Anemia pada Kehamilan TINJAUAN PUSTAKA
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 grdl dan hematokrit 35-54. Angka-angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama
wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan
antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan I dan 1 kali pada triwulan akhir Mochtar, 1998.
2. Penyebab
Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah hipervolumia karena itu terjadi pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding pertambahannya dengan plasma
darah. Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu meringankan kerja jantung Mochtar Rustam, 1998.
Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34 minggu.
Volume darah meningkat kira-kira 1500 ml primigravida 1250 ml, multigravida 1500 ml dan kehamilan kembar 2000 ml, normalnya terjadi peningkatan 8,5-9,0 wanita tidak
hamil Tarwoto, 2007. Penyebab anemia pada ibu hamil adalah :
- Kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk memenuhi
kebutuhan darah ibu dan janinnya -
Penyakit tertentu : penyakit ginjal, jantung -
Asupan gizi yang kurang -
Pengolahan makanan yang kurang tepat
- Kebiasaan makan atau pantangan terhadap makan-makanan tertentu seperti
ikan, sayuran dan buah-buahan -
Kebiasaan minum obat penenang dan alkohol Tarwoto, 2007. 3.
Tanda dan Gejala Gejala anemia pada ibu hamil di antaranya adalah cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, molase, lidah luka, nafsu makan turun anoreksia, konsentrasi hilang, napas pendek pada anemia parah, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
kehamilan muda. Tanda-tanda anemia yang klasik antara lain: a peningkatan kecepatan denyut
jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan, b peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen kepada
darah, c pusing, akibat berkurangnya darah ke otak, d terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka, e kulit pucat karena
berkurangnya oksigenasi, f mulai mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat, g penurunan kualitas rambut dan kulit.
Apabila sel darah putih dan trombosit juga terkena, maka gejalagejalanya bertambah dengan; a perdarahan dan mudahnya timbul memar, b infeksi berulang, c
luka kulit dan selaput lendir yang sulit sembuh Soebroto, 2009. 4.
Tingkatan Anemia a.
Stadium 1 Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam
tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin protein yang menampung zat besi dalam darah berkurang secara progresif.
b. Stadium 2
Cadangan zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih
sedikit. c.
Stadium 3 Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal,
tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemaglobin dan hematokrit menurun. d.
Stadium 4 Sumsum tulang berusaha menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat
pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil mikrositik, yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
e. Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin
memburuk. 5.
Penanganan Anemia dalam Kehamilan. Penanganan anemia dalam kehamilan antara lain:
- Mengatasi penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan, cacingan
- Pemberian nutrisimakanan yang lebih banyak mengandung unsur zat besi,
diantaranya daging, telur, ikan, sayuran hijau -
Pemberian tablet zat besi selama kehamilan. Pemberian suplemen besi untuk meningkatkan kadar Hb sampai pada tahap yang diinginkan, karena sangat
efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat. Selama masa kehamilan minimal 90
tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemberian zat besi untuk dosis pencegahan 1x1 tablet dan
untuk dosis pengobatan bila Hb kurang dari 11 grdl adalah 3x1 tablet Depkes, 1999. Pemberian tablet besi sebaiknya dilakukan pada jeda makan
di mana lambung tidak banyak makanan. Pada keadaan ini zat besi akan mudah diserap Tarwoto, 2009.
- Tablet zat besi sebaiknya dikonsumsi bersama buah-buahan yang
mengandung vitamin C, karena untuk menambah penyerapan. Jangan meminum dengan susu, the, atau kopi karena dapat menghambat penyerapan.
Tablet zat besi dapat diminum separuh pagi hari dan separuh lagi pada malam hari, untuk mengurangi efek samping Salmah, dkk, 2006.
6. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap kehamilan, persalinan dan nifas adalah: -
Keguguran -
Partus prematurus -
Inersia uteri dan partus lama -
Atonia uteri -
Syok -
Infeksi intrapartum dan nifas Tarwoto, 2007.