Pengetahuan Dan Tindakan Bidan Dalam Penanganan Anemia Pada Kehamilan Di BPS Kecamatan Medan Area

(1)

PENGETAHUAN DAN TINDAKAN BIDAN DALAM PENANGANAN

ANEMIA PADA KEHAMILAN DI BPS KECAMATAN

MEDAN AREA

RIFQA JULIA PUTERI

105102078

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Rifqa Julia Puteri

Pengetahuan dan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

ix + 37 hal + 4 tabel +1 skema + 6 lampiran

Abstrak

Anemia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi pada wanita hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Menurut data yang ada, jumlah penderita di Indonesia mencapai 30-55 % dari total penderita di dunia yang mencapai 500-600 juta orangAnemia yang menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit. Pada penderita anemia lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 34 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2010 sampai Juni 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap, tindakan yang masing-masing terdiri dari 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (50%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,7%). Berdasarkan tindakan sebagian besar bidan mempunyai tindakan baik sebanyak 14 orang (41,2%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan kurang sebanyak 8 orang (23,5%). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidan, peneliti dan pendidikan sehingga dapat meningkatkan penanganan anemia pada kehamilan sebagai intervensi dalam memberikan asuhan ibu hamil.

Daftar Pustaka : 22 (1998 – 2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis diberikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan ”Karya Tulis Ilmiah” ini yang berjudul “Pengetahuan dan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Koordinator Karya Tulis Ilmiah.

3. dr. Christoffel L. Tobing, Sp.OG(K) selaku pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah dapat menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan berharga dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. dr. Rina Amelia, MARS selaku pembimbing akademik peneliti.

5. Seluruh Dosen dan Staf administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

6. Kedua orangtua tercinta Bahder Djaya, SE, Dasmaniar dan ketiga saudaraku yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Juga semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, terutama buat teman-teman yang telah memberikan semangat kepada saya dan terima kasih atas bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini belum sepenuhnya sempurna dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan yang bermanfaat untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah berikutnya.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat ... 4

1. Bagi Bidan ... 4

2. Bagi Peneliti ... 4

3. Bagi Pendidikan Kebidanan ... 5


(7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Perilaku ... 6

B. Domain Perilaku ... 7

1. Pengetahuan ... 7

2. Sikap ... 9

3. Tindakan ... 10

C. Bidan ... 11

1. Pengertian Bidan ... 11

2. Peran Fungsi Bidan ... 11

D. Anemia Pada Kehamilan ... 13

1. Pengertian ... 13

2. Penyebab ... 14

3. Tanda dan Gejala ... 15

4. Tingkatan Anemia ... 16

5. Penanganan Anemia Pada Kehamilan ... 17

6. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan, Persalinan, dan Nifas ... 18

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

A. Kerangka Konsep ... 19

B. Definisi Operasional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN ... 22

A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22


(8)

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Etika Penelitian ... 23

F. Alat Pengumpulan Data ... 23

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

I. Analisis Data ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

B. Pembahasan ... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Karakteristik Distribusi Bidan dalam Penanganan Anemia pada

Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Medan Tahun 2011 ... 29 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Pengetahuan

Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011 ... 30 Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan Bidan dalam Penanganan Anemia pada

Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Medan Tahun 2011 ... 31 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Tindakan

Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011 ... 32 Tabel 5.5 Distribusi Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada


(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian Perilaku Bidan dalam Penanganan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 6 Balasan Surat Izin Penelitian


(12)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Rifqa Julia Puteri

Pengetahuan dan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

ix + 37 hal + 4 tabel +1 skema + 6 lampiran

Abstrak

Anemia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi pada wanita hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Menurut data yang ada, jumlah penderita di Indonesia mencapai 30-55 % dari total penderita di dunia yang mencapai 500-600 juta orangAnemia yang menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit. Pada penderita anemia lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 34 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2010 sampai Juni 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap, tindakan yang masing-masing terdiri dari 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (50%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,7%). Berdasarkan tindakan sebagian besar bidan mempunyai tindakan baik sebanyak 14 orang (41,2%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan kurang sebanyak 8 orang (23,5%). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidan, peneliti dan pendidikan sehingga dapat meningkatkan penanganan anemia pada kehamilan sebagai intervensi dalam memberikan asuhan ibu hamil.

