Pendahuluan buku panduan penyusunan data terpilah kemenkeu 12673

6 manfaat pembangunan bagi laki-laki dan perempuan dengan mewujudkan anggaran yang berkeadilan. Petunjuk penyusunan PPRG dirangkum dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 112PMK.022012. 2. Pengertian Data TerpilahStatistik Gender a Data adalah kumpulan nilai variabel yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Ringkasan data kuantitatif dinamakan statistik b Data terpilah adalah nilai variabel-variabel yang terpilah menurut berbagai jenis ciri atau karakteristik. Pada umumnya, pemilahan ini dilakukan apabila kita akan melokalisasi atau mempersempit ruang pemecahan masalah pembangunan di suatu bidang tertentu. Data dapat dipilah menurut berbagai ciri atau karakterisrik tergantung pada jenis analisis yang akan dilakukan. Bila akan melakukan analisis gender, data perlu dipilah menurut jenis kelamin. Untuk melakukan analisis tentang kesenjangan alokasi pembangunan atau analisis spasial, data perlu dipilah menurut wilayah. Begitu pula analisis dapat dilakukan berdasarkan umur atau waktu kejadian seperti analisis kohort dan analisis deret waktu atau analisis time series. c Data gender adalah data mengenai hubungan relasi dalam status, peran, dan kondisi antara laki-laki dan perempuan. Data terpilah menurut jenis kelamin dapat membuka wawasan tentang adanya kesenjangan gender. Pemilahan menurut jenis kelamin di berbagai bidang dapat menunjukkan status, peran, kondisi dan kebutuhan masyarakat perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang pembangunan, serta permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengurangi kesenjangan. Pemilahan data menurut jenis kelamin merupakan prasyarat utama dilakukannya analisis gender yang bermanfaat dalam penyusunan analisis kebijakan dan penyusunan anggaran yang responsif gender. 3. Tujuan Penyusunan Buku Panduan Buku panduan ini disusun dengan maksud agar dapat dihasilkan data terpilah yang sesuai dengan kebutuhan untuk mengetahui kesetaraan dan keadilan gender di bidang pembangunan keuangan. Secara rinci tujuan penyusunan buku panduan ini adalah agar dapat digunakan untuk: a sebagai acuan setiap unit kementerian dalam menyusun data terpilah secara baku dan seragam sehingga ada konsistensi metodologi penyusunan antar-unit kerja dan antar- waktu, b menjaga agar komparabilitas data komposisi dan partisipasi laki-laki dan perempuan dalam pembangunan keuangan antar-unit karja dan antar waktu selalu dapat dilakukan, c sebagai dokumentasi untuk dasar perbaikan metodologi penyusunan data terpilah di masa mendatang. 7

