commit to user
pada daerah dengan ketingian 100-1000 m dpl, suhu udara berkisar 20- 30
C, intensitas cahaya sekitar 40-50, dan curah hujan antara 1500-2500 mmtahun Winarto, 2003:25.
Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata
selama periode akan menjamin pertumbuhan vegetatif. Jenis tanah lempung berpasir, atau lempung liat berpasir sangat cocok untuk tanaman
obat pada umumnya. Kemasaman pH tanah yang cocok untuk tanaman obat adalah 6-7 Syukur, 2001:57.
3. Keadaan Tanah
Sambung nyawa menghendaki keadaan tanah yang subur. Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman sambung nyawa adalah lempung liat
berpasir dan berstruktur remah. Namun demikian, asalkan tanahnya cukup gembur dan mampu menahan air sudah cocok untuk pertumbuhan
sambung nyawa.Tanah yang baik untuk sambung nyawa memiliki derajat keasaman pH berkisar 5,5-7. Sambung nyawa dapat tumbuh hampir
disemua jenis tanah, termasuk pada jenis tanah andosol tanah vulkanik histosol tanah gambut dan podsolik tanah sedimentasi tua
Winarto,2003:24.
C. Teknik Budidaya Tanaman Sambung Nyawa
1. Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan
lapisan tanah dan juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul kemudian diistirahatkan selama 1 minggu. Lahan kemudian
dibedeng dengan luas lahan 1000 m
2
. Ukuran petak atau bedengan 1 m x 20 m dengan jarak tanam 25 x 25 cm dan jarak antar bedeng 40 cm.
Persiapan lahan sebelum tanam mempunyai dua tujuan pokok yaitu membuat kondisi fisik lahan cukup remahgembur untuk menunjang
commit to user
pertumbuhan yang baik bagi tanaman dan mengurangi populasi gulma yang tumbuh Pujiasmanto,2010:59.
2. Persiapan Bahan Tanam
Perbanyakan tanaman sambung nyawa biasanya diperbanyak dengan cara stek batang atau stek pucuk namun, beberapa penelitian
pembibitan sambung nyawa pernah dilakukan antara lain oleh peneliti dari Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. Penelitian tersebut mempelajari hasil
kultur invitro dari jaringan sambung nyawa. Usaha perbanyakan melalui kultur jaringan ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kebutuhan bibit sambung nyawa untuk keperluan industri. Dalam penelitian tersebut digunakan eksplan bahan tanam berupa buku tunas
dan potongan daun. Pada minggu keempat, sejumlah tunas sudah tumbuh. Pada minggu ke sepuluh, planlet bibit kecil sudah tumbuh rata-rata
setinggi 9-10 cm, berakar sebanyak 40-60 buah, dan berdaun dengan diameter 1,1-1,5 cm. Planlet tersebut ternyata dapat dibesarkan pada media
pasir dan arang sekam Hoesen, 1998:27.
3. Penanaman
Bibit yang siap ditanam di lapangan merupakan bibit yang sehat dan seragam pertumbuhannya. Sebelum ditanam, sebaiknya bibit
dicelupkan dulu ke dalam larutan yang mengandung pestisida nabati. Pencelupan bibit ke dalam larutan pestsida nabati ini bertujuan untuk
menekan patogen penyebab penyakit yang mungkin terbawa bibit dan akan berkembang di lapangan Pujiasmanto,2010:69.
Penanaman bibit sambung nyawa dapat dilakukan di lahan tanam maupun polibag atau pot. Namun, tanpa memperhatikan lokasi atau tempat
penanamannya, bibit tetap harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Bibit tersebut dapat berasal dari pembibitan di dalam polibag maupun di lahan
terbuka. Memang ada pembudidaya yang langsung menanam setek batang di lahan penanaman tanpa harus melalui proses pembibitan. Bila dilakukan
dengan cara tersebut maka setek yag ditanam di polibag atau pot harus
commit to user
dipelihara selayaknya sebagai pembibitan, yaitu perlu diberi naungan dan disiramiWinarto,2003:33.
4. Pemeliharaan Tanaman