Daftar Pustaka : 22 (1998 – 2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada acara Lokakarya Nasional Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium 2015 terkait Kesehatan dan Peran Organisasi Profesi pada tanggal 16 Februari 2010 mengemukakan visi dan misi adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Permasalahan tingginya AKI dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu tiga terlambat dan empat berlalu. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan, infeksi, dan eklamsia (Amiruddin, 2006, ¶ 4).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2005, bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 menunjukkan 307 per 100.000 kelahiran hidup. Ini merupakan AKI tertinggi di ASEAN. Setiap tahun angka kelahiran mencapai lima juta dan angka tersebut sekitar 20 ribu kelahiran berakhir dengan kematian akibat komplikasi dan melahirkan. Jadi, setiap jam 2


(14)

orang ibu meninggal dan 20 bayi meninggal dari setiap 1000 bayi yang dilahirkan. Data terakhir menurut SDKI 2007 menunjukkan 228/100.000 kelahiran hidup.

Faktor utama yang menyebabkan tingginya AKI di Indonesia adalah pendarahan yang terjadi ketika melahirkan maupun karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2001, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1%. Hal ini menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Bila diperkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40%, maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan pendarahan setelah melahirkan. Ini kondisi dengan estimasi 3-7 persen ibu meninggal karena penyebab tak langsung anemia (Arby, 2007, ¶ 4).

Anemia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi pada wanita hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Menurut data yang ada, jumlah penderita di Indonesia mencapai 30-55 % dari total penderita di dunia yang mencapai 500-600 juta orang (Arby, 2007, ¶ 5).

Perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia defisiensi zat besi berkisar 36%. Sedangkan prevalensi di negara maju sekitar 8% dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia, prevalensi anemia pada kehamilan sekitar 23 (74%) pada kehamilan trimester II dan 13 (42%) menderita kekurangan zat besi (Amiruddin, 2006, ¶ 3).

Di Indonesia prevalensi anemia di kalangan pekerja memang masih tinggi. Studi mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Bandung, Jambi, Kudus-Jawa Tengah membuktikan bahwa anemia menurunkan produktivitas 5-10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia yang menyebabkan turunnya daya tahan


(15)

juga membuat penderita rentan terhadap penyakit. Pada penderita anemia lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal. Penyebabnya dapat karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan sel darah merah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rahmad, 2008, ¶2).

Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua dan ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35 persen. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Pada banyak wanita hamil, anemia gizi besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi dan kebutuhan yang meningkat (Balita-anda, 2007, ¶).

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2000 untuk deteksi anemia pada kehamilan maka dilakukan pemeriksaan hemoglobin. Ibu hamil harus dilakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama dan minggu ke-28. Bila kadar hemoglobin <11gr% pada kehamilan dinyatakan termasuk anemia.

Salah satu peran bidan sebagai pelaksana adalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi (IBI. 2005).

Berdasarkan latar belakang tersebut dan karena masih tingginya prevalensi anemia pada kehamilan, maka penulis tertarik untuk meneliti pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di Kecamatan Medan Area Medan Tahun 2011.


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengetahuan dan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011.

b. Untuk mengidentifikasi tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesahatan/bidan untuk mengetahui tentang penanganan anemia pada kehamilan.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian tugas akhir.


(17)

3. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya ASKEB I (Kehamilan).

4. Bagi Penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberi data bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yaitu rangsangan (Ensiklopedi Amerika). Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus (perangsang) dan respon. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut juga teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon, di mana respon tersebut dibedakan menjadi 2 respon yaitu, 1) Respondent respons/reflexive adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, 2) Operant respon/instrumental respons adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Misalnya seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya (Notoatmodjo, 2003).


(19)

B. Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni: a) kognitif (cognitive), b) afektif (affective), c) psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan (practice) (Syafrudin, Fratidhina, 2009).

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.


(20)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh; menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.


(21)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulasi atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Sikap terdiri dari berbbagai tingkatan yaitu a) menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek), b) merespon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu tindakan dari sikap, c) menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, d) betanggung jawab (responsible) diartikan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok antara lain, a) kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, b) kehidupan emosianal atau evaluasi terhadap suatu objek, c) kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

3. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support).


(22)

Praktek atau tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan antara lain, a) persepsi (perception) merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil, b) respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh, c) mekanisme (mekanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, d) adopsi (adoption) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau tindakan responden.

C. Bidan

1. Pengertian Bidan

Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktis diseluruh dunia. Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin unruk menjalankan praktek kebidanan (IBI, 2006).

2. Peran Fungsi Bidan

a. Peran sebagai pelaksana

- Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.


(23)

- Memberikan pelayanan kebidanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatka klien.

- Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal. - Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan

dengan melibatkan klien/ keluarga.

- Memberiakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

- Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.

- Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.

- Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.

- Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.

b. Peran sebagai pengelola

- Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk indivudu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.

- Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.


(24)

c. Peran sebagai pendidik

- Memberikan pedidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga kelompok dan masyarakat yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

- Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempatnya kerjanya.

d. Peran sebagai Peneliti

- Melakukan penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.

D. Anemia pada Kehamilan

1. Pengertian

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan.

Bila kadar hemoglobin dalam darah 8-<11 gr/dl digolongkan anemia ringan, bila 5-<8 gr/dl digolongkan anemia sedang dan bila <5 gr/dl digolongkan anemia berat (Tarwoto, 2007).

Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat (Tarwoto, 2007).


(25)

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr/dl dan hematokrit 35-54%. Angka-angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan I dan 1 kali pada triwulan akhir (Mochtar, 1998).

2. Penyebab

Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah (hipervolumia) karena itu terjadi pengenceran darah karena sel-sel darah tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu meringankan kerja jantung (Mochtar Rustam, 1998).

Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34 minggu. Volume darah meningkat kira-kira 1500 ml (primigravida 1250 ml, multigravida 1500 ml dan kehamilan kembar 2000 ml), normalnya terjadi peningkatan 8,5%-9,0% wanita tidak hamil (Tarwoto, 2007).

Penyebab anemia pada ibu hamil adalah :

- Kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan darah ibu dan janinnya

- Penyakit tertentu : penyakit ginjal, jantung - Asupan gizi yang kurang


(26)

- Kebiasaan makan atau pantangan terhadap makan-makanan tertentu seperti ikan, sayuran dan buah-buahan

- Kebiasaan minum obat penenang dan alkohol (Tarwoto, 2007). 3. Tanda dan Gejala

Gejala anemia pada ibu hamil di antaranya adalah cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, molase, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

Tanda-tanda anemia yang klasik antara lain: a) peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan, b) peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen kepada darah, c) pusing, akibat berkurangnya darah ke otak, d) terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka, e) kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi, f) mulai mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat, g) penurunan kualitas rambut dan kulit.

Apabila sel darah putih dan trombosit juga terkena, maka gejalagejalanya bertambah dengan; a) perdarahan dan mudahnya timbul memar, b) infeksi berulang, c) luka kulit dan selaput lendir yang sulit sembuh (Soebroto, 2009).

4. Tingkatan Anemia a. Stadium 1

Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.


(27)

b. Stadium 2

Cadangan zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.

c. Stadium 3

Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemaglobin dan hematokrit menurun.

d. Stadium 4

Sumsum tulang berusaha menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.

e. Stadium 5

Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk.

5. Penanganan Anemia dalam Kehamilan.

Penanganan anemia dalam kehamilan antara lain:

- Mengatasi penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan, cacingan

- Pemberian nutrisi/makanan yang lebih banyak mengandung unsur zat besi, diantaranya daging, telur, ikan, sayuran hijau

- Pemberian tablet zat besi selama kehamilan. Pemberian suplemen besi untuk meningkatkan kadar Hb sampai pada tahap yang diinginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat. Selama masa kehamilan minimal 90


(28)

tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemberian zat besi untuk dosis pencegahan 1x1 tablet dan untuk dosis pengobatan (bila Hb kurang dari 11 gr/dl) adalah 3x1 tablet (Depkes, 1999). Pemberian tablet besi sebaiknya dilakukan pada jeda makan di mana lambung tidak banyak makanan. Pada keadaan ini zat besi akan mudah diserap (Tarwoto, 2009).

- Tablet zat besi sebaiknya dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C, karena untuk menambah penyerapan. Jangan meminum dengan susu, the, atau kopi karena dapat menghambat penyerapan. Tablet zat besi dapat diminum separuh pagi hari dan separuh lagi pada malam hari, untuk mengurangi efek samping (Salmah, dkk, 2006).

6. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap kehamilan, persalinan dan nifas adalah: - Keguguran

- Partus prematurus

- Inersia uteri dan partus lama - Atonia uteri

- Syok


(29)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau keterkaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksu. Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah bidan dimana peneliti akan mengidentifikasi pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia dalam kehamilan.

Skema 1 Kerangka Konsep Pengetahuan

Tindakan

Penanganan Anemia dalam Kehamilan


(30)

B. Definisi Operasional

No. Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh bidan tentang penanganan anemia dalam kehamilan

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

1. Baik: bila menjawab benar 8-10 pertanyaan

2. Cukup: bila menjawab benar 5-8 pertanyaan

3. Kurang: bila menjawab benar <5 pertanyaan

Ordinal

3. Tindakan Perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh bidan dalam penanganan anemia dalam

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada

1. Baik: bila menjawab benar 8-10 pernyataan

2. Cukup: bila


(31)

kehamilan kuesioner menjawab benar 5-8 pernyataan

3. Kurang: bila menjawab benar <5 pernyataan


(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu data yang dikumpulkan pada saat itu juga yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang memiliki BPS di Kecamatan Medan Area Medan. Dari survey pendahuluan, data bidan yang ada di Kecamatan Medan Area sebanyak 34 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya. teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dimana menjadikan populasi sebagai sampel yang berjumlah 34 bidan yang memenuhi kriteria inklusi yaitu bidan lulusan D3 kebidanan yang mempunyai BPS dan bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi kuesioner secara lengkap.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bidan Praktek Swasta Kecamatan Medan Area Medan dengan pertimbangan lokasi penelitian masih dapat dijangkau oleh peneliti.


(33)

D. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada September 2010-Juni 2011.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU kemudian izin dari Balitbang kota Medan dan izin dari Camat di Kecamatan Medan Area Medan. Kemudian peneliti menemui responden dan menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan atau paksaan. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dengan tidak mencantumkan nama pada instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data dari responden semata-mata digunakan untuk kepentingan penelitian. Setelah responden mengerti dan memahami maksud tujuan penelitian, maka secara sukarela responden menandatangani lembar persetujuan dan pengisian kuesioner.

F. Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner terdiri dari empat bagian yaitu:

1. Karakteristik Responden

Data demografi: umur, lama bekerja. 2. Data Pengetahuan

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan mengenai penanganan anemia pada kehamilan. Terdiri atas 10 pertanyaan multiple choice. Untuk


(34)

jawaban yang benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Nilai minimum yang didapat adalah 0 dan nilai maksimum adalah 10. Maka semakin tinggi nilai yang benar, semakin baik pula pengetahuan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan. Berdasarkan statistic dapat diukur nilainya melalui rumus Sudjana (1992) dengan rumus:

P =

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 10 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan 3 kategori kelas yaitu baik, cukup, kurang. Maka didapat panjang kelas (P) 3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka pengetahuan bidan dalam penanganan anemia dalam kehamilan yaitu nilai baik bila responden menjawab dengan nilai 8-10, nilai cukup bila responden mampu menjawab dengan nilai 5-7, dan nilai kurang bila responden mampu menjawab dengan nilai 0-4.

3. Data Tindakan

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan. Terdiri atas 10 pernyataan, pengukuran terhadap tindakan dalam penanganan anemia pada kehamilan dengan pilihan jawaban 1 untuk jawaban ya, 0 untuk jawaban tidak. Sehingga total skor diperoleh nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 10. Jadi semakin tinggi skor, semakin baik tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan. Maka berdasarkan statistik dapat diukur nilainya menurut rumus Sudjana (1992) dengan rumus:


(35)

Di mana P merupakan panjang kelas dengan rentang 10 dan 3 kategori kelas yaitu baik, cukup, kurang. Maka didapat panjang kelas (P) 3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka tindakan bidan dalam penanganan anemia dalam kehamilan yaitu nilai baik bila responden menjawab dengan nilai 8-10, nilai cukup bila responden mampu menjawab dengan nilai 5-7, dan nilai kurang bila responden mampu menjawab dengan nilai 0-4.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan instrumen, yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas akan dilakukan secara content validity kepada ahlinya yaitu spesialis kandungan.

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan terhadap instrumen yang handal, tidak berubah-ubah hasil ukurnya meskipun digunakan berulang kali. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha croabanch. Uji reliabilitas diuji sebelum penelitian berlangsung, dan dilakukan kepada yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti di BPS Kelurahan Tegal Sari III pada bulan Desember 2010. Skor korelasi setiap uji coba dicari dan dilihat signifikasinya. Bila signifikan maka instrument tersebut reliabel.

Menurut Burn dan Grove (2001) suatu instrument yang menggunakan pengukuran yang sudah berkembang dikatakan reliabel bila koefisiennya lebih dari 0,80 sedangkan untuk instrument baru yang reliabel jika koefisiennya lebih dari 0,70.


(36)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah :mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan surat permohonan ke Balitbang untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di kecamatan Medan Area dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Kecamatan Medan Area Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada bidan yang memilliki BPS. Setelah peneliti bertemu dengan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian.

Peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Setelah responden bersedia, peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh petanyaan, Pada peertanyaan pengetahuan peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Setelah kuesioner diisi oleh responden, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti. Pada pertanyaan tindakan, peneliti melakukan observasi pada responden dengan memberi tanda check list pada setiap pertanyaan tindakan yang dilakukan oleh responden pada saat responden melakukan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. Setelah data terkumpul semua dengan lengkap maka dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui frekuensi distribusi dari pertanyaan pengetahuan dan tindakan.


(37)

I. Analisis Data

Setalah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan dengan langkah-langkah berikut, editing dengan memeriksa kuesioner yang telah kembali apakah jawaban sudah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk, kemudian data diberi kode (coding) untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data, setelah itu mengelompokkan data ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang dibutuhkan untuk analisis data serta pengambilan kesimpulan.

Analisis data yang dilakukan analisis univariat, semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya. Dari pengolahan data deskrptif, data demografi dalam tabel distribusi fekuensi dan persentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan, dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan.


(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011”. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Februari sampai April 2011 di BPS Kecamatan Meedan Area dengan jumlah responden 34 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan tindakan bidan tentang penanganan anemia pada kehamilan, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan sepuluh pertanyaan pengetahuan dan sepuluh pernyataan tindakan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan.

1. Karakteristik Distribusi Bidan

Berdasarkan karakteristik distribusi bidan, bidan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah bidan yang mempunyai BPS sebanyak 34 orang dan dengan umur yang masing-masing berbeda. Rentamg umur yang dimiliki bidan sebagai responden dalam penelitian ini adalah umur kurang dari 30 tahun dengan persentase sebanyak 26,5%, umur 31-40 tahun sebanyak 29,4%, umur lebih dari 40 tahun 44,1%.

Berdasarkan lama bekerja bidan yang mempunyai BPS adalah kurang dari 6 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 35,3%, 6-10 tahun sebanyak 11 orang dengan


(39)

persentase 32,4%, lebih dari 10 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase 32,4%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Karakteristik Distribusi Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur

<30 tahun 9 26,5

31-40 tahun 10 29,4

>40 tahun 15 44,1

Lama Bekerja

<6 tahun 12 35,3

6-10 tahun 11 32,4

>10 tahun 11 32,4

2. Distribusi Pengetahuan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan tabel 5.2 pilihan jawaban pengetahuan bidan didapati bahwa bidan yang banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 31 orang (91,2 %), dan didapat bahwa bidan yang sedikit menjawab benar yaitu pada pertanyaan nomor 10 sebanyak 12 orang (35,3 %). Pertanyaan nomor 8 sebanyak 30 orang (88,2 %) menjawag benar. Sedangkan bidan yang banyak menjawab salah yaitu


(40)

pada pertanyaan nomor 10 sebanyak 22 orang (64,7 %), dan didapat bahwa bidan yang sedikit menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 3 orang (8,8 %).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Pengetahuan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

No

Pertanyaan Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1. Menurut anda, apakah pengertian anemia dalam kehamilan

27 79,4 7 20,6

2. Menurut anda, yang dikatakan anemia apabila hb 31 91,2 3 8,8 3. Menurut anda, yang termasuk penyebab anemia

dalam kehamilan adalah, kecuali

17 50 17 50

4. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yang dapat terlihat

23 67,6 11 32,4

5. Pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pada

17 50 17 50

6. Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan dan mencapai pada usia maksimum adalah

21 61,8 13 38,2

7. Kapan tablet zat besi diberikan kepada ibu 22 64,7 12 35,3 8. Menurut anda, ibu hamil mengkonsumsi tablet zat

besi sebanyak

30 88,2 4 11,8

9. Menurut anda, berapa pemberian tablet zat besi untuk dosis pencegahan anemia dalam kehamilan

28 82,4 6 17,6

10. Menurut anda, total zat besi yang dibutuhkan ibu hamil adalah


(41)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan bidan sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (50%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,7%). Hal ini dapat dilihat pada table 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 12 35,3

Cukup 17 50,0

Kurang 5 14,7

Total 34 100

3. Distribusi Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia dalam Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Tindakan atau praktek dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena dinilai baik dan diyakini.

Berdasarkan tabel 5.4 pilihan jawaban tindakan bidan didapati bahwa bidan yang banyak menjawab pertanyaan ya yaitu pada pertanyaan nomor 8 sebanyak 30 orang (88,2 %), dan didapat bahwa bidan yang sedikit menjawab ya yaitu pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 11 orang (32,4 %). Pertanyaan nomor 10 sebanyak 28 orang (82,4 %) menjawag benar. Sedangkan bidan yang banyak menjawab tidak yaitu pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 23 orang (67,6 %), pada pertanyaan nomor 6 sebanyak 19 orang


(42)

(55,6%) juga menjawab ya, dan didapat bahwa bidan yang sedikit menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 8 sebanyak 4 orang (11,8 %).

