Laksomono 2000 : 124, menjelaskan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap infalsi dimasa yang akan datang antara lain dapat dilihat dari
perkembangan suku bunga nominal perbankan. Hal ini sejalan dengan sudut pandang term structure theory yang mengatakan ekspektasi masyarakat terhadap
inflasi di masa yang akan datang dapat dilihat dari perkembangan suku bunga nominal. Dengan demikian, perkembangan suku bunga nominal dapat digunakan
sebagai indikator ekspektasi inflasi masyarakat. Lebih lanjut, Laksomono 2000 : 124, menjelaskan bahwa salah satu cara
melihat ekspektasi inflasi didalam suku bunga nominal adalah dengan menggunakan yield curve. Yield curve merupakan hubungan antara pendapatan
atau suku bunga rate of return dengan jangka waktu term of matury. Pada dasarnya bentuk yield curve memiliki keterkaitan dengan mekanisme transmisi
kebijakan moneter. Secara konvensional, transmisi kebijakan moneter terjadi dari suku bunga jangka pendek yang dikendalikan bank sentral ke suku bunga jangka
panjang. Suku bunga jangka panjang pada gilirannya akan mempengaruhi aggregate. Bank sentral di negara yang menggunakan inflasi sebagai sasaran
akhir, dapat menggunakan suku bunga jangka panjang untuk menguji efektifitas pencapaian dalam mengendalikan inflasi yang rendah.
2.2. Suku Bunga Deposito
2.2.1. Suku Bunga
Menurut Boediono 1996 : 76, suku bunga adalah harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah
yang akan datang. Adanya kenaikan suku bunga yang tidak wajar akan
Universitas Sumatera Utara
menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara
langsung akan mengurangi profit perusahaan. Kasmir 2008 : 131, bunga bank adalah sebagai balas jasa yang diberikan
oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produkanya. Bunga juga dapat diartikan harga yang harus dibayar
kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman. Berdasarkan
pengertian tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam yaitu sebagai berikut : 1. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga. Sebagai contoh bunga deposito.
Weston dan Brigham 1990 : 84, menyebutkan bahwa suku bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara: 1 karena bunga merupakan
biaya, maka semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan apabila hal-hal lain dianggap konstan; dan 2 suku bunga
mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi, karena itu mempengaruhi laba perusahaan. Suku bunga tidak diragukan lagi mempengaruhi investasi portofolio
karena pengaruhnya terhadap laba, tetapi yang terpenting adalah suku bunga berpengaruh karena adanya persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi.
Universitas Sumatera Utara
Pohan 2008 : 53, mengatakan bahwa suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah dana
perbankan akan meningkat. Sementara itu, di sisi lain suku bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga
mengakibatkan penurunan kegiatan produksi di dalam negeri. Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh dunia usaha.
Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan juga menurun sehingga dalam kondisi suku bunga yang tinggi, yang menjadi persoalan adalah kemana
dana itu akan disalurkan. Sedangkan menurut Tandelilin 2001 : 213, suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang aliran kas perusahaan,
sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Suku bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan
ditanggung oleh perusahaan. Disamping itu, suku bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan
meningkat. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya suku bunga
maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana yang akan meningkat. Dengan demikian suku bunga dan keuntungan yang
diisyaratkan merupakan variabel penting yang sangat berpengaruh terhadap keputusan para investor, dimana berdampak terhadap keinginan investor untuk
melalukan investasi portofolio di pasar modal dengan suku bunga yang rendah. Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
Universitas Sumatera Utara
menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman. Tandelilin 2001 : 213, menjabarkan dalam kegiatan perbankan sehari-hari
ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu: 1. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai cotoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan
pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh
seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik da demikian pula sebaliknya.
Edward dan Khan 1985, mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga tcrbagi alas 2 dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap analisis
keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang. Bila
mekanisme pasar dapat berjalan tanpa hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan merupakan wujud kekuatan tarik
menarik antara permintaan dan penawaran uang.
2.2.2. Bunga Deposito