Teknik Pengumpulan Data PERANAN LABORATORIUM PENDIDIKAN PANCASILA DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC COMPETENCES PESERTA DIDIK.
Rose Fitria Lutfiana, 2014 Peranan laboratorium pendidikan Pancasila dalam mengembangkan CIVIC competences
peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
information by observing people and places at a research site”. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi
interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Penelitian yang
menggunakan teknik observasi atau pengamatan menurut Harsya W Bachtiar 1986 dalam Bungin 2001:96 memerlukan alat bantu karena pengamatan yang
dilakukan oleh manusia pada hakikatnya sangat terbatas, alat bantu yang diperlukan meliputi alat pemotret, teropong lensa jauh atau keker, kamera dan
juga alat perekam suara. Hal-hal yang akan peneliti observasi dalam penelitian ini adalah segala
aktivitas yang ada di Laboratorium Pendidikan Pancasila, baik itu yang dilakukan oleh peserta didik atau pun guru. Hal yang diobservasi dalam penelitian ini antara
lain kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Laboratorium Pendidikan Pancasila kemudian juga mengamati peserta didik di luar Laboratorium
Pendidikan Pancasila atau ketika tidak terjadi proses belajar mengajar. b.
Wawancara Wawancara merupakan salah satu alat pengumpulan data yang sangat
penting dalam penelitian kualitatif. Wawancara atau interview didefinisikan oleh Susan Stainback 1988 dalam Sugiyono 2012: 318
“interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant
interpret a situation or phenomenon that can be gained through observation alon”. Maksudnya adalah dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Sedangkan tujuan melakukan wawancara dalam penelitian adalah mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-
pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi atau pengamatan Bungin, 2001:100.
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
Rose Fitria Lutfiana, 2014 Peranan laboratorium pendidikan Pancasila dalam mengembangkan CIVIC competences
peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara tak berstruktur unstructured interview.
Menurut Sugiyono 2012: 320 wawancara tak berstruktur merupakan wawancara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan kepala sekolah SMP 1 Negeri 1 Bantul, Kepala Laboatorium Pendidikan Pancasila SMP Negeri 1
Bantul, Guru PKn SMP Negeri 1 Bantul, Piserta didik SMP Negeri 1 Bantul dan juga Bapak Bambang Edy S selaku perintis dan penggagas dari Laboratorium
Pendidikan Pancasila. Data wawancara yang dibutuhkan berupa semua hal yang berhubungan dengan Laboratorium Pendidikan Pancasila SMP Negeri 1 Bantul
terkait sejarah berdirinya, penggunaannya atau pemanfaatannya, kegiatan atau program kerja, sarana dan prasarana atau fasilitasnya kemudian kaitan antara
laboratorium pendidikan pancasila tersebut dalam mengembangkan civic competences
peserta didik di SMP Negeri 1 Bantul –Yogyakarta.
c. Studi Dokumentasi
Menurut Sugiyono 2008: 83 studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan
kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada
diungkapkan Bogdan seperti dikutip Sugiyono “ in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first
person narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”. Pernyataan tersebut mengandung pengertian
sebagian besar tradisi penelitian kualitatif, dokumen pribadi frase yang digunakan secara luas mengacu pada setiap orang pertama narasi dihasilkan oleh seorang
individu yang menggambarkan tindakannya sendiri, pengalaman, dan keyakinan. Hal tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Creswell 2012: 233
“Documents consist of public and private records that qualitative researchers obtain about a site or participants in a study, and they can include newspapers,
Rose Fitria Lutfiana, 2014 Peranan laboratorium pendidikan Pancasila dalam mengembangkan CIVIC competences
peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
minutes of meetings, personal journals, and letters.
” Maksudnya dokumen terdiri dari catatan publik dan swasta bahwa para peneliti kualitatif memperoleh tentang
situs atau peserta dalam studi, dan mereka dapat mencakup koran, risalah rapat,
jurnal pribadi, dan surat.
Pernyataan Bodgan dan Creswell yang telah ditulis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa studi dokumentasi merupakan pelengkap alat pengumpulan
data yang berupa wawancara dan studi dokumentasi. Studi dokumentasi dapat
bersumber dari koran, jurnal, dan surat. Kemudian studi dokumentasi dalam
penelitian ini akan memanfaatkan sumber kepustakaan berupa buku teks, makalah, jurnal, dan juga dokumen yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Bantul yang
berkaitan dengan data-data yang berkaitan dengan penelitian.