Hak Cipta Indonesia

b. Kedudukan Hak Cipta

  Mengenai kedudukan hak cipta, sudah ditetapkan oleh undang-undang hak cipta, bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak hak cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena;

  5) Perjanjian tertulis,

  Sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, khusus mengenai perjanjian mensyaratkan harus dilakukan dengan menggunakan akta dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut di dalam akta tersebut. Pentingnya akta perjanjian itu adalah tidak lain dimaksud untuk memudahkan pembuktian peralihan hak cipta apabila terjadi persengketaan dikemudian hari.

c. Ciptaan yang Dilindungi

  Pada Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599), ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra terdiri atas :

  1) Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil

  karya tulis lainnya.

  2) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya.

  3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

  pengetahuan.

  4) Lagu danatau music dengan atau tanpa teks.

  5) Drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim.

  6) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

  kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase.

  7) Karya seni terapan.

  8) Karya arsitektur.

  9) Peta.

  10) Karya seni batik atau motif lainnya.

  11) Karya fotografi.

  12) Potret.

  13) Karya sinema tografi

  14) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya seni lain dari hasil transformasi.

  15) Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional.

  16) Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer maupun medialainnya.

  17) Komplikasi ekspresi budaya tradisional selama kompilakasi tersebut merupakan karya yang asli.

  18) Permainan video, dan

  19) Program, komputer.

d. Hasil Karya yang Tidak Dilindungi Hak Cipta Meliputi

  Pada Pasal 41 huruf a, b, c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599), hasil ciptaan yang tidak dilindungi meliputi;

  a) Hasil karya yang belum diwujdkan dalam bentuk nyata.

  b) Setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data

  walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau digabungkan dalam sebuah ciptaan dan,

  c) Alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan masalah teknis atau yang bentuknya hanya dijatuhkan untuk kebutuhan fungsional.

e. Masa Berlaku Hak Cipta dan Hak Terkait

  Dalam mengatur jangka waktu berlakunya hak cipta, Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599), tidak mensyaratkan melainkan membedakan-bedakan. Perbedaan itu dikelompokan sebagai berikut,

  1) Perlindungan hak cipta atas:

  a) Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya

  b) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan yang sejenisnya

  c) Alat praga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan

  d) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks

  e) Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantonim

  f) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kali grafi, seni pahat, patung atau kolase

  g) Karya arsitektur

  h) Peta dan

  i) Karya seni batik atau seni motif lain

  Berlaku selama pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah pencipta meninggal dunia, terhitung mulai 1 (satu) Januari tahun berikutnya, dan perlindungan hak cipta atas ciptaan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599), yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

  2) Perlindungan hak cipta atas ciptaan:

  a) Karya fotografi

  b) Potret

  c) Karya sinematografi

  d) Permainan video

  e) Program komputer

  f) Perwajahan karya tulis

  g) Terjemah, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi aransemen,

  modifikasi dan karya seni lain dari hasil transformasi

  h) Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi

  budaya tradisional

  i) Kompilasi ciptaan atau data baik dalam format yang dapat dibaca dengan program k omputer atau media lainnya j) Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilsi tersebut merupakan

  karya yang asli.

  Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman. Perlindungan hak cipta atas ciptaan berupa karya seni terapan berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

f. Hak-hak yang Berkaitan Dengan Hak Cipta

  1) Hak eksklusif

  Hak eksklusif adalah pemegang atau pemilik hak cipta yang bebas melaksanakan pemanfaatan hak cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain dilarang melakukan pemanfaatan hak cipta tersebut tanpa izin pemegang hak cipta. Di Indonesia eksklusif atau si pemegang hak cipta termasuk kegiatan- kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengarasemen, mengalihkan, menyewakan, meminjamkan, mengimport, memamerkan, mempertunjukan kepada orang lain hasil ciptaanya.

  2) Hak Ekonomi

  Hak ekonomi adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mendaptakan manfaat ekonomi atas ciptaan untuk melakukan;

  a) Penerbitan ciptaan

  b) Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya

  c) Penerjemah ciptaan

  d) Pengadaptasian, pengaransemen, pentransformasian, ciptaan

  e) Pendistribusian ciptaan atau salinannya

  f) Pertunjukan ciptaan

  g) Pengumuman ciptaan

  h) Komunikasi ciptaan dan

  i) Penyewaan ciptaan

  Dalam khasanah ilmu pengetahuan seni dan sastra tidak semua ciptaan dibuat dengan orientasi dan motif ekonomi, adakalanya sebuah ciptaan dibuat Dalam khasanah ilmu pengetahuan seni dan sastra tidak semua ciptaan dibuat dengan orientasi dan motif ekonomi, adakalanya sebuah ciptaan dibuat

  mengumumkan ciptaan. 28

  Secara normatif, yang dimaksud dengan memperbanyak antara lain adalah menambah jumlah suatu ciptaan, baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat subtansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun yang tidak sama, termasuk mengalih wujudkan secara permanen atau temporer.

  3) Hak Moral

  Hak moral adalah hak perorangan atau individu terhadap karya cipta yang dihasilkannya untuk tidak diubah oleh siapapun, walaupun hak cipta karya tersebut sesungguhnya telah diserahkan kepada pihak lain. Hal ini termasuk perubahan judul dan anak judul karya cipta, pencantuman dan perubahan nama atau nama samaran pencipta, namun hal ini tidak berlaku jika sebelumnya telah

  terdapat persetujuan dari pencipta atau ahli warisnya. 29

  28 Saidin. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, h. 40. 29 Yusrani Isnaini, Buku Pintar HAKI, GHALIA INDONESIA, Anggota IKAPI, Bogor 2010, h.

g. Sifat Hak Cipta

  Sifat-sifat hak cipta terdiri 3 (tiga) bagian, sifat-sifat tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 30

  1) Dianggap sebagai benda yang bergerak dan inmaterial.

  2) Harus dialihkan dengan akta tertulis, baik akta notaris maupun akta bawah

  tangan.

  3) Tidak dapat disita, karena menyangkut hak pribadi.

h. Pendaftaran Hak Cipta

  Dalam memudahkan pembuktian kepemilikan suatu hak cipta pada Pasal

  40 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599) mengatur tentang pendaftaran ciptaan.

  Pada penjelasannya disebutkan bahwa pendaftaran ciptaannya itu tidak mutlak diharuskan, karena tanpa didaftarkan pun hak cipta atas suatu ciptaan di bidang ilmu pengetahuan seni dan sastra tetap dilindungi oleh undang-undang hak cipta Indonesia, hanya saja mengenai ciptaan yang tidak didaftarkan akan mengalami kesulitan dan lebih membutuhkan waktu salama pembuktian kepemilikan hak ciptanya.

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599) Indonesia menganut sistem

  30 Rooseno Harjo Widigjo, Mengenal Hak Cipta Indonesia, PT, Penerba sawadya, Jakarta, 1992,

  h. 36.

  pendaftaran ciptaan negate deklaratif, artinya orang yang pertama kali mengumumkan suatu ciptaan, maka dia dianggap sebagai penciptanya. Mengumumkan yang pertama kali dianggap sama dengan pendaftaran ciptaan, apabila terjadi sengketa atas ciptaan itu maka diserahkan kepada hakim unuk

  mengambil keputusan. 31

  Pendaftaran ciptan dilakukan secara pasif artinya semua permohonan pendaftaran ciptaan diterima dengan tidak terlalu mengadakan penelitian yang mendalam atas hak pemohon kecuali jika sudah jelas ternyata ada pelanggaran

  hak cipta, 32

  Pendaftaran ciptaan dan konsultan hak atas kekayaan intelektual, telah diungkapkan bahwa perlindungan terhadap ciptaan dalam wujud hak cipta bukan disebabkan oleh pendaftaran, akan tetapi pendaftaran tetap dimungkinkan, bahkan dalam hal tertentu pendaftaran dimungkinkan untuk menguatkan pembuktian, undang-undang tentang pendaftaran ini sebagaiman yang tercatat dalam daftar umum ciptaan, terbuka untuk umum, prinsip pokok terdapat dalam ketentuan yang menyatakan bahwa “pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi arti maksud atau bentuk dari ciptaan yang didaftarkan”, pendaftaran dapat dilakukan sendiri oleh pencipta atau melalui kuasanya yang adalah konsultan hak atas kekayaan intelektual dan terdaftar pada

  Direktorat Jenderal Hak atas kekayaan intelektual. 33

  31 Rooseno Harjo Widigjo, Mengenal Hak Cipta Indonesia, PT, Penerba sawadya, Jakarta, 1992,

  h. 40. 32 Ibid. h, 40

  33 Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayyan Intelektual Pasca TRIPs, PT. Alumni, Bandung 2005, h.126.

i. Syarat Pendaftaran Ciptaan

  Apabila seorang pemegang hak cipta ingin mendaftarkan ciptaannya yang dimilikinya, maka pencipta harus mengajukan surat permohonan pendaftaraan ciptaanya yang diajukan kepada menteri kehakiman melalui direktur hak cipta, direktur jenderal hak cipta, paten, dan merek, Menteri kehakiman. Surat permohonan pendaftaran itu ditulis rangkap dua (2) dalam bahasa Indonesia, lembaran pertama dibubuhi materai tempel, satu (1) surat permohonan ini hanya berlaku untuk satu (1) ciptaan saja. Kemudian syarat-syarat yang lain yang harus

  dipenuhi sebagi berikut; 34

  1) Subjek permohonan

  a) Pencipta Apabila surat pemohon pendaftaran ciptan dimintakan oleh pemcipta sendiri, maka di dalam surat permohonannya ditulis secara lengkap nama pencipta, kewarganegaraan pencipta, alamat pencipta, dan tandatangan pencipta, kemudian dilampirkan bukti dari (cukup dengan foto copy) misalnya Kartu Tanda Penduduk, Paspor atau tanda bukti lain.

  b) Pencipta-pencipta

  Apabila surat pemohon pendaftaran ciptan dimintakan oleh lebih dari seorang, maka nama-nama pemohon ditulis secara lengkap dengan menetapkan satu alamat pemohon, kewarganegaraan para pemohon, dan tandatangan para pemohon, kemudian dilampirkan bukti dari (cukup dengan foto copy) misalnya Kartu Tanda Penduduk, Paspor dan lain-lain.

  34 Rooseno Harjo Widigjo, Mengenal Hak Cipta Indonesia, PT, Penerba sawadya, Jakarta, 1992,

  h. 4.

  c) Badan hukum (instansi resmi) Apabila surat pemohon pendaftaran ciptaan diajukan oleh suatu badan hukum, maka di dalam surat permohonannya ditiliskan secara lengkapnama badan hukum itu, alamat badan hukum itu, dan ditandatangini pengurus badan hukum itu, kemudian dilampirkan turunan resmi akta pendiri badan hukum itu.

  d) Pemegang hak cipta

  Apabila pemohon pendaftaran ciptaan dimintakan oleh pemegang hak cipta (penerima hak cipta yang bukan pencipta), maka di dalam surat pemohonannya dituliskan secara lengkap nama, kewarganegaraan, alamat pencipta, dan juga dituliskan secara lengkap nama, kewarganegaraan, alamat pemegang hak cipta, kemudian dilampiri bukti diri (cukup dengan foto copy) misalnya kartu tanda penduduk, pasport dan lain-lainnya, dan juga dilampiri bukti asli atau salinannya yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atas akta pemindahan hak cipta yang dimintakan pendaftarannya itu. Kemudian surat pemohon itu ditandatangani oleh pemegang hak cipta.

  e) Kuasa Apabila surat pemohon pendaftaran ciptaan dimintakan oleh seorang kuasa, maka dalam surat pemohonannya dituliskan secara lengkap nama, warganegaraan, alamat pemberi kuasa maupun penerima kuasa. Kemudian surat permohonan itu dilampiri selain bukti diri, juga dilampiri surat kuasannya. Penerimaan kuasa harus kewarga negaraan Republik Indonesia dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, apabila memberi e) Kuasa Apabila surat pemohon pendaftaran ciptaan dimintakan oleh seorang kuasa, maka dalam surat pemohonannya dituliskan secara lengkap nama, warganegaraan, alamat pemberi kuasa maupun penerima kuasa. Kemudian surat permohonan itu dilampiri selain bukti diri, juga dilampiri surat kuasannya. Penerimaan kuasa harus kewarga negaraan Republik Indonesia dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, apabila memberi

  2) Objek yang didaftarkan.

  a) Jenis ciptaan Di dalam surat permohonan pendaftaraan ciptaan tersebut dituliskan pula jenis ciptaan yang dimintakan pendaftarannya misalnya;

  a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya.

  b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya.

  c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

  d. Lagu danatau music dengan atau tanpa teks.

  e. Drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim.

  f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase.

  g. Karya seni terapan.

  h. Karya arsitektur.

  i. Peta. j. Karya seni batik atau motif lainnya. k. Karya fotografi. l. Potret. m. Karya sinema tografi n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,

  aransemen, modifikasi dan karya seni lain dari hasil transformasi. o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi

  budaya tradisional. p. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca

  dengan program komputer maupun medialainnya. q. Komplikasi ekspresi budaya tradisional selama kompilakasi tersebut

  merupakan karya yang asli. r. Permainan video, dan s. Program, komputer.

  b) Judul ciptaan

  Di dalam surat permohonan pendaftaran ciptaan tersebut dituliskan pula judul ciptaan yang dimohonkan pendaftarannya, misalnya buku mengenai hak cipta Indonesia besrta peraturan pelaksanaannya.

  c) Tempat dan tanggal diumumkan Di dalam surat permohonan pendaftaran ciptaan tersebut disebutkan tempat dan tanggal ciptaan itu untuk pertama kali diumumkan, dengan disertai bukti-bukti pengumumannya bila ada.

  d) Uraian ciptaan

  Di dalam surat permohonan pendaftran ciptaan tersebut dicantumkan uraian atas ciptaan yang di mohonkan, uraian tersebut dapat berupa ringkasan, dan dibuat rangkap 3 yang dapat ditulis dalam lembaran kertas tersendiri.

  e) Nomor Pokok Wajib Pajak Permohonan pendaftran ciptaan atau pencetakan pemindahan hak atas ciptaan terdaftar yang diajukan oleh pemohon yang berdomisili di wilayah Indonesia wajib melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak sebagai salah satu syarat permohonannya, Direktorat Hak Cipta, Direktur Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek, Menteri Kehakiman tidak akan menerima permohonan pendaftaran ciptaan atau pencatatan pemindahan hak atas ciptaan terdaftar jika pemohon tidak melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajaknya.

  3) Biaya

  Suatu surat permohonan pendaftaran ciptaan harus memenuhi biaya pendaftaran ciptaan. Mulai angka ini dan seterusnya ke bawah dibicarakan

  beberapa ketentuan baru dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599), yang juga dianut di semua undang-undang di bidang hak atas kekayaan intelektual yang lain. Tekanan pengaturan adalah pada wewenang yang dimiliki institusi penyelenggara hsk kekayaan intelektual, yang dengan persetujuan Menteri Keuangan dapat menggunakan sebagian dana penerimaan yang berasal dari penyelenggaraan hak atas kekayaan intelektual, misalnya biaya pendaftaran, biaya tahunan dan lain-lain. Penerimaan ini disebut penerimaan Negara Bukan Pajak, dengan prinsip begitu diteriama wajib disetorkan langsung ke kas negara, baru kemudian Direktorat Jenderal Hak atas kekayaan intelektual, mengajukan permohonan pencairan atas jumlah berdasarkan prosentase yang telah disetujui. Perlu dimaklumi, wewenang untuk mengelola sebagian penerimaan bukan pajak ini dimiliki juga oleh berbagai

  instansi lain. 35

j. Maksud dan Tujuan Pendaftaran Hak Cipta

  1) Maksud pendaftaran

  Pendaftaran ciptaan diatur di dalam undang-undang dimaksudkan untuk mengatur pendaftran ciptaan agar dapat menciptakan ketertiban dan keteraturan masyarakat di bidang hak cipta terutama dari segi administrasi, sebagimana diketahui bahwa pendaftaran ciptaan bukan suatu kewajiban karena bukan untuk

  35 Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, Alumni, Bandung 2005.h.127.

  memperoleh hak cipta sehingga penyelenggaraan pendaftran ciptaan tidak bertanggung jawab atas isi arti maksud atau bentuk ciptaan yang telah terdaftar. 36

  2) Tujuan pendaftaran

  Tujuan pendaftaran ciptaan dari segi pemerintah sebenarnya untuk memberikan dokumen atau surat-surat yang menyangkut pendaftaran tersebut yang bentuknya bukan berupa sertifikat melainkan seperti surat tanda penerima pendaftaran dan petikan daftar umum ciptaan, dengan pendaftaran itu memberikan

  akibat kepada orang yang mendaftarkan ciptaan dianggap sebagai penciptanya. 37

  Dari segi pihak yang mendaftar tujuannya adalah untuk kepentingan pembuktian apabila dikemudian hari terjadi sengketa hak cipta atas ciptaan, pencipta yang penciptanya terdaftar cenderung lebih mudah untuk membuktikan hak ciptanya dari pada ciptaan yang tidak terdaftar surat-surat yang berkaitan dengan pendaftaran ciptaan dapat di gunakan sebagai salah satu alat bukti yaitu bukti tulisan dipersidangan pengadilan, alat bukti tulisan merupakan bukti yang dsi utamakan dalam perkara perdata dibandingkan dengan alat-alat bukti yang lainnya. Pada prinsipnya sebuah surat sengaja dibuat untuk kepentingan

  pembuktian sebuah peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. 38