41 anaknya maka anak laki-laki akan mendapatkan prioritas utama.
80
Juga hal itu terjadi berawal dari kesadaran jender yang tidak adil.
c. Jender dan Stereotipe
Stereotipe adalah adanya pelabelan atau penandaan terhadap satu kelompok tertentu yang merugikan dan menimbulkan ketidakadilan. Masyarakat memiliki
anggapan bahwa tugas utama kaum perempuan adalah melayani suami. Stereotipe ini berakibat wajar sekali jika pendidikan kaum perempuan dinomorduakan.
81
Stereotipe terhadap perempuan ini terjadi dimana-mana. Banyak peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur dan kebiasaan masyarakat yang
dikembangkan karena stereotipe tersebut. Oleh karena itu dalam budaya Batak perempuan dibatasi menempuh pendidikan
yang lebih tinggi karena akhirnya dia akan bekerja di dapur mengurus anak dan suaminya. Juga karena alasan bahwa kalau nanti dia berhasil tidak menjadi
kebanggaan keluarga dan bukan penerus marga orangtuanya sebab dia akan menikah dan menjadi milik dan penerus marga suaminya.
Disamping itu bahasa sebagai alat komunikasi sangat bias jender. Setiap masyarakat memiliki masalah yang diikuti oleh anggotanya, sebagaimana mereka
belajar memainkan peran feminim atau maskulin. Sebab setiap masyarakat memiliki bahasanya sendiri. Sejak lahir sampai dewasa kita meniru, mempelajari dan
80
Mansour Fakih, Analisis..., 16.
81
Ibid, 16-17.
42 mempraktekkan cara-cara khusus yang telah dibentuk oleh masyarakat bagi kita
untuk menjadi laki-laki dan perempuan.
82
Sangat jelas sekali bahwa jender dalam masyarakat dan budaya Batak telah membentuk laki-laki dan perempuan dalam perannya ditengah-tengah masyarakat
dan Gereja.
d. Jender dan Kekerasan
Kekerasan violence adalah serangan atau invasi assault terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan terhadap sesama manusia pada
dasarnya berasal dari berbagai sumber, namun salah satu kekerasan terhadap satu jenis kelamin tertentu yang disebabkan oleh anggapan jender. Kekerasan yang
disebabkan oleh bias jender ini disebut gender-related violence. Pada dasarnya kekerasan jender disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam
masyarakat.
83
Jenis dan bentuk kejahatan yang dapat dikategorikan kekekerasan jender, diantaranya:
84
Pertama, perkosaan terhadap perempuan termasuk perkosaan dalam perkawinan. Perkosaan terjadi jika seseorang melakukan paksaan untuk
mendapatkan pelayanan seksual tanpa kerelaan yang bersangkutan. Ketidakrelaan ini seringkali tidak bisa terekspresikan disebabkan oleh pelbagai faktor, misalnya
82
Richards Halloway, ed, Who Needs Feminism, Lo do , Biddlest Ltd, Guildford a d Ki g s L
, ,
138 – 140.
83
Mansour Fakih, Analisis Gender dan..., hl. 17.
84
Ibid, 17 – 20.
43 ketakutan, malu, keterpaksaan yang terjadi dalam baik ekonomi, sosial maupun
kultural, tidak ada pilihan lain. Kedua, tindakan pemukulan dan serangan fisik yang terjadi dalam rumah tangga
domestic violence. Termasuk tindak kekerasan dalam bentuk penyiksaan terhadap anak-anak child abuse.
Ketiga, bentuk penyiksaan yang mengarah kepada organ alat kelamin genital mutilation, misalnya penyunatan terhadap anak perempuan. Berbagai alasan
diajukan oleh suatu masyarakat untuk melakukan penyunatan. Namun salah satu alasan terkuat adalah, adanya alasan dan anggapan bias jender di masyarakat, yakni
untuk mengontrol kaum perempuan. Keempat, kekerasan dalam bentuk pelacuran, prostitution. Pelacuran
merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan yang diselenggarakan oleh suatu mekanisme ekonomi yang merugikan kaum perempuan. Setiap masyarakat dan
negara selalu menggunakan standar ganda terhadap pekerja seksual. Di satu sisi pemerintah melarang dan menangkapi mereka, tetapi di lain pihak negara juga
menarik pajak dari mereka. Sementara seorang pelacur dianggap rendah oleh masyarakat, namun tempat pusat kegiataan mereka selalu ramai dikunjungi orang.
Keenam, kekerasan dalam bentuk pemaksaan sterilisasi Keluarga Berencana enforced sterilization. Keluarga Berencana di banyak tempat ternyata telah
menjadi sumber kekerasan terhadap perempuan. Dalam rangka mengontrol pertumbuhan penduduk, perempuan seringkali dijadikan korban demi program
tersebut, meskipun persoalannya tidak saja pada perempuan melainkan berasal dari
44 kaum laki-laki juga. Namun akibat bias jender, perempuan dipaksa sterilisasi yang
sering kali membahayakan fisik maupun jiwa mereka. Ketujuh, adalah jenis kekerasan terselubung molestation, yaitu memegang atau
menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan dengan pelbagai cara dan kesempatan tanpa kerelaan si pemilik tubuh. Jenis kekerasan ini sering terjadi di
tempat pekerjaan atau di tempat umum, seperti dalam bis. Kedelapan, tindakan kejahatan terhadap perempuan yang paling umum
dilakukan di masyarakat yakni yang dikenal dengan pelecehan seksual atau sexual and emotional harassment. Ada banyak bentuk pelecehan dan yang umum terjadi
adalah unwanted attention from men. Banyak orang membela bahwa pelecehan seksual itu sangat relatif karena sering terjadi tindakan itu merupakan usaha untuk
bersahabat. Tetapi sesungguhnya pelecehan seksual bukanlah usaha untuk bersahabat, karena tindakan tersebut merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan
bagi perempuan. Ada beberapa bentuk yang dapat dikategorikan pelecehan seksual. Di antaranya:
1. Menyampaikan lelucon jorok secara vulgar pada seseorang dengan cara yang
dirasakan sangat ofensif. 2.
Menyakiti atau membuat malu seseorang dengan omongan kotor. 3.
Mengintrogasi seseorang tentang kehidupan atau kegiatan seksualnya atau kehidupan pribadinya.
4. Meminta imbalan seksual dalam rangka janji untuk mendapatkan kerja atau
untuk mendapatkan promosi atau janji-janji lain.
45 5.
Menyentuh atau menyenggol bagian tubuh tanpa ada minat atau tanpa seizin dari yang bersangkutan.
e. Jender dan Beban Kerja