Biaya Pemasaran, Price Spread, share margin dan efisiensi pada setiap saluran pemasaran

3. Biaya Pemasaran, Price Spread, share margin dan efisiensi pada setiap saluran pemasaran

Análisis pemasaran dapat digunakan untuk melihat distribusi marjin pemasaran yang terdiri dari biaya dan keuntungan. Untuk menganalisa biaya pemasaran, price spread dan marjin pemasaran maka perlu dihitung biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran. Hal tersebut dapat diperoleh dengan memperhatikan setiap saluran pemasaran belimbing yang ada di daerah penelitian. a. Saluran I Petani bertindak langsung sebagai pedagang. Biasanya yang menjadi pedagang adalah istri petani. Volume penjualan belimbing pada saluran ini tidak tetap. Dalam sehari, berdasarkan keterangan petani sampel, belimbing yang terjual sekitar 3 kg. Sebaran harga belimbing untuk saluran I dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Sebaran harga dan share margin harga belimbing pada saluran I, tahun 2009 No. Komponen Biaya Desa Namoriam Desa Durin Simbelang Price SpreadRp. Share margin Price SpreadRp. Share margin 1 Harga jual petani 4,000.00 4,166.67 Biaya produksi 771.20 19.28 325.66 7.82 Biaya Plastik 50.00 1.25 33.33 0.80 Keamanan 0.00 0.00 22.22 0.53 Total Biaya 821.20 20.53 381.21 9.15 2 Harga beli Konsumen 4,000.00 100.00 4,166.67 100.00 Marjin Pemasaran 3,178.80 79.47 3,785.46 90.85 Sumber : analisis data primer lampiran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 25a, 25b Dari tabel 12, biaya produksi di Desa Namoriam terlihat lebih banyak daripada di Desa Durin Simbelang. Besarnya biaya produksi ini berasal dari biaya perawatan, seperti pupuk dan obat – obatan, biaya sewa tanah, dan biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi belimbing. Selain itu, perbedaan Universitas Sumatera Utara besarnya biaya produksi karena jumlah petani sampel untuk saluran ini tidak sama banyak. b. Saluran II Pola saluran pemasaran ini memasarkan buah belimbing dari produsen ke pedagang pengecer kemudian diteruskan ke konsumen. Saluran ini relatif pendek karena lembaga pemasaran yang ikut dalam pemasaran belimbing cuma satu, yaitu pedagang pengecer. Panjang pendeknya saluran pemasaran ini akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Marjin pemasaran untuk saluran ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 13. Sebaran harga dan share margin belimbing pada saluran II, tahun 2009 No. Komponen Biaya Desa Namoriam Desa Durin Simbelang Price SpreadRp. Share margin Price SpreadRp. Share margin 1 Harga jual petani 2,500.00 58.82 2,500.00 58.82 Biaya produksi 434.53 10.22 348.80 8.21 Keranjang 100.00 2.35 0.00 0.00 Koran 70.00 1.65 0.00 0.00 Tali plastik 20.00 0.47 0.00 0.00 Total biaya 624.53 14.69 348.80 8.21 Marjin pemasaran 1,875.47 44.13 2,151.20 50.62 2 Harga beli pengecer 2,500.00 58.82 2,500.00 58.82 Pengangkutan 76.67 1.80 76.67 1.80 Pengemasan 36.00 0.85 36.00 0.85 Biaya timbang 40.00 0.94 40.00 0.94 Keamanan 9.00 0.21 9.00 0.21 Marketing loss 48.00 1.13 48.00 1.13 Total biaya 209.67 4.93 209.67 4.93 Marjin pemasaran 1,750.00 41.18 1,750.00 41.18 Profit pengecer 1,540.33 36.24 1,540.33 36.24 3 Harga beli konsumen 4,250.00 100.00 4,250.00 100.00 Total marjin pemasaran 1,750.00 41.18 1,750.00 41.18 Sumber : analisis data primer lampiran 3, 4, 11, 12, 24, 26a, 26b, 28a, 29a Dari penelitian yang dilakukan, pedagang pengecer di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang adalah orang yang sama. Biaya yang paling besar adalah biaya produksi petani. Tidak ada perbedaan marjin pemasaran pada penjual. Yang Universitas Sumatera Utara berbeda hanya pada biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani untuk memproduksi belimbing. Di Desa Namoriam lebih banyak mengeluarkan biaya produksi daripada Desa Durin Simbelang. Perbedaan biaya produksi ini karena luas lahan di Desa Namoriam lebih luas daripada di Desa Durin Simbelang. Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer yang paling besar adalah biaya pengangkutan. Pedagang pengecer biasa menggunakan angkutan umum maupun becak barang untuk membawa belimbing ke pasar. c. Saluran III Pola pemasaran ini merupakan pola pemasaran yang paling banyak terjadi di daerah penelitian. Adapun analisis marjin pemasaran dan share margin yang dikeluarkan oleh masing – masing lembaga pemasaran untuk pola pemasaran saluran ini dapat dilihat pada tabel 14. Pada saluran III ini, terlihat perbedaan harga jual petani pada kedua desa. Hal ini memberi perbedaan pada total marjinnya, walaupun tidak terlalu besar. Sedangkan besarnya biaya untuk yang dikeluarkan oleh pedagang adalah sama besar karena pedagang adalah orang yang sama. Komponen biaya paling besar yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul adalah biaya petik dan pengangkutan. Biaya petik ini berasal dari biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul untuk memetik belimbing di lahan petani. Pedagang besar dan pedagang pengecer banyak mengeluarkan biaya pengangkutan. Besarnya biaya ini karena jarak yang ditempuh oleh pedagang besar lumayan jauh. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Marjin pemasaran dan share margin belimbing saluran III, tahun 2009 No. Komponen Biaya Desa Namoriam Desa Durin Simbelang Price SpreadRp. Share margin Price SpreadRp. Share margin 1 Harga jual petani 2,055.56 31.03 2,090.91 31.56 Biaya produksi 333.50 5.03 254.73 3.84 Keranjang 88.89 1.34 36.36 0.55 Koran 62.22 0.94 25.45 0.38 Tali plastik 26.67 0.40 16.36 0.25 Total biaya 511.28 7.72 332.90 5.02 Marjin pemasaran 1,544.28 23.31 1,758.01 26.54 2 Harga beli pengumpul 2,055.56 31.03 2,090.91 31.56 Pengangkutan 104.00 1.57 104.00 1.57 Pengemasan 96.52 1.46 96.52 1.46 Penyimpanan 5.43 0.08 5.43 0.08 Keamanan 3.64 0.05 3.64 0.05 Biaya timbang 10.00 0.15 10.00 0.15 Biaya petik 147.43 2.23 147.43 2.23 Total biaya 367.02 5.54 367.02 5.54 Profit pengumpul 677.42 10.23 642.07 9.69 Marjin pemasaran 1,044.44 15.77 1,009.09 15.23 3 Harga beli pedagang besar 3,100.00 46.79 3,100.00 46.79 Pengangkutan 79.31 1.20 79.31 1.20 Pengemasan 13.56 0.20 13.56 0.20 Sortasi 68.39 1.03 68.39 1.03 Penyimpanan 6.78 0.10 6.78 0.10 Sampah 13.56 0.20 13.56 0.20 Biaya timbang 20.34 0.31 20.34 0.31 Bongkar muat 6.78 0.10 6.78 0.10 Marketing loss 8.45 0.13 8.45 0.13 Total biaya 217.17 3.28 217.17 3.28 Profit pedagang besar 1,682.83 25.40 1,682.83 25.40 Marjin pemasaran 1,900.00 28.68 1,900.00 28.68 4 Harga beli pengecer 5,000.00 75.47 5,000.00 75.47 Pengangkutan 75.00 1.13 75.00 1.13 Pengemasan 39.67 0.60 39.67 0.60 Penyimpanan 9.17 0.14 9.17 0.14 Keamanan 8.67 0.13 8.67 0.13 Marketing loss 56.33 0.85 56.33 0.85 Total biaya 188.84 2.85 188.84 2.85 Profit pengecer 1,436.16 21.68 1,436.16 21.68 Marjin pemasaran 1,625.00 24.53 1,625.00 24.53 5 Harga beli konsumen 6,625.00 100.00 6,625.00 100.00 Total marjin pemasaran 4,569.44 68.97 4,534.09 68.44 Sumber : analisis data primer lampiran 3, 4, 11, 12, 22, 23, 24, 27a, 27b, 28b, 29b Universitas Sumatera Utara Pedagang yang paling banyak mengeluarkan biaya adalah pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul mengeluarkan biaya petik yang memperbesar biaya pemasarannya. Keuntungan terbanyak diterima oleh pedagang besar. Dengan uraian diatas maka identifikasi masalah 3 telah terjawab. Selanjutnya rekapitulasi marjin pemasaran dan share margin belimbing saluran II dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 