BAB III PELAKSANAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI
KERETA API
A. Penyelenggaraan Perjanjian Pengangkutan Melalui Kereta Api.
Perjanjian pengangkutan adalah persetujuan di mana pihak pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan penumpang danatau
barang dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat dan penumpang atau pemilik barang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan.
62
Perjanjian pengangkutan pada umumnya bersifat lisan tidak tertulis, tetapi selalu didukung oleh dokumen pengangkut. Dokumen pengangkutan
berfungsi sebagai bukti sudah terjadi perjanjian pengangkutan dan wajib dilaksanakan oleh para pihak yang mengadakan perjanjian. Dokumen
pengangkutan barang lazim disebut surat muatan, sedangkan dokumen pengangkutan penumpang disebut karcis pengangkutan.
63
Perjanjian pengangkutan hasil produksi milik PT. Perkebunan Nusantara IV Persero oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero dilakukan dalam bentuk
tertulis.
64
Dengan adanya kesepakatan para pihak tentang isi perjanjian, maka telah terjadi persetujuan kehendak konsensus, dan pada saat itulah telah lahir
perjanjian pengangkutan yang bersifat konsensual. Adanya konsensus diantara kedua belah pihak dianggap telah dapat melahirkan perjanjian pengangkutan.
62
Suwardjoko Warpani, Merencanakan Sistem Pengangkutan, Mandar Madju, Bandung, 2000, hal.3
63
Ibid.
64
Hasil Wawancara dengan Roeslan Nasution Kepala Divisi Pengembangan dan Sumber Daya Manusia PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional Sumatera Utara Tanggal 09
Maret 2015 Pukul 10.00 Wib.
Universitas Sumatera Utara
Untuk sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata diperlukan empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.
Selain Pasal 1320 KUHPerdata yang harus dipenuhi, pasal lain yang melindungi pasal tersebut juga harus dipenuhi yaitu:
1. Pasal 1321 KUHPerdata yang mensyaratkan tidak boleh ada kekhilafan.
2. Pasal 1323 KUHPerdata yang mensyaratkan tidak boleh ada paksaan.
3. Pasal 1328 KUHPerdata yang mensyaratkan tidak boleh ada penipuan.
65
Ada beberapa alasan yang menyebabkan para pihak menginginkan perjanjian pengangkutan dilakukan secara tertulis, yaitu:
1. Kedua belah pihak ingin memperoleh kepastian mengenai hak dan
kewajiban masing-masing. 2.
Kejelasan rincian mengenai objek, tujuan, dan beban risiko para pihak. 3.
Kepastian dan kejelasan cara pembayaran dan penyerahan barang. 4.
Menghindari berbagai macam tafsiran arti kata dan isi perjanjian, 5.
Kepastian mengenai waktu, tempat dan alasan apa perjanjian berakhir. 6.
Menghindari konflik pelaksanaan perjanjian akibat ketidakjelasan maksud yang dikehendaki para pihak.
66
Persetujuan antara pihak-pihak yang berkepentingan itu melahirkan
hubungan kewajiban dan hak yang harus direalisasikan melalui proses penyelenggaraan pengangkutan. Kewajiban dan hak ini dapat diberi bentuk
tertulis atau dengan persetujuan lisan saja. Tetapi sebagai bukti bahwa pihak-
65
Sutiono Usman Aji, et.al, Op.Cit., hal. 195.
66
Ibid, hal.196
Universitas Sumatera Utara
pihak telah memenuhi kewajiban dan memperoleh hak biasanya diterbitkan dokumen pengangkutan.
Proses penyelenggaraan pengangkutan meliputi empat tahap, yaitu: 1.
Tahap persiapan pengangkutan, meliputi penyediaan alat pengangkutan dan penyerahan barang atau orang untuk diangkut.
2. Tahap penyelenggaran pengangkutan, meliputi kegiatan pemindahan
barang atau orang dengan alat pengangkutan dari tempat pemberangkatan sampai di tempat tujuan yang disepakati.
3. Tahap penyerahan barang atau orang kepada penerima, turunnya
penumpang dan pembayaran biaya pengangkutan dalam hal tidak terjadi peristiwa selama pengangkutan.
4. Tahap pemberesan atau penyelesaian persoalan yang timbul atau
terjadi selama pengangkutan atau sebagai akibat pengangkutan.
67
Kereta api adalah salah satu sarana transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut
penumpang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang dan tingkat pencemaran yang rendah dibanding dengan sarana transportasi yang lain
seperti pesawat terbang, kapal laut, bus, dan lain-lain. Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar
perpindahan orang danatau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien serta menunjang pemerataan,
pertumbuhan, stabilitas, pendorong dan penggerak pembangunan nasional. Keunggulan dan karakteristik kereta api tersebut dapat dimanfaatkan dalam upaya
pengembangan sistem transportasi secara terpadu di mana penyelenggaraannya mulai dari perencanaan dan pembangunan, pengusahaan, pemeliharaan dan
pengoperasiannya dapat diatur dengan sebaik-baiknya sehingga terdapat keterpaduan dan keserasian serta keseimbangan beban antar sarana transportasi
67
Ibid, hal.198.
Universitas Sumatera Utara
yang mampu meningkatkan penyediaan jasa angkutan bagi mobilitas orang secara aman, nyaman, cepat, tepat dan teratur dengan biaya yang terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Kereta api juga menjadi solusi beberapa permasalahan transportasi nasional
seperti : 1.
Kondisi jalan raya yang mengalami banyak kerusakan. 2.
Kemacetan di jalan raya akibatlalu lintas yang semakin padat. 3.
Kenaikan harga BBM yang menyebabkanbiaya transportasi terus meningkat.
68
Perkeretaapian menurut fungsinya terdiri dari perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus. Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian yang
digunakan untuk melayani angkutan orang danatau barang dengan dipungut bayaran, yang terdiri dari perkeretaapian perkotaan dan perkeretaapian antar kota,
sedangkan perkeretaapian khusus adalah kereta api yang digunakan secara khusus oleh badan usaha tertentu untuk menunjang kegiatan pokok badan usaha tersebut.
Angkutan kereta api adalah kegiatan sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Jenis angkutan pada perkeretaapian dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Jenis angkutan.
a. Angkutan orang.
Pasal 130 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian menyebutkan angkutan orang adalah pengangkutan orang
68
Ibid, hal. 120.
Universitas Sumatera Utara
dengan kereta api dilakukan dengan menggunakan kereta. Dalam keadaan tertentu
penyelenggara sarana
Perkeretaapian dapat
melakukan pengangkutan orang dengan menggunakan gerbong atas persetujuan
pemerintah atau pemerintah daerah, serta wajib memperhatikan keselamatan dan fasilitas minimal. Bagi penyandang cacat, wanita hamil,
anak dibawah lima tahun, orang sakit, dan lansia dari pihak penyelenggara Perkeretaapian wajib memberikan fasilitas Khusus dan kemudahan serta
tidak dipungut biaya tambahan.
69
b. Angkutan barang adalah angkutan barang dengan kereta api dilakukan
dengan menggunakan gerbong. Angkutan barang menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pemuatan, Penyusunan, Pengangkutan dan Pembongkaran Barang dengan Kereta Api terdiri atas:
1 Barang umum
2 Barang khusus
3 Bahan berbahaya dan beracun
4 Limbah bahan berbahaya dan beracun.
Angkutan barang umum sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2 huruf a diklasifikasikan atas:
1 Barang aneka.
2 Kiriman pos.
3 Jenazah.
69
Ibid, hal. 121.
Universitas Sumatera Utara
Angkutan barang khusus sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 2 huruf b diklasifikasikan atas :
1 barang curah
2 barang cair
3 rnuatan yang diletakkan di atas palet
4 kaca lembaran
5 barang yang memerlukan fasilitas pendingin
6 tumbuhan dan hewan hidup
7 kendaraan
8 alat berat
9 barang dengan berat tertentu.
10 peti kemas.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengangkutan umum dan khusus yaitu :
a. Pemuatan, penyusunan dan pembongkaran barang pada tempat-tempat
yang telah ditetapkan sesuai klasifikasinya. b.
Keselamatan dan keamanan barang yang diangkut. c.
Gerbong yang digunakan sesuai dengan klasifikasi barang yang diangkut.
70
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengangkutan bahan dan limbah berbahaya serta beracun yaitu :
a. Memenuhi persyaratan dan keselamatan sesuai dengan sifat bahan
berbahaya dan beracun yang diangkut. b.
