PENGARUH FASILITAS WISATA DAN CITRA TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU SEBAGAI WISATA ALAM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN.
PENGARUH FASILITAS WISATA DAN CITRA TAMAN
WISATA ALAM CIMANGGU SEBAGAI WISATA ALAM
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure FPIPS
Diajukan oleh: Yupianti Oktora Rusbandi
1103115
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Pengaruh Fasilitas Wisata dan Citra
Taman Wisata Alam Cimanggu
sebagai Wisata Alam Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan
Oleh Yupianti Oktora R
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Yupianti Oktora R 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
YUPIANTI OKTORA RUSBANDI 1103115
PENGARUH FASILITAS WISATA DAN CITRA TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU SEBAGAI WISATA ALAM TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Erry Sukriah. SE., M.SE. 19791215 200812 2 002
Pembimbing II
Sri Marhanah, SS., MM. 19811014 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. 19741018 200812 2 001
(4)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat untuk penelitian adalah Taman Wisata Alam Cimanggu yang berada di Jalan Raya Ciwidey, Patenggang KM 13, Patengan, Rancabali, Kabupaten Bandung. Untuk menuju Taman Wisata Alam Cimanggu dari Kota Bandung dapat ditempuh dalam waktu sekitar kurang lebih 2 jam.
Gambar 3.1 Plang TWA Cimanggu
Sumber: Olahan Penelii, 2014
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menganalis mengenai pengaruh fasilitas wisata dan citra Taman Wisata Alam sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil tentang keterkaitan antara fasilitas wisata yang ada dan citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan.
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif,verifikatif yang bertujuan untuk dapat memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh antara fasilitas wisata dan citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung. Lalu metode deskriptif verifikatif ini akan
(5)
C. Metode Yang Digunakan
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut Traver dan Umar (2001:21) metode deskriptif merupakan suatu cara penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (eksogen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Tujuan dari penelitian ini adalah menyajikan suatu profil atau menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan suatu fenomena yang diteliti dari perspektif individual, organisasi, industri dan aspek lainnya. Menurut Suharsimi (2008:7) metode penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data dilapangan. Data dapat diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder, dimana data primer didapatkan dari hasil menyebarkan kuisioner kepada wisatawan yang dijadikan sampel agar memperoleh data yang relevan dan up to date. Penelitian verifikatif disini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas wisata dan citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan persepsi maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Pariwisata
Menurut ahli pariwisata Oka A.Yoeti (1996: 116) dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Ilmu Pariwisata” yaitu pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
2. Fasilitas Wisata
Menurut Lawson-Baud Bovy (1998:246), yang termasuk dalam fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau seorang wisatawan. Fasilitas pendukung (ancillary facilities) dibagi
(6)
menjadi enam jenis, yakni: akomodasi, makan dan minum, sanitasi, aksesbilitas, fasilitas aktif, dan lain-lain seperti pos penjaga, pos keamanan, dan lainnya.
3. Citra
Menurut Hemel dan Prahalad (2000:484) terdapat empat elemen untuk mengukur citra, yaitu:
a. Recognition
b. Reputation
c. Affinity
d. Brand Loyalty
4. Keputusan Berkunjung Wisatawan
Fandy Tjiptono (2008: 156) Keputusan berkunjung didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk yang disusun sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan berkunjung.
Menurut Kotler (2011:240) ada enam keputusan yang dilakukan oleh wisatawan, yaitu:
a. Pemilihan Produk/Jasa b. Pilihan Brand (Merek) c. Pemilihan Penyalur d. Waktu kunjungan e. Jumlah kunjungan f. Metode Pembayaran
E. Populasi Penelitian
Populasi menurut Kountur (2007: 145) “Populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti, objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain”.
(7)
ciri-cirinya akan diduga. Sedangkan menurut Bungin (2005:99) menjelaskan populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, hidup dan sebagainya. Dari beberapa pengertian diatas, daapat disimpulkan bahwa populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Maka yang dijadikan dalam populasi penelitian ini adalah wisatawan Taman Wisata Alam Cimanggu.
F. Sampel Penelitian
Menurut Sugiono (2006:90), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi, maka menurut Sugiono, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili.
