Model Konseptual untuk Difusi, Diseminasi, dan Implementasi Inovasi
Gambar 4: Model Konseptual untuk Difusi, Diseminasi, dan Implementasi Inovasi
PENDAHULU SISTEM UNTUK INOVASI
INOVASI
Struktur
Kapasitas penyerapan pengetahuan baru
Konteks yang reseptif terhadap
KESIAPAN SISTEM UNTUK
BERINOVASI Kompatibilitas
Keuntungan relatif
Ukuran/maturitas
Basis pengetahuan/keterampilan yang
perubahan
Formalisasi
sudah ada
Kepemimpinan dan visi
Kompleksitas rendah
Diferensiasi
Kemampuan untuk menemukan,
Hubungan manajerial yang baik
Ketegangan untuk
perubahan Dapat diujicobakan Dapat diamati
Desentralisasi
menafsirkan, mengkode ulang, dan
Iklim pengambilan risiko
Berkurangnya
memadukan pengetahuan baru
Tujuan dan prioritas yang jelas
Kesesuaian inovasi dengan
sistem Potensi untuk diciptakan kembali
sumber daya
Memungkinkan berbagi pengetahuan
Penangkapan data yang
Keseimbangan kekuasaan (pendukung vs. lawan) Batasan yang buram
melalui jaringan internal dan eksternal
berkualitas
Penilaian implikasi Risiko
Waktu/sumber daya khusus Isu-isu tugas
Monitoring dan umpan balik Sifat pengetahuan yang dibutuhkan (implisit/
Sistem pengguna
Sistem sumber daya
KETERKAITAN
Pendahulu sistem
eksplisit) PENGADOPSI Dukungan teknis
Kebutuhan
Inovasi
Motivasi Nilai dan sasaran
KOMUNIKASI DAN Keterampilan PENGARUH
Gaya pembelajaran DIFUSI (informal, tidak
Pemasok
Jaringan sosial direncanakan)
pengetahuan
Difusi
Kesiapan sistem
Jaringan sosial ASIMILASI Homofilia
Proses kompleks, Opini rekan sejawat
Diseminasi
Adopsi/asimilasi
nonlinear Pemasaran
Unsur “periferal lunak” Opini ahli
Penggiat
KETERKAITAN
Peluas batasan
Agensi perubahan
Implementasi
Agen perubahan
PROSES IMPLEMENTASI Pengambilan keputusan
DISEMINASI (formal, diserahkan kepada tim di direncanakan)
garis depan Pendekatan langsung oleh
pimpinan dan manajer Isu sumber daya manusia, KONTEKS LUAR
Konteks luar
Konsekuensi
terutama pelatihan Iklim sosial politik
Sumber daya khusus Insentif dan mandat
Komunikasi internal Penentuan norma dan
KETERKAITAN
Kolaborasi eksternal jaringan antar organisasi
Tahap desain
Tahap implementasi
Penciptaan kembali/ Kestabilan lingkungan
Arti dan misi yang sama
Komunikasi dan informasi
Alih pengetahuan yang efektif
Orientasi pada pengguna
pengembangan
Keterlibatan pengguna dalam menentukan
Tambahan produk, misalnya bantuan
Umpan balik akan dilakukan
spesifikasi
teknis
Menangkap inovasi yang dipimpin oleh pengguna
Dukungan manajemen proyek
Sumber: Greenhalgh, T., Glenn, R. dan Bate, P. (2004) tersedia di: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC2690184/figure/fig03/
dalam memfasilitasi pelaksanaannya, tidak merumuskan model konseptual untuk menjamin adanya pengadopsian yang luas. mempertimbangkan penentu difusi, diseminasi, Kedua, inovasi lebih siap untuk diadopsi apabila dan implementasi inovasi (Gambar 4 di atas). kompatibel dengan nilai, norma, dan kebutuhan organisasi. Ketiga, inovasi yang diyakini
3.7 Bagaimana Memilih Organisasi Terbaik
memainkan peran penting karena dianggap
untuk Diajak Bekerja Sama?
kompleks dan dapat dijadikan eksperimen oleh Ketika berhadapan dengan sehimpun pengguna, dapat diadopsi dan diasimilasi lebih organisasi yang telah dimasukkan ke dalam mudah. Karakteristik penting lain inovasi yang daftar teratas, ada sejumlah pertimbangan
berhasil adalah manfaatnya diakui, dapat praseleksi dalam kepustakaan yang mungkin dimodifikasi oleh pengadopsi potensial, memiliki
dapat dipertimbangkan. Pada 2009, McGann tingkat ketidakpastian dan risiko yang rendah, memberikan ulasan ekstensif tentang prinsip- pengetahuan yang dibutuhkan untuk prinsip praktik terbaik untuk penilaian pra-hibah menerapkannya dapat dialihkan dari satu konteks
guna memperkuat lembaga penelitian kebijakan. 60 ke konteks lainnya, dan relevan terhadap kinerja
Hal tersebut berdasarkan pada konsultasi dengan kegiatan pengguna.
16 lembaga donor swasta dan publik dan 17 Dengan memadukan temuan teoritis dan
empiris mereka, Greenhalgh dkk. (2004)
60 McGann, J. G. (2009).
jejaring think tank. Dalam laporannya, McGann staf, menghubungkan organisasi satu sama lain merekomendasikan bahwa donor memper- untuk meningkatkan pembelajaran lintas timbangkan sejumlah kriteria pemilihan dalam kegiatan, difusi kegiatan, dan pemilihan penilaian pra-hibah terhadap lembaga riset.
organisasi.
Kriteria tersebut meliputi: • Pemahaman lembaga terhadap syarat
dan tujuan hibah. • Tingkat transparansi dalam struktur tata kelolanya. • Tingkat transparansi dalam pengoperasi- an keuangan dan pencatatan. • Bukti bahwa direktur lembaga memiliki rekam jejak yang terbukti sebagai manajer,
akademisi penelitian kebijakan, dan pembangun jejaring kebijakan.
• Kelayakan keuangan dan sejarah manajemen hibah lembaga tersebut. • Bukti adanya kapasitas untuk melak- sanakan dan mengkomunikasikan riset
yang teliti dan relevan. • Mendemonstrasikan “massa kritis” staf
penelitian dan administratif. • Bukti kemampuan untuk mengidentifikasi
dan memilih proyek riset kebijakan yang berdampak besar.
• Bukti kemampuan untuk menghasilkan dukungan tambahan keuangan domestik. • Relevansi program lembaga terhadap kebutuhan kapasitas inti negara atau
daerah. • Mendemonstrasikan rencana strategis
untuk pengembangan organisasi dan program.
• Kemampuan berjejaring dengan organi- sasi lain. • Kemampuan untuk menyerahkan per- kiraan anggaran realistis yang tidak
meminta tanggungan biaya administrasi lebih dari 50% dari total anggaran administrasi organisasi.
Bab ini telah memaparkan sejumlah pedoman paling relevan dari kajian yang ada perihal pertanyaan-pertanyaan kunci. Hal tersebut seharusnya memberikan petunjuk untuk menjawab pertanyaan tentang jenis-jenis kegiatan PO – apakah menerapkan beberapa kegiatan dalam pendekatan campuran, pertimbangan untuk hibah dana inti, keterlibatan
Bab 4
Mengelola Proses Perubahan
da banyak kajian tentang mengelola kegiatan PO dan proses perubahan yang dilalui suatu organisasi. Kajian tersebut menunjukkan banyak kerangka berbeda yang berfokus pada berbagai faktor dalam transformasi
PO. Menyaring hasil kajian untuk mencari yang Anda butuhkan bisa jadi rumit, dan kerangka-kerangkanya sering kali tumpang tindih. Dalam upaya memberi pedoman tentang rekomendasi praktik terbaik, studi ini meninjau delapan kerangka dan/atau model. Daftar model yang dipertimbangkan di bab ini adalah:
1) Proses Delapan Langkah Kotter; 2) Model Akselerasi Perubahan General Electric; 3) Kerangka 7-S McKinsey; 4) Pendekatan amalgamasi yang diambil Institute for Government untuk menggabungkan model-model yang disebut di atas; dan 5) Pendekatan European Centre for Development Policy Management (ECDPM).
Bab ini membahas cara mengelola proses perubahan pada kelima model tersebut. Pada bagian ini dijelaskan tiga model dari sektor swasta, satu pendekatan yang menyatukan ketiganya, sebuah model dari sektor pengembangan, dan sejumlah pertimbangan manajemen yang disesuaikan dengan manajemen PO pengetahuan-ke-kebijakan dari Matthews (2015), dan dinamika donor-mitra.
Pertanyaan yang dijawab di bab ini: • Model apa yang digunakan sektor swasta? • Bagaimana Anda menciptakan pendekatan yang komprehensif?
• Model apa yang telah diciptakan dan digunakan dalam kegiatan
pengembangan internasional? • Apa saja pertimbangan khusus terkait “pengetahuan-ke-kebijakan”? • Apa dinamika donor-mitra yang Anda harus sadari?
4.1 Model Apa yang Digunakan Sektor Swasta?
Ada tiga model untuk melaksanakan proses manajemen perubahan yang efektif dari sektor swasta yang sangat membantu. Ketiganya dinilai bagus dan secara umum dianggap model praktik terbaik.
4.1.1 Proses Delapan Langkah Kotter
Ahli perubahan organisasi ternama, Dr. J. Kotter, memperkenalkan model delapan langkahnya dalam publikasi pada 1995, “Leading Change”. Karya ini didasarkan pada penelitian Kotter selama hampir 15 tahun, yang m enemukan bahwa lebih dari 70% upaya transformasi organisasi besar m engalami kegagalan. Menurut Kotter, alasan kegagalan ini adalah organisasi tidak