Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional

5.2.1 Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional

Dari hasil analisis terhadap kapasitas parkir di pasar tradisional yang dibandingkan dengan kebutuhan para pengunjung pasar diperoleh tingkatan parkir untuk ketiga pasar dalam segi penyediaan parkir untuk saat ini masih dalam katagori atau tingkat belum efektif. Memang dari ketiga pasar tidak semuanya menunjukan nilai yang belum efektif dari segi penyediaan parkir untuk saat ini, contohnya Pasar Legi dimana dalam perhitungan atau penilaian secara sendiri-sendiri memperoleh tingkatan yang sudah masuk tingkat efektif, karena lahan parkir atau petak parkir resmi yang ada disana sudah lebih lebih dari standar yang harus tersedia.

Penyediaan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini yang belum masuk dalam tingkat efektif salah satu penyebabnya adalah sempitnya lahan yang digunakan sebagai tempat penitipan sementara kendaraan para pengunjung pasar. Sempitnya lahan ini disebabkan pula karena kurangnya alokasi lahan utuk area parkir karena sejak pembangunan awalnya dahulu, pihak- pihak yang terkait dengan pembangunan pasar tidak memperhatikan perkembangan penduduk dan moda kendaraan. Akibat perkembangan penduduk kota yang setiap tahunnya selalu meningkat juga menyebabkan perkembangan lahan dan kepemilikan kendaraan. Perkembangan lahan disini terlihat jelas dari semakin padatnya bangunan yang ada disekitar pasar baik itu bangunan pertokoan maupun permukiman masyarakat. Dengan semakin padatnya bangunan- bangunan tersebut mengakibatkan sulitnya pemerintah daerah untuk membangun atau Penyediaan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini yang belum masuk dalam tingkat efektif salah satu penyebabnya adalah sempitnya lahan yang digunakan sebagai tempat penitipan sementara kendaraan para pengunjung pasar. Sempitnya lahan ini disebabkan pula karena kurangnya alokasi lahan utuk area parkir karena sejak pembangunan awalnya dahulu, pihak- pihak yang terkait dengan pembangunan pasar tidak memperhatikan perkembangan penduduk dan moda kendaraan. Akibat perkembangan penduduk kota yang setiap tahunnya selalu meningkat juga menyebabkan perkembangan lahan dan kepemilikan kendaraan. Perkembangan lahan disini terlihat jelas dari semakin padatnya bangunan yang ada disekitar pasar baik itu bangunan pertokoan maupun permukiman masyarakat. Dengan semakin padatnya bangunan- bangunan tersebut mengakibatkan sulitnya pemerintah daerah untuk membangun atau

Untuk Pasar Legi yang telah dikatakan efektif penyediaannya tidak luput dari masalah seperti ini. Meskipun petak parkir yang dimilikinya sudah melebihi standar tetapi masih banyak ditemukan para pengunjung pasar yang parkir di luar area parkir yang tersedia. Hal ini dikarenakan mereka merasa aman dan mudah dalam melakukan manuver jika parkir diluar area yang telah disediaakan oleh pihak pasar, tetapi ada pula yang terpaksa harus parkir jauh dari area parkir terdekat dengan pintu masuk pasar karena area parkir terdekat sudah penuh dengan kendaraan dan sudah masuk sampai ke badan jalan jika dia memaksa meletakkan kendaraan yang mereka bawa untuk parkir di dekat pasar maka kerusakan kendaraan seperti tergores dengan kendaraan yang lewat peluangnya semakin besar. Hal ini juga bukan hanya muncul karena keterbatasan lahan parkir, dari pengamatan dilapangan tidak ditemukan area parkir atau petak parkir khusus untuk kendaraan roda 2, jadi petak parkir yang ada saat ini di khususkan untuk kendaraan roda 4. Hal ini juga menjadi penyebab dalam ketidakefektivan dalam penyediaan fasilitas parkir, karena masih banyak ditemukan para pengunjung pasar yang membawa kendaraan roda 2 harus memarkirkan kendaraan yang mereka bawa diantara atau sela- sela kendaraan roda 4. Jadi kebutuhan parkir pengunjung yang membawa kendaraan jenis roda 2 kebutuhannya saat ini masih belum dapat terpenuhi dari fasilitas parkir yang tersedia dan akibat dari semua masalah ini adalah kesemerawutan lalu lintas yang akhirnya mengganggu kelancaran lau lintas dan menimbulkan kemacetan pula. Selain itu citra pasar tradisional sebagai ikon sejarah Kota Surakarta juga semakin tidak terlihat karena terlihat kumuh dengan tumpukkan kendaraan yang tidak tertata rapi.