6. Peserta didik cenderung malas mengikuti pembelajaran menulis dibandingkan dengan mengikuti pembelajaran lainnya.
7. Media foto jarang sekali digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman khususnya keterampilan menulis.
8. Peserta didik masih merasa takut, tidak bisa menemukan ide untuk menulis dalam bahasa Jerman.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dibatasi pada keefektifan penggunaan foto dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa
Jerman di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul.
D. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik kelas X1 SMA Negeri 1 Sedayu Bantul antara yang
diajar dengan menggunakan foto dan yang diajar dengan menggunakan media konvensional.
2. Apakah penggunaan foto efektif dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik kelas X1 SMA Negeri 1 Sedayu Bantul.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik kelas X1 SMA Negeri 1 Sedayu
Bantul antara yang diajar dengan menggunakan foto dan yang diajar dengan menggunakan media konvensional.
2. Untuk mengetahui
keefektifan penggunaan
foto dalam
pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik kelas X1 SMA Negeri 1 Sedayu Bantul.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan meningkatkan keterampilan menulis bahasa Jerman peserta didik, selain itu bagi pendidik
penelitian ini dapat juga dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran bahasa Jerman. Sehingga pembelajaran keterampilan menulis
bahasa Jerman lebih efektif.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang dilalui manusia sepanjang hidupnya. Setiap hari manusia belajar hal-hal baru untuk bertahan hidup dan hal
ini telah berlangsung sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Hal-hal yang manusia pelajari itu untuk memperoleh sebuah keterampilan tertentu sekaligus
mengasahnya. Keterampilan yang dipelajari tersebut nantinya akan dipergunakan manusia dalam setiap aspek hidupnya. Ilmu pengetahuan pun berkembang setiap
saat dan selalu ada hal-hal yang diperbaharui. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran seperti sebuah siklus yang tidak pernah berhenti. Apabila
siklus itu berhenti maka keterampilan yang dimiliki manusia dapat mengalami kemunduran atau bahkan hilang. Dalam setiap aspek kehidupan selalu saja ada
inovasi yang dilakukan manusia agar tetap merangsang kinerja otak untuk terus belajar dan menemukan hal baru. Pembelajaran dapat diberi arti suatu proses,
yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar Sudjana, 1989: 29. Pendapat yang lain mengenai pembelajaran adalah proses memperoleh atau mendapatkan pengetahuan tentang subyek atau
keterampilan dari belajar, pengalaman dan instruksi. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk mendukung manusia dalam mempelajari sesuatu
Pringgawidagda, 2000: 20.