BAB III URAIAN TEORITIS DAN GAMBARAN DATA PRAKTIK
A. Uraian Teoritis A.1
Pengertian Pajak
Menurut Prof. DR. P.J.A Andriani Pandiangan, 2002:1 pajak adalah iuran kepada kas negara yang dapat dipaksakan yang dapat terhutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat langsung ditujukan dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaya Suandy, 2009:9 pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum guna menutupi biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Menurut Rochmat Soemitro Mardiasmo, 2008:1 pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan
tiada mendapat balas jasa kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Selanjutnya Rochmat
Soemitro mengoreksi definisinya, yaitu dengan menambah suatu pendapat yang intinya adalah pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas
negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
“public saving” yang merupakan sumber utama untuk membiayai “public investment”.
Dari definisi pajak yang telah diutarakan oleh Rochmat Soemitro, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah:
1. Iuran masyarakat kepada negara, dalam arti bahwa yang berhak
melakukan pemungutan pajak hanyalah negara dengan alasan apapun swasta atau partikelir tidak boleh memungut pajak.
2. Berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang langsung dapat
ditunjuk dalam arti bahwa jasa timbal atau kontraprestasi yang diberikan oleh negara kepada rakyat dihubungkan secara langsung dengan besarnya
pajak. 4.
Untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bersifat umum dalam arti bahwa pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai
manfaat bagi masyarakat secara umum.
A.1.1 Fungsi Pajak Dalam Brotodihardjo 1971:2 kedudukan pajak mempunyai dua fungsi:
1. Fungsi Budgeter
Pajak mempunyai fungsi budgeter, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
Universitas Sumatera Utara
keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.
2. Fungsi Reguler
Pajak yang mempunyai fungsi reguler, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan di luar bidang keuangan.
A.1.2 Jenis Pajak Menurut Mardiasmo 2006:5 pajak dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Menurut golongannya
1. Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.contohnya: Pajak Penghasilan.
2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.contohnya: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
b. Menurut sifatnya
1. Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.contohnya: Pajak Penghasilan.
2. Pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib
Universitas Sumatera Utara
pajak.contohnya: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah.
c. Menurut lembaga pemungutnya
1. Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.contohnya: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai.
2. Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri dari:
a. Pajak propinsi.contohnya: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
b. Pajak kabupaten atau kota.contohnya: Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan.
A.1.3 Subjek Pajak Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 2 ayat 1, yang
termasuk ke dalam subjek PPh meliputi: orang pribadi, Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak, badan dan Bentu Usaha
Tetap BUT.
Universitas Sumatera Utara
Subjek Pajak Dalam Negeri adalah: a.
orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka
b. waktu 12 dua belas bulan, atau yang dalam satu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. c.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk
reksadana.Kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 2.
Pembiayaannya bersumber dari APBN atau APBD. 3.
Penerimaanya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
Negara. 5.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
Universitas Sumatera Utara
Subjek Pajak Luar Negeri adalah: a.
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam
jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia. b.
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam
jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
A.1.4 Objek Pajak Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1, yang
menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak WP, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan
dalam bentuk apapun termasuk: a.
penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
Universitas Sumatera Utara
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. 2.
Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau
anggota. 3.
Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha.
4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antar pihak-pihak yang bersangkutan.
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh
hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiyaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.
Universitas Sumatera Utara
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya. f.
bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.
g. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. l.
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. m.
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva. n.
Premi asuransi. o.
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak. q.
Penghasilan dari usaha berbasis syariah. r.
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
s. Surplus Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
A.2 Pajak Penghasilan
Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pajak penghasilan PPh adalah suatu pungutan resmi menurut undang- undang yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak untuk kepentingan negara bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam undang-undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 10 tahun
2004 dan diubah lagi menjadi undang-undang nomor 17 tahun 2002 dan terakhir undang-undang nomor 36 tahun 2008.
A.2.1 Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pajak penghasilan didasarkan atas peralihan kekayaan dari sektor publik
pribadi tanpa jasa timbal kontraprestasi yang ditunjuk langsung dan digunakan untuk pengeluaran negara berdasarkan kepentingan umum. Pajak penghasilan
merupakan salah satu dari sumber pajak yang dikelola oleh negara sebagai salah satu sumber keuangan bagi kas negara.
Berdasarkan undang-undang pajak penghasilan 2008, pajak penghasilan dinyatakan sebagai pajak yang dikenakan atas penghasilan wajib pajak orang
pribadi dalam negeri berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
Universitas Sumatera Utara
lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan seperti dinyatakan undang-undang pajak penghasilan.
Pengenaan di dalam pajak penghasilan orang pribadi tersebut harus dapat dibayar melalui kantor-kantor yang telah ditetapkan dan tidak mungkin dapat
dibebankan kepada orang lain. Dari uraian tersebut diatas pegawai tetap wajib pajak orang pribadi yang
meliputi pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota TNI atau POLRI, karyawan Badan Usaha Milik Negara dan Daerah, para penerima pensiun, tunjangan hari
tua, tabungan hari tua. Bagi pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota TNI atau POLRI dan pensiun yang menerima pajak penghasilan pasal 21 bersifat final.
A.2.2 Sanksi-sanksi Perpajakan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Sanksi perpajakan bagi wajib pajak orang pribadi diatur dalam Undang-
Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007. Adapun sanksi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sanksi Administrasi bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
1. Denda sebesar
a. Rp.100.000 apabila Surat Pemberitahuan SPT Masa tidak
disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu, misalnya paling lambat 20 hari setelah akhir Masa
Pajak;
Universitas Sumatera Utara
b. Rp.100.000 apabila SPT Tahunan orang pribadi tidak
disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas, yaitu paling lambat tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak;
c. Rp.100.000 apabila SPT Tahunan Badan tidak disampaikan
tidak sesuai dengan batas waktu. 2.
Bunga sebesar a.
2 sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan atas jumlah pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar dalam hal:
- Wajib Pajak WP membetulkan sendiri SPT yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar sebelum
dilakukannya pemeriksaan. - PPh dalam tahun berjalan tidak kurang dibayar danatau
dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung.
- Terdapat kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain. - Perhitungan sementara pajak yang terutang dari jumlah
pembayaran pajak yang sebenarnya terutang akibat diberikan izin penundaan penyampaian SPT Tahunan.
b. 2 sebulan dari pajak yang kurang dibayar dalam hal WP
diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
Universitas Sumatera Utara
c. 48 dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam
hal WP setelah jangka waktu 10 tahun dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
d. 2 sebulan dihitung dari jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan apabila pembayaran atau penyetoran terutang untuk suatu saat atau
masa dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran atau penyetoran.
3. Kenaikan sebesar:
a. 50 dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun
pajak; b.
100 dari jumlah PPh yang tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetorkan, dan dipotong atau dipungut, tetapi tidak
atau kurang disetorkan; c.
100 dari Pajak Pertambahan Nila PPN barang dan jasa pajak penjualan atas barang mewah yang tidak atau kurang
bayar. b.
Sanksi Pidana Wajib Pajak Orang Pribadi 1.
Karena alpa: a.
Tidak membayarkan SPT atau
Universitas Sumatera Utara
b. Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara dan perbuatan
tersebut merupakan perbuatan setelah yang pertama kali sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 134 didenda paling sedikit satu jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar atau dipidana kurungan paling singkat tiga bulan atau paling lama satu tahun.
2. Dengan sengaja wajib pajak orang pribadi
a. Tidak mendaftarkan diri,
b. Tidak mneyampaikan SPT,
c. Menyampaikan SPT danatau keterangan yang isinya tidak benar atau
tidak lengkap, d.
Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar,
e. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan atau tidak
meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya, f.
Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatana Negara diancam
dengan pidana paling singkat enam bulan dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit 20 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak empat kali pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Universitas Sumatera Utara
A.2.3 Cara Perhitungan PPh Orang Pribadi 1.
Perhitungan PPh orang pribadi karyawan Adapun perhitungan PPh tahunan bagi orang pribadi karyawan adalah
sebagai berikut: a.
Penghasilan final dan PPh final tidak dihitung lagi, namun cukup dilaporkan dalam SPT Tahunan
b. Penghasilan istri dan anak pekerjaan dan PPhnya tidak dihitung lagi,
cukup dilaporkan dalam SPT Tahunan berdasarkan bukti potong PPh Pasal 21 formulir 1721A1 dari pemberi kerja.
c. Penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan suami dihitung dalam SPT
Tahunan berdasarkan bukti potong PPh Pasal 21 atau formulir 1721A1 dari pemberi kerja
Penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam formulir 1721A1 dihitung sebagai berikut:
Gaji bruto pegawai tetap 1 tahun Dikurangi :
- Biaya jabatan 5 dari gaji bruto, maksimal yang diakui Rp. 1.296.000,00 atau Rp.108.000,00 per bulan.
apabila 5 dari gaji bruto di bawah Rp.1.296.000 per tahun atau Rp. 108.000 per bulan maka dipakai angka sebenarnya yang di bawah
batas maksimal tersebut. Namun apabila ternyata di atas angka maksimal, maka dipakai angka Rp1.296.000 per tahun atau Rp
Universitas Sumatera Utara
108.000 per bulan. Biaya jabatan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan bagi karyawan.
- Iuran pensiunTHTJHT yang dibayar pegawai yang bersangkutan. d.
Penghasilan neto dalam negeri lainnya juga dihitung dalam SPT tahunan= penghasilan bruto berupa bunga, deviden, royalty, sewa, penghargaan dan
hadiah serta keuntungan pengalihan harta dikurangi biaya yang terkait. PPh yang terutang dihitung:
- Tarif pasal 17 UU PPh x penghasilan kena pajak - Penghasilan kena pajak = jumlah penghasilan neto – zakat atas
penghasilan+ penghasilan tidak kena pajak. 2.
Perhitungan PPh orang pribadi usaha Adapun penghitungan PPh tahunan bagi orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha sebagai berikut: a.
Penghasilan final tidak dihitung lagi dalam SPT Tahunan karena sifatnya final dan sudah dipotong pada saat penerimaan penghasilan tersebut,
hanya dilaporkan dalam SPT Tahunan. b.
Penghasilan istri dan anak dari pekerjaan dari satu pemberi kerja tidak dihitung dalam SPT Tahunan, namun cukup dilaporkan dalm SPT
Tahunan berdasarkan bukti potong PPh Pasal 21 berupa formulir 1721A1 dari pemberi kerja.
c. Penghasilan dari pekerjaan suami dihitung lagi dalam SPT Tahunan.
Penghasilan yang menjadi dasar untuk menghitung PPh adalah penghasilan neto. Penghasilan neto dapat dihitung berdasarkan bukti
Universitas Sumatera Utara
potong PPh Pasal 21 atau formulir 1721A1 dari pemberi kerja. Adapun penghitungan penghasilan neto pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
formulir 1721A1 dihitung sebagai berikut : Penghasilan bruto tetap 1 tahun dikurangi:
- Biaya jabatan 5 dari gaji bruto, maksimal yang diakui Rp. 1.296.000,00 atau Rp.108.000,00 per bulan.
apabila 5 dari gaji bruto di bawah Rp.1.296.000 per tahun atau Rp. 108.000 per bulan maka dipakai angka sebenarnya yang di bawah
batas maksimal tersebut. Namun apabila ternyata di atas angka maksimal, maka dipakai angka Rp1.296.000 per tahun atau Rp
108.000 per bulan. Biaya jabatan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan bagi karyawan.
- Iuran pensiun yang dibayar pegawai yang bersangkutan. - Iuran THTJHT yang dibayar pegawai yang bersangkutan.
d. Penghasilan dalam negeri lainnya bunga, deviden, royalty, sewa,
penghargaan dan hadiah, keuntungan pengalihan harta dan lain dihitung lagi dalam SPT Tahunan. Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan
PPh adalah penghasilan neto yaitu penghasilan bruto dikurangi biaya yang terkait.
e. Penghasilan dari usaha dihitung lagi dalam SPT Tahunan. Penghasilan
yang menjadi dasar penghitungan PPh adalah penghasilan neto.
Universitas Sumatera Utara
cara menghitung penghasilan neto orang pribadi dari kegiatan usaha diperkenankan dengan menggunakan pembukuan atau Norma
Penghitungan Neto secara taat azas Adapun PPh yang terutang atas keseluruhan penghasilan tersebut di atas
adalah: - Tarif pasal 17 UU PPh x Penghasilan Kena Pajak
- Penghasilan kena Pajak= jumlah penghasilan – dengan zakat atas penghasilan, kompensasi kerugian dan penghasilan tidak kena
pajak. 3.
Contoh Soal Penghitungan PPh Orang Pribadi Bapak Ahmad Surya seorang pegawai pada perusahaan PT. Aman
Sejahtera, menikah tanpa anak. Memperoleh gaji sebulan Rp. 2.000.000. PT. Aman Sejahtera mengikuti program Jamsostek, premi jaminan kecelakaan kerja
dan premi jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing- masing 0,5 dan 0,3 dari gaji. PT. Aman Sejahtera menanggung iuran jaminan
hari tua setiap bulan sebesar 3,7 dari gaji sedangkan Ahmad Surya membayar iuran jaminan hari tua sebesar 2 daari gaji tiap bulan. Disamping itu PT. Aman
sejahtera juga mengikuti program pension untuk pegawainya. PT. Aman Sejahtera membayar iuran pensiun untuk Ahmad Surya ke dana pensiun yang pendirinya
telah di sahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp. 100.000, sedangkan Ahmad Surya membayar iuran pension sebesar Rp.50.000.
Penghitungan PPh Pasal 21 : Gaji sebulan
Rp.2.000.000
Universitas Sumatera Utara
Premi jaminan kecelakaan kerja Rp. 10.000
Premi jaminan kematian Rp.
6.000 + Penghasilan bruto
Rp.2.016.000 Pengurangan :
1. Biaya jabatan
5 x Rp.2.016.000 Rp.108.000
2. Iuran pension
Rp. 50.000 3.
Iuran jaminan hari tua Rp. 40.000 +
Rp. 198.000 - Penghasilan neto sebulan
Rp.1.825.000 Penghasilan neto setahun
12 x Rp.1.825.000
Rp.21.902.000 PTKP
- Untuk WP sendiri Rp.15.840.000
- Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000 +
Rp.17.160.000 – Penghasilan kena pajak setahun
Rp.4.742.400 Pembulatan
Rp.4.742.000
PPh Pasal 21 terutang : 5 x Rp. 4.742.000
Rp. 237.100 PPh Pasal 21 sebulan :
Rp.237.100 : 12 Rp. 19.758
Universitas Sumatera Utara
Dalam Fidel 2008 pengenaan tarif pajak atas penghasilan memiliki lapisan-lapisan Penghasilan Kena Pajak,yang di atur dalam Undang-Undang PPh
Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 1 adalah sebagai berikut: a.
Penghasilan sampai dengan Rp. 50.000.000 tarif pajak sebesar 5 b.
Penghasilan diatas Rp.50.000.000-Rp.250.000.000 tarif pajak sebesar 15
c. Penghasilan diatas Rp.250.000.000-Rp.500.000.000 tarif pajak sebesar
25 d.
Penghasilan diatas Rp.500.000.000 tarif pajak sebesar 30 Dalam penghitungan pajak penghasilan juga diatur tentang Penghasilan
Tidak Kena Pajak PTKP. PTKP merupakan kebijaksanaan pemerintah untuk meringankan beban wajib pajak di dalam menentukan atau menghitung besarnya
penghasilan kena pajak sehingga besarnya jumlah utang pajak penghasilan tidak merugikan dan memberatkan.
Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 pasal 7 ayat 1, penghasilan tidak kena pajak adalah:
a. Rp15.840.000 lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah untuk wajib pajak orang pribadi. b.
Rp1.320.000 satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah tambahan untuk wajib pajak yang kawin.
c. Rp15.840.000 lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
Universitas Sumatera Utara
d. Rp1.320.000 satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 tiga orang untuk setiap keluarga.
A.3 Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identitas diri, harta,
kewajibanutang, penghasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun. Fungsi SPT Tahunan PPh orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak
untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara: 1.
Melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya.
2. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dalam satu tahun pajakbagian tahun pajak. 3.
Melaporkan pemotonganpemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak.
4. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau
bukan objek pajak. 5.
Melaporkan harta dan kewajiban.
Universitas Sumatera Utara
Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdapat
beberapa jenis. Adapun jenis-jenis SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah :
1. FORMULIR SPT TAHUNAN 1770 diisi oleh orang pribadi yang
memiliki sumber penghasilan dari usaha danatau pekerjaan bebas. 2.
FORMULIR SPT TAHUNAN 1770S diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja sebagai
karyawan atau lebih danatau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas.
3. FORMULIR SPT TAHUNAN 1770SS diisi oleh orang pribadi
yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp.
60.000.000 dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali dari bunga bank dan bunga koperasi.
Pasal 3 ayat 6 UU KUP Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak
Orang Pribadi adalah wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. Wajib pajak
tersebut antara lain: a.
Wajib pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas.
b. Wajib pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh
penghasilan dari modal dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa atau kegiatan lebih dari satu pemberi kerja. d.
Kuasa warisan yang belum terbagi. e.
Pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota TNI dan pegawai BUMNBUMD sesuai dengan keputusan Presiden nomor 33 tahun
1986. f.
Warga negara Indonesia yang bekerja pada Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Organisasi Internasional.
g. Orang Asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus
delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan atau orang yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. h.
Masing-masing suami isteri yang dikenakan Pajak Penghasilan secara terpisah dalam hal suami isteri telah hidup berpisah.
i. Dikehendaki secara tertulis oleh suamiisteri berdasarkan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Dengan demikian suami maupun isteri wajib memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak NPWP sendiri dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh adalah wajib pajak orang pribadi yang belum memiliki NPWP,
yang penghasilan nettonya tidak melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak. Pasal 2 ayat 1 huruf a dan c, Pasal 2A ayat 1 UU PPh dan Pasal 3 ayat 8 UU
KUP.
Universitas Sumatera Utara
B. Gambaran Data Praktik B.1