BAB II Tata Cara Penyusunan Data Terpilah dan

Kesenjangan Gender Beberapa hal perlu ditentukan sebelum menyusun data terpilahgender, yaitu jenis data yang perlu dipilah menurut jenis kelamin, sumber data yang dipakai, dan cara menyajikan data terpilah serta cara menghitung kesenjangan gender. Dalam bab ini masing-masing hal akan dijelaskan secara umum dan singkat, sedangkan penjelasan rinci dari komponen-komponen yang penting akan pada bab-bab berikutnya. 1. Penentuan Jenis Data Beberapa dasar pertimbangan dapat dipakai untuk menentukan jenis data terpilah yang perlu disajikan. Terdapat 2 dua komponen dasar terpenting yang harus kita ketahui, yaitu: a. Pengarusutamaan Gender PUG PUG dimaksudkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Oleh karena itu dalam upaya untuk mengetahui apakah PUG sudah benar-benar dilakukan di kementerian ada beberapa hal yang perlu ditanyakan. Pertama, sudahkah laki-laki dan perempuan mempunyai akses dan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan serta mempunyai kontrol terhadap sumber daya dan menikmati manfaat hasil pembangunan yang sama. Kemudian yang ke dua, sudahkah laki-laki dan perempuan berpartisipasi dalam seluruh tahapan manajemen pembangunan dan sudahkah aspirasi, kondisi dan kepentingan laki-laki dan perempuan terintegrasi dalam seluruh tahapan tersebut. Oleh karena itu pertanyaan kunci untuk menentukan jenis data terpilah adalah: i. Siapa yang terlibat sebagai pelaku kegiatan pembangunan keuangan? Pelaku kegiatan pembangunan keuangan dapat secara kasar dibagi dua, yaitu pelaku pembangunan yang secara umum tercatat di unit kepegawaian dan pelaku pembangunan yang secara khusus menangani kegiatan pembangunan keuangan tertentu yang administrasinya tidak dikelola oleh unit kepegawaian. ii. Apakah aspirasi, kondisi dan kepentingan laki-laki dan perempuan terintegrasi dalam seluruh tahapan manajemen pembangunan keuangan. Bila pengintegrasian ini sudah dilakukan dengan baik, laki-laki dan perempuan akan memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan. Oleh karena itu, butir ini dapat diubah menjadi pertanyaan kunci sebagai berikut: siapa yang menerima manfaat hasil pembangunan keuangan? Data mengenai hasil pembangunan keuangan ini dapat dilihat dari jenis kegiatan yang dilakukan oleh kementerian. b. VisiMisiKebijakanProgramKegiatan Kementerian Keuangan Setiap kementerian dan lembaga pemerintah mempunyai visi dan misi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai kementerian dan lembaga tersebut. Visi dan misi ini diwujudkan dalam berbagai kebijakan umum yang pada akhirnya mengerucut sebagai 8 program dan kegiatan. Dari visi, misi dan kebijakan belum secara jelas dan rinci dapat dilihat siapa pelaku dan pemanfaat pembangunan keuangan, oleh karena itu data terpilah yang akan disusun sebaiknya didasarkan pada program dan kegiatan kementerian dan lembaga. Bila kementerian dan lembaga sudah menentukan indikator kinerja, jenis data terpilah dapat diturunkan dari indikator kinerja tersebut. Hasil pembangunan suatu kementerian dan lembaga pemerintah dapat berupa: i. Dokumenperaturan Dokumen atau peraturan dibuat untuk mengatur dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dokumen dan peraturan yang dibuat ini perlu diperiksa apakah terdapat keberpihakan yang tidak berimbang bagi salah satu kelompok laki-laki atau perempuan. ii. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia SDM dapat berupa pembangunan kapasitas SDM internal kementerian maupun pemberdayaan masyarakat. Dari kegiatan peningkatan kapasitas SDM internal seperti pendidikan dan pelatihan, pemanfaat atau kelompok sasaran kegiatan perlu dipilah menurut jenis kelamin. Demikian pula peserta kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendidikan formal perlu dipilah menurut jenis kelamin. iii. Bangunan fisik Bangunan fisik yang dibuat perlu diperiksa apakah sudah mengakomodasi kebutuhan laki-laki atau perempuan atau belum. Ruang khusus untuk merokok yang biasanya dilakukan oleh laki-laki dan ruang ASI untuk perempuan yang menyusui perlu dicatat. Demikian pula jumlah kamar mandi dan volume air perlu disesuaikan dengan para pengguna gedung. iv. Hasil pengawasan pelaksanaan pembangunan Pemeriksaan kegiatan pengawasan pembangunan perlu didasarkan pada aspirasi, kondisi dan kepentingan laki-laki dan perempuan. Karena hasil pengawasan ini pada umumnya berupa dokumen, cara memeriksa adanya kecenderungan keberpihakan terhadap laki-laki atau perempuan dapat dilakukan sebagaimana pemeriksaan terhadap dokumen peraturan. Empat kelompok hasil pembangunan bidang keuangan tersebut di atas perlu diteliti apakah memberikan manfaat yang sama terhadap laki-laki dan perempuan. Hasil pengamatan tersebut disajikan sebagai data terpilah. 2. Sumber Data Ada tiga sumber data penting yang biasanya dapat dimanfaatkan untuk menyusun data terpilah. Sumber data tersebut adalah Badan Pusat Statistik BPS, Kementerian Keuangan, dan kementerianlembaga lainnya. a. Badan Pusat Statistik Lembaga ini menghasilkan data dasar yang secara umum dapat dimanfaatkan untuk kepentingan instansi pemerintah dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan penyusunan