Asas Kebijakan Pengembangan Koleksi

16 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya. 5. Memiliki bahan pustaka informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung Siregar 1998, 2-3. Menurut Sutarno 2006, 102 tujuan pengembangan koleksi adalah “Bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai, dan jumlah bahan pustaka yang mencukupi.” Dari pendapat yang dikemukan di atas dapat dimaknai bahwa tujuan pengembangan koleksi perpustakaan adalah mengumpulkan, menyediakan dan memiliki berbagai jenis koleksi perpustakaan. Pengembangan koleksi juga bertujuan untuk menyediakan bahan pustaka yang mutakhir, memadai dan sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan yang bersangkutan.

2.4.2 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi merupakan pedoman bagi perpustakaan untuk melakukan perencanaan dalam pengembangan koleksi. Dengan adanya kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis pustakawan dapat melakukan pengembangan koleksi secara terarah sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.4.2.1 Asas Kebijakan Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih menyeleksi mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pustakawan bersama-sama sivitas akademika perguruan tinggi. Menurut Yulia dan Sujana 2010, 2.4-2.5 kebijakan pengembangan koleksi didasari oleh beberapa asas berikut ini: 1. Kerelevanan 17 Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktivitas yang telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga memudahkan pencapaian kinerja perpustakaan yang memuaskan stakeholders. Pustakawan harus bisa mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada masyarakat pengguna. 2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan pengguna. Masing-masing jenis perpustakaan mempunyai pengguna yang berbeda, yang berbeda pula pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus membaca kebutuhan berbagai kelompok pengguna yang ada dalam populasi yang dilayani perpustakaan. 3. Kelengkapan Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap dalam arti terkait dengan kebutuhan para pengguna utama perpustakaan walaupun secara hakiki sudah diketahui bahwa tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Namun demikian, penting bagi pustakawan untuk dapat mendeteksi kebutuhan sehari-hari dari pengguna utama kebutuhan pengguna perpustakaannya sehingga dapat menjadi perpustakaan andalan para pengguna. Ternyata wajar sebuah perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunananya apabila apa yang dicari pengguna sering tidak diperoleh di perpustakaan itu. 4. Kemutakhiran Koleksi hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Dengan demikian, perpustakaan harus mengadakan dan memperbarui bahan pustaka yang menjadi koleksi. Sejumlah dana rutin diperlukan oleh perpustakaan untuk membeli berbagai bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, yang jumlahnya tidak kecil mengingat semakin tingginya harga bahan pustaka yang beredar di pasaran. 5. Kerja Sama Koleksi perpustakaan sebaiknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, Pembina perpustakaan, pimpinan badan induk, tokoh masyarakat, gurudosenpeneliti, dan berbagai pihak lain tergantung jenis perpustakaannya. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna. Dalam melakukan pengembangan koleksi pustakawan perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi sebagaimana dikemukakan oleh Darmono 2001, 49-50: 1. Relevansi 18 Artinya aktivitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berorientasi kepada pemakai. Dengan denikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka. 2. Kelengkapan Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada dalam kurikulum. Semua komponen koleksi mendapatkan perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan. 3. Kemutakhiran Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun terakhir, maka dari kemutakhiran dapat dikatakan mutakhir. 4. Kerjasama Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pemebinaan koleksi seperti kepala perpsutakaan, petugas perpustakaan atau pustakawan, guru, serta pihak yang mengadakan pembelian. Hal di atas perlu dipedomani agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika perguruan tinggi penaungnya. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004, 44-45 dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi antara lain: 1. Program lembaga 2. Model pembelajaran yang dijalankan 3. Kebutuhan pengguna 4. Jenis koleksi 5. Kriteria bahan pustaka 6. Jumlah eksemplar 7. Bahasa 19 Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan kepada: 1. Pustakawan 2. Wakil sivitas akademika 3. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan pengembangan koleksi didasari beberapa asas seperti: kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran dan kerja sama. Selain itu kebijakan pengembangan koleksi harus melibatkan seluruh sivitas akademika seperti dosen, mahasiswa, peneliti dan pihak-pihak yang terkait, agar kebijakan pengembangan koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

2.4.2.2 Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi