Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Dampo Awang Beach Rembang
REMBANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Anjar Hari Kiswanto NIM 7350406038
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
(2)
ii
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
Dra.Suhermini, M.Si NIP. 194807121976032001
Pembimbing II
Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd NIP. 1967010691991031003
Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si NIP. 195708201983031002
(3)
iii
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama,
Dwi Cahyaningdyah, SE, M. Si NIP. 197504042006042001
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Suhermini, M. Si Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd
NIP. 194807121976032001 NIP.196701061991031003
Mengetahui: Dekan Fakultas Ekonomi,
Drs. Martono, M. Si
(4)
iv
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode ilmiah. Bila suatu saat ditemukan dan terbukti karya tulis ini merupakan jiplakan hasil karya orang lain, penulis bersedia dituntut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Semarang, April 2011
Anjar Hari Kiswanto NIM. 7350406048
(5)
v MOTTO
“ Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan ”
(Q.S. Alam Nasyrah: 5)
“ Do what you like and make sure you do it wise”
(Green Day)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah, Ibu, dan kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatian sampai saat ini.
(6)
vi
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini
Rembang”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak akan berjalan berhasil tanpa bimbingan, motivasi dan bantuan dari pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang mewakili lembaga yang bertanggungjawab terhadap adanya salah satu kegiatan akademik..
4. Dra. Suhermini, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran, bimbingan dan pengarahan dari awal sampai akhir dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
saran, bimbingan dan pengarahan dari awal sampai akhir dalam menyelesaikan skripsi ini.
(7)
vii ilmu yang diberikan.
7. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah memberikan banyak ilmu bagi penulis, selama mengikuti perkuliahan.
8. Keluarga dan sahabat penulis yang telah memberikan dukungan
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan baik moril maupun materiil.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Semarang, April 2011
(8)
viii
Anjar Hari K. 2011. “Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Dampo Awang Beach Rembang”. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Suhermini, M.Si. II. Prof.Dr. Joko Widodo,M.Pd
Kata Kunci: Harga, Lokasi, Fasilitas, Keputusan Berkunjung
Keputusan berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah harga, lokasi dan fasilitas objek wisata. Keduanya mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang baik secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan baik secara parsial maupun simultan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan di objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Sampel ditentukan dengan teknik accidental sampling, ukuran sampel ditentukan berdasarkan rumus iterasi dan diperoleh 115 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis menggunakanSPSS 16 for Windows.
Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi liner berganda Y= 8,650-0,425 X1 + 0,156 X2 + 0,273 X3. Harga, lokasi dan fasilitas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Dampo Awang BeachTaman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
Simpulan penelitian ini adalah harga berpengaruh sebesar 9,73%, lokasi berpengaruh sebesar 4,32% dan fasilitas berpengaruh sebesar 7,50% terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini. Secara simultan pengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang sebesar 41,6%. Saran yang dapat diberikan adalah faktor harga, lokasi dan fasilitas hendaknya diperhatikan secara cermat oleh pihak manajemen objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
(9)
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
SARI... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 7
BAB II LANDASAN TEORI... 9
2.1 Konsep Dasar Keputusan Berkunjung ... 9
2.2 Karakteristik Keputusan Berkunjung ... 14
(10)
x
2.5 Konsep Dasar Lokasi... 23
2.6 Posisi Lokasi Dalam Pemasaran... 25
2.7 Konsep Dasar Fasilitas ... 28
2.8 Kerangka Berpikir ... 33
2.9 Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN... 37
3.1 Pendekatan Penelitian... 37
3.2 Populasi dan Sampel... 37
3.3 Sampel... 37
3.4 Variabel Penelitian ... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.6 Validitas dan Reliabilitas... 43
3.6 Metode Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56
4.1 Hasil Penelitian... 56
4.1.1 Deskripsi Variabel Keputusan Berkunjung ... 56
4.1.2 Deskripsi Variabel Harga ... 61
4.1.3 Deskripsi Variabel Lokasi... ... 64
4.1.4 Deskripsi Variabel Fasilitas... 69
4.1.5 Uji Asumsi Klasik ... 73
4.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda... 79
(11)
xi
4.2 Pembahasan ... 84
BAB V PENUTUP... 89
5.I Simpulan ... 89
5.2 Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA... 92 LAMPIRAN
(12)
xii
Tabel Halaman
1.1 Data jumlah pengunjung objek wisata Dampo Awang Beach Taman
Rekreasi Pantai Kartini Rembang tahun 2005-2009... 2
2.1 Penelitian Terdahulu ... 32
3.1 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Variabel Harga ... 44
3.2 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Variabel Lokasi ... 45
3.3 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Variabel Fasilitas... 46
3.4 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Variabel Keputusan Berkunjung ... 46
3.5 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ... 48
4.1 Interval Kriteria Variabel Keputusan Berkunjung... 57
4.2 Interval Kriteria Indikator Pengenalan Kebutuhan ... 57
4.3 Interval Kriteria Indikator Pencarian Informasi... 58
4.4 Interval Kriteria Indikator Evaluasi Alternatif... 59
4.5 Interval Kriteria Indikator Pembelian ... 60
4.6 Interval Kriteria Indikator Perilaku Pasca Pembelian... 60
4.7 Interval Kriteria Variabel Harga ... 62
4.8 Interval Kriteria Indikator Penetapan Harga... 62
4.9 Interval Kriteria Indikator Cara Pembayaran... 63
4.10 Interval Kriteria Indikator Potongan Harga ... 64
4.11 Interval Kriteria Variabel Lokasi ... 65
4.12 Interval Kriteria Indikator Akses ... 66
4.13 Interval Kriteria Indikator Lalu Lintas... 66
(13)
xiii
4.16 Interval Kriteria Indikator Tempat Parkir ... 69
4.17 Interval Kriteria Fasilitas ... 70
4.18 Interval Kriteria Indikator Kelengkapan, Kebersihan dan Kerapian ... 70
4.19 Interval Kriteria Indikator Kondisi dan Fungsi... 71
4.20 Interval Kriteria Indikator Kemudahan... 72
4.21 Hasil Uji Normalitas MenggunakanKolmogorov Smirnov... 73
4.22 Hasil Uji Multikolinieritas ... 75
4.23 Hasil UjiGlejser... 77
4.24 Hasil Uji Durbin Watson ... 78
4.25 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 79
4.26 Hasil Uji Parsial ... 81
4.27 Hasil Uji Simultan... 82
4.28 Hasil Uji Simultan... 83
(14)
xiv
Gambar Halaman
2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 10
2.2 Kerangka Berpikir Teoritis ... 35
4.1 Grafik Normal P-P Plot... 74
4.2 GrafikScatterplot... 76
(15)
xv
Lampiran Halaman
Kuesioner Penelitian ... 94
Rekapitulasi hasil uji coba angket... 99
Uji validitas dan reliabilitas ... 101
Rekapitulasi data hasil penelitian... 107
Tabel Frekuensi... 112
Deskriptif Presentase Per Indikator ... 127
Uji heterokesdastisitas ... 143
Uji Glejser ... 144
Uji multikoliniearitas ... 145
Surat ijin penelitian ... 147
(16)
1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi prime mover perekonomian abad 21. Kotler dan Amstrong (2001:226) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap dalam proses keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Objek wisata merupakan produk jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa dengan harapan agar konsumen datang untuk berkunjung dan menikmati objek wisata yang ditawarkan. Dalam menghadapi pesaingnya, Objek Wisata Dampo Awang Beach mempunyai strategi dan ketegasan langkah dalam upaya menarik minat konsumen untuk berkunjung. Penggunaan startegi yang tepat dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang untuk berwisata. Strategi pasar itu meliputi harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaing, fasilitas objek wisata dan permainan yang lengkap ,menarik dan modern, serta ditunjang lokasi yang strategis dan tempat yang nyaman akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk berwisata di Objek Wisata Dampo Awang Beach.