Menggunakan tanda sesuai dengan sifat bahan berbahaya dan beracun yang diangkut.
70
Ibid, hal. 124.
Universitas Sumatera Utara
c. Menyertakan petugas yang memiliki kualifikasi tertentu sesuai dengan
sifat bahan berbahaya dan beracun yang diangkut. 2.
Berdasarkan fungsinya. a.
Kereta api Umum. Kereta api umum adalah perkeretaapian yang digunakan untuk melayani
angkutan orang danatau barang dengan dipungut biaya. Kereta api umum dibagi menjadi 2 yaitu:
1 Perkeretaapian perkotaan
2 Perkeretaapian antarkota
Ditinjau secara tatanan perkeretaapian umum satu kesatuan system perkeretaapian dibagi menjadi 3 yaitu:
1 Perkeretaapian nasional
2 Perkeretaapian provinsi
3 Perkeretaapian kabupatenkota
b. Kereta Api khusus.
Kereta api khusus adalah perrkeretaapian yang hanya digunakan untuk menunjang kegian pokok badan usaha tertentu dan tidak digunakan untuk
melayani masyarakat umum.
71
Penyelenggara perkeretaapian khusus adalah badan usaha yang mengusahakan penyelenggaraan perkeretaapian
khusus. Serta penyelenggaraannya berupa sarana dan prasarana. Pengusahaan sarana dan prasarana perkeretaapian dilakukan berdasarkan
norma, standar dan kriteria perkeretaapian.
71
Ibid, hal. 125.
Universitas Sumatera Utara
Menurut kegunaannya, kereta api terbagi atas dua jenis, yaitu kereta api yang digunakan khusus untuk mengangkut barang gerbong barang dan kereta
api yang digunakan khusus untuk mengangkut penumpang gerbong penumpang.
72
Setiap sarana dan prasarana perkeretaapian umum yang dioperasikan harus memenuhi standar kelaikan operasi dan memenuhi persyaratan
keselamatan sebagaimana diatur dalam Pasal 20 dan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian. Memenuhi persyaratan kelaikan
adalah kondisi prasarana siap operasi dan secara teknis aman untuk dioperasikan. Untuk menjamin kelaikan prasarana perkeretaapian, wajib dilakukan pemeriksaan
dan pengujian untuk pertama kali dioperasikan dan pengujian secara berkala oleh Pemerintah dan dapat dilimpahkan kepada badan hukum atau lembaga yang
mendapat akreditasi dari Pemerintah. Prasarana yang telah lulus dari pengujian akan diberikan sertifikat kelaikan
operasi. Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib melakukan perawatan atas sarana perkeretaapian agar tetap laik operasi. Pengoperasian sarana perkeretaapian
wajib dilakukan oleh awak sarana perkeretaapian yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan sertifikat kecakapan setelah lulus
pendidikan dan pelatihan. Perkeretaapian dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah. Penyelenggaraan angkutan kereta api dilakukan dengan suatu perjanjian pengangkutan antara pihak pengangkut dengan penumpang dan atau
72
Suwardjoko Warpani, Op.Cit, hal.47.
Universitas Sumatera Utara
pengirim barang, oleh karena itu perjanjian pengangkutan kereta api dibedakan atas dua bentuk yaitu, perjanjian pengangkutan penumpang dan perjanjian
pengangkutan barang. PT. Kereta Api Indonesia Persero dalam penyelenggaraan pengangkutan
menyediakan beberapa jenis pelayanan, diantaranya kelas ekonomi, kelas bisnis dan kelas eksekutif. Setiap keberangkatan disediakan 8 sampai 9 gerbong
penumpang dengan kapasitas muatan 80 sampai 100 orang penumpang pada setiap gerbongnya. Biaya atau tarif angkutan yang dikenakan kepada penumpang
berbeda untuk setiap kelas. Tarif angkutan penumpang ditetapkan oleh Penyelenggara Sarana Perkeretaapian berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Pedoman penetapan tarif angkutan dilakukan berdasarkan perhitungan modal, biaya operasi dan keuntungan, ketentuan ini terdapat pada
Pasal 151 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
B. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Pengangkutan Melalui Kereta Api.