1.3.1. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh EPS, ROE, ROA, DER, dan EG terhadap PBV. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS
Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.808 .315
2.565 .015
EPS -.006
.007 -.175
-.866 .392
ROE 12.492
4.733 .992
2.639 .012
ROA -5.135
8.787 -.196
-.584 .563
DER -.406
.267 -.376
-1.522 .137
EG .002
.002 .095
.682 .500
a. Dependent Variable: PBV
Sumber: data diolah oleh penulis, 2012
Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut
HS = 0,808-0,006 EPS+12,492 ROE-5,135 ROA-0,406 DER+0,002 EG+µ
Keterangan: 1 konstanta sebesar 0,808 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel
independen X
1
= 0, X
2
= 0, X
3
= 0, X
4
= 0, dan X
5
=0 maka nilai price to book value PBV sebesar 0,808.
2 β1 sebesar 0,006 menunjukkan bahwa setiap kenaikan earning per share
EPS sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan price to book value PBV sebesar 0,006 dengan asumsi variabel lain tetap,
3 β2 sebesar 12,492 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity
ROE sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan price to book value PBV sebesar 12,492 dengan asumsi variabel lain tetap,
4 β3 sebesar 5,135 menunjukkan bahwa setiap return on assets ROA
sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan price to book value PBV sebesar 5,135 dengan asumsi variabel lain tetap,
5 β4 sebesar 0,406 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio
DER sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan price to book value PBV sebesar 0,406 dengan asumsi variabel lain tetap,
6 β4 sebesar 0,002 menunjukkan bahwa setiap kenaikan earning growth
EG sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan price to book value PBV sebesar 0,002 dengan asumsi variabel lain tetap.
1.3.2. Analisis Koefisien Regresi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R Square menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1,
maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya,
semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R
Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error
of the Estimate
1 .588
a
.346 .255
.90654 b. Dependent Variable: PBV
Sumber: data diolah oleh penulis, 2012
Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,588 berarti hubungan antara EPS, ROE,
ROA, DER, dan EG terhadap PBV sebesar 58,8. Artinya hubungannya erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.
R Square sebesar 0,346 berarti 34,6 PBV dipengaruhi oleh EPS, ROE, ROA, DER, dan EG. Sisanya 65,4 dijelaskan oleh variabel-variabel
lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Adjusted R Square sebesar 0,255 berarti 25,5 EPS, ROE, ROA,
DER, dan EG mempengaruhi PBV sementara sisanya 74,5 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Ada dua
pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square. Jika
variabel lebih dari dua maka yang digunakan adalah Adjusted R Square
Situmorang, 2010: 146. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,90654, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat
dalam memprediksi variabel dependen.
1.3.3. Uji t Uji Parsial