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

No

Pertanyaan Pilihan Jawaban Ya Tidak

F % F %

1. Bidan melakukan pemeriksaan hb pada awal pemberian tablet zat besi

19 55,9 15 44,1

2. Setelah mual muntah hilang, bidan memberikan tablet zat besi kepada ibu hamil

25 73,5 9 26,5

3. Bidan memberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan

27 79,4 7 20,6

4. Bidan mengajarkan kepada ibu cara mengkonsumsi dan dosis tablet zat besi

25 73,5 9 26,5

5. Setelah pemberian tablet zat besi terpenuhi bidan melakukan pemeriksaan hb kembali

11 32,4 23 67,6

6. Bidan memberitahukan kepada ibu bahwa tablet zat besi tidak diminum bersama teh dan kopi

15 44,1 19 55,6

7. Bidan memberitahukan kepada ibu tentang efek samping dari mengkonsumsi tablet zat besi

27 79,4 7 20,6

8. Bidan menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung unsur zat besi

30 88,2 4 11,8

9. Bidan memberikan konseling tentang pengetahuan anemia dan asupan zat besi

25 73,5 9 26,5

10. Bidan memberikan konseling kepada ibu tentang komplikasi anemia pada kehamilan


(43)

Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan diperoleh sebagian besar yang mempunyai tindakan baik sebanyak 14 orang (41,2%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan kurang sebanyak 8 orang (23,5%). Hal ini dapat dilihat pada table 5.5.

Tabel 5.5

Distribusi Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Tindakan Frekuensi (n) Persentase

Baik 14 41,2

Cukup 12 35,3

Kurang 8 23,5

Total 34 100


(44)

B. Pembahasan

Berdasarkkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bidan di BPS Kecamatan Medan Area tahun 2011, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 34 orang bidan. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Karakteristik Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 34 bidan yang diteliti ditemukan mayoritas bidan yang berumur >40 tahun sebanyak 15 orang (44,1%) dan minoritas bidan yang berumur <30 tahun sebanyak 9 orang (26,6%). Mubarak (2007) menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa umur seseorang yang didukung oleh banyak hal dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.

Pada lama bekerja ditemukan bahwa mayoritas bidan bekerja <6 tahun yaitu sebanyak 12 orang (35,3%) dan minoritas bekerja 6-10 tahun dan >10 tahun sebanyak 11 orang (32,4%). Menurut Hurlock 1998, lama bekerja merupakan pengalaman individu dengan proses belajar dan pengalaman diharapakan memiliki sikap kerja yang maju ke arah positif. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan. Menurut asumsi penulis pengetahuan mempengaruhi lama bekerja (pengalaman) dimana lama bekerja harus dibarengi dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang.


(45)

2. Pengetahuan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa pengetahuan bidan dalam penanganan anemia dalam kehamilan mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (50%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,7%). Kebanyakan bidan tidak mengetahui dengan baik tentang total zat besi yang dibutuhkan pada ibu hamil. Dapat dilihat pada pertanyaan nomor 10 sebagian responden menjawab salah tentang total zat besi yang dibutuhkan pada ibu hamil. Berdasarkan teori total zat besi yang dibutuhkan selama kehamilan sebanyak 800 mg.

Hal ini menyatakan bahwa bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah mengetahui tentang penanganan anemia pada kehamilan dari pendidikan bidan dan berbaggai media. Sedangkan bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang disebabkkan oleh kurangnya informasi dan wawasan bidan yang diperoleh dari dari media elektronik dan media massa.

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media dan lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.


(46)

3. Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa mayoritas bidan memiliki tindakan baik sebanyak 14 orang (41,2%) dan minoritas memiliki tindakan kurang sebanyak 8 orang (23,5%). Hal ini menunjukkan bahwa bidan-bidan yang memiliki tindakan baik telah menilai dan meyakini penanganan anemia dalam kehamilan adalah baik karena didapat dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan orang lain. Sedangkan bidan-bidan yang memiliki tindakan kurang berarti bidan belum menilai dan meyakini penanganan anemia dalam kehamilan adalah hal yang baik karena belum dilaksanakan sendiri. Dapat dilihat pada pernyataan nomor 5 sebagian responden tidak melakukan pemeriksaan hemoglobin kembali setelah pemberian tablet zat besi terpenuhi.

