22
2.2.2. Komponen Intellectual Capital
Menurut para ahli intellectual capital terdiri dari tiga elemen utama yaitu:
1. Human Capital Modal Manusia
Human capital merupakan unsur yang sangat penting dari modal intelektual. Human capital merupakan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan professional dan economic rent Sugeng, 2000. Menurut Edvinson dan Malone dalam Sangkala
2006 human capital juga didefenisikan sebagai kombinasi pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan kemampuan anggota perusahaan untuk melaksankan
tugas-tugasnya. Beberapa dari pengetahuan tersebut bersifat unik untuk setiap individu, dan beberapa lainnya bersifat umum, misalnya kapasitas inovasi,
kreatifitas, know-how dan pengalaman, kapasitas, kerjasama, fleksibilitas pegawai, toleransi terhadap ambiguitas, motivasi, kepuasan, kapasitas
pembelajaran, loyalitas, pendidikan formal dan pendidikan informal Starovic Marr, 2004 dalam Astuti, 2005. Kecerdasan intelektual menjadikan seseorang
mengubah praktik dan memikirkan solusi yang inovasi terhadap suatu masalah. Meskipun pegawai dianggap sebagai aktiva perusahaan yang paling penting dalam
pembelajaran organisasi, namun mereka bukan milik perusahaan. Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah
sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan
yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau
23
perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-
orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya
Suwarjono dan Kadir, 2003. Brinker dalam Suwarjono dan Kadir 2003 memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal ini, yaitu
training programs, credential, experience, competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual potential and personality. Sedangkan menurut
Sangkala 2006 modal manusia tercermin di dalam empat dimensi yaitu pendidikan dan pelatihan, pengalaman, kompetensi, dan komitmen.
Berbagai ahli menyatakan bahwa, human capital memiliki peranan yang sangat penting dalam modal intelektual, karena proses penciptaan modal
pelanggan costumer capital berada pada komponen modal manusia human capital, kemudian dibantu oleh modal struktur structural capital. Human
capital inilah yang berinteraksi dengan para pelanggan, yang mengetahui pengetahuan, ketrampilan dan nilai yang diharapkan oleh pelanggan. Sementara
modal struktural berfungsi menyediakan pengetahuan yang telah tersimpan untuk mendukung penciptaan nilai bagi konsumen, hal ini mempermudah para karyawan
perusahaan berinteraksi dengan pelanggan. Jika suatu perusahaan ingin menciptakan kekayaan dari modal
intelektualnya, maka peran human capital seyogyanya dipandang sebagai sumber daya stratejik, karena hanya manusia yang dapat menciptakan pengetahuan.
Penciptan pengetahuan berada di dalam benak para individu-individu. Human
24
capital merupakan kemampuan yang diperlukan perusahaan untuk menyediakan berbagai solusi, melakukan inovasi dan pembaharuan.
2. Structural Capital atau Organizational Capital Modal Struktural atau Modal
Organisasi
Sawarjuwono dan Kadir 2003 menyatakan bahwa Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses
rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property
yang dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka
intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Structural capital digambarkan sebagai sesuatu yang tersisa dalam perusahaan pada saat pegawai pulang Roos et al, 1997 dalam Astuti, 2005.
Structural capital timbul dari proses dan nilai organisasi yang mencerminkan fokus internal dan eksternal dari perusahaan ditambah pengembangan dan
pembaharuan nilai untuk masa depan. Jika sebuah organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk dalam menjalankan aktivitasnya, maka keseluruhan
intellectual capital tidak akan mencapai potensi yang paling penuh Bontis, 1998. Organisasi dengan keseluruhan sructural capital akan memiliki budaya sportif
yang memungkinkan individu untuk mencoba hal-hal baru, mempelajarinya, dan
25
siap gagal. Structural capital merupakan link kritis yang memungkinkan intellectual capital diukur pada tingkat analisis organisasional Bontis et al,
2000. Menurut Stewart dalam Sangkala 2006 peranan dari modal struktural
adalah mengumpulkan, mengorganisir, memperbaiki dan mendistribusikan pengetahuan yang ada secara lebih efisien. Oleh karena itu dapat disimpulkan,
bahwa ada dua tujuan utama peranan yang harus diberikan oleh modal strukturan. Pertama, menyusun “body of knowledge” yang dapat ditransfer, dapat dipelihara
atau dapat mempertahankan resep-reseppedoman yang mungkin bisa hilang. Reseppedoman tersebut bisa saja berupa resep menjalankan proses bisnis, best
practice yang dapat diadopsi, ditransfer, dan digunakan kembali. Kedua adalah untuk menghubungkan orang-orang dengan data, para ahli dan keahlian-keahlian
termasuk body of knowledge pada saat yang tepat. Edvinsson seperti yang dikutip oleh Brinker, 2000 dalam Sawarjuwono
dan Kadir, 2003 berupaya mengukur elemen ini dan menyatakan hal-hal sebagai berikut:
a Value acquired process technologies only when they continue to the value
of the firm. b
Track the age and current vendor support for the company process technology
c Measure not only process performance specifications but actual value
d Contribution to corporate productivity
e Incorporate an index of process performance ini relation to established
26
process performance goals 3.
Relational Capital atau Costumer Capital Modal Pelanggan
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang harmonis atau
association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan
yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat
sekitar Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi
perusahaan tersebut. Edvinsson seperti yang dikutip oleh Brinker, 2000 dalam Sawarjuwono dan Kadir, 2003 menyarankan pengukuran beberapa hal berikut ini
yang terdapat dalam modal pelanggan, yaitu: a
Customer Profile. Siapa pelanggan-pelanggan kita, dan bagaimana mereka berbeda dari pelanggan yang dimiliki oleh pesaing. Hal potensial apa yang
kita miliki untuk meningkatkan loyalitas, mendapatkan pelanggan baru, dan mengambil pelanggan dari pesaing.
b Custumer Duration. Seberapa sering pelanggan kita berbalik pada kita?
Apa yang kita ketahui tentang bagaimana dan kapan pelanggan akan menjadi pelanggan yang loyal? Serta seberapa sering frekuensi
komunikasi kita dengan pelanggan. c
Customer Role. Bagaimana kita mengikutsertakan pelanggan ke dalam disain produk, produksi dan pelayanan.
27
d Customer Support. Program apa yang digunakan untuk mengetahui
kepuasan pelanggan. e
Customer Success. Berapa besar rata-rata setahun pembelian yang dilakukan oleh pelanggan.
2.3 Pengukuran dan Penilaian Intellectual Capital