Eriska Meidayanti, 2014 Perubahan Orientasi Pekerjaan Sebagai Dampak Alih Fungsi Lahan
Studi Kasus Di Desa Padaasih Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kemewahan hidupnya. Ilmu dan teknologi dapat dipandang sebagai kunci untuk membuka pintu kemajuan, kemakmuan dan kesejahteraan.
Kemajuan teknologi memengaruhi manusia dan lingkunganya termasuk orientasi pekerjaan seseorang. Masyarakat yang tidak terpengaruh kemajuan
teknologi umumnya menggantungkan hidupnya pada alam. Mereka terbatas pada pekerjaan turun-temurun yang sudah menjadi kebiasaan dari leluhur mereka.
Sebaliknya, manusia modern berusaha untuk menaklukan alam demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka terbuka pada pekerjaan-pekerjaan lain yang
dianggap lebih mudah, dan dapat mensejahterakan mereka.
9. Pertumbuhan penduduk
Tania 2011, hlm. 15 mengemukakan bahwa: Pertumbuhan penduduk di pedesaan menyebabkan menurunnya rasio
lahan terhadap penduduk. Karena sebagian besar penduduk masih menggantungkan hidupnya pada pertanian. Penurunan rasio ini akan
menyebabkan menurunnya rata-rata luas lahan pertanian per petani. Selanjutnya menurut Soemarwoto dalam Tania, 2011, hlm. 16:
Tekanan penduduk disebabkan karena lahan pertanian di suatu daerah tidak cukup untuk mendukung kehidupan penduduk pada tingkat yang
dianggap layak. Karena itu penduduk berusaha mendapatkan pendapatan tambahan dengan membuka lahan baru atau pergi ke kota.
Hubungan antara pertumbuhan penduduk dan jumlah lahan adalah karena semakin banyak penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan mereka
terhadap lahan sementara jumlah lahan relatif tetap. Kebutuhan manusia terhadap lahan meliputi seluruh aspek dalam hidupnya, baik untuk pemukiman, fasilitas
sarana pekerjaan dan sebagainya. Tingginya kebutuhan terhadap lahan menyebabkan berubahnya fungsi lahan, salah satunya berubahnya fungsi lahan
pertanian menjadi lahan pemukiman. Sementara itu, mayoritas pekerjaan masyarakat di pedesaan adalah sebagai petani, berkurangnya lahan artinya
berkurang juga sarana produksi, menyempitnya pekerjaan dan berkurang juga pendapatan masyarakat.
Eriska Meidayanti, 2014 Perubahan Orientasi Pekerjaan Sebagai Dampak Alih Fungsi Lahan
Studi Kasus Di Desa Padaasih Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap perubahan orientasi pekerjaan masyarakat, karena secara langsung maupun tidak langsung faktor-faktor ini
berpengaruh terhadap cara pandang dan sikap individu terhadap suatu pekerjaan, serta dipengaruhi oleh kondisi fisik di lingkungan dimana individu melakukan
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
D. LAHAN
1. Pengertian Lahan
Lahan merupakan sumber daya yang penting bagi manusia, manusia memanfaatkan lahan sebagai tempat hidup, tempat untuk mencari nafkah, dan
tempat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya dengan mengolah dan melakukan pembangunan. Hampir semua pembangunan fisik membutuhkan lahan
seperti sektor industri, sektor pertanian, perumahan, transportasi, kehutanan dan pertambangan.
Mubyarto 1991, hlm. 89 mengatakan bahwa : Dalam pertanian, terutama negara kita, faktor produksi tanah mempunyai
kedudukan paling penting. Masyarakat pertanian yang hidupnya
bergantung pada tanah sebagai sarana produksi merupakan korban utama dari adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, karena
tidak dipungkiri dengan adanya alih fungsi lahan pertanian ke lahan pemukiman maka para petani dan buruh tani telah kehilangan sarana
produksinya.
Bagi petani, lahan merupakan sumber daya yang vital, petani menggantungkan tanah sebagai sarana produksi untuk memenuhi kebutuhannya.
Jumlah lahan pertanian sangat berpengaruh bagi petani, ketika jumlah lahan pertanian mengalami penyusutan karena pembangunan dan sebagainya, petani
merupakan korban utama karena petani kehilangan sarana produksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002, hlm. 624 “lahan adalah tanah terbuka; tanah garapan.” Selanjutnya menurut Jamulya dan
Sunarto dalam Fajarwanto, 2012, hlm. 14 lahan diartikan sebagai “suatu