan permukaan, maka diperoleh hasil nilai konsentrasi misel kritis CMC sebagai berikut : Nilai CMC untuk galaktomanan
dan asetil galaktomanan berada pada konsentrasi 5 dengan nilai tegangan permukaan galaktomanan adalah 29,93 dynecm sedangkan nilai tegangan
permukaan asetil galaktomanan adalah 22,22 dynecm.
Gambar 4.4 Grafik tegangan permukaan vs Log Konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
43
Dari grafik pada Gambar 4.4 terlihat bahwa semakin besar konsentrasi surfaktan maka kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan juga semakin
besar hingga diperoleh nilai CMC konstan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi surfaktan berpengaruh terhadap pembentukan misel. Konsentrasi surfaktan semakin
besar, maka tegangan permukaaan semakin rendah sehingga misel yang terbentuk juga semakin banyak sampai tegangan permukaan yang dihasilkan konstan pada
suatu konsentrasi tertentu. Pada konsentrasi 1 mulai terjadi penurunan tegangan permukaan sampai diperoleh titik awal CMC pada konsentrasi 5. Pada konsentrasi
5, 6 dan 7, tegangan permukaan tidak mengalami penurunan ataupun disebut konstan Anonim, 2005.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai CMC antara galaktomanan dan asetil galaktomanan berada pada konsentrasi 5 log C = 0,699 Pada konsentrasi
tersebut, nilai tegangan permukaan galaktomanan adalah 29,93 dynecm sedangkan asetil galaktomanan adalah 22,22 dynecm. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa adanya gugus asetil pada asetil galaktomanan dapat menurunkan nilai tegangan permukaan yang berarti gugus asetil tersebut meningkatkan adsorbsi dan
agregasi yang semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan