pekerjaan. Kesulitan
memperoleh pekerjaan
di masyarakat
mengakibatkan timbulnya kecemasan, baik dari anak itu sendiri maupun dari keluarganya, sehingga lembaga pendidikan dianggap
tidak dapat berbuat sesuatu karena anak tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
4 Bagi penyelenggara pendidikan
Perhatian akan kebutuhan pendidikan bagi anak tunarungu tidaklah dapat dikatakan kurang karena terbukti bahwa anak tunarungu
telah banyak mengikuti pendidikan sepanjang lembaga pendidikan itu dapat dijangkaunya.
B. Kerangka Berpikir
Media dan bahan ajar yang tepat sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Siswa tuna
rungu sangat membutuhkan media yang tepat untuk memudahkan mereka dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, hal ini disebabkan
karena mereka memiliki keterbatasan sehingga dalam hal pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan oleh guru, berbeda dengan orang lain pada
umumnya. Pembelajaran yang selama ini diterapkan di SMALB masih menggunakan sistem yang konvensional sehingga siswa kurang begitu
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, selain itu siswa akan lebih lama dalam memahami materi yang diberikan karena guru masih menggunakan cara
konvensional yaitu dengan ceramah.
Melihat kondisi pembelajaran yang demikian, peneliti tertarik untuk mencari cara urvey tive dalam mengatasi masalah tersebut. Cara yang
ditempuh peneliti adalah mencari sumber belajar yang tepat bagi siswa. Alternatif sumber belajar yang dipilih oleh peneliti adalah multimedia
pembelajaran interaktif. Peneliti memfokuskan pada multimedia interaktif kesehatan reproduksi remaja. Multimedia interaktif ini dikembangkan
berdasarkan prosedur
pengembangan yang
diadaptasi dari
model pengembangan menurut Borg Gall 1983.
Multimedia interaktif ini dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan menurut Borg
Gall 1983 dan Sukmadinata 2007. Prosedur yang diadaptasi tersebut meliputi tiga tahap, yaitu: 1 Tahap studi pendahuluan; 2 Tahap penyusunan
draft produk; 3 Tahap pengembangan dan evaluasi. Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Dalam tahap ini
terdiri dari studi kepustakaan dan urvey lapangan yang dilakukan di SMALB Ma’arif Lamongan. Tahap penyusunan draft produk merupakan
langkah-langkah pembuatan multimedia interaktif yang dirancang berdasarkan analisis kebutuhan hasil urvey lapangan. Tahap pengembangan dan evaluasi
di mana draft produk yang telah dihasilkan dan diperbaiki sesuai dengan masukan dari pakar materi dan media, kemudian diujicobakan di SMALB
Ma’arif Lamongan untuk pengembangan lebih lanjut. Kerangka berpikir dalam penelitian dan pengembangan multimedia interaktif ini dapat disajikan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 kerangka berpikir
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Kendala atau hambatan
Analisa kebutuhan Pembuatan Draft
Awal Multimedia Interaktif
Uji kelayakan
Revisi Uji Coba Produk
Multimedia Interaktif Kesehatan Reproduksi
Remaja Parameter
C. Model Hipotetik