Dalam upaya peningkatan laba dan mempertahankan kelangsungan usaha, Objek Wisata Dampo Awang Beach menetapkan startegi yang tepat dan memahami apa yang yang menjadi kebutuhan konsumen. Dengan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Objek Wisata Dampo Awang Beach sesuai dengan tren yang diinginkan masyarakat, hal ini digunakan untuk meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan dan mencapai laba
(17)
yang ditargetkan. Apabila keputusan berkunjung konsumen mengalami peningkatan maka laba yang diperolah semakin besar, hal ini berguna untuk kelangsungan hidup perusahaan dan digunakan untuk lebih mengembangkan usaha guna memenuhi kebutuhan konsumen di bidang wisata. Jukka, Marjukka, Rauli, Heikki (2002)”Price and properties were regarded as the most important motives affecting the decision to purchase. According to the survey close to 80 percent and over 85 percent, for price and properties respectively, felt that price and properties had affected their decision making at least relatively much. Price might have dominated the decision making in the sample more than it does for the whole population.” Dari jurnal diatas menunjukkan bahwa harga sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.
Selama 5 tahun terakhir jumlah pengunjung yang berwisata di Objek Wisata Dampo AwangBeach selalu mengalami penurunan.
Tabel 1.1 Data jumlah pengunjung objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang tahun 2006-2010
NO Tahun Jumlah Pengunjung Tingkat Kunjungan
Wisatawan (%)
1 2006 369.817 24,40%
2 2007 339.548 22,40%
3 2008 294.318 19,41%
4 2009 288.451 18,96%
5 2010 257.624 14,84%
Sumber : Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Rembang
Dari tabel diatas diperoleh gambaran bahwa tingkat kunjungan wisatawan yang cenderung menurun. Jumlah pada tahun 2006 sebesar 24,40% ditahun 2007 turun menjadi 22,40%. Pada tahun 2008 masih mengalami penurunan menjadi 19,41%. Penurunan pengunjung ini masih terjadi pada tahun 2009 dan 2010, masing-masing
(18)
menjadi 18,96% dan 14,84%. Rata-rata Dampo Awang Beach mengalami penurunan pengunjung sebesar 2,39% per tahunnya.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa ( Henry Simamora, 2000:574). Penentuan harga dalam pemasaran jasa sangat penting mengingat produk yang ditawarkan oleh Objek Wisata Dampo Awang Beach tidak berwujud dan harga yang dibebankan terhadap jasa yang ditawarkan menjadi indikasi kualitas jasa macam apa yang akan diterima oleh konsumen. Penetapan harga sangat berperan penting dalam keputusan berkunjung. Besar kecilnya harga mempengaruhi kualitas jasa yang akan dibeli oleh konsumen. Semakin mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan atas produk jasa yang bersangkutan dan sebaliknya (hukum permintaan). Elif, Handan, Bulant (2005) “Promotional activities such as commercials, new product development efforts, packaging, pricing & distribution strategies all play a significant role in determining the person that makes the purchasing decision in the family.” M. Foret, P. Prochazka (2006)“In case of packed water, price was the most important factor (30% of respondents) followed by quality and brand (26% and 22%, resp.). This means that while in case of packed water and distillates, price was the most important factors.”Dari jurnal di atas menyebutkan bahwa harga mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
Perusahaan harus berusaha menentukan suatu lokasi strategis yang mempunyai potensi untuk meningkatkan keputusan pembelian. Manulang (1990: 84), bahwa pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat agar konsumen dapat memutuskan untuk melakukan pembelian, diantaranya harus sesuai dengan kriteria seperti pusat kegiatan ekonomi yaitu perkantoran, perbankan, pertokoan, hiburan dan
(19)
lain-lain. Konsumen selalu ingin membeli produk atau jasa yang mudah dijangkau, dalam arti akses dan transportasi keluar masuk kendaran menuju lokasi objek wisata mudah dan cepat misalnya berada di dekat jalan raya atau bearada di pusat kota. Tentunya lokasi ini merupakan lokasi yang sangat startegis untuk menjual produk atau jasa. Devi, Kamalaveni (2010)“Location of the shop will attract more number of consumers and it helps to increase the sales of goods. Brand specific showrooms should be located in such a way that customers can find the location of the shop very convenient for access.” Dari kutipan jurnal diatas menunjukkan bahwa lokasi dari suatu usaha akan menarik lebih banyak konsumen dan membantu menambah jumlah penjualan barang-barang. Objek wisata Dampo AwangBeach yang didirikan di atas lahan seluas 17.190 m2 milik Pemerintah Kabupaten Rembang ini terletak di Desa Tasik Agung, Kecamatan Rembang, yang hanya berjarak sekitar 700 m dari pusat kota Rembang dan berada tepat di sisi jalan raya yang menghubungkan Semarang-Surabaya
Menurut Tjiptono (2004: 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum jasa ditawarkan kepada konsumen. Pada dasarnya fasilitas dalam perusahaan jasa merupakan faktor yang menentukan pilihan pilihan orang untuk berkunjung ke tempat wisata. Banyak perusahaan jasa mempersepsikan bahwa interaksi pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap jasa tersebut di mata pelanggan. Thomas W. Dillon, Harry L. Reif (2004) “The shopping tools must be easy to use and must provide the customer with all of the information necessary to make a purchase decision. If further support is required, such as telephone interaction to answer personal questions, the tools must facilitate this linkage and personnel must be available to provide support.” Kemudahan dalam menggunakan fasilitas menjadi hal yang penting bagi konsumen untuk
(20)
melakukan keputusan pembelian. Fasilitas objek wisata yang menarik dan sesuai dengan tren yang sedang diminati konsumen akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berkunjung dan menikmati fasilitas tersebut, tidak hanya itu kebersihan, kelancaran dan jaminan keamanan dari fasilitas juga menjadi nilai tambah untuk menarik konsumen untuk berkunjung. Pemilihan obyek wisata lebih banyak ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di obyek wisata yang akan dikunjungi, apakah sesuai dengan keinginan wisatawan. Wisatawan akan tertarik untuk mengunjungi suatu obyek wisata dengan melihat apa saja yang ditawarkan atau disediakan oleh suatu obyek wisata. Fasilitas yang disediakan pada Objek Wisata Dampo AwangBeach sudah cukup lengkap yaitu jogging area, anjungan untuk memancing, bale (pondokan), banana boat, flying fox, kebun binatang, dan banyak lagi wahana permaianan anak seperti kereta gantung, perahu, dan taman bermain. selain itu infrastruktur lain seperti toilet, tempat ibadah (musholla), gazebo, tempat parkir, kios-kios makanan telah banyak mengalami perubahan, pihak pengelola telah memperbaiki fasilitas yang ada seperti penambahan toilet, perluasan tempat parkir dan memperbaiki kios-kios makanan. Terdapat kolam renang yang didukung oleh lingkungan yang indah dan nyaman, serta dilengkapi fasilitas cafetaria, ruang bilas, dan loker. Selain itu terdapat gedung TIC (Tourism Information Centre) yang dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan, audio visual dan e-library.