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wisatawan TWA Cimanggu. Diketahui data kunjungan wisatawan di TWA Cimanggu dari tahun 2011 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah pengunjung Taman Wisata Alam Cimanggu pada tahun 2011 sampai tahun 2014
2011 140.740
2012 121.056
2013 96.802
2014 78.336
Total 436.934
Sumber: pengelola TWA Cimanggu
Dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Husein Umar, 2007: 78), maka ukuran sampel yang akan dijadikan sebagai sampel responden, adalah sebagai berikut:
n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi
e : Presentasi Kelonggaran Ketidakpastian
(8)
n =
n =
=
99,97=100orang
Batas kesalahan yang ditolerir untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. Dalam penelitian ini, batas kesalahan yang ditolerir adalah 10% yang artinya tingkat kepercayaan dalam penelitian ini adalah 90%.
Dalam pemilihan sampel, peneliti akan menggunakan tehnik sampling, yaitu non probability sampling. Non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk terambil sebagai sampel. Cara yang digunakan dalam tehnik non probability sampling adalah purposive sampling, teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor kesengajaan sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, dalam penelitian ini maka sampelnya adalah wisatawan yang menginap atau pernah menginap di TWA Cimanggu. Penelitian dengan 100 sampel yang dilakukan di lokasi penelitian yaitu di TWA Cimanggu sebanyak 83 dan sisanya sebanyak 17 kuisioner melalui internet.
G. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data kualitatif, berupa hasil wawancara dan observasi di lapangan tentang pengaruh fasilitas wisata dan citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke TWA Cimanggu.
b. Data kuantitatif, berupa data kunjungan wisatawan yang berkunjung ke TWA Cimanggu.
(9)
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa :
a. Data primer, yaitu informasi yang bersumber dari pengalaman penulis langsung ke lokasi penelitian, hasil wawancara.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situs-situs internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Data sekunder yang digunakan peneliti adalah berupa artikel-artikel dari internet, teori-teori dari buku yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas, serta data angka kunjungan wisatawan dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dari Pengelola Taman Wisata Alam Cimanggu.
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data
Profil TWA Cimanggu Dokumen Bagian Tata Usaha TWA Cimanggu
Data kunjungan wisatawan ke TWA Cimanggu
Dokumen Bagian Tata Usaha TWA Cimanggu
Tanggapan responden mengenai fasilitas wisata di TWA Cimanggu
Kuisioner dari wisatawan TWA Cimanggu
Tanggapan responden mengenai citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam di TWA Cimanggu
Kuisioner dari wisatawan TWA Cimanggu
Tanggapan responden mengenai keputusan berkunjung wisatawan di TWA Cimanggu
Kuisioner dari wisatawan TWA Cimanggu
Sumber: Olahan Penulis (2015)
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data primer dan sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner. Kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian dengan menggunakan skala ordinal yaitu mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya. Kuisioner ini akan disebarkan sebanyak 100 kepada wisatawan yang menginap di TWA Cimanggu. Untuk
(10)
penilaian, kuisioner ini menggunakan skala Likert dengan masing-masing bobot penilaian yang akan dijelaskan berikutnya.
b. Wawancara. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi data secara lebih mendalam kepada responden. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada wisatawan yang menginap di TWA Cimanggu. Wawancara akan dilakukan pada kondisi tertentu saat kuesioner tidak bisa dilakukan. Materi yang dijadikan sebagai bahan wawancara mengacu pada isi dari kuesioner yang disebar.
c. Studi literatur (data sekunder), pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang didapatkan dari berbagai sumber an berbagai alat untuk menunjang variabel-variabel yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini mengenai fasilitas wisata, citra, dan keputusan berkunjung wisatawan.
Skala likert adalah skala dimana responden diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap beberapa pernyataan atas suatu obyek tertentu. Menurut Rangkuti (2007:66) dalam skala likert kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar setuju dan tidak setuju melainkan dibuat dengan lebih banyak kemungkinan jawaban misalnya sebagai berikut:
Sangat setuju : bobot nilai 5
Setuju : bobot nilai 4
Cukup setuju : bobot nilai 3 Tidak setuju : bobot nilai 2 Sangat tidak setuju : bobot nilai 1
Sedangkan menurut Istijanto (2009:90), skala likert yaitu meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu obyek. Skala ini dikembangkan oleh Rensis
Likert dan biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari “sangat setuju” sampai dengan “sangat tidak setuju”.
(11)
H. Instrumen Penelitian
Menurut Bungin (2005:94), instrumen penelitian adalah perangkat lunak dari seluruh rangkaian proses pengumpulan data penelitian dilapangan. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi dan kuisioner (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah kuisioner.
I. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang diiteliti dalam penelitian ini meliputi dua macam variabel, yaitu variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat). Menurut Sugiyono (2012: 4), pengertian masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel independentI (X), sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, antecedant. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (terikat). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi
variabel independent dalam penelitian ini adalah, fasilitas wisata (X1), dan citra (X2).
b. Variabel dependent (Y), sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini adalah, keputusan berkunjung sebagai variabel Y.
(12)
Tabel 3.3
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel (X1) Sub
Variabel Indikator Skala
No Item Fasilitas Wisata fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau seorang wisatawan (Lawson-Baud Bovy,1998:246) Akomodasi Keterawatan cottage di TWA Cimanggu
Ordinal 1
Kelengkapan fasilitas cottage
di TWA Cimanggu
Ordinal 2
Kenyamanan
cottage di
TWA Cimanggu
Ordinal 3
Keamanan
cottage di
TWA Cimanggu
Ordinal 4
Makan dan Minum
Keragaman jenis makanan di sekitar TWA
Cimanggu
Ordinal 5
Kebersihan tempat makan di sekitar TWA Cimanggu
Ordinal 6
Kebersihan toilet di TWA
Cimanggu
Ordinal 7
Sanitasi
Keberadaan tempat sampah
di TWA Cimanggu
Ordinal 8
Kebersihan di area sekitar
TWA Cimanggu
Ordinal 9
Kebersihan air panas di TWA
Cimanggu
(13)
Variabel (X1) Sub
Variabel Indikator Skala
No Item Keadaan akses
jalan menuju lokasi TWA
Cimanggu
Ordinal 11
Aksesibilitas
Kapasitas tempat parkir yang disediakan
Ordinal 12
Fasilitas Aktif
Keragaman permainan yang
ditawarkan TWA Cimanggu
(14)
Variabel (X2)
Sub
Variabel Indikator Skala
No Item
Citra
Citra adalah kumpulan kepercayaan, gagasan dan
impesi yang dimiliki oleh konsumen terhadap sesuatu (Hamel dan Prahalad, 2000:484) Recognition Pengetahuan terhadap TWA Cimanggu sebagai wisata alam
Ordinal 1
Kesan terhadap
TWA Cimanggu Ordinal 2
Reputation
Daya tarik wisata alam TWA
Cimanggu
Ordinal 3
Affinity
Pelayanan yang diberikan oleh TWA Cimanggu
Ordinal 4
Informasi yang diberikan oleh TWA Cimanggu
Ordinal 5
Brand Loyalty
Motivasi untuk berkunjung kembali ke TWA
Cimanggu
Ordinal 6
Kepuasan berkunjung ke TWA Cimanggu
Ordinal 7
Merekomendasikan TWA Cimanggu kepada orang lain
(15)
Variabel (Y) Sub
Variabel Indikator Skala
No Item
Keputusan Berkunjung (Menurut Kotler (2011:240) ada enam
keputusan yang dilakukan oleh wisatawan, yaitu berdasarkan produk/jasa, berdasarkan harga, waktu kunjungan, jumlah kunjungan, pemilihan brand, dan metode pembayaran) Berdasarkan Produk/Jasa Kunjungan wisatawan karena air panas alami TWA Cimanggu
Ordinal 1
Keunggulan air panas alami TWA Cimanggu sebagai wisata alam dibandingkan tempat lain
Ordinal 2
Pelayanan yang diberikan TWA
Cimanggu
Ordinal 3
Kunjungan berdasarkan
banyaknya aktivitas yang
ditawarkan
Ordinal 4
Berdasarkan Harga Kesesuaian harga yang diberikan dengan pelayanan oleh TWA Cimanggu Ordinal 5 Waktu Kunjungan Kunjungan pada saat hari
kerja
Ordinal 6
Kunjungan pada saat hari
libur
Ordinal 7
Jumlah Kunjungan
Jumlah kunjungan dalam setahun
Ordinal 8
Pemilihan Merek Kunjungan berdasarkan kepopuleran TWA Cimanggu
(16)
J. Teknik Pengujian Data Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Dalam penelitian, data yang mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Menurut Sugiono (2009:172) menjelaskan instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut:
a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel. b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel.
Adapun formula yang digunakan untuk perhitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r = Koefisien korelasi uji validitas
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
(17)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Jika instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya (Husen Umar, 2008:170). Selain itu, menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:186) mengartikan uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pernyataan-pernyataan. Kaplan menyatakan “it has been suggested that realibility estimates in the range of 0.7 to 0.8 are good enough for most purposes in basic research” Robert M. Kaplan & Dennis P. (1993:126)
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa: kelompok item dalam suatu dimensi dinyatakan realibilitas jika koefisien realibilitasnya tidak lebih rendah dari 0.7.
Menurut kriteria Guilford (1956), koefisien realibilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan, yaitu:
a. > 0.20 :Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan b.0.20 - < 0.40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)
c.0.40 - < 0.70 : Hubungan yang cukup erat d.0.70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)
e.0.90 – < 1.00 :Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel) f. 1.00 : Hubungan yang sangat erat
K. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16 for
windows, maka diperoleh hasil pengujian validitas dan reliabilitas dari item-item
pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas ini dapat dilihat pada tabel berikut:
(18)
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas
No Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Fasilitas Wisata Akomodasi
1 Keterawatan cottage di TWA
Cimanggu 1 0.361 Valid
2 Kelengkapan fasilitas cottage
di TWA Cimanggu 0.888 0.361 Valid
3 Kenyamanan cottage di TWA
Cimanggu 0.571 0.361 Valid
4 Keamanan cottage di TWA
Cimanggu 0.488 0.361 Valid
Makan dan Minum
5 Keragaman jenis makanan di
sekitar TWA Cimanggu 0.520 0.361 Valid
6 Kebersihan tempat makan di
sekitar TWA Cimanggu 0.636 0.361 Valid
Sanitasi
7 Kebersihan toilet di TWA
Cimanggu 0.422 0.361 Valid
8 Keberadaan tempat sampah di
TWA Cimanggu 0.507 0.361 Valid
9 Kebersihan di sekitar area
TWA Cimanggu 0.398 0.361 Valid
10 Kebersihan air panas di TWA
Cimanggu 0.664 0.361 Valid
Aksesibilitas
11 Keadaan jalan menuju lokasi
TWA Cimanggu 0.627 0.361 Valid
12 Kapasitas tempat parkir yang
disediakan 0.421 0.361 Valid
Fasilitas Aktif
13 Keragaman aktivitas yang
ditawarkan TWA Cimanggu 0.481 0.361 Valid
Citra
Recognition
14 Pengetahuan terhadap TWA
(19)
Sumber: Olahan Peneliti 2015
Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa syarat suatu instrumen dinyatakan
valid jika rhitung > rtabel dan item pernyataan dinyatakan tidak valid jika rhitung <
Reputation
16 Daya tarik wisata alam TWA
Cimanggu 0.687 0.361 Valid
Affinity
17 Pelayanan yang diberikan oleh
TWA Cimanggu 0.556 0.361 Valid
18 Informasi yang diberikan oleh
TWA Cimanggu 0.532 0.361 Valid
Brand Loyalty
19 Motivasi untuk berkunjung
kembali ke TWA Cimanggu 0.398 0.361 Valid
20 Kepuasan berkunjung ke TWA
Cimanggu 0.670 0.361 Valid
21 Merekomendasikan TWA
Cimanggu kepada orang lain 0.362 0.361 Valid
Keputusan Berkunjung Berdasarkan Produk/Jasa
22
Kunjungan wisatawan karena air panas alami TWA Cimanggu
0.364 0.361 Valid
23
Keunggulan air panas alami TWA Cimanggu sebagai wisata alam dibandingkan tempat lain
0.557 0.361 Valid
24 Pelayanan yang diberikan
TWA Cimanggu 0.369 0.361 Valid
25
Kunjungan berdasarkan banyaknya aktivitas yang ditawarkan
0.607 0.361 Valid
Berdasarkan Harga
26
Kesesuaian harga yang ditawarkan dengan pelayanan yang diberikan oleh TWA Cimanggu
0.471 0.361 Valid
Waktu Kunjungan
27 Kunjungan pada saat hari kerja 0.659 0.361 Valid
28 Kunjungan pada saat hari libur 0.632 0.361 Valid Jumlah Kunjungan
29 Jumlah kunjungan dalam
setahun 0.588 0.361 Valid
Pemilihan Merk
30 Kunjungan berdasarkan
(20)
rtabel. Melihat data yang tertera pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa semua point
pernyataan dinyatakan valid karena skor rhitung lebih besar dari rtabel.
Tabel 3.5. Hasil Uji Realibilitas
No Pernyataan Nilai r hitung Nilai r table Keterangan
1 Fasilitas Wisata 0.907 0.7 Reliabel
2 Citra 0.825 0.7 Reliabel
3 Keputusan Berkunjung 0.904 0.7 Reliabel
Sumber : Olahan Peneliti 2015
Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa syarat suatu instrumen dinyatakan
reliable jika nilai alpha > 0.7. Melihat data yang tertera pada tabel 3.5
menunjukkan bahwa semua point pernyataan yang diajukan peneliti dinilai
reliable karena nilai alpha lebih besar dari 0.7.
L. Rancangan Analisis Data
Menurut Wardiyanta (2006:38-40) kegiatan analisis data meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut: mengedit data, mengkode data dan mengolah data.
