TUGAS AKHIR - Efektivitas Parkir Pasar Tradisional Utama Di Kota Surakarta

TUGAS AKHIR EFEKTIVITAS PARKIR PASAR TRADISIONAL UTAMA DI KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh : SULUH KARTIKA MINARTI

I 0608077

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ABSTRACT

Traditional markets in Surakarta faced with the problem parking provision and services. One of them is the difficulty of parking provision in accordance with the demands or needs of the visitors of the actual market. The effectiveness of provision and parking services can be achieved if the level of parking provision and services that exist today have been able to accommodate all the needs of visitors to the market. The study was conducted to determine the effectiveness of service provision and the existing parking lot and continues to this day.

To achieve the goals and objectives of this study, the analysis technique used is the qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis is descriptive to describe the quality of service provision and observations in the field, while the quantitative analysis used in calculating the results of the questionnaire the perceptions of visitors by way of weighting.

Based on the analysis that has been made known that the parking provision and services that have been there all along in traditional markets or not yet effective. this was due to lack of parking space allocation so that not all needs can be met pengunjung. Besides his ministry was still less effective, due to changes in the function of the parking area into the second market and a parking space is not effective in accordance with the standards and facilities for pedestrians turned into the parking lot for motorcycles.

Keywords: Traditional Market, parking and parking Effectiveness in Traditional Markets

ABSTRAK

Pasar tradisional di Kota Surakarta dihadapkan pada masalah penyediaan dan pelayanan parkir. Salah satu diantaranya adalah kesulitan untuk pengadaan fasilitas parkir yang sesuai dengan tingkat permintaan atau kebutuhan para pengunjung pasar yang sebenarnya. Efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir dapat dicapai jika tingkat penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada saat ini sudah dapat menampung seluruh kebutuhan pengunjung pasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektivan penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada dan berlangsung sampai saat ini.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yang digunakan adalah deskriptif untuk menjelaskan kualitas penyediaan dan pelayanan dari hasil pengamatan di lapangan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan dalam menghitung hasil kuesioner persepsi pengunjung dengan cara pembobotan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada selama ini di pasar tradisional belum atau tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kurangnya alokasi lahan parkir sehingga kebutuhan pengunjung tidak semuanya bisa terpenuhi. Selain itu pelayanannya pun masih kurang efektif, karena terjadi perubahan fungsi area parkir menjadi pasar kedua dan ruang parkir efektif tidak sesuai dengan standar serta fasilitas pejalan kaki berubah fungsi menjadi tempat parkir kendaraan roda dua.

Kata Kunci: Pasar, Parkir dan Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional

KATA PENGANTAR

dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman, Islam, rahmat, dan hidayah yang tiada henti dilimpahkan-Nya kepada penulis. Atas izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir dengan judul Efektivitas Parkir Pasar Tradisional Utama di Kota

Surakarta, Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai syarat menempuh jenjang Strata-1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT karena atas segala limpahan rahmatnya penelitian ini data terselesaikan

2. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

4. Ir.Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

5. Ir. Hardiyati, MT selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menempuh pendidikan Strata-1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP dan Murtanti Jani Rahayu, ST, MT selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Seminar dan Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan kitik selama penyusunan Tugas Akhir hingga selesai.

7. Ir.Galing Yudana, MT dan Ir. Soedwiwahjono, MT sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mecurahkan kasih sayangnya dan memberikan berbagai bentuk dukungan kepada penulis.

9. Lolita, , Didit, Gian, Adit, Ramdhan, Alfi, Zoe, Amos dan Rika, terima kasih buat kalian yang telah membantu penulis baik pada seminar, proses penelitian, sampai proses akhir penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

10. Teman-teman PWK 2008 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk kerja sama selama ini.

11. Bappeda, DPP dan UPTD Perparkiran Kota Surakarta, serta pihak pengelola Pasar Gede, Klewer dan Legi yang telah membantu dan memberikan kemudahan dalam memperoleh data.

12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis, serta menambah wawasan dan menjadi inspirasi pembaca.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................................

3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................

3.2 Jenis Penelitian......................................................................................

3.4 Tolok Ukur Penelitian...........................................................................

3.5 Metode Pengambilan Sampel................................................................

3.6 Metode Pengumpulan Data...................................................................

3.6.1 Kebutuhan Data............................................................................

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data...........................................................

3.7 Metode Analisis Data............................................................................

BAB 4 HASIL PENELITIAN PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA

KOTA SURAKARTA.....................................................................................

4.2.3 Pelayanan Parkir dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar

4.3. Efektivitas Parkir din Pasar Tradisional

BAB 5 EFEKTIVITAS PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA KOTA

SURAKARTA..................................................................................................

5.1 Analisis Kebutuhan Parkir berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar.......................................................................................................

5.2 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional...................................

5.2.1 Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar

5.2.2 Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional......................

BAB 6 PENUTUP........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keputusan Dirjen Hubda Tentang Satuan Ruang Parkir Jenis Kendaraan...................................................................................................

17 Tabel 2.2

Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan..........................................................

18 Tabel 2.3

Kebutuhan SRP di Pusat Perbelanjaan.......................................................

18 Tabel 2.4

Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas................................................................ 20 Tabel 3.1

Perumusan Tolok Ukur Penelitian.............................................................. 29 Tabel 3.2

Jumlah Pedagang dan Jumlah Sampel Pengunjung Pasar..........................

31 Tabel 3.3

Kebutuhan Data..........................................................................................

31 Tabel 3.4

Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Pelayanan Parkir Dilihat dari Kebutuhan Pengunjung Pasar

37 Tabel 3.5

Kriteria dan Interval Nilai dalam Penilaian Keefektivan Penyediaan Parkir Diliha Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar ......................................

39 Tabel 3.6

Tingkat Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional.......................................... 39 Tabel 4.1

Jumlah Petak Parkir Resmi di Pasar Tradisional........................................ 42 Tabel 4.2

Aktivitas Responden di Pasar Tradisional.................................................. 45 Tabel 4.3

Jenis Kendaraan Yang Digunakan Oleh Para Responden..........................

46 Tabel 4.4

Alasan Pengunjung Pasar Memilih Tempat Parkir..................................... 47 Tabel 4.5

Tingkat Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional Berdasarkan Kebutuhan Pengunjung Pasar.....................................................................

52 Tabel 4.6

Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Area Parkir Saat Ini

54 Tabel 4.7

Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat Ini................................................................................................................

54 Tabel 4.8

Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat Ini................................................................................................................

55 Tabel 4.9

Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyamanan Parkir Saat Ini................................................................................................................

Tabel 4.10 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas Penunjang Parkir

Saat Ini...................................................................................................

Tabel 4.11 Tingkat Efektivitas Pelayanan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung

Pasar..................................................................................................

63 Tabel 4.12 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Penelitian.......................................................................................

7 Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian.....................................................................

26 Gambar 3.1

Kerangka Analisis Penelitian.................................................................

40 Gambar 4.1

Besaran dan Keadaan Eksisting Fasilitas Parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi.....................................................................................

43 Gambar 4.2

Grafik Aktivitas Responden Berdasarkan Tujuan/ Keperluan di Pasar

45 Gambar 4.3

Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya............ 46 Gambar 4.4

Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir..................................................

48 Gambar 4.5

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Lokasi Parkir Pasar Tradisional....................................................................................

54 Gambar 4.6

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat Ini...........................................................

55 Gambar 4.7

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat Ini.........................................................................................

56 Gambar 4.8

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kemudahan dalam Melakukan Manuver Kendaraan.................................................

60 Gambar 4.9

Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kualitas

61

Gambar 4.10 Kondisi Fasilitas Pedestrian dan Peneduh di Area Parkir Pasar

Tradisional.............................................................................................

62

DAFTAR PETA

Peta 1.1 Lingkup Wilayah Penelitian.....................................................................

6 Peta 4.1

Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Gede...............................................

49 Peta 4.2

Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Klewer............................................

50 Peta 4.3

Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Legi...............................................

51 Peta 4.4

Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Gede..............................

57 Peta 4.5

Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Klewer..........................

58 Peta 4.6

Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Legi...............................

59

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga masalah ini layak untuk dijadikan sebagai bahan penelitian tugas akhir. Selain latar belakang masalah, bab ini juga menyajikan tujuan, sasaran, manfaat, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang

Surakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia, dimana di dalam kota ini banyak sekali terdapat ragam aktivitas. Dari sekian banyak ragam aktivitas yang terdapat di Kota Surakarta ada salah satu aktivitas atau kegiatan yang menjadi sektor unggulan dan menyumbangkan 23% pendapatannya untuk peningkatan PRDB Kota Surakarta pada tahun 2005 (Surakarta Dalam Angka, 2005) dan aktivitas atau kegiatan yang dimaksud adalah Ritel

atau perdagangan 1 . Bentuk kegiatan ritel skala besar di Indonesia dapat di kategorikan menjadi dua format yaitu ritel modern dan ritel tradisional. Bentuk ritel modern antara lain mall dan trade center, sedangkan ritel tradisional biasanya berbentuk pasar tradisional atau rakyat. Pasar terdiri dari kios-kios yang berada dibagian dalam dan toko-toko di bagian luarnya yang menghadap ke jalan. Dalam suatu pasar tersedia berbagai gerai dengan segala macam produk yang diperlukan masyarakat, dari barang kebutuhan sehari-hari hingga produk tahan lama

. Dengan tersedianya berbagai barang kebutuhan sehari-hari di pasar dan harganyapun murah hal ini lah yang menarik minat para masyarakat kota Surakarta maupun sekitarnya untuk datang dan berbelanja di pasar tradisional Kota Surakarta.