Dari pemaparan di atas maka penelitian ini berjudul: “Pengaruh Harga, Lokasi dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Dampo AwangBeach Rembang”.
(21)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang secara parsial?
2. Adakah pengaruh lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang secara parsial?
3. Adakah pengaruh fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang secara parsial?
4. Adakah pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang secara simultan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai, diharapkan dapat diprediksikan tindakan apa yang akan dilakukan, sehingga hambatan yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
(22)
3. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung di objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
4. Untuk menganalisis pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang secara simultan
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat akademis
a. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Harga, Lokasi dan Fasilitas terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini.
b. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda.
c. Bagi penuilis, penelitian ini bermanfaat untuk sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat praktis
Bagi perusahaan, khususnya Objek Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang untuk berwisata.
(23)
8
LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Keputusan Berkunjung
Keputusan berkunjung konsumen ke suatu objek wisata pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran pariwisata yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan kunjungan pada suatu objek wisata.
Adanya kecenderungan pengaruh harga, lokasi, dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan berkunjung.
Kotler dan Amstrong (2001:226) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap dalam proses keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:15).
Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan berkunjung adalah perilaku pembelian seseorang dalam
(24)
menentukan suatu pilihan tempat wisata untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Proses pengambilan keputusan pembelian merupakan sebuah proses tahap demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang atau jasa yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku purnabeli (Mc Daniel, 2001:189)
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.1 1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Pengenalan masalah atau
pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian Perilaku Pasca Pembelian
(25)
Pengenalan masalah adalah suatu proses yang komplek yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Proses ini melibatkan secara bersama-sama banyak variabel-variabel termasuk pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik kepribadian dan macam-macam kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya.
b. Proses pengenalan masalah merupakan suatu proses yang lebih kompleks dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut melibatkan motif-motif pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga sikap, konsep diri, dan pengaruh- pengaruh lain.
c. Proses ini melibatkan juga proses perbandingan dan pembobotan yang kompleks terhadap macam-macam kebutuhan yang relatif penting, sikap tentang bagaimana menggunakan sumber keuangan yang terbatas untuk berbagai alternatif pembelian, dan sikap tentang kualitatif dari kebutuhan yang harus dipuaskan (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:107-108)
2. Pencarian informasi
Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:
(26)
b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan;
c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen;
d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3. Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif merupakan proses di mana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:
a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan
b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
c. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan;
d. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut- atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.(Philip Kotler,2000:252-253)
4. Keputusan membeli
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli
(27)
merek yang disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya.
5. Perilaku setelah pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
(28)
2.2 Karakteristik Keputusan Pembelian
Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
a. Peranan dalam Proses Keputusan Pembelian
Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali melibatkan beberapa pihak dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali peran tersebut dilakukan oleh beberapa orang.
Basu swasta dan T Hani Handoko (2000:13) menjelaskan ada lima macam peranan dalam perilaku konsumen. Kelima peranan tersebut meliputi: 1. Pengambil inisiatif (initiator) yaitu individu dalam keluarga yang
mempunyai inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau mempunyai keinginan dan kebutuhan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.
2. Orang yang mempengaruhi (influencer) yaitu individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara disengaja atau tidak disengaja.
3. Pembuat keputusan (decider) yaitu individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apakah yang akan dibeli, bagaimana membelinya,
(29)
kapan dan di mana membelinya.
4. Pembeli(buyer) yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
5. Pemakai (user) yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Philip Kotler (2000:246) membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian sebagai berikut: pencetus ide yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu, pemberi pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian, pengambil keputusan yaitu seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian, pembeli yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya, dan pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
2.3 Konsep Dasar Harga
Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan antar perusahaan dan juga bisa mempengaruhi market share-nya. Harga suatu barang atau jasa juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan karena itu harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swasta & Irawan, 1999:241). Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek
(30)
lain (nonmoneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa (Tjiptono, 2007:178). Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah sejumlah uang dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang digunakan untuk mendapatkan produk barang atau jasa.
Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa yang dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra. Penentuan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas. Penentuan harga biasanya dilakukan dengan menambah presentase di atas nilai atau besarnya biaya produksi (Lupiyoadi 2008:98)
a. Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam
“mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami
(31)
kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif.persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
2.4 Posisi Harga Dalam Pemasaran
Keputusan penetapan harga merupakan masalah yang cukup kompleks dan sulit dalam suatu perusahaan. Dalam menetapkan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang keberhasilan organisasi profit maupun nonprofit dan keputusan ini tidak mudah untuk dilakukan. Di satu sisi, harga yang terlalu mahal bisa dengan cepat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit dijangkau konsumen, sebaliknya jika harga terlalu murah, pangsa pasar bisa melonjak, namun margin kontribusi dan laba bersih yang diperoleh akan berkurang selain itu sebagian konsumen bisa saja mempersepsikan kualitasnya jelek. Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen..
a. Tujuan penentuan harga
Metode penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu sendiri. Adapun tujuan- tujuan tersebut menurut Adrian Payne (Lupiyoadi, 2006:100), antara lain:
1) Bertahan
Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang kondisi pasar yang tidak menguntungkan, usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.
(32)
2) Memaksimalkan laba
Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu. 3) Memaksimalkan penjualan
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
4) Gengsi/Prestis
Tujuan penetapan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.
5) Pengembalian atas investasi
Tujuan penetapan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi (return of investment– ROI) yang diinginkan.
Tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahan, tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan Sedangkan menurut Fandy Tjiptono ( 2002 : 154– 157 ) ada 2 faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu :
1. Faktor Internal Perusahaan. a. Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengetahui persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain– lain.
(33)
b. Strategi bauran pemasaran.
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu harga perlu di koordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya.
c. Biaya.
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
d. Organisasi.
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga menurut caranya masing– masing.
e. Penawaran
2. Faktor Lingkungan Eksternal. a. Sifat pasar dan permintaan.
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, dan monopoli.
b. Persaingan.
Informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi jumlah perusahaan, ukuran relatif setiap anggota dan diferensiasi produk.
c. Unsur– unsur eksternal lainnya.
Selain faktor– faktor di atas, juga perlu mempertimbangkan faktor– faktor kondisi ekonomi, kebijakan peraturan pemerintah dan aspek sosial.
(34)
b. Cara Pembayaran
Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calon pembeli/pelanggan terhadap penjualan produk/jasa. Banyak cara yang dilakukan diantaranya (Lupiyoadi, 2001:92):
1. Cash
Seorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang dibeli secara tunai/kontan
2. Credit
Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang dibeli secara angsuran/mengangsur beberapa periode sesuai perjanjian.
3. Kartu Plastik/ATM
Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang dibeli dengan menggunakan kartu ATM (Automatic Teller Machine)credit card dan debit card.
4. Cek
Cek merupakan surat perintah membayar kepada pihak bank untuk menyerahkan sejumlah uang yang tertera pada pihak pembawa surat tersebut. 5. Electronic Funds Transfer
Yaitu pengiriman/transfer uang melalui jaringan elektronik komputerisasi secaraonline.
6. Voucher
Voucher merupakan kupon yang dapat ditukarkan dengan barang pada perusahaan atau toko yang mengeluarkan.
(35)
7. Pembayaran terhadap pihak ketiga
Pembayaran terhadap pihak ketiga biasanya selalu melalui perjanjian kerjasama antara perusahaan dengan lembaga pembiayaan
Dalam suatu perusahaan penetapan harga merupakan hal penting karena mempengaruhi konsumen dalam melakukan suatu pembelian barang/jasa. Cara pembayaran atas harga tersebut juga perlu diperhatikan produsen agar konsumen mengetahui bagaimana mereka harus membayar harga atas barang/jasa yang ditawarkan.
c. Potongan Harga
Potongan harga merupakan pengurangan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. (Fandy Tjiptono,2000:166)
1. Diskon Tunai
Merupakan pengurangan harga untuk pembeli yang segera membayar tagihan. 2. Diskon Kuantitas
Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar. 3. Diskon Musiman
Merupakan pengurangan harga untuk pembeli yang membeli pada masa-masa tertentu saja.
4. Allowance
Merupakan pengurangan dari harga menurut daftar harga kepada pembeli Pada penilitian ini indikator harga yang digunakan adalah:
(36)
Para pemasar harus membuat sasaran kinerja pada saat menentukan harga untuk tiap jasMetode penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu sendiri. Adrian Payne (Lupiyoadi, 2006:100)
b. Cara pembayaran.
Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calon pembeli/pelanggan terhadap penjualan produk/jasa (Lupiyoadi, 2001:92).
c. Potongan Harga
Potongan harga merupakan pengurangan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. (Fandy Tjiptono,2000:166)
2.5 Konsep Dasar Lokasi
Fitzsimmons dalam Nasution (2004: 34) menjelaskan bahwa lokasi adalah pemilihan suatu tempat yang menentukan suatu usaha produksi atau penyedia jasa berdasarkan pertimbangan tertentu dan sering kali menentukan kesuksesan suatu usaha, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial suatu usaha. Lokasi yaitu keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Lupiyoadi, 2001:80)
Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan beroperasi melakukan kegiatan usahanya. (Lupiyoadi, 2006:73). Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
a. Konsumen mendatangai pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat
(37)
dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
b. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telephone, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua belah pihak terlaksana dengan baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah tempat dimana perusahaan didirikan untuk melakukan suatu usaha produksi atau penyedia jasa dengan menggarap pasar potensial yang ada.
2.6 Posisi Lokasi Dalam Pemasaran
Lokasi seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategik seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah. Karena keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital insentif, maka suatu perusahaan jasa haruslah benar-benar mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap perubahan-perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan dimasa mendatang. Competitive Positioning adalah metode-metode yang digunakan agar
(38)
perusahan dapay mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para pesaing. Manajemen permintaan merupakan kemampuan penyedian jasa untuk mengendalikan kuantitas, kualitas, dan timing permintaan.
Tjiptono (2007:92) menjelaskan bahwa pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor berikut:
a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau oleh transportasi umum.
b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.
c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:
a. Banyaknya orang yang lalulalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan, misalnya terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran atau ambulans.
d. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
e. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.
(39)
f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh, warung makan berdekatan dengan daerah pondokan, asrama mahasiswa, kampus, sekolah atau perkantoran.
g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi wartel (warung telekomunikasi), perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama terdapat banyak wartel lainnya, menariknya, dalam sejumlah industri, justru ada kecenderungan usaha sejenis menempati lokasi berdekatan, dan contohnya: bengkel, showroom mobil., pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel, dan lain-lain.
h. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.
Tjiptono (2007:92) menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor dalam pemilihan tempat atau lokasi, pada penelitian ini indikator lokasi yang digunakan dalam pemilihan tempat atau lokasi adalah:
a. Akses adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi obyek wisata yang meliputi: a. Lokasi yang mudah dijangkau.
b. Kondisi jalan menuju lokasi.
c. Waktu yang ditempuh menuju lokasi.
b. Lalu-lintas (traffic), banyaknya orang yang lalulalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan.
(40)
c. Visibilitas adalah lokasi obyek wisata dapat dilihat dari jalan utama dan terdapat petunjuk lokasi keberadaan obyek wisata, meliputi:
a. Lokasi yang bisa dilihat dari jalan raya. b. Petunjuk yang jelas menuju lokasi .
d. Tempat parkir yang luas dan aman adalah sarana tempat parkir yang luas dan terjamin keamanannya.
e. Lingkungan adalah keadaan lingkungan keadaan sekitar obyek wisata, meliputi kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
2.7 Konsep Dasar Fasilitas
Fasilitas merupakan suatu jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu obyek wisata untuk menunjang atau mendukung aktivitas-aktivitas wisatawan yang berkunjung di suatu objek wisata. Apabila suatu objek wisata memiliki fasilitas yang memadai serta memnuhi standar pealyanan dan dapat memuaskan pengunjung maka dapat menarik wisatwan lebih banyak lagi melalui kesan-kesan baik dari pengunjung sebelumnya. Menurut Tjiptono (2004: 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan konsumen secara langsung.
Sumayang (2003: 124) menjelaskan bahwa fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan aktivitasnya sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
(41)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah perlengkapan fisik yang disediakan oleh penyedia jasa untuk dapat digunakan oleh konsumen dalam melakukan aktivitasnya.
Sumayang (2003: 124) menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan fasilitas antara lain:
a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan adalah keadaan fasilitas perusahaan yang dilengkapi oleh atribut yang menyertainya dan didukung dengan kebersihan dan kerapian saat konsumen menggunakan fasilitas tersebut.
b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan adalah fasilitas yang berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan adalah fasilitas yang ditawarkan kepada konsumen adalah fasilitas yang sudahfamilier bagi konsumen sehingga konsumen dapat menggunakannya dengan mudah.
d. Kelengkapan alat yang digunakan adalah alat yang digunakan oleh konsumen sesuai dengan spesifikasinya.
Menurut Nirwana (2004: 47) terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang dukungan fisik atau fasilitas fisik, yaitu:
a. Desain fasilitas b. Nilai fungsi c. Estetika
(42)
e. Peralatan penunjang f. Seragam pegawai g. Laporan-laporan h. Garansi
Persepsi pelanggan terhadap suatu jasa dapat dipengaruhi oleh atmosfir (suasana) yang dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas jasa bersangkutan. Tjiptono (2000:43-45) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan. Persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa meliputi:
a. Sifat dan tujuan organisasi jasa
Sifat suatu jasa sering kali menentukan berbagai persyaratan desainnya. Desain yang baik dapat memberikan manfaat, misalnya perusahaan mudah dikenali, desain eksterior bisa menjadi tanda atau petunjuk mengenai sifat jasa di dalamnya. Banyak organisasi jasa yang memperoleh manfaat langsung dari desain khusus yang disesuaikan dengan sifat dan tujuannya.
b. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat
Setiap perusahaan jasa yang membutuhkan tanah untuk mendirikan lokasi fasilitasnya perlu mempertimbangkan kemampuan finansialnya, peraturan pemerintah berkaitan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain-lain.
(43)
c. Fleksibilitas
Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering berubah dan apabila spesifikasi jasa cepat berkembang sehingga risiko keusangan menjadi besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus dapat disesuiakan dengan mudah dan memperhitungkan pula kemungkinan perkembangan di masa datang.
d. Faktor estetis
Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik, dan estetis akan dapat meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa. Selain itu sikap karyawan terhadap pekerjaannya juga dapat meningkat.
e. Masyarakat dan lingkungan sekitar
Masyarkat (terutama pemerhati masalah sosial dan lingkungan hidup) dan lingkungan di sekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor ini maka kelangsungan hidup perusahaan bisa terancam.
f. Biaya konstruksi dan operasi
Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan suhu.
Sumayang (2003: 124) menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan fasilitas, pada penelitian ini indikator fasilitas yang digunakan adalah:
a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan
(44)
c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Metode
Penelitian Hasil 1 2 3 4 Ivan Hafidh Wasiona Zsofia Kenesei dan Sarah Todd Chiao-Yun Connie Chang Juan Muro dan Cristina Suarez Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Iklan Terhadap Keputusan Kunjungan Wisatawan Pada Objek Wisata Arung jeram di Sungai Serayu Kabupaten Banjarnegara
The Used of Price in The Purchasing Decision Does Price Matter ?How Price Influences Online Consumer Decision Making E-commerce and Tourist Purchase Decision : An Empirical Micro Analysis Keputusan Berkunjung, Produk, Harga, Lokasi dan Iklan Keputusan Pembelian, Harga Keputusan Pembelian, Harga, Fasilitas, Produk wisata. Keputusan Pembelian Wisata, Price, Destination, and E-Commerce Analisis Deskriptif Presentase, Analisis Regresi Berganda Analysis of Variance, Simple Cross Tabulation Analisis deskriptif Presentasi, Analisis Regresi Berganda Uji Reliabilitas, Korelasi Bivariat Variabel produk, harga, lokasi dan iklan berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian fasilitas, harga berpengaruh sebesar 67% dan 86% terhadap pembuatan keputusan konsumen Harga, E-commerce berpengaruh terhadap keputusan berwisata.
(45)
2.8 Kerangka Berfikir
Keputusan berkunjung mengacu pada beberapa ikatan yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi dan penelitian sumber-sumber, eavaluasi alternatif, pembelian dan perilaku setelah pembelian. Pengenalan kebutuhan atau masalah terjadi ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dengan keinginan. Dalam pengenalan kebutuhan ini konsumen merasa apakah produk atau jasa yang akan dikonsumsi benar-benar kebutuhan mendesak atau tidak. Untuk mendapatkan gambaran yang tepat dalam mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi konsumen (wisatawan) melakukan pencarian informasi. Kemudian informasi yang tersimpan dalam memori dan informasi yang didapat dari luar dipergunakan untuk membangun kriteria tertentu. Proses setelah pencarian informasi adalah pembelian kemudian diikuti oleh perilaku pasca pembelian setelah barang atau jasa dikonsumsi.
Penetapan harga yang sesuai dengan harapan konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan konsumsi jasa, melalui strategi penetapan harga yang sesuai dengan harapan konsumen diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pemilihan objek wisata.
Lokasi perusahaan atau objek pariwisata dalam kajian penelitian ini menjadikan pertimbangan bagi keputusan konsumen. Lokasi yang strategis dan memiliki akses transportasi yang mudah, memiliki peran penting dalam mempengaruhi setiap keputusan konsumen. Lingkungan sekitar yang nyaman akan berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Lokasi dalam kajian penelitian ini meliputi lokasi yang strategis, lingkungan sekitar objek wisata dan transportasi.
(46)
Fasilitas jasa merupakan sumber daya fisik yang harus ada sebelum jasa itu ditawarkan kepada konsumen. Daya tarik wisata yang dimiliki objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang berupa pantai dan berbagai fasilitas hiburan dan permainan bagi wisatawan.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa harga, lokasi dan fasilitas mempengaruhi konsumen untuk melakukan kunjungan ke objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Keputusan konsumen dalam penelitian ini yang dimaksud adalah keputusan kunjungan wisatawan pada objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
(47)
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Harga (X1)
• Penetapan Harga • Cara Pembayaran • Potongan Harga
Lokasi(X2) • Akses • Lalu lintas • Lingkungan • Visibilitas • Tempat Parkir
Keputusan Berkunjung (Y)
•
Pengenalan Kebutuhan•
Pencarian Informasi•
Evaluasi Alternatif•
Pembelian Evaluasi•
Perilaku Pasca PembelianFasilitas (X3) • Kelengkapan • Kondisi • Kemudahan
(48)
2.9 Hipotesis Penelitian
Istilah hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian,sampai tabulasi melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2002:64). Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang dijelaskan sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
“Ada pengaruh positif antara harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung
(49)
34
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, artinya penggunaannya untuk memaparkan atau menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan data kuantitatif. Penelitian menekankan pada data yang telah tersedia tanpa melakukan perubahan sehingga termasuk penelitian non-eksperimen. Penelitian ini bersifat penelitian kasus karena hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit.
3.2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen (pengunjung)yang menikmati jasa di objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang dengan karakteristik : (1) pengunjung individu (2) pengunjung keluarga (3) pengunjung kelompok.
3.3. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006: 131). Sugiarto dkk (2001:2) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Oleh karena jumlah populasi tidak diketahui maka digunakan rumus iterasi.