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktek dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena dinilai baik dan diyakini.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011 sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (50%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,7%). Sebagian besar pada pertanyaan nomor 10 responden menjawab salah tentang total zat besi yang dibutuhkan pada ibu hamil.

2. Tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan di BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011 diperoleh sebagian besar bidan yang memiliki tindakan baik sebanyak 14 orang (41,2%) dan sebagian kecil memiliki tindakan kurang sebanyak 8 orang (23,5%). Sebagian besar pada parnyataan nomor 5 responden tidak melakukan pemeriksaan hemoglobin kembali setelah pemberian tablet zat besi terpenuhi


(48)

B. Saran

1. Bagi Bidan

Untuk bidan agar selalu memberikan penangan anemia pada kehamilan dengan melakukan pencegahan awal dalam penanganan anemia pada kehamilan dan pada bidan yang sudah lama bekerja untuk aktif mengikuti perkembangan ilmu baru karena pengalaman akan lebih baik disertai dengan bertambahnya ilmu pengetahuan.

2. Bagi Peneliti

Bagi peneliti di masa yang akan datang jumlah sampelnya lebih banyak dan dapat meneruskan penelitian ini dengan yang lebih spesifik pada pemeriksaan hemoglobin.

3. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini perlu diintegrasikan sebagai pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya ASKEB I (Kehamilan) agar mempersiapkan mahasiswa dalam memberikan penanganan anemia pada kehamilan sehingga nantinya dapat diaplikasikan dilapangan praktek maupun dilapangan pekerjaan.

4. Bagi Penelitian Kebidanan

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan lebih spesifik pada pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arby.2007. Lebih Awal Mendeteksi Anemia. diambil 10 Oktober 2010, dari http

Amiruddin, Ridwan. 2006. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Maros. diambil 12 Oktober 2010, dari http

Balita Anda. 2007. 7 dari 10 Wanita Hamil Terkena Anemia. diambil 10 Oktober 2010, dari http

Herlina, Nina. 2006. Faktor-faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. diambil 12 Oktober 2010, dari http

Hidayat A. Alimul. 2010.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, B. E. 1998. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Mubarak, I. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ningrumwahyuni. 2009. Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil untuk mencegah anemia. diambil 19 Oktober 2010, dari

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Media Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Rahmad Yuli. 2008. Menurun Angka Kematian Ibu dan Bayi. diambil 10 Oktober 2010, dari http


(50)

Rofiq Ahmad. 2010. Anemia pada Ibu Hamil. diambil 19 Oktober 2010, dari

Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC Soebroto Ikhsan. 2009. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit Sofyan Mustika, Nur Aini Madjid, Siahaan R. 2006. Bidan Mengongsong Masa Depan.

Jakarta: PP IBI

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Syafruddin, Yudhia Fratidhina. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media

Tarwoto, Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media

Tim Penyusun USU. 2010. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Tidak dipublikasikan

Walsh V. Linda. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Windy Rahmah, Hapsari. 2010. Anemia dalam Kehamilan. diambil 12 Oktober 2010, dari


(51)

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Calon Responden Penelitian Di -

Tempat Dengan Hormat,

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program D-IV Bidan Pendidik pada Fakultas Keperawatan USU, saya akan melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Tindakan Bidan dalam Penanganan Anemia pada Kehamilan di BPS-BPS Kecamatan Medan Area Tahun 2011”.

Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat dari saudara melalui pengisian kuesioner yang akan saya lampirkan pada surat ini. Saudara berhak untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun penelitian ini sangat berdampak terhadap kemajuan dalam bidang kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Bila saudara setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembaran persetujuan menjadi responden yang telah disediakan dan mohon menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sejujurnya.

Kesediaan dan perhatian saudara sangat saya harapkan dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Rifqa Julia Puteri Nim :105102078


(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Rifqa Julia Puteri/105102078 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang pengetahuan dan tindakan bidan dalam penanganan anemia pada kehamilan.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Februari 2011

Responden


(53)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN DAN TINDAKAN BIDAN DALAM PENANGANAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

DI BPS KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2011

Nomor Responden : Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini, serta beri tanda silang (x) untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi

Umur :

Lama Bekerja :

B. Pertanyaan Pengetahuan

1. Menurut anda, apakah pengertian anemia dalam kehamilan…..

a. Kurang darah

b. Kondisi di mana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah

c. Keadaan di mana ibu merasa lemas dan pucat

2. Menurut anda, yang dikatakan anemia apabila hb :

a. kurang dari 11 gr/dl pada trimester I

b. kurang dari 12 gr/dl pada trimester II


(54)