Dalam kegiatan ritel, lokasi adalah salah satu faktor yang terpenting. Lokasi suatu fasilitas ritel akan mempengaruhi kesuksesan dari usaha tersebut. Luas dan kepadatan wilayah yang dilayani, kelas sosial ekonomi penduduk, luas dari pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas dan ketersediaan sarana angkutan umum merupakan beberapa faktor lokasi yang mempengaruhi banyaknya pengunjung. Pada kasus yang terjadi di negara berkembang termasuk di Surakarta, penempatan lokasi suatu fasilitas yang menumpuk di suatu kawasan, termasuk dalam fasilitas ritel skala besar/ pusat perbelanjaan.

Fenomena yang terjadi seiring dengan tumbuh dan berkembangnya ritel tradisional di Kota Surakarta adalah semakin meningkatnya perpindahan penduduk dari luar Kota Surakarta. Dengan jumlah penduduk Kota Surakarta yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan timbulnya masalah perkotaan salah satunya adalah masalah transportasi. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk permintaan akan kendaraan pribadi juga

semakin meningkat. Peningkatan jumlah permintaan kendaraan mengakibatkan masalah baru yaitu masalah parkir. Masalah parkir muncul dikarenakan jumlah kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya tetapi tidak diimbangi dengan penambahan area atau lahan parkir baru di sekitar area perdagangan tradisional. Apalagi diketahui ada perbedaan penyediaan lahan parkir di ritel modern dan ritel tradisional, untuk ritel modern pada saat perencanaannya memang sudah disediakan area khusus bagi pengunjung dan pengguna mall atau trade center, tetapi lain halnya dengan pasar tradisional, sejak rencana pembangunannya dahulu memang tidak disediakan area atau lahan parkir khusus bagi pengunjung pasar karena pada waktu dulu volume kendaraan tidak sebanyak sekarang. Karena sejak pembangunannya memang tidak tersedia lahan parkir, maka saat ini kendaraan yang datang ke pasar tradisional akan di parkirkan di tepi jalan, dan bila pada jam-jam puncak yaitu antara pukul 11:00 sampai pukul 14:00 terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar pasar hal ini disebabkan kurangnya alokasi lahan parkir sehingga tidak dapat menampung kendaraan pengunjung pasar yang datang dan mengakibatkan kendaraan para pengunjung pasar di parkirkan sampai ke badan jalan dan penataan parkir di badan jalan ini juga tidak sempurna atau semerawut, yang mengakibatkan sirkulasi jalan di depan pasar dan sekitarnya menjadi terganggu dan menyebabkan kemacetan.

Dari 44 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Kota Surakarta ada beberapa pasar yang memiliki persamaan dalam permasalahan parkir, yaitu Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi (Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, 2012). Ketiga pasar ini merupakan pasar- pasar besar dan utama di Kota Surakarta, kenapa utama karena kegiatan ekonomi atau jual beli yang terjadi bukan hanya melayani masyarakat di Kota Surakarta saja tetapi masyarakat dari luar Kota Surakarta juga banyak yang membeli barang dagangan yang ada di pasar-pasar tersebut, bukan hanya itu saja bahkan banyak turis asing yang datang dan membeli serta mengimpor barang-barang dari ketiga pasar tersebut. Selain itu ketiga pasar ini merupakan wajah atau ikonnya Kota Surakarta jadi banyak tersimpan sejarah dan budaya di dalamanya. Serta pasar ini merupakan pasar khusus karena menjual hanya barang-barang satu tipe saja, seperti Pasar Klewer yang menjual barang jenis tekstil, pasar Gede yang menjual dalam skala besar barang-barang kebutuhan sehari-hari dan pasar legi yang menjual barang berupa hasil bumi seperti beras. Dan lokasi pasar-pasar ini ini juga sangat strategis karena berada di tengah Kota Surakarta dan mudah dilalui moda transportasi apapun.

Aktivitas pengunjung di Pasar Gede, Klewer dan Legi yang semakin padat menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan akan area parkir, tetapi karena terbatasnya lahan saat ini sangat sulit sekali untuk mencari tempat parkir yang dekat pasar dan nyaman tempatnya. Terbukti di Pasar Gede dan Klewer kendaraan para pengunjung pasar diparkirkan Aktivitas pengunjung di Pasar Gede, Klewer dan Legi yang semakin padat menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan akan area parkir, tetapi karena terbatasnya lahan saat ini sangat sulit sekali untuk mencari tempat parkir yang dekat pasar dan nyaman tempatnya. Terbukti di Pasar Gede dan Klewer kendaraan para pengunjung pasar diparkirkan

Idealnya suatu kawasan dapat meyediakan area parkir yang dapat menampung semua kendaraan para penguunjung pasar dan dengan penataan kendaraan yang parkir lebih baik lagi dapat mengurangi tingkat kesemerawutan yang sangat menganggu aktivitas lalu lintas disekitar pasar, sehingga para pengunjung pasar dapat merasa aman dan nyaman untuk parkir di area tersebut.

Sampai saat ini belum ada yang menilai apakah penyediaan dan pelayanan parkir di yang ada di pasar tradisional saat ini sudah efektif atau belum. Berdasarkan permasalahan inilah alasan saya mengangkat tema ini untuk diteliti lebih lanjut, agar kesemerawutan parkir dapat di kurangi.

