Akuntabilitas Keuangan Daerah Landasan Teori

33. Ske m a a lira n ke ua ng a n D 34. Pe ng und a ng a n se c a ra re sm i d iung ka p ka n D Ade quac y and Use fulne ss 35. Pe tunjuk a nnua l a c c o unts D 36. Ana lisis a kun a ng g a ra n D 37. Ana lisis a nnua l a c c o unts D 38. Pe nya jia n d e ng a n g a m b a r d a n g ra fik D 39. Pe nya jia n d e ng a n wa rna ya ng b e rb e d a D 40. Me no m o ri Ha la m a n d e ng a n te ra tur D

4. Akuntabilitas Keuangan Daerah

Akuntabilitas merupakan salah satu unsur pokok perwujudan good governance yang saat ini sedang diupayakan di Indonesia. Pemerintah diminta untuk melaporkan hasil dari program yang telah dilaksanakan sehingga masyarakat dapat menilai apakah pemerintah telah bekerja dengan ekonomis, efisien dan efektif Sadjiarto, 2000. Menurut Solihin 2007 akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorangpimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban atau keterangan. Melalui prinsip ini, suatu proses pengambilan keputusan atau kinerja dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi. Akuntabilitas juga menunjukkan adanya traceableness yang berarti dapat ditelusuri sampai ke bukti dasarnya, serta reasonableness yang berarti dapat diterima secara logis. Laporan keuangan pemerintah harus menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh pengguna laporan keuangan untuk menilai akuntabilitas pemerintahan dalam membuat keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan antara pihak yang memegang kendali dan mengatur entitas dengan pihak yang memiliki kekuatan formal atas pihak pengendali tersebut. Dalam hal ini dibutuhkan juga pihak ketiga yang accountable untuk memberikan penjelasan atau alasan yang masuk akal terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan dan hasil usaha yang diperoleh sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas dan pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas pemerintah tidak dapat diketahui tanpa pemerintah memberitahukan kepada rakyat tentang informasi sehubungan dengan pengumpulan sumber daya dan sumber dana masyarakat beserta penggunaannya. Menurut Kim 2008 : 2 mendefinisikan akuntabilitas sebagai berikut: Accountability is basically the obligation to perform as expected or bear the consequences of failure. Accountability is also defined as, “A is accountable to B when A is obliged to inform B about A’s actions or decisions”. Dengan kata lain akuntabilitas adalah kewajiban yang pada dasarnya melaksanakan seperti yang diharapkan atau membawa konsekuensi terhadap suatu kegagalan. Akuntabilitas juga dapat digambarkan seperti “A dikatakan akuntabel kepada B ketika A berkewajiban memberi informasi pada B tentang tindakan atau keputusan A. Menurut Barrett 2004 akuntabilitas merupakan hubungan berdasarkan kewajban untuk menunjukkan, meninjau ulang dan mempertanggungjawabkan kinerja, yang hasilnya sesuai harapan yang telah disepakati. Budiardjo dalam Krina 2003 mendefinisikan akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah kepada mereka yang memberi mandat itu. Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi penumpukkan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi checks and balances sistem. Lembaga pemerintahan yang dimaksud adalah eksekutif presiden, wakil presiden, dan kabinetnya, yudikatif MA dan sistem peradilan serta legislatif MPR dan DPR. Peranan pers yang semakin penting dalam fungsi pengawasan ini menempatkannya sebagai pilar keempat. Guy Peter dalam Krina 2003 menyebutkan adanya 3 tipe akuntabilitas yaitu: 1 akuntabilitas keuangan, 2 akuntabilitas administratif, dan 3 akuntabilitas kebijakan publik. Menurut Sadjiarto 2000 akuntabilitas dapat dipandang dari berbagai perspektif. Dari perspektif akuntansi, American Accounting Association menyatakan bahwa akuntabilitas suatu entitas pemerintahan dapat dibagi dalam empat kelompok. a. Sumber daya financial. b. Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan administratif. c. Efisiensi dan ekonomisnya suatu kegiatan. d. Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin dalam pencapaian tujuan, manfaat dan efektivitas. Sedangkan dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan dengan lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap yang lebih banyak membutuhkan ukuran-ukuran obyektif legal compliance ke tahap yang membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran subyektif . Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut. a. Probity and legality accountability Hal ini menyangkut pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah disetujui dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku compliance. b. Process accountability Dalam hal ini digunakan proses, prosedur, atau ukuran-ukuran dalam melaksanakan kegiatan yang ditentukan planning, allocating and managing. c. Performance accountability Pada level ini dilihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah efisien efficient and economy. d. Program accountability Di sini akan disoroti penetapan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tersebut outcomes and effectiveness. e. Policy accountability Dalam tahap ini dilakukan pemilihan berbagai kebijakan yang akan diterapkan atau tidak value. Menurut Supriyono 2000 akuntabilitas sangat terkait dengan kinerja institusi pemerintah. Akuntabilitas kinerja merupakan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan program, mengukur hasilnya atau hasil dibandingkan dengan standarnya. Sistem akuntabilitas kinerja menyediakan kerangka kerja untuk mengukur hasil tidak hanya mengukur proses atau beban kerja dan mengorganisasikan informasi sehingga dapat digunakan secara efektif oleh pemimpin-pemimpin politik, pengambil keputusan dan manajer program. Sistem ini memberikan informasi kepada pembuat kebijakan dan manajer program, sehingga dapat mencapai keberhasilan. Sistem ini juga menyediakan informasi yang berguna bagi penyedia program, konsumen pelayanan, dan publik. Dalam penelitian ini menggunakan konsep akuntabilitas kinerja dalam mengukur akuntabilitas keuangan daerah. Menurut Solihin 2007 akuntabilitas kinerja adalah perwujudan suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Adapun indikator minimal akuntabilitas adalah sebagai berikut. a. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan. b. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan. c. Adanya output dan outcome yang terukur. Ma na je m e n sua tu o rg a nisa si d a p a t d ika ta ka n sud a h a kunta b e l a p a b ila d a la m p e la ksa na a n ke g ia ta nnya te la h m e m e nuhi p e rsya ra ta n: 1 m e ne ntuka n tujua n ya ng te p a t, 2 m e ng e m b a ng ka n sta nd a r ya ng d ib utuhka n untuk p e nc a p a ia n tujua n, 3 Se c a ra e fe ktif m e m p ro m o sika n p e ne ra p a n p e m a ika ia n sta nd a r, 4 m e ng e m b a ng ka n sta nd a r o rg a nisa si d a n o p e ra si se c a ra e ko no m is d a n e fe sia n. Tujua n m e rup a ka n sua tu ya ng ing in d ic a p a i d a la m sua tu ke ra ng ka wa ktu time fra me te rte ntu. Se sua tu ya ng ing in d ic a p a i itu sud a h te ntu b e rhub ung a n d e ng a n m a ksud d id irika nnya o rg a nisa si, a ta u d e ng a n ka ta la in tujua n b e rka ita n e ra t d e ng a n a la sa n ke b e ra d a a n o rg a nisa si. Ke m ud ia n d a la m up a ya untuk m e ne ntuka n a p a ka h tujua n-tujua n ya ng te la h d ite ta p ka n te rc a p a i a ta u tid a k, p e rlu d ib ua t sua tu sta nd a r m e ng e na i ting ka t p e nc a p a ia n ya ng d ike he nd a ki. Ini b e ra rti d ip e rluka n sua tu to lo k ukur untuk m e ne ntuka n a p a ka h ke g ia ta n ya ng d ila ksa na ka n te la h m e nc a p a i tujua n ya ng d ite ta p ka n se ja k a wa l.

5. Hubungan Pengukuran Kinerja dengan Akuntabilitas