3. Menurut anda, yang termasuk penyebab anemia dalam kehamilan adalah, kecuali :

a. Kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat

b. Asupan gizi yang kurang

c. Terjadinya proses hemokonsentrasi selama kehamilan

4. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yang dapat terlihat adalah :

a. Pucat, turgor kering, mual muntah

b. Pucat, lelah, diare

c. Pucat, kekuningan pada mata, lelah, kram pada kaki

5. Pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pada :

a. 1x pada trimester I dan 1x pada trimester III

b. 1x pada trimester I dan 1x pada trimester II

c. 1x pada kunjungan pertama

6. Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan dan mencapai pada usia maksimum adalah :

a. 20-24 minggu

b. 30-34 minggu


(55)

7. Kapan tablet zat besi diberikan kepada ibu ?

a. Segera setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan

b. Pada kunjungan pertama

c. Pada saat ibu mengeluh merasa lemas

8. Menurut anda, ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak :

a. 80 butir

b. 90 butir

c. 100 butir

9. Menurut anda, berapa pemberian tablet zat besi untuk dosis pencegahan anemia dalam kehamilan?

a. 3x1 tablet

b. 2x1 tablet

c. 1x1 tablet

10. Menurut anda, total zat besi yang dibutuhkan ibu hamil adalah:

a. 800 mg

b. 1000 mg


(56)

C. Pertanyaan Tindakan

Beri tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedian sesuai dengan pendapat anda.

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Bidan melakukan pemeriksaan hb pada awal pemberian tablet zat besi.

2. Setelah mual muntah hilang, bidan memberikan tablet zat besi kepada ibu hamil.

3. Bidan memberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

4. Bidan mengajarkan kepada ibu cara mengkonsumsi dan dosis tablet zat besi.

5. Setelah pemberian tablet zat besi terpenuhi bidan melakukan pemeriksaan hb kembali.

6. Bidan memberitahukan kepada ibu bahwa tablet zat besi tidak diminum bersama teh dan kopi. 7. Bidan memberitahukan kepada ibu tentang efek

samping dari mengkonsumsi tablet zat besi.

8. Bidan menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung unsur zat besi.

9. Bidan memberikan konseling tentang pengetahuan anemia dan asupan zat besi.

10. Bidan memberikan konseling kepada ibu tentang komplikasi anemia pada kehamilan.


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rifqa Julia Puteri Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 22 Juli 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mamiyai No. 30 Medan Riwayat Pendidikan

Tahun 1994-2000 Lulus SD Angkasa 2 Medan

Tahun 2000-2003 Lulus SMP Muhammadiyah 1 Medan Tahun 2003-2006 Lulus SMA Negeri 6 Medan

Tahun 2006-2009 Lulus D-III Kebidanan Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan Tahun 2010-2011 Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rifqa Julia Puteri

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 22 Juli 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mamiyai No. 30 Medan

Riwayat Pendidikan

Tahun 1994-2000 Lulus SD Angkasa 2 Medan

Tahun 2000-2003 Lulus SMP Muhammadiyah 1 Medan Tahun 2003-2006 Lulus SMA Negeri 6 Medan

Tahun 2006-2009 Lulus D-III Kebidanan Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan Tahun 2010-2011 Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan tentang Penanganan Awal Kegawatdaruratan pada Perawat dan Bidan di RSUP Haji Adam Malik Medan

6 64 95

Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini pada Kehamilan dan Persalinan dengan Sikap Remaja Putri Terhadap Perkawinan Dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012

4 70 84

Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2012

1 56 105

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Bidan Praktek Swasta Dalam Penanganan Retentio Placenta di Kecamatan Medan Johor Tahun 2004

0 25 107

Persepsi Pasien Terhadap Peran Bidan Dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Primigravida Dan Multigravida Trimester III Tentang Nyeri Persalinan Di BPS Kecamatan Medan Area

1 37 65

Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Postpartum Blues di Kecamatan Medan Marelan

1 47 45

Pengetahuan Dan Tindakan Bidan PTT Dalam Penanganan Perdarahan Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2008

0 47 71

Hubungan Anemia Defisiensi Besi dengan Usia Kehamilan Trimester I, II, dan III pada Ibu Hamil di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009

1 67 73

Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Medan

1 39 67

Hubungan Karateristik, Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Bidan Desa Dalam Mencegah Dan Mengatasi Komplikasi Kehamilan Di Kabupaten Samosir Tahun 2008

4 47 115