16 217. Semiologi sebagai konsep tentang tanda-tanda dipergunakan secara
fleksibel tetapi seksama didalam memecahkan persoalan makna pesan dalam tindak komunikasi, menggali berbagi perspektif dalam fenomena
komunikasi, serta semiologi akan membantu menjelaskan bagaimana tindak komunikasi berlangsung sebagai proses interaksi, “ The semiotic model
help to explain how Communication work as an interactive process” Purwasito, 2003:243. Setiap tindakan komunikasi dianggap sebagai pesan
yang dikirim dan diterima melalui beragam tanda berbeda. Berbagai aturan kompleks yang mengatur kombinasi pesan-pesan ini ditentukan oleh
berbagai kode sosial. Seluruh bentuk ekspresi-musik, seni, film, fashion, makanan, kesusasteraan dapat dianalisis sebagai sebuah sistem tanda.
Begitu juga dengan lirik lagu, yang juga merupakan sebuah tanda yang sarat makna, ia membuka kemungkinan sebagai sebuah tanda yang bisa
ditafsirkan.
2.1.2 Komunikasi Verbal
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih, hampir semua rancangan wicara yang
kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha- usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain
secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa verbal adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan,
dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang menginterpretasikan berbagai aspek realitas individual kita.
17 Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang mampu
menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu.
Bila kita meny ertakan budaya sebagai variabel dalam proses abstraksi ini, problemnya menjadi semakin rumit. Ketika anda
berkomunikasi dengan seseorang dari budaya anda sendiri, proses abstraksi untuk menginterpretasikan pengalaman anda jauh lebih mudah, karena
dalam suatu budaya orang-orang berbagi sejumlah pengalaman serupa. Namun, bila komunikasi melibatkan orang-orang berbeda budaya, proses
abstraksi juga menyulitkan. Mulyana, 2004:239
2.1.3 Musik
Sistem tanda musik adalah oditif, namun untuk mencapai pendengarnya, penggubah musik mempersembahkan kreasinya dengan
perantara pemain musik dalam bentuk sistem tanda perantara tertulis. Bagi semiotikus musik, adanya tanda-tanda perantara, yakni musik yang dicatat
dalam partitur orkestra. Hal ini sangat memudahkan dalam menganalisis karya musik sebagai teks. Itulah sebabnya mengapa penetitian musik terarah
pada sintaksis. Meski demikian, semiotik tidak dapat hidup hanya dengan sintaksis:
tidak ada semiotika tanpa semantik. Jadi, juga tidak ada semiotika musik tanpa semantik musik. Semantik musik, bisa dikatakan, harus senantiasa
membuktikan hak kehadirannya Van Zoest, 1993:120-121.
18
2.1.4 Lirik Lagu
Lirik lagu dalam musik yang sebagaimana bahasa, dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang
beredar dalam masyarakat. Lirik lagu, dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu,
ketika sebuah lirik lagu di aransir dan diperdengarkan kepada khalayak juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah
keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu Setianingsih, 2003:7-8. Suatu lirik lagu dapat menggambarkan realitas sosial yang terjadi di
masyarakat. Termasuk realitas sosial yang menggambarkan pencemaran lingkungan yang ada dan dapat mempengaruhi kesadaran manusia akan
pentingnya lingkungan hidup guna kelangsungan hidup umat manusia. Sejalan dengan pendapat Soerjono Soekanto dalam Rachmawati
2000:1 yang menyatakan : “Musik berkait erat dengan setting sosial kemasyarakatan tempat dia
berada. Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat adanya interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut manusia
menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Disinilah kedudukan lirik sangat berperan, sehingga dengan demikian musik tidak hanya bunyi
suara belaka, karena juga menyangkut perilaku manusia sebagai individu maupun kelompok sosial dalam wadah pergaulan hidup
dengan wadah bahasa atau lirik sebagai penunjangnya.”
19 Berdasarkan kutipan di atas, sebuah lirik lagu dapat berkaitan erat
pula dengan situasi sosial dan isu-isu sosial yang sedang berlangsung di dalam masyarakat.
2.1.5 Pendekatan Semiologi