1.2. Rumusan Masalah

Adanya fenomena dari perkembangan dari kegiatan perdagangan di pasar tradisional di Kota Surakarta dan masalah dengan area parkir yang ada saat ini menjadi suatu pekerjaan rumah bagi pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu masalah penyediaan alokasi parkir dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung pasar membutuhkan penanganan yang serius sehingga permasalahn yang ada saat ini timbul tidak semakin parah ke depannya atau menimbulkan permasalahan-permasalahan lain yang lebih kompleks. Maka pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini adalah:

Sudah efektifkah penyediaan dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar tradisional utama Kota Surakarta?

1.3. Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan aktivitas perparkiran di pasar

tradisional utama Kota Surakarta saat ini di lihat dari penyediaan fasilitas dan pelayanan

parkir yang diberikan.

1.3.2 Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka sasaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Identifikasi aktivitas pengunjung pasar tradisional menurut keperluan yang akan dilakukan di pasar tradisional tersebut, 2). Identifikasi penyediaan dan pelayanan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini, 3). Identifikasi pendapat pengunjung pasar tradisional terhadap pelayanan dan penyediaan

parkir saat ini, 4). Analisis efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir dilihat dari kebutuhan pengunjung pasar, 5). Analisis efektivitas parkir di pasar tradisional utama.

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang berguna bagi pemangku kepentingan (perencana, pengelola, dan pembuat kebijakan) Kota Surakarta pada khususnya dalam rangka mengatasi permasalahan trasportasi yang ditimbulkan akibat kurangnya alokasi lahan parkir di pasar tradisional Kota Surakarta pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, selain itu juga dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan pihak-pihak yang terkait pada umumnya dalam menyusun dan mengubah peraturan yang dapat merencanakan, mengatur dan mangawasi segala bentuk kegiatan perparkiran baik di pusat-pusat perdagangan maupun pusat kegiatan lainnya yang membutuuhkan area parkir khusus pengunjung.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1. Lingkup Pembahasan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini akan dibatasi pada kajian sebagai berikut: 1). Aktivitas pegunjung pasar tradisional

3). Efektivitas penyediaan lahan parkir di lihat dari kebutuhan pengunjung pasar 4). Efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional meliputi kondisi area parkir, keamanan,

keandalan, kenyamanan dan fasilitas penunjang atau pendukung parkir di pasar tradisional utama di Kota Surakarta.

5). Bentuk pengendalian yang tepat terhadap masalah parkir yang terjadi saat ini di pasar tradisional.

1.5.2. Lingkup Wilayah

Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah tiga pasar tradisional utama yang ada di Kota Surakarta yaitu Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi dengan luas masing- masing area sebagai berikut: untuk Pasar Gede memiliki luas 10.421 m 2 , Pasar Klewer dengan luas area 12.950 m 2 , dan Pasar Legi dengan luas 16.640 m 2 dan jangkauan pelayanan ketiga

pasar ini sama yaitu sudah sampai mengekspor ke luar negeri. Dalam penelitian ini batas wilayah yang akan diteliti adalah area parkir yang ada disekitar pasar serta jaraknya 60 meter dari dinding terluar pasar (Keputusan Menteri Pekerjan Umum No: 468/ KPTS/ 1998 ), untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

1.6. Alur Penelitian

Proses penelitian ini dapat dilihat dalam gambar alur prose penelitian dibawah ini:

Gambar 1.1 Alur Penelitian Sumber: hasil analisis 2012

Latar Belakang

Fenomena perkembangan pasar tradisional saat ini menyebabkan semakin tingginya mobilitas penduduk, dan jumlah kendaraan di perkotaan. Hal ini mengakibatkan ketersediaan lahan parkir di pasar tradisional tidak dapat menampung seluruh kendaraan pengunjung yang dating dan mengakibatkan kendaraan meluap sampai ke badan jalan dan akhirnya mengganggu sirkulali lalu lintas disekitarnya.

Rumusan Masalah

Sudah efektifkah penyediaan dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar tradisional Kota Surakarta?

Tujuan Penelitian

Mengetahui sudah efektifkah aktivitas perparkiran di pasar tradisional Kota Surakarta saat ini pelayanan parkir yang diberikan.

Parkir

Fasilitas parkir Konsep parkir Parkir di kawasan perdagangan Tingkat pelayanan parkir Efektivitas

Pasar

Pasar tradisional Pengguna pasar tradisional

Efektivitas Parkir di PasarTradisional

Variabel Penelitian

Kebutuhan Parkir Pengunjung Pasar Fasilitas Parkir Pasar (Kapasitas dan

Pelayanan Parkir)

Teknik Analisis

Analisis Kebutuhan Parkir berdasarkan Ragam Aktivitas

Pengunjung Pasar Analisis Efektivitas Parkir di Pasar

Tradisional

Kesimpulan Dan Saran

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan dari penelitian ini akan dibagi menjadi dalam beberapa bab, yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut : BAB I, Pendahuluan berisi proposal penelitian dari kajian penyediaan dan pelayanan parkir di pasar tradisional. Dalam bagian ini terdiri dari latar belakang yang merupakan dasar pemikiran dari penelitian ini, tujuan, sasaran, manfaat, dan lingkup pembahasan yang menjadi acuan dalam kegiatan penelitian ini, kerangka pikir penelitian, serta sistematika penyajian laporan penelitian. BAB II, Tinjauan literatur dalam penelitian ini terdiri dari teori-teori mengenai parkir yang meliputi pengertian fasilitas parkir dan macam bentuk/ tipe fasilitas parkir, parkir di kawasan perdagangan, pasar tradisional, pengguna pasar tradisional serta efektivitas . Tinjauan teori ini memberikan kerangka pemikiran mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini. Berdasarkan tinjauan teori tersebut, maka ditentukan variabel penelitian yang menjadi pokok bahasan serta batasan dalam penelitian ini. BAB III, Metode penelitian merupakan teknis pelaksanaan penelitian ini. Dalam metode penelitian ini meliputi jenis penelitian yang digunakan, penentuan variabel, tahapan analisis yang didalamnya meliputi proses dan teknis analisis yang digunakan untuk menjawab sasaran penelitian, metode pengumpulan data, serta populasi dan metode pengambilan sampel. BAB IV, Bagian ini merupakan kajian kondisi dari objek penelitian atau kompilasi data. Data yang telah diperoleh disajikan dalam dua bagian besar, yaitu gambaran fasilitas parkir di pasar dan aktivitas pengunjung pasar untuk melihat kebutuhan parkir mereka. Dari dua bagian besar tersebut masing-masing didalamnya akan berisi mengenai gambaran umum fasilitas parkir, kondisi area parkir saat ini, tatanan aktivitas pengguna di dalam pasar, persepsi pengguna terkait dengan kualitas pelayanan parkir yang diterima dan kebutuhan ruang parkir pengunjung pasar. Selanjutnya dari data yang disajikan tersebut akan digunakan dalam proses analisis data. BAB V, merupakan bab pembahasan yang berisi mengenai pembahasan/analisis dari temuan lapangan berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian sehingga diharapkan mampu menjawab rumusan masalah dan mendukung tujuan sasaran dari penelitian yang telah ditentukan. BAB VI, merupakan bab kesimpulan dan rekomendasi yang berisi mengenai kesimpulan penelitian termasuk hasil-hasil temuan penelitian, rekomendasi yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian, serta rekomendasi. Bagian yang terakhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PASAR TRADISIONAL DAN PARKIR

Dalam melakukan penelitian mengenai efektivitas parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi Surakarta, maka diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian yang meliputi tinjauan terhadap pasar, parkir dan efektivitas. Berikut hasil dari tinjauan teori terkait.

2.1. Pasar Tradisional

2.1.1 Pengertian Pasar Tradisional Utama

Pasar secara harfiah berarti berkumpul untuk tukar menukar barang atau jual beli sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari bahasa Sanskerta Pancawara. Pasar dalam konsep urban jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam kegiatan pasaran adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa. Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan berjual beli pada hari pasaran menjadi semacam panggilan sosial perodik, dengan kata lain dari pasar adalah peken yang kata kerjanya mapeken artinya berkumpul (Wiryomartono, 1995).

Pasar merupakan ruang sosial di samping ruang ekonomi. Faktor yang menyebabkan pasar tradisional masih tetap diminati adalah karakter/budaya konsumen. Meskipun informasi tentang gaya hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara pasar tradisional dan pasar modern. Perbedaan itulah adalah di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di pasar modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam proses tawar-menawar terjalin kedekatan personal dan emosional antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di modern (Mukhlas, 2007).

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pasar tradisional, maka dapat diambil kesimpulan pasar tradisional utama adalah tempat yang merupakan pusat pengumpulan, penjualan, penyimpanan barang untuk disalurkan kepada grosir dan pusat pembelian yang lebih kecil dan jangkauan pelayanannya pun tidak hanya melayani lingkup regional saja tetapi sampai ke mancanegara.

2.1.2 Karakteristik Pasar Tradisional

Secara garis besar, pasar dapat dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu: pasar menurut jenis barang yang diperdagangkan, waktu bertemunya penjual dan pembeli, luas kegiatan distribusi, fisik pasar serta menurut bentuk dan strukturnya ( Suryadarma, dkk. 2007). Berikut ini akan kita bahas macam-macam pasar tersebut:

1) Pasar menurut jenis barang yang diperdagangkan Pasar menurut barang yang diperjual belikan dib edakan menjadi dua, yaitu pasar barang konsumsi dan pasar faktor produksi. Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang yang diperjualbelikan pada pasar barang konsumsi dapat langsung digunakan oleh konsumen. Contoh pasar barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar tekstil, pasar sayur-mayur, pasar buah-buahan, dan pasar kelontong. Sedangkan pasar faktor produksi adalah pasar yang memperjualbelikan beberapa faktor produksi yang berguna bagi kelancaran proses produksi, seperti tembakau, beras, kopi, minyak bumi, tembaga, balai latihan kerja, mesin cetak, mesin tekstil, dan bursa efek. Pada pasar ini, para pemilik usaha (pengusaha) berperan sebagai pembeli, sedangkan penjualnya adalah pemilik factor produksi. Berdasarkan pemilikan faktor produksi, pasar barang produksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pasar faktor produksi alam, pasar faktor produksi tenaga kerja, dan pasar faktor produksi modal.

2) Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan menjadi lima macam (Esther dan Dikdik, 2003), yaitu pertama pasar kaget, adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan. Contoh pasar kaget antara lain pada saat merayakan ulang tahun suatu daerah terdapat pasar malam, dan sebagainya. Kedua pasar harian, adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung setiap hari dan barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Contoh pasar sayur-mayur, pasar beras, pasar buah, dan pasar daging. Ketiga pasar mingguan, adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung seminggu sekali. Contoh pasar mingguan yaitu pasar kliwon, pasar pon, pasar wage, pasar pahing, dan pasar legi, keempat adalah pasar bulanan yaitu pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan dan biasanya menjual barang-barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang ditemukan. Meskipun ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Contoh: pasar hewan, dan sebagainya, dan yang kelima Pasar tahunan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu tahun, dan biasanya bertujuan untuk memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar ini dilakukan pada saat menjelang hari-hari besar. Contoh pasar tahunan: Pekan Raya Jakarta,

Pasar Malam Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta dan Pekan Semalam dilaksanakan setiap bulan Syawal.

3) Pasar menurut luas kegiatan distribusi Pasar menurut luas kegiatan distribusinya terbagi menjadi empat kategori yaitu: pasar lokal atau setempat, pasar daerah, pasar nasional dan pasar internasional.

4) Pasar menurut bentuk dan strukturnya Menurut bentuk dan strukturnya pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.

2.1.3 Pengguna Pasar Tradisional

Menurut Drs. Damsar, MA tahun 1997, pengguna pasar dibedakan menjadi dua yaitu penjual dan pembeli. Untuk karakteristik pembeli secara umum terbagi menjadi tiga yaitu):

1) Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke pasar tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa, mereka adalah orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya di pasar.

2) Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli sesuatu barang atau jasa, tetapi tidak mempunyai tujuan ke (di) mana akan membeli.

3) Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untukmembeli sesuatu barang atau jasa, dan mempunyai tujuan yang pasti ke (di )mana akan membeli. Seseorang menjadi pembeli tetap dari seorang penjual tidak terjadi secara kebetulan, tetapi melalui proses interaksi sosial.

Dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau institusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam ekonomi, pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi : pedagang distributor (tunggal), pedagang (partai) besar dan pedagang eceran. Sedangkan dari pandangan sosiologi ekonomi menurut Drs. Damsar, MA membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengolahan pendapatan yang didapatkan dari hasil perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan penggunaan dan pengolahan pendapatan yang diperoleh dari hasil perdagangan, pedagang dapat dikelompokkan menjadi:

1) Pedagang profesional, yaitu pedagang yang menggunakan aktivitasperdagangan merupakan pendapatan / sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga.

2) Pedagang semi profesional, yaitu pedagang yang mengakui aktivitas perdagangan untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber

3) Pedagang subsistensi, yaitu pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi keluarga. Pada daerahpertanian, pedagang ini adalah seorang petani yang menjual produk pertanian ke pasar desa atau kecamatan.

4) Pedagang semu, yaitu orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini tidak mengharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh pendapatan, malahan mungkin saja sebaliknya ia (akan)memperoleh kerugian dalam berdagang.

2.2. Parkir

Fasilitas parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi. Lalu-lintas biasanya timbul demi kepentingan pergerakan. Kendaraan berjalan menuju tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus diparkir. Di daerah perkotaan, banyaknya pemilikan kendaraan menimbulkan masalah parkir yang serius. Di kawasan permukiman, setiap ruang kosong yang tersedia selalu diisi kendaraan yang diparkir sepanjang siang maupun malam hari. Begitu pula di dekat pusat perdagangan, sering terjadi kemacetan jalan yang cukup serius, karena makin banyaknya orang yang memilih pergi ke kota dengan kendaraan pribadi daripada menggunakan sarana angkutan umum.

Di antara penyebab seriusnya kondisi ini adalah bahwa parkir telah merupakan " urusan setiap orang ". Tanggung jawab penyelenggaraan dan pengaturannya kerap kali dibagi- bagi di antara pemilik gedung, pedagang, investor, perencana, otorita terminal dan transit, dan jawatan pemerintah lainnya. Sebagai tambahan, tanggung jawab penetapan ruang yang tersedia untuk para pemakai, penetapan biaya, dan kebijaksanaan pengaturannya biasanya antara lain dilakukan oleh dewan kota, polisi, insinyur lalu-lintas, dan pengadilan. Kreasi jawatan yang terutama berhubungan dengan parkir umumnya mengusulkan cara untuk memecahkan dilema yang berkelanjutan ini. Parkir menurut kamus bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat. Sedangkan menurut Undang-undang lalu lintas No. 14/1992, parkir adalah tempat pemberhentian kendaran atau bongkar muat barang dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung keadaan dan kebutuhannya.

2.2.1 Parkir Bagian dari Elemen Perancangan Kota

Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimanahalnya dengan keberadaan sistem Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimanahalnya dengan keberadaan sistem

Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit member efek visual yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota. Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas lingkungan, yaitu:

a. Kelangsungan aktivitas komersial

b. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya memenuhi persyaratan:

a. Keberadaan strukturnyaa tidak mengganggu aktivitas di sekitar kawasan

b. Pendekatan program penggunaan berganda

c. Tempat parkir khusus

d. Tempat parkir di pinggiran kota. Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir selalu memperhatikan:

a. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan aktivitas pada kawasan

b. Jaringan jalan harus memberikan orientasi pada penggunaan dan membuat lingkungan yang legible

c. Kerjasama dari sektor kepemilikan dan privat dan publik dalam mewujudkan tujuan dari kawasan.

2.2.2 Fasilitas Parkir

Sebuah kota membutuhkan bermacam macam fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kamus tata ruang, fasilitas dapat diartikan sebagai:

Bangunan atau ruang terbuka Istilah umum yang dipakai untuk menunjukan pada suatu unsur penting dalam aset pemerintahan atau pemberian pelayanan jasa pada umumnya Jaringan atau bangunan yang memberikan pelayanan dengan fungsi tertentu kepada masyarakat maupun perorangan berupa kemudahan kehidupan masyarakat dan

Menunjang kebutuhan masyarakat. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada kurun waktu tertentu (PP No.43, 1993). Pusat kota sebagai kawasan penarik perjalanan, telah menimbulkan banyak permasalahan di bidang lalu lintas, antara lain tingkat penggunaan fasilitas parkir yang tidak merata dan keterbatasan penyediaan lokasiparkir di pusat kota. Fasilitas parkir sebagai salah satu elemen penting dalam sistem transportasi perkotaan saat ini, perlu pengaturan dalam penggunaannya. Fasilitas parkir yang efisien dapat menciptakan lalu lintas di kawasan tersebut menjadi lebih tertib dan lancar. Pemilihan lokasi parkir terkait dengan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh para pengguna parkir dalam memilih lokasi parkir,antara lain disebabkan oleh tarif, jarak berjalan menuju tempat tujuan, kenyamanan dan keamanan, dan kemudahan mendapat lokasi parkir.

Meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat, menyebabkantumbuhnya tempat- tempat usaha baru yang umumnya terletak di pinggir jalandengan volume lalu lintas padat, tempat-tempat usaha tersebut umumnya tidakmenyediakan lahan parkir yang cukup sehingga menyebabkan pengunjungmemarkir kendaraan pada badan jalan. Hal tersebut dapat menyebabkan lebarefektif jalan berkurang.

2.2.3 Konsep Parkir

Dalam penanganan parkir perlu dilakukan pendekatan sistematis pada dua aspek utama yaitu: kajian terhadap permintaan parkir/ kebutuhan ruang parkir dan kajian terhadap besar penyediaan fasilitas parkir. Besarnya permintaan parkir pada suatu kawasan ruas jalan sangat dipengaruhi oleh pola tata guna lahan di kawasan yang bersangkutan, sehingga di dalam penanganan parkir harus diikuti dengan pengaturan pola tata guna lahan yang disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang di setiap kota. Selain itu mengingat besarnya permintaan parkir sehingga memunculkan banyak bangkitan parkir di ruas badan jalan, oleh sebab itu persyaratan penyediaan fasilitas parkir minimal pada pusat kegiatan yang ada atau pusat kegiatan baru yang dapat dituangkan sebagai persyaratan dalam pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

2.2.4 Tipe Parkir

Tipe parkir dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Menurut Penempatannya Menurut cara penempatannya terdapat dua cara penataan parkir (Joseph de Chiara & Lee Koppelman,1975) yaitu:

1) Parkir di tepi jalan (on street parking) Parkir di tepi jalan ini mengambil tempat di sepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk fasilitas parkir. Parkir dengan sistem ini dapat ditemui di kawasan perumahan maupun di pusat kegiatan, dan juga kawasan lama yang pada umumnya tidak siap menampung perkembangan jumlah kendaraan. Parkir di tepi ini menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan dekat dengan tempat yang dituju. Tetapi idealnya parkir sistem ini harus dihindari, dengan alasan:

Mengurangi kapasitas jalan Menimbulkan kemacetan dan kebingungan pengemudi Memperpanjang waktu tempuh dan memperbesar kecelakaan

Meskipun begitu, beberapa parkir di jalan masih diperlukan dan bila keadaan jalan masih memungkinkan, yaitu pada jalan-jalan yang arusnya tidak melebihi 400 kendaraan/jam; atau pada lalu lintas searah dengan arus kurang dari 600 kendaraan/jam, parkir pada salah satu sisi masih diperbolehkan jika tempat pejalan kaki yang berdekatan dengannya tidak telalu ramai dan terdapat sedikit pejalan kaki yang menyebrang jalan.Bila dari posisi parkir dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Parkir sejajar dengan sumbu jalan (bersudut 180°) Parkir bersudut 30°, 45°, dan 60° dengan sumbu jalan Parkir tegak lurus sumbu jalan (bersudut 90°)

Parkir dengan sudut tegak lurus sumbu jalan mampu menampung kendaraan lebih banyak dari pada posisi parkir lainnya, tetapi lebihbanyak mengurangi fungsi dari lebar jalan.

2) Parkir di luar jalan (off street parking) Cara ini menempati pelataran parkir tententu di luar badan jalan baik halaman terbuka atau di dalam bangunan khusus untuk parkir dan mempunyai pintu pelayanan masuk untuk tempat mengambil karcis parkir dan pintu pelayanan keluar untuk menyerahkan karcis parkir sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah kendaraan yang parkir dan jangka waktu kendaraan parkir.

Yang termasuk off street parking antara lain: Parking Lot / Surface Car Parks, adapun fasilitas parkir berupa suatu lahan yang terbuka di atas permukaan tanah. Fasilitas ini memerlukan lahan yang luas.

Multi Storey Car Parks, adalah fasilitas parkir di ruangan tertutup yang berupa garasi bertingkat. Fasilitas ini cukup efektif pada saat ketersediaan lahan terbatas.

Mechanical Car Parks, adalah fasilitas parkir yang sama dengan mechanical storey car parks hanya dilengkapi dengan lift/elevator yang berfungsi mengangkut kendaraan ke lantai yang dituju.

Under-ground Car Park, adalah fasilitas parkir yang dibangun pada basement multi storey atau di bawah suatu ruangan terbuka.

b. Menurut Statusnya Menurut statusnya parkir dapat dibedakan menjadi:

1) Parkir umum, parkir umum adalah peparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan atau lapangan-lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

2) Parkir khusus, parkir khusus adalah peparkiran yang menggunakan tanah-tanah dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.

3) Parkir darurat, parkir darurat adalah peparkiran di tempat-tempat umum, baik menggunakan tanah, jalan ataupun lapangan milik atau penguasaan Pemerintah Daerah atau swasta karena kegiatan insidentil.

4) Taman parkir, taman parkir adalah suatu areal bangunan peperkiran yang dilengkapi dengan fasilitas sarana peparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

5) Gedung parkir, gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan yang penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah atau pihak yangmendapat ijin dari Pemerintah Daerah.

c. Menurut Jenis Kendaraan

Kendaraan yang diparkir dibedakan menurut tenaga penggeraknya, yaitu:

1) Kendaraan Bermotor

Kendaraan Pribadi, beroda empat dan beroda dua (motor). Kendaraan Umum, bis kota, angkutan kota non bis, truck barang.

2) Kendaraan Tidak Bermotor Kendaraan Pribadi, sepeda. Kendaraan Umum, becak, gerobak, dokar.

d. Menurut Tujuan Parkir Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi:

1) Parkir penumpang, yaitu parkir yang menaikkan dan menurunkan penumpang.

2) Parkir barang, yaitu parkir untuk bongkar muat barang.Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain masing-masing kegiatan tidak saling mengganggu.

e. Menurut Jenis Pemilikan dan Pengelolaannya Menurut jenis kepemilikan dan pengoperasian parkir dapat digolongkan menjadi:

1) Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh swasta.

2) Parkir yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah tetapi pengelolaannya oleh pihak swasta.

3) Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah

2.2.5 Parkir di Kawasan Perdagangan

2.2.5.1. Kawasan Perdagangan Perdagangan merupakan suatu aktivitas perekonomian dimana terjadi transaksi antara produsen yang merupakan penghasil ataupun jasa dengan konsumen yang merupakan pemakai barang ataupun jasa tersebut. Dalam proses transaksi ini dapat terjadi suatu langsung ataupun dengan menggunakan perantara. Beberapa penulis mengungkapkan arti kawasan perdagangan ini secara berbeda-beda, tetapi pada dasarnya memeiliki maksud yang sama yaitu : Kawasan perdagangan merupakan suatu kawasan dimana menjadi tempat berlangsungnya berbagai aktivitas perdagangan seperti penjual pakaian, sepatu, buku, radio, restoran dan lain-lainnya dengan dilengkapi bioskop dan tempat hiburan (Joseph de Chiara & Lee Koppelman, 1975).

2.2.5.2. Dimensi Ruang Parkir di Kawasan Perdagangan lah tempat untuk satu kendaraan Dimensi ruang parkir menurut Dirjen Perhubungan Darat dipengaruhi oleh: 1)

Lebar total kendaraan 2)

Panjang total kendaraan 3)

Jarak bebas 4)