1. Mengedit data
Mengedit data adalah kegiatan memperbaiki kualitas data. Tujuannya adalah menghilangkan keraguan akan kebenaran yang mungkin timbul setelah membaca data tersebut. Kegiatan editing mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan mengenai kelengkapan data. Misalnya dari daftar pernyataan/pertanyaan yang berhasil diambil kembali terdapat banyak jawaban yang tidak ada jawabannya atau bertentangan dalam jawaban satu responden.
b. Pemeriksaan mengenai keseragaman ukuran data. Data harus dicatat dalam satuan-satuan yang seragam untuk mempermudah olahan data. 2. Mengkode data
Mengkode data adalah upaya mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya kedalam kategori-kategori tertentu untuk dapat mengkode data dengan cermat langkah pertama mempelajari jawaban responden kemudian memutuskan perlu tidaknya jawaban tersebut dikategorikan terlebih dahulu.
(21)
3. Mengolah data
Mengolah data merupakan tahapan yang snagat penting dan menentukan keberhasilan penelitian.pada tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan berupa kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan atas permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
M. Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu:
1. Analisis deskripsi tanggapan responden mengenai fasilitas wisata di TWA Cimanggu.
2. Analisis deskripsi tanggapan responden mengenai citra TWA Cimanngu sebagai wisata alam.
3. Analisis deskripsi tanggapan responden mengenai keputusan berkunjung wisatawan ke TWA Cimanggu
Adapun rumus perhitungan garis kontinum adalah:
Skor total = hasil keseluruhan dari item pertanyaan Nilai indeks maksimum
(nilai tertinggi kategori pertanyaan × jumlah item pertanyaan × jumlah responden)
Nilai indeks minimum
(nilai terendah kategori pertanyaan × jumlah item pertanyaan × jumlah responden)
Jarak interval
(nilai maksimum – nilai minimum) : kategori pertanyaan
Presentase skor
([total skor] : nilai maksimum) × 100%
Sumber: Sugiyono (2012)
(22)
N. Analisis Data Verifikatif
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Teknik regresi linier berganda hanya dapat dilakukan apabila jumlah variabel bebasnya minimal sebanyak dua variabel. Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya, oleh karen aitu semua data ordinal yang terkumpul, terlebih dahulu harus ditransformasi menjadi skala interval atau Method of Successive
Interval (MSI).
O. Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Salah satu asumsi yang mendasari analisis regresi adalah skala data yang digunakan minimal dengan skala interval. Sedangkan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang berskala ordinal sehingga data tidak langsung dapat dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik. Oleh karena itu data ordinal tersebut harus ditingkatkan (ditransformasikan) terlebih dahulu dengan menggunakan Metode Successive Interval (MSI). Langkah-langkah di dalam Metode Successive Interval (MSI) menurut Riduwan (2007:30) adalah sebagai berikut:
1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapatkan skor 1,2,3, dan 4 yang disebut sebagai frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jelas menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas).
(23)
Dimana:
Mean of Interval : Rata-rata interval
Densityat Lower Limit : : Kepadatan batas bawah
Densityat Upper Limit : : Kepadatan batas atas
Area Under Upper Limit : Daerah di bawah atas
Area Under Lower Limit : Daerah di bawah atas bawah
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus: Y = NS + {1 +[NS min]}
P. Uji Asumsi Klasik
Menurut Nugroho (2005:36-40) teknik analisis regresi linier berganda digunakan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data tidak mengikuti pola sebaran distribusi normal, maka akan diperoleh taksiran yang bias. Pengujian normalitas dilakukan melalui tes Kolmogorov-Smirnov koreksi Lilliefors dengan rumus sebagai berikut:
D = SN(Xi) =
Dimana:
Fo (X) : fungsi distribusi komulatif yang ditentukan
SN (X) : distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi dari suatu random dengan N observasi
i : 1,2,...N
Adapun kriteria Uji: Jika nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi normal dan jika probabilitas < 0.05 maka distribusi tidak normal. Uji normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS ver.16 for windows dan diperoleh hasilnya sebagai berikut:
(24)
Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 100
Normal Parametersa Mean 24.8843800
Std. Deviation 4.46576503
Most Extreme Differences
Absolute .076
Positive .063
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .755
Asymp. Sig. (2-tailed) .619
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Pengelohan Data,2015
Berdasarkan kriteria uji normalitas yaitu jika p-value > 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika p-value < 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Data yang tertera pada tabel 3.6. diketahui bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal karena nilai p-value (asymp.sig. 0.619) lebih dari 0.05. Maka dari itu, data tersebut dapat digunakn karena variabel residu berdistribusi normal.
2.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai
tolerance lebih tinggi daripada 0,01 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Nilai tolerance (a) dan
(25)
Hasil pengolahan data multikolinearitas dengan menggunakan SPSS ver.16 disajjikan pada tabeel 3.7.
Tabel 3.7.
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Fasilitas Wisata .241 4.148
Citra .241 4.148
a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 3.7. untuk menguji terjadi atau tidaknya multikolinieritas dapat melihat nilai tolerance dan nilai VIF pada masing-masing variabel bebas. Diketahui nilai tolerance X1, X2 adalah 0,241 dan nilai VIF X1, X2 adalah 4.148. Ini artinya nilai tolerance yang diperoleh lebih dari 0,10 dan nilai VIF pada kedua variabel
bebas kurang dari 10. Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa diantara variabel bebas tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
3.Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun dasar pengambilan uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
a. Ho: tidak terjadi heteroskedastisitas jika p-value > 0,05 b. Ha: terjadi heteroskedastisitas jika p-value < 0,05
Berkaitan dengan hasil pengolahan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan bantuan software SPSS ver.16 dapat dilihat pada tabel 3.8
(26)
Tabel 3.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,937E-014 1.425 .000 1.000
Fasilitas
Wisata .000 .090 .000 0.000 1.000
Citra .000 .088 .000 .000 1.000
a. Dependent Variable: abresid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS ver.16 pada tabel 3.8. dapat diketahui bahwa nilai p-value (sig.) untuk variabel fasilitas wisata dan citra adalah sebesar 1,000. Karena nilai p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
Q. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010:277). Untuk membuat ramalan malalui regresi maka digunakan persamaan sebagai berikut:
Y = a + bx (Sugiyono, 2010:289)
Keterangan :
Y = subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. Keputusan berkunjung = Y
a = Konstanta
b =Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang didasarkan pada variabel independen. Jika b (+) maka naik dan jika b (-) maka
(27)
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilia tertentu. X = fasilitas wisata dan citra
R. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel fasilitas wisata (X1) dan citra
(X2) terhadap variabel keputusan berkunjung (Y). Pada penelitian ini,
pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis uji F, uji t dan uji koefisien determinasi yaitu sebagai berikut:
1. Uji F
Uji F adalah uji simultan untuk melihatpengaruh variabel-variabel fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap variabel keputusan
berkunjung (Y). Tujuan dari uji F ini adalah untuk model kelayakan. Persamaan untuk uji F adalah sebagai berikut:
(Sugiyono,2013:235) Keterangan:
R = korelasi ganda K = variabel independen n = jumlah sampel
Adapun hipotesis yang akan diuji F adalah sebagai berikut:
a. Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y)
b. Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas wisata (X1)
dan citra (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y)
Selanjutnya menurut Sugiyono (2013:235) bahwa hasil dari rumus tersebut dibandingkan dengan hasil F tabel dengan dk (derajat kebebasan) pembilang = k dan dk penyebut = (n- k-1) dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka dihasilkan kriteria penolakan sebagai berikut:
(28)
a. Jika Fh > Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Jika Fh ≤ Ft maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Uji t
Uji t adalah uji parsial yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh antara variabel fasilitas wisata (X1) dan citra (X2)
terhadap keputusan berkunjung (Y). Persamaan rumus uji t adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel yang diteliti
Adapun hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ho1 : β1 = o Fasilitas wisata (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
Ho1 : β1 ≠ o Fasilitas wisata (X1) berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
b. Ha2 : β2 = o Citra (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
Ha2 : β2 ≠ o Citra (X2) berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
Berikutnya Sugiyono (2013:231) menyatakan kriteria penolakan hipotesisnya yaitu jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, jika thitung < ttable maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan tingkat signifikansi 5% atau sebesar 0,05 dan uji dua pihak serta derajat kebebasan (dk) = n-2-1.
(29)
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang disambungkan oleh variabel fasilitas wisata (X1) dan citra
(X2) terhadap keputusan berkunjung (Y). Rumus persamaannya adalah
sebagai berikut:
KD = r2 x 100
(Riduwan,2012:218)
Tabel 3.9
Pedoman Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0% - 19,99% Sangat Lemah
20% - 39,99% Lemah
40% - 59,99% Sedang
60% - 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat
(30)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori mengenai fasilitas wisata dan citra terhadap keputusan berkunjung, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa fasilitas wisata yang ditawarkan oleh pihak TWA Cimanggu cukup baik, hal tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti akomodasi yang cukup baik, makan dan minum yang cukup baik dan ditunjang dengan sanitasi yang cukup baik juga, kemudian aksesibilitasnya yang mudah dijangkau dan aktivitasnya yang cukup beragam.
2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam, responden merasa cukup baik terhadap citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam, hal tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti
recognition yang setuju bahwa TWA Cimanggu sebagai wisata alam dan
kesan terhadap TWA Cimanggu sangat baik, reputation yang setuju pula bahwa TWA Cimanggu mempunyai daya tarik wisata alam yang menarik,
affinity yang cukup baik dan brand loyalty yang cukup baik.
3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa wisatawan mempunyai keputusan berkunjung yang cukup baik. Hal tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti produk/jasa yang cukup setuju bahwa TWA Cimanggu unggul dengan air panasnya yang alami, harganya yang cukup terjangkau, waktu kunjungannya yang cukup pula, jumlah kunjungan yang setuju bahwa TWA Cimanggu dikunjungi lebih dari 1 kali dalam setahun, dan pemilihan merek yang cukup baik.
4. Fasilitas wisata memberikan pengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan sebesar 20%, sedangkan sisanya 80% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.
(31)
Yupianti Oktora Rusbandi, 2015
PENGARUH FASILITAS WISATA DAN CITRA TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU SEBAGAI 5. Citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam memberikan pengaruh positif
terhadap keputusan berkunjung wisatawan sebesar 36,8%, sedangkan sisanya 63,2% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. 6. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan uji koefisien determinasi
diketahui bahwa fasilitas wisata dan citra memberikan pengaruh positif terhadap keputusan berkunjung sebesar 56,8%, sedangkan sisanya 43,2% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal mengenai pengaruh fasilitas wisata dan citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan adalah:
1. Untuk meningkatkan pengembangan dari aktivitas yang ada di TWA Cimanggu tersebut seperti diadakannya terapi untuk wisatawan yang ingin menyembuhkan penyakitnya. Sehingga wisatawan tidak merasa jenuh berkunjung ke TWA Cimanggu, dengan adanya aktivitas yang beragam maka kunjungan wisatawan pun akan meningkat dan bisa meningkatkan pendapatan pula bagi TWA Cimanggu sendiri maupun bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan aktivitas tersebut.
2. Untuk menjaga reputation TWA Cimanggu sebagai wisata alam, maka harus lebih ditingkatkan lagi dengan menjaga TWA Cimanggu sebagai wisata alam yang memanfaatkan alam sebagai daya tarik utamanya, dengan ditambahkannya tempat duduk dibawah pepohonan yang rindang untuk tempat bersantai bagi wisatawan yang berkunjung ke TWA Cimanggu.
3. Harga yang ditawarkan oleh TWA Cimanggu harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak TWA Cimanggu, maka sebaiknya pelayanan di TWA Cimanggu lebih ditingkatkan lagi baik dari keramahtamahan staffnya maupun dari cara berpenampilan yang rapi dan bersih agar wisatawan merasa senang dilayani dengan baik oleh pihak TWA Cimanggu sehingga bisa meningkatkan kembali kunjungan wisatawan ke TWA Cimanggu.
(1)
Tabel 3.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,937E-014 1.425 .000 1.000
Fasilitas
Wisata .000 .090 .000 0.000 1.000
Citra .000 .088 .000 .000 1.000
a. Dependent Variable: abresid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS ver.16 pada tabel 3.8. dapat diketahui bahwa nilai p-value (sig.) untuk variabel fasilitas wisata dan citra adalah sebesar 1,000. Karena nilai p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
Q. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010:277). Untuk membuat ramalan malalui regresi maka digunakan persamaan sebagai berikut:
Y = a + bx (Sugiyono, 2010:289) Keterangan :
Y = subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. Keputusan berkunjung = Y
a = Konstanta
b =Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen yang didasarkan pada variabel independen. Jika b (+) maka naik dan jika b (-) maka terjadi penurunan
(2)
52
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilia tertentu. X = fasilitas wisata dan citra
R. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap variabel keputusan berkunjung (Y). Pada penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis uji F, uji t dan uji koefisien determinasi yaitu sebagai berikut:
1. Uji F
Uji F adalah uji simultan untuk melihatpengaruh variabel-variabel fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap variabel keputusan berkunjung (Y). Tujuan dari uji F ini adalah untuk model kelayakan. Persamaan untuk uji F adalah sebagai berikut:
(Sugiyono,2013:235) Keterangan:
R = korelasi ganda K = variabel independen n = jumlah sampel
Adapun hipotesis yang akan diuji F adalah sebagai berikut:
a. Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y)
b. Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y)
Selanjutnya menurut Sugiyono (2013:235) bahwa hasil dari rumus tersebut dibandingkan dengan hasil F tabel dengan dk (derajat kebebasan) pembilang = k dan dk penyebut = (n- k-1) dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka dihasilkan kriteria penolakan sebagai
(3)
a. Jika Fh > Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. Jika Fh ≤ Ft maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Uji t
Uji t adalah uji parsial yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh antara variabel fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y). Persamaan rumus uji t adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel yang diteliti
Adapun hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ho1 : β1 = o Fasilitas wisata (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
Ho1 : β1 ≠ o Fasilitas wisata (X1) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
b. Ha2 : β2 = o Citra (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
Ha2 : β2 ≠ o Citra (X2) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan berkunjung wisatawan (Y)
Berikutnya Sugiyono (2013:231) menyatakan kriteria penolakan hipotesisnya yaitu jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, jika thitung < ttable maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan tingkat signifikansi 5% atau sebesar 0,05 dan uji dua pihak serta derajat kebebasan (dk) = n-2-1.
