Peranan Pemerintah terhadap Perkembangan

D. Peranan Pemerintah terhadap Perkembangan

Industri Batik di Tirtomoyo

Batik merupakan warisan dari nenek moyang yang telah berkembang sejalan dengan proses waktu, ada kalanya industrinya mengalami pasang surut. Untuk itu dilakukan usaha-usaha dalam mengembangkan dan melestarikannya agar tidak begitu saja tertelan budaya bangsa lain. Dalam usaha-usaha pengembangan batik Tirtomoyo tidak terlepas dari usaha yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha dan pengrajin sendiri. Dukungan terhadap pengembangan batik Tirtomoyo, antara lain :

a. Pemerintah berusaha membina pengrajin agar mampu menjadi pengrajin mandiri, sehingga tidak tergantung lagi pada pengusaha-pengusaha Cina.

berupa KIK (Kredit Investasi Kecil). Mereka diberi kemudahan-kemudahan peminjaman.

c. Para pengusaha batik berusaha menciptakan kreasi-kreasi baru dalam motif batik, baik dengan mengambil motif-motif dari daerah lain ataupun dengan melahirkan kreasi sendiri, namun tetap mempertahankan ciri khas Tirtomoyo.

d. Usaha yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, yaitu berusaha mengenalkan motif-motif kreasi baru yang diambil dari daerah lain dan juga pengenalan terhadap teknologi baru.

Dalam upaya melestarikan batik Tirtomoyo, pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wonogiri melakukan beberapa upaya-upaya:

a. Memberikan penyuluhan tentang cara-cara pembuatan batik dan motif-motif batik kreasi baru.

b. Memberikan pendidikan ketrampilan membatik pada para pengrajin, khususnya generasi mudanya sebagai pewaris kebudayaan bangsa.

c. Memberikan bimbingan agar nantinya para pengrajin mampu menjadi pengrajin

yang mandiri dan mampu menciptakan kreasi-kreasi baru sendiri.

d. Mengadakan pengadaan dan penyediaan bahan bagi pengrajin yang kekurangan modal.

e. Memberikan informasi tentang keadaan pasar batik, teknik-teknik membatik yang baru.

nantinya setiap pengunjung dapat melihat secara langsung.

g. Mengikutsertakan batik Tirtomoyo dalam pameran-pameran baik yang bersifat nasional maupun internasional. Usaha pengembangan batik Tirtomoyo tentu saja juga mengalami hambatan dan rintangan. Hambatan-hambatan pengembangan batik Tirtomoyo, antara lain:

a. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, terutama para pengrajin batik sendiri yang rata-rata hanya lulusan sekolah dasar, hanya sedikit yang mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama, bahkan ada juga yang tidak tamat Sekolah Dasar. Mereka pada umumnya para pengrajin yang sudah tua-tua.

b. Banyak kaum muda yang meninggalkan usaha membatik dan pergi merantau ke kota-kota besar, karena mereka merasa usaha membatik tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan hidup. Mengingat semakin besarnya tuntutan kebutuhan hidup yang dihadapi dan upah yang diterima sudah tidak sebanding lagi. Lagi pula usaha membatik ini memerlukan suatu ketekunan dan ketelatenan yang tidak semua orang memilikinya

c. Ketrampilan membatik di Tirtomoyo, meskipun diwariskan secara turun temurun namun hanya sebatas nglengkrengi dan nerusi selebihnya yang meneruskan perusahaan. Jadi mereka hanya dapat bekerja sebagai buruh perusahaan, belum dapat mandiri.

d. Bagi para pengusaha Cina, mereka tetap memegang rahasia dalam teknologi pewarnaan batik, meskipun para pengrajin telah mendapat pembinaan dari d. Bagi para pengusaha Cina, mereka tetap memegang rahasia dalam teknologi pewarnaan batik, meskipun para pengrajin telah mendapat pembinaan dari

e. Dalam bidang permodalan terjadi perbenturan, karena terbatasnya modal

sehingga menyebabkan kalah bersaing dengan usaha batik dari daerah lain. Usaha-usaha yang dilakukan tersebut mengingat batik merupakan:

a. Sebagai salah satu karya seni dan budaya bangsa.

b. Usaha pembatikan mampu menciptakan lapangan kerja bagi penduduk.

c. Mempunyai arti penting dalam segi perekonomian bangsa, karena disamping meningkatkan taraf hidup masyarakat, batik juga dapat dijadikan komoditi