Soemantri dan Muhidin (2006: 96) berpendapat bahwa dalam menentukan ukuran sampel digunakan formula sebagai berikut:
(50)
n=
3 22 1 1
Up Z
Z
Dimana: Up p p n 1 1 1 2 1
untuk iterasi pertama
Up =
1
2 1 1 1 2 1 n p p p
n untuk iterasi kedua dan seterusnya
P = rho = perkiraan Koefisien Korelasi yang terjadi antar variabel X dan Y (diambil dari Koefisien korelasi terkecil, apabila tidak diketahui disarankan 0,30). Operasi rumus tersebut adalahiterative (dioperasikan berulang-ulang sampai diperoleh n yang stabil/konvergen).
Berdasarkan rumus tersebut maka perhitungan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
P (rho) ditetapkan 0,30, Taraf signifikasi (α) ditetapkan sebesar 5%, Kuasa uji (1-β) ditetapkan 95%, Maka Z1-α=1,645 dan Z1-β= 1,645
Kemudian angka-angka tersebut dimasukkan kedalam rumus sehingga menjadi sebagai berikut:
Untuk iterasi pertama
Up1
p p n 1 1 1 2 1 = 30 , 0 1 30 , 0 1 1 2 1 n = 0,3095196
(51)
n1 =
3 2 2 1 1 Up Z
Z
=
330951596 , 0 645 , 1 645 , 1 2 2 = 115,9836 = 116 responden Untuk iterasi kedua
Up2 =
1 2 1 1 1 2 1 n p p p n =
116 1
2 30 , 0 30 , 0 1 30 , 0 1 1 2 1 n =0,3108239
n2 =
3 2 2 1 1 Up ZZ
=
33108239 , 0 645 , 1 645 , 1 2 2 = 115,03739 = 115 responden
Karena n1 dan n2 hasilnya belum sama maka perlu dilakukan iterasi ketiga dengan menggunakan rumus seperti pada iterasi kedua.
Untuk iterasi ketiga
Up3 =
1 2 1 1 1 2 1 n p p p n =
115 1
2 30 , 0 30 , 0 1 30 , 0 1 1 2 1 n
(52)
=0,3108354
n3 =
3 2 2 1 1 Up ZZ
=
33108354 , 0 645 , 1 645 , 1 2 2 = 115,02915 = 115 responden
Karena n2dan n3 telah mencapai harga yang sama yaitu pada 115 maka ukuran sampel minimal yang harus digunakan adalah sebesar 115 responden.
Untuk memperoleh sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan, maka sampel diambil secara aksidental (accidental sampling) yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005: 60). Penetapan responden secara aksidental artinya adalah responden ditetapkan pada saat mereka kebetulan datang ke objek wisata Dampo AwangBeach Taman Rekreasi Pantai Kartini.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian (Suharsimi, 2006: 126). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y).
3.4.1 Keputusan Berkunjung
Keputusan berkunjung adalah keputusan konsumen dalam menentukan pilihan tempat wisata untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Indikatornya adalah (1) Pengenalan kebutuhan (2) Pencarian informasi (3) Evaluasi alternatif (4) Pembelian (5) Perilaku pasca pembelian.
(53)
3.4.2 Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas jasa wisata kepada pengunjung. Indikator dari harga (X1) meliputi (1) penetapan harga (2) cara pembayaran.
3.4.3 Lokasi
Lokasi adalah tempat di mana perusahaan bermarkas dan beroperasi melakukan kegiatan usahanya. Indikator dari lokasi (X2) meliputi (1) akses (2) visibilitas (3) tempat parkir yang luas (4) lingkungan (5) lalu lintas.
3.4.4 Fasilitas
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik objek wisata Dampo Awang Beach yang berfungsi memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan aktivitasnya sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Indikator dari fasilitas (X3) meliputi (1) kelengkapan, kebersihan dan kerapian fasilitas yang ditawarkan (2) kondisi dan fungsi fasilitas yang ditawarkan (3)kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan.
3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Untuk memperoleh data pendukung yang dibutuhkan dari sumber yang dapat dipercaya, maka digunakan teknik dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai jumlah kunjungan wisatawan pada
(54)
Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini dan gambaran umum mengenai objek wisata tersebut.
3.5.2 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 2006:151).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan berskala yaitu kuesioner yang sudah disediakan pernyataan sehingga responden hanya tinggal mengisi jawaban dengan memberi tanda check list pada kolom jawaban tersedia. Adapun skala dan alternatif jawaban yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert modifikasi, yaitu skala yang berisi empat tingkatan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan. Responden memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan sesuai apa yang dirasakan dan dialami. Jawaban setiap item pertanyaan yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari segi positif sampai sangat negatif, dengan skor tertinggi dengan nilai 4 dan skor terendah dengan nilai 1 :
Skor 4 untuk jawaban responden “Sangat Setuju” Skor 3 untuk jawaban responden “Setuju”
Skor 2 untuk jawaban responden “Tidak Setuju”
Skor 1 untuk jawaban responden “Sangat Tidak Setuju”
3.6. Validitas dan Reliabilitas
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi oleh alat pengambilan data/ kuesioner sebelum alat itu digunakan, yaitu validitas dan reliabilitas
(55)
3.6.1 Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur dengan instrumen tersebut.
Validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi, yakni pengukuran validitas dengan mengurai kerangka konsep hingga jelas. Suatu intrumen yang sahih atau valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi,2006:168). Dalam pngujian validitas dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumusproduct moment yang digunakan adalah:
rxy =
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Dimana:rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y n= Jumlah sampel
X= Nilai variabel X Y= Nilai variabel Y (Suharsimi, 2006: 275)
Kesesuaian harga r hitung yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus validitas dikonsultasikan dengan tabel, harga r Product Moment untuk N = 30 pada taraf kesalahan 5%. Jika indeks korelasi atau harga r xy lebih besar atau sama dengan r tabel maka butir instrumen itu valid dan jika rxy < r tabel maka butir instrumen itu tidak valid.
(56)
Langkah berikutnya pengujian validitas digunakan bantuan komputer dengan software SPSS 16.
Pengukuran validitas instrumen diperoleh dari hasil uji coba instrumen terhadap 30 responden. Hasil perhitungan validitas dari variabel Harga (X1), Lokasi (X 2 ) Fasilitas (X3) dan Keputusan Berkunjung (Y ) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga (X1)
No Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,420 0,361 Valid
2 0,653 0,361 Valid
3 0,617 0,361 Valid
4 0,506 0,361 Valid
5 0,605 0,361 Valid
6 0,597 0,361 Valid
Sumber: data yang diolah,2011
Berdasarkan hasil uji validitas variabel harga di atas menunjukkan bahwa rhitung> r tabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen variabel harga yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.
(57)
Tabel 3.2
Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Lokasi (X2)
No Item r hitung r tabel Keterangan
7 0,455 0,361 Valid
8 0,584 0,361 Valid
9 0,405 0,361 Valid
10 0,562 0,361 Valid
11 0,672 0,361 Valid
12 0,536 0,361 Valid
13 0,769 0,361 Valid
14 0,629 0,361 Valid
15 0,569 0,361 valid
16 0,426 0,361 Valid
17 0,539 0,361 Valid
18 0,503 0,361 Valid
19 0,454 0,361 Valid
Sumber: data yang diolah,2011
Berdasarkan hasil uji validitas variabel lokasi di atas menunjukkan bahwa rhitung > r tabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen variabel lokasi yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Fasilitas (Y)
No Item r hitung r tabel Keterangan
20 0,432 0,361 Valid
21 0,502 0,361 Valid
22 0,552 0,361 Valid
23 0,429 0,361 Valid
24 0,611 0,361 Valid
25 0,609 0,361 Valid
26 0,524 0,361 Valid
27 0,509 0,361 Valid
(58)
Berdasarkan hasil uji validitas variabel fasilitas di atas menunjukkan bahwa r hitung> r tabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen variabel fasilitas yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.
Tabel 3.4
Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Keputusan berkunjung (Y)
No Item r hitung r tabel Keterangan
28 0,618 0,361 Valid
29 0,421 0,361 Valid
30 0,413 0,361 Valid
31 0,667 0,361 Valid
32 0,551 0,361 Valid
33 0,438 0,361 Valid
34 0,464 0,361 Valid
35 0,633 0,361 Valid
36 0,447 0,361 Valid
37 0,461 0,361 Valid
Sumber: data yang diolah,2011
Berdasarkan hasil uji validitas variabel keputusan berkunjung di atas menunjukkan bahwa r hitung> r tabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen variabel keputusan berkunjung yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.
3.5.2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2006: 178). Jenis pengujian adalah reliabilitas internal, dimana pengujiannya diukur berdasarkan data yang berasal dari instrumen yang telah dibuat sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut:
(59)
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b
: jumlah varians butir 2
t
: varians total
Untuk mencari varians butir digunakan rumus :
2 t =
N
N
X
X
2
Keterangan :σ : varians tiap butir X : jumlah skor N : jumlah responden
Hasil pengujian dikatakan reliabel apabila nilai r Cronbach alpha > 0,60 (Nunnaly (1960) dalam Ghozali (2006:46), dimana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 16. Hasil pengujian dengan bantuan SPSS 16 disajikan pada Tabel 3.5
22 11
1
1
t bk
k
r
(60)
Tabel 3.5Reliabilitas Variabel Harga, Lokasi, Fasilitas dan Keputusan berkunjung
No Variabel Cronbach’s
alpha
Cronbach’s alphayang disarankan
Kriteria
1 Harga 0.796 0,60 Reliabel
2 Lokasi 0,867 0,60 Reliabel
3 Fasilitas 0,800 0,60 Reliabel
4 Keputus Berkunjung 0,822 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer diolah 2010
. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa angket variabel harga, lokasi, fasilitas dan keputusan berkunjung memiliki cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60, dengan demikian dinyatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
3.6. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa data hasil penelitian mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan dalam menetapkan kebijaksanaan manajemen pemasaran digunakan analisis statistik antara variabel-variabel dengan metode yang akan dipergunakan adalah sebagai berikut:
3.6.1. Analisis Deskriptif Presentase
Analisis deskriptif merupakan teknik untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel bebas yaitu variabel harga, lokasi dan fasilitas sedangkan variabel terikat yaitu keputusan berkunjung. Variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang sangat mendukung dan kemudian dikembangkan menjadi instrumen.
Langkah-langkah menggunakan rumus deskriptif persentase adalah sebagai berikut :
(61)
1. Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan memeriksa kelengkapan jawaban angket
2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif 3. Membuat tabel distribusi jawaban angket
4. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden 5. Memasukkan skor dalam rumus deskriptif persentase
6. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori
Untuk membuat tabel kategori harga, lokasi, fasilitas dan keputusan berkunjung dengan cara perhitungan :
1. Menetapkan skor ideal = 4 x∑responden x ∑butir soal 2. Menetapkan skor terendah = 1 x ∑responden x ∑butir soal 3. Jumlah kategori 4
4. Jarak interval =
3.6.2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. (Riduwan, 2004:152). Untuk mempermudah dan menghemat waktu maka dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS 16 dalam proses penghitungannya.
Rumus :
Ŷ = a +b1 X1 + b2 X2 +b3 X3
Skor ideal– skor terendah 4
(62)
Dimana :
Ŷ : Keputusan Berkunjung X1 : Harga
X2 : Lokasi X3 : Fasilitas
b1 : Koefisien regresi variabel antara x1 dan y b2 : Koefisien regresi variabel antara x2 dan y b3 : Koefisien regresi variabel antara x3 dan y (Riduwan, 2004:152)
3.6.3. Pengujian Hipotesis 1. Uji t ( Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji kemaknaan koefisien parsial . Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya bermakna atau tidak. Apabila thitung > ttabeldan sighitung> sigα maka variabel
bebasnya memberikan pengaruh terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya apa bila thitung < ttabel dan sighitung < sigα maka variabel bebasnya tidak memberikan pengaruh terhadap
variabel terikatnya (Algifari, 2000:69).
2. Uji F ( Uji Simultan)
Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan uji F, yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel terikat. Apabila dari hasil perhitungan ternyata Fhitung > Ftabeldan sigF > sigα maka Ho ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dapat
(63)
menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabeldan sigF< sigα maka Ho diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari
model regresi linear berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya (Algifari, 2000:70).
3.6.4. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2005: 83) bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Untuk menentukan nilai koefisien determinasi dinyatakan dengan nilaiAdjusted R Square. Adapun rumus koefisien determinasi adalah :
3.6.5. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan normalitas. Cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi klasik adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005: 57-74).
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas artinya antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model regresi saling berhubungan secara sempurna atau
(64)
mendekati sempurna (Algifari,2000:84). Konsekuensi yang sangat penting bagi model regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan
probabilitas menerima hipotesis yang salah ( kesalahan β) juga akan semakin besar.
Akibatnya, model regresi yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir nilai variabel independen. Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan melihat berdasarkan nilai variance inflation factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikoliniaritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF >10.
Menghilangkan adanya multikolinearitas pada suatu model regresi terdapat bermacam-macam cara antara lain:
a. Menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi, jika ini dilakukan berarti melakukan kesalahan spesifik karena mengeluarkan variabel independen dari model regresi yang secara teoritis variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen.
b. Menambah data, cara ini bermanfaat jika dapat dipastikan bahwa adanya multikolinearitas dalam model disebabkan oleh kesalahan sampel, biasanya digunakan pada penelitian yang menggunakancross section atau data dari kuesioner. 2. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006:125-126) untuk medeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot dalan SPSS antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) Yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
(65)
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scateterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya ) yang telah di-studentized.
a Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian, menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pula dari uji Glejser untuk meregresi nilaiabsolute residualterhadap variabel bebas. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya, dalam penelitian ini menggunakan uju Durbin Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2007:96) :
(66)
Tabel 3.6 Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision d l≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi, positif/negatif Tidak ditolak du < d < 4-du
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi, variable terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Artinya kriteria berdistribusi normal apabila tampilan grafiknya menunjukkan pola penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. (Ghozali, 2006:147).
Kenormalan data juga dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof berdasarkan nilai unstandardized residual (e). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. (Ghozali, 2006:151-152).
(67)
52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Variabel Keputusan Berkunjung
Analisis deskriptif bertujuan untuk memperjelas gambaran terhadap variabel-variabel penelitian, variabel-variabel keputusan berkunjung dalam penelitian ini diukur dengan lima indikator yaitu pengenalan kebutuhan,pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Pada variabel ini digunakan 10 pernyataan, masing-masing pernyataan skornya antara 1 sampai 4, sehingga skor minimal = 1 x 10 x 115 = 1150, dan skor maksimal = 4 x 10 x 115 = 4600. Rentang skor = 4600 - 1150 = 3450. Interval kelas 3450 : 4 = 862,5. Penelitian yang dilakukan terhadap 115 responden berkaitan dengan keputusan berkunjung diperoleh skor 3342. DP = skor total : skor maksimal x 100% = 3342 : 4600 x 100% = 72,65% yang berada pada interval 61%-80% termasuk pada kategori setuju. Berdasarkan skor total yang diperoleh, maka keputusan berkunjung pada Objek Wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang berada pada kategori baik. Hasil analisis deskriptif berkaitan dengan keputusan berkunjung terangkum dalam tabel 4.1 :
(68)
Tabel 4.1 Interval Kriteria Variabel Keputusan Berkunjung
No Interval Interval Persentase Kategori
1 3741– 4600 81% - 100 % Sangat Setuju
2 2878– 3740 61 % - 80% Setuju
3 2014– 2877 41 % - 60% Kurang Setuju
4 1150– 2013 21 % - 40% Tidak Setuju
Sumber: Data primer yang sudah diolah,2011
Keputusan Berkunjung dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan 5 indikator. Responden dalam penelitian ini berjumlah 115, dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengenalan Kebutuhan
Untuk mengetahui pengenalan kebutuhan, maka pada indikator ini digunakan 2 pernyataan, masing-masing pernyataan skornya antara 1 sampai 4, sehingga skor minimal = 1 x 2 x 115 = 230, dan skor maksimal = 4 x 2 x 115 = 920. Rentang skor = 920 - 230 = 690. Interval kelas 690 : 4 = 172,5. Tabel kategori dari perhitungan tersebut dapat dibuat pada tabel 4.2:
Tabel 4.2 Interval Kriteria Indikator Pengenalan Kebutuhan
No Interval Interval Persentase Kategori
1 752– 920 81% - 100 % Sangat Setuju
2 578– 751 61 % - 80% Setuju
3 404– 577 41 % - 60% Kurang Setuju
4 230– 403 21 % - 40% Tidak Setuju
Sumber: Data primer yang sudah diolah,2011
Hasil penelitian pada indikator pengenalan kebutuhan dengan skor terendah adalah 1 dan skor tertingginya adalah 4, maka diperoleh skor total 654. DP = skor total : skor maksimal x 100% = 654 : 920 x 100% = 71,09% yang berada pada interval
(69)
61%-80% dengan kategori setuju. Berdasarkan skor yang diperoleh pada indikator pengenalan kebutuhan maka indikator ini termasuk dalam kategori baik.
2) Pencarian Informasi
Untuk mengetahui pencarian informasi, maka pada indikator ini digunakan 2 pernyataan, masing-masing pernyataan skornya antara 1 sampai 4, sehingga skor minimal = 1 x 2 x 115 = 230, dan skor maksimal = 4 x 2 x 115 = 920. Rentang skor = 920 - 230 = 690. Interval kelas 690 : 4 = 172,5. Tabel kategori dari perhitungan tersebut dapat dibuat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Interval Kriteria Indikator Pencarian Informasi
No Interval Interval Persentase Kategori
1 752– 920 81% - 100 % Sangat Setuju
2 578– 751 61 % - 80% Setuju
3 404– 577 41 % - 60% Kurang Setuju
4 230– 403 21 % - 40% Tidak Setuju
Sumber: Data primer yang sudah diolah,2011
Hasil penelitian pada indikator pencarian informasi dengan skor terendah adalah 1 dan skor tertingginya adalah 4, maka diperoleh skor total 657. DP = skor total : skor maksimal x 100% = 657 : 920 x 100% = 71,52% yang berada pada interval 61%-80% dengan kategori setuju. Berdasarkan skor yang diperoleh pada indikator pencarian informasi maka indikator ini termasuk dalam kategori baik.
3) Evaluasi Alternatif
Untuk mengetahui evaluasi alternatif, maka pada indikator ini digunakan 2 pernyataan, masing-masing pernyataan skornya antara 1 sampai 4, sehingga skor minimal = 1 x 2 x 115 = 230, dan skor maksimal = 4 x 2 x 115 = 920. Rentang skor = 920 - 230 =
(1)
Tidak Baik 0 0.00 4 3.48 0 0.00
Rata-rata
Nilai
75.94%
70.76%
75.43%
HETEROSKEDASTISITAS
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Fasilitas, Harga,
Lokasia . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KeputusanBerkunjung
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .657a .431 .416 1.95622 1.916
a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Harga, Lokasi b. Dependent Variable: KeputusanBerkunjung
(2)
UJI DURBIN WATSON
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .657a .431 .416 1.95622 1.916
a. Predictors: (Constant), Fasilitas, Harga, Lokasi b. Dependent Variable: KeputusanBerkunjung
UJI GLEJSER
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 2.235 .586 3.871 .000
Harga -.071 .123 -.060 -.769 .561
Lokasi .022 .070 .147 1.540 .089
1
(3)
fasilitas -.013 .092 -.038 -.153 .890 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
UJI MULTIKOLINIERITAS
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Fasilitas,
Harga, Lokasia . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KeputusanBerkunjung
Coefficienta
Correlations Collinearity Statistics
Model
Zero-order
Partial Part Tolerance VIF
Individu .540 .312 .247 .665 1.504
Suasanahati .561 .208 .160 .505 1.979
Tahapprakeputusanpembelian .524 .274 .215 .637 1.570
a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions Model
Dimen
sion Eigenvalue
Condition
Index (Constant) Harga Lokasi Fasilitas
1 3.986 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .006 25.246 .08 .34 .01 .63
3 .005 28.429 .89 .25 .14 .00
1
(4)
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model Dimen sion Eigenvalue Condition
Index (Constant) Harga Lokasi Fasilitas
1 3.986 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .006 25.246 .08 .34 .01 .63
3 .005 28.429 .89 .25 .14 .00
1
4 .003 34.855 .03 .41 .86 .37
a. Dependent Variable: KeputusanBerkunjung
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 115
Mean .0000000
Normal Parametersa
Std. Deviation 1.93030499
Absolute .061
Positive .041
Most Extreme Differences
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z .650
Asymp. Sig. (2-tailed) .792
(5)
(6)