Bagaimana Upaya Pemerintah Kota Medan dalam Pembinaan

A. Bagaimana Upaya Pemerintah Kota Medan dalam Pembinaan

Olahraga Sepakbola? Upaya pemerintahan kota Medan dalam melakukan pembinaan olahraga sepak bola di Kota Medan belumlah berjalan secara maksimal. Di mana pemerintah kotayang diwakili oleh Dispora Kota Medan belumlah menjalankan perannya secara maksimal untuk melakukan pembinaan sepak bola. Hal ini dikarenakan Dispora Medan tidaklah secara kusus berkonsentrasi pada satu cabang olahraga tertentu.Tetapi Dispora berkonsentrasi terhadap seluruh cabang olahraga dan khususnya terkait dengan pembinaan olahraga pelajar dan pemuda.Sedangkan untuk SSB Dispora tidak terlalu terfokus walau pada kenyataannya Dispora sendiri membuka sendiri SSB mereka dengan alasan ingin melakukan pembinaan bagi anak-anak diseputaran lokasi tempat latihan. Hampir sama dengan Dispora Medan, KONI Medan juga tidak melaksanakan pembinaan olahraga sepak bola secara efektif. Hal ini dikarenakan KONI Medan tidak hanya terfokus pada usaha pembinaan sepak bola.Tetapi KONI Medan dengan segala keterbatasan anggaran harus melakukan pembinaan pada 37 cabang olahraga yang ada di bawah naungannya. Keterbatasan anggaran membuat KONI Medan hanya mampu memberikan dana stimulan kepada setiap asosiasi yang menaungi setiap cabang olahraga yang ada. Sehingga KONI Tidak memberikan bantuan atau anggaran dana secara langsung kepada SSB atau sasana-sasana yang ada. Begitu juga dengan PSSI Medan, PSSI Medan sebagai badan yang memang khusus membinani olahraga sepak bola juga tidak dapat berbuat banyak. PSSI hanya mampu menjadi fasilitator dan pelaksana tournament atau kompetisi- Universitas Sumatera Utara kompetisi pada kelompok-kelompok usia muda. Meski demikian, kompetisi dan tournament-tournament yang dilaksanakan oleh PSSI tetap memaksa peserta – yang dalam hal ini adalah SSB – untuk membayar uang pendaftaran sebagai tanda keikutan sertaan. Bagi sebagian SSB hal itu sungguh memberatkan dikarenakan tidak semua SSB mempunyai kekuatan finansial yang sama. Di sini kemudia SSB bekerja lebih intens untuk mendapatkan sponsor atau donatur. Akhirnya, upaya pembinaan sepak bola lebih banyak dilakukan oleh pihak SSB yang terdiri dari pengurus dan pelatih.Di luar itu, tentu faktor dari dukungan orang tua atau keluarga menjadi faktor penentu keberhasilan pembinaan pemain sepak bola. Hal ini karenakan intