Syarat Perjanjian Asuransi Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Pada PT.Prudential Life Assurance Cabang Medan Mengenai Kecelakaan Patah Tulang

39

2. Syarat Perjanjian Asuransi

Asuransi adalah suatu perjanjian karena itu syarat-syarat untuk sahnya perjanjian berlaku juga terhadap perjanjian asuransi yaitu Pasal 1320 KUH Perdata. Karena pertanggungan adalah merupakan perjanjian khusus, maka disamping syarat- syarat umum dalam Pasal 1320 KUH Perdata masih diberlakukan lagi syarat-syarat khusus yang di atur dalam KUHD. Syarat-syarat yang dimakdud adalah : a. Persetujuan kehendak Persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang mengadakan pertanggungan harus ada kesepakatanpersetujuan kehendak. Artinya kedua belah pihak menyetujui benak objek perjanjian atau objek pertanggungan yang dipertanggungkan. 76 Apa yang dikehendaki oleh pihak tertanggung dikehendaki juga oleh pihak penanggung. Tercapainya suatu pengetahuan yang sama tentang objek pertanggungan dengan syarat-syarat pertanggungan antara tertanggung dan penanggung. b. Wewenang melakukan perbuatan hukum Kedua belah pihak yang mengadakan pertanggungan harus berwenang melakukan perbautan hukum. Artinya kedua belah pihak itu harus dewasa, tidak dalam keadaan sakit ingatan, tidak dalam keadaan pailit. Demikian juga jika pihak- 76 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal.35-39 Universitas Sumatera Utara 40 pihak itu mewakili pihak lain, perlu menyatakan untuk kepentingan siapa pertanggungan itu diadakan. c. Harus ada objek pertanggungan Setiap pertanggungan harus ada objek pertanggungan yang berupa benda, jiwa manusia, atau kepentingan yang melekat pada benda, jiwa manusia, raga manusia. Pasal 1 ayat 2 UU No. 2 Tahun 1992, dikatakan bahwa objek asuransi adalah benda, dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya, yang dapat hilang, rusak, rugi dan berkurang nilainya. Oleh sebab itu pihak yang mempertanggungkan objek itu adalah tertanggung, maka dia harus mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan objek pertanggungan itu. d. Ada kausa yang dibolehkan legal cause Kausa yang dibolehkan adalah bahwa istilah perjanjian pertanggungan itu tidak dilarang oleh Undang-undang, tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. e. Pembayaran Premi Karena pertanggungan ini, adalah perjanjian timbal balik, maka kedua belah pihak harus berprestasi. Penanggung menerima peralihan resiko atas benda yang dipertanggungankan, sedangkan tertanggung harus membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Besar atau kecil jumlah premi bukan soal penting, yang penting Universitas Sumatera Utara 41 adalah kedua belah pihak telah mencapai suatu persetujuan, jika premi dibayar resiko beralih. Jika premi tidak dibayar resiko tidak beralih. 77 f. Kewajiban Pemberitahuan Kewajiban pemberitahuan ini ada pada diri tertanggung, dimana dia wajib memberitahukan kepada penanggung tentang keadaan barang atau benda yang dipertanggungkan. Kewajiban ini dilakukan pada saat mengadakan persetujuan. Jika tertanggung lalai, akan mengakibatkan perjanjian itu batal.

3. Jenis-Jenis Asuransi