(4)
54
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang disambungkan oleh variabel fasilitas wisata (X1) dan citra (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y). Rumus persamaannya adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100 (Riduwan,2012:218)
Tabel 3.9
Pedoman Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0% - 19,99% Sangat Lemah
20% - 39,99% Lemah
40% - 59,99% Sedang
60% - 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat
(5)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori mengenai fasilitas wisata dan citra terhadap keputusan berkunjung, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa fasilitas wisata yang ditawarkan oleh pihak TWA Cimanggu cukup baik, hal tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti akomodasi yang cukup baik, makan dan minum yang cukup baik dan ditunjang dengan sanitasi yang cukup baik juga, kemudian aksesibilitasnya yang mudah dijangkau dan aktivitasnya yang cukup beragam.
2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam, responden merasa cukup baik terhadap citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam, hal tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti recognition yang setuju bahwa TWA Cimanggu sebagai wisata alam dan kesan terhadap TWA Cimanggu sangat baik, reputation yang setuju pula bahwa TWA Cimanggu mempunyai daya tarik wisata alam yang menarik, affinity yang cukup baik dan brand loyalty yang cukup baik.
3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa wisatawan mempunyai keputusan berkunjung yang cukup baik. Hal tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti produk/jasa yang cukup setuju bahwa TWA Cimanggu unggul dengan air panasnya yang alami, harganya yang cukup terjangkau, waktu kunjungannya yang cukup pula, jumlah kunjungan yang setuju bahwa TWA Cimanggu dikunjungi lebih dari 1 kali dalam setahun, dan pemilihan merek yang cukup baik.
4. Fasilitas wisata memberikan pengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan sebesar 20%, sedangkan sisanya 80% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.
(6)
103
5. Citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam memberikan pengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan sebesar 36,8%, sedangkan sisanya 63,2% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. 6. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan uji koefisien determinasi
diketahui bahwa fasilitas wisata dan citra memberikan pengaruh positif terhadap keputusan berkunjung sebesar 56,8%, sedangkan sisanya 43,2% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal mengenai pengaruh fasilitas wisata dan citra TWA Cimanggu sebagai wisata alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan adalah:
1. Untuk meningkatkan pengembangan dari aktivitas yang ada di TWA Cimanggu tersebut seperti diadakannya terapi untuk wisatawan yang ingin menyembuhkan penyakitnya. Sehingga wisatawan tidak merasa jenuh berkunjung ke TWA Cimanggu, dengan adanya aktivitas yang beragam maka kunjungan wisatawan pun akan meningkat dan bisa meningkatkan pendapatan pula bagi TWA Cimanggu sendiri maupun bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan aktivitas tersebut.
2. Untuk menjaga reputation TWA Cimanggu sebagai wisata alam, maka harus lebih ditingkatkan lagi dengan menjaga TWA Cimanggu sebagai wisata alam yang memanfaatkan alam sebagai daya tarik utamanya, dengan ditambahkannya tempat duduk dibawah pepohonan yang rindang untuk tempat bersantai bagi wisatawan yang berkunjung ke TWA Cimanggu.
3. Harga yang ditawarkan oleh TWA Cimanggu harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak TWA Cimanggu, maka sebaiknya pelayanan di TWA Cimanggu lebih ditingkatkan lagi baik dari keramahtamahan staffnya maupun dari cara berpenampilan yang rapi dan bersih agar wisatawan merasa senang dilayani dengan baik oleh pihak TWA Cimanggu sehingga bisa meningkatkan kembali kunjungan wisatawan ke TWA Cimanggu.