Komunikasi Antar Organisasi dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksana

Lalu Bapak willy Zebua S.E mengatakan kalau indikator keberhasilannya apabila proses pengerjaan nya berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah diatur didalam standar pepres 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa.

4.3.2 Sumber-sumber Kebijakan

Sumber-sumber kebijakan yang dimaksudkan adalah sumber-sumber daya yang dapat menunjang keberhasilan implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa, seperti sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan, sumber pendanaan dan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan yang memberi dampak positif bagi proses implementasi dan tercapainya tujuan kebijakan. Hal ini diungkapkan oleh Van Meter dan Van Horn dalam melihat bagaimana implementasi kebijakan publik. Adapun pertanyaan yang penulis ajukan kepada informan kunci dan informan utama hany meliputi sumber daya manusia dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam pengimplementasian pengadaan barang dan jasa. Peneliti menanyakan tentang fasilitas-fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan barang dan jasa ini? Bapak frianto p naibaho S.T “mengatakan fasilitasnya karena saat ini sistem nya telah LPSE makan fasilitasnya yaitu berupa fasilitas perangkat komputer dan internet”. Dan anggra r sinurat S.T“mengatakan fasilitasnya komputer dan internet yang menggunakan speddy agar kecepatannya lebih terjamin”. Lalu bapal willy zebua S.E mengatakan “ internet”

4.3.3. Komunikasi Antar Organisasi dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksana

Van Meter dan Van Horn mengatakan bahwa komunikasi yang baik pada setiap implementor dalam pelaksanaan sebuah kebijakan publik sangat berpengaruh terhadap hasil pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Para implementor kebijakan harus memperoleh Universitas Sumatera Utara informasi melalui pengkomunikasian secara konsiten dan seragam. Hal ini bertujuan untuk memberi pemahaman bagi para implementor tentang tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam implementasi kebijakan pemerintah diperlukan dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu perlu koordinasi dan kerja sama antara instansi bagi keberhasilan suatu kebijakan. Selain komunikasi antara para agen implementor, komunikasi terhadap target group atau kelompok sasaran juga sangat penting sejalan dengan apa yang terdapat pada model Edwar, dimana apa yang menjadi tujuan dan sasaran dari pepres 54 tahun 2010 ini harus dikomunikasikan kepada kelompok yang menjadi sasaran. Dalam hal ini yang menjadi kelompok sasaran adalah calon penyedia atau rekanan-rekanan. Dan disini bapak frianto p. Naibaho S.T menjawab tentang bagaimana komunikasi internal yang dilakukan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa ini? “ Dokumen perencaan yang telah selesai kepala Dinas selaku pengguna anggaran membuat surat keputusan SK pejabat pembuat komitmen PPK dan panitia, dan PPK sudah mengetahui tugasnya sesuai dengan perpres dan salah satu tugasnya adalah membuat harga perkiraan sendiri HPS untuk diserahkan kepanitia agar di proses lelang, dan selama tahapan proses lelang ada penjelasan kepada calon penyedia yang mendaftar atau rekanan-rekanan. Dan dalam proses ini di hadiri oleh ppk dan panitia dengan hal itu otomatis akan timbul komunikasi dan kerjasama, misalnya apabila tidak ada kejelasan dari dokumen panitia atau masalah-masalah yang timbul maka ppk akan memberikan penjelasannya”. Selanjutnya jawaban dari bapak angggara r sinurat S.T yaitu “Sejauh ini komunikasi internal yang dilakukan oleh dinas cipta karya ini cukup baik karena para agen pelaksana sudah mengetahui tugasnya masing-masing”. Universitas Sumatera Utara Dan bapak willy zebua S.E “mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam komunikasi internal karena tugas masing-masing agen pelaksana sudah tercantum dengan jelas”.

4.3.4. Karakteristik Agen Pelaksana