15. Rekapitulasi share margin dan distribusi marjin pemasaran belimbing pada saluran II tahun 2009 No Komponen biaya Desa Namoriam Desa Durin Simbelang share margin distribusi margin share margin distribusi margin 1 Pengangkutan 76.67 4.38 76.67 4.38 2 Pengemasan 36.00 2.06 36.00 2.06 3 Sortasi 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Penyimpanan 0.00 0.00 0.00 0.00 5 Sampah dan keamanan 9.00 0.51 9.00 0.51 6 Biaya timbang 40.00 2.29 40.00 2.29 7 Bongkar muat 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Marketing loss 48.00 2.74 48.00 2.74 9 Biaya petik 0.00 0.00 0.00 0.00 10 Profit 1,540.33 88.02 1,540.33 88.02 Total marjin pemasaran 1,750.00 100 .00 1,750.00 100 .00 Sumber : analisis data tabel 13 Dari tabel 15 diatas diperoleh bahwa pada saluran II, marjin yang paling besar adalah keuntungan pedagang, yaitu sebesar Rp 1.540kg. Biaya yang paling banyak mempengaruhi harga pada saluran ini adalah biaya pengangkutan Rp 76,67kg belimbing. Rekapitulasi marjin pemasaran dan share margin belimbing saluran III dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Rekapitulasi share margin dan distribusi marjin pemasaran belimbing pada saluran III tahun 2009 No Komponen biaya Desa Namoriam Desa Durin Simbelang share margin distribusi margin share margin distribusi margin 1 Pengangkutan 258.31 5.65 258.31 5.70 2 Pengemasan 149.75 3.28 149.75 3.30 3 Sortasi 68.39 1.50 68.39 1.51 4 Penyimpanan 21.38 0.47 21.38 0.47 5 Sampah dan keamanan 25.87 0.57 25.87 0.57 6 Biaya timbang 30.34 0.66 30.34 0.67 7 Bongkar muat 6.78 0.15 6.78 0.15 8 Marketing loss 64.78 1.42 64.78 1.43 9 Biaya petik 147.43 3.23 147.43 3.25 10 Profit 3,796.41 83.08 3,761.06 82.95 Total marjin pemasaran 4,569.44 100.00 4,534.09 100.00 Sumber : analisis data tabel 14 Pada tabel 14 diperoleh perbedaan marjin pemasaran dari saluran III. Perbedaan marjin ini diperoleh dari perbedaan harga jual pada tingkat petani. Biaya yang memperoleh marjin paling besar adalah keuntungan. Berdasarkan uraian-uraian biaya pemasaran dan margin pemasaran pada setiap saluran pemasaran belimbing diatas, maka dapat dihitung besarnya efisiensi pemasaran EP belimbing dari setiap saluran pemasaran yang ada. Dari nilai EP yang diperoleh akan dilihat efisiensi pemasaran belimbing dengan menggunakan kriteria yang dijelaskan oleh Gultom 1996, yaitu : • apabila Ep 50 maka pemasaran tidak efisien, • apabila Ep 50 maka pemasaran efisien. Untuk saluran I, tidak dihitung nilai efisiensi pemasaran yang dilakukan. Hal ini dikarenakan dari rumus pemasaran yang ada, petani tidak mengeluarkan biaya pemasaran. Universitas Sumatera Utara Untuk saluran II di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang diperoleh : Sehingga bahwa pada saluran II pola pemasaran saluran II adalah efisien karena bernilai 41,17 50 untuk kedua daerah penelitian. Pada saluran ini tidak ada perbedaan efisiensi dari kedua desa. Berdasarkan penjelasan di atas hipotesis 1 telah terjawab. Untuk saluran III pada kedua desa penelitian diperoleh : • di Desa Namoriam • di Desa Durin Simbelang Sedangkan pada pola pemasaran saluran III tidak efisien karena nilai EP lebih besar lebih besar 50. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai efisiensi pemasaran di Desa Durin Simbelang sedikit lebih efisien daripada di Desa Namoriam. Berdasarkan penjelasan di atas hipotesis 2 telah terjawab. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa makin pendek saluran pemasaran maka makin efisien pula nilainya. Karena makin panhang saluran pemasaran semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Universitas Sumatera Utara

4. Kendala – Kendala yang Dihadapi dalam Pemasaran Belimbing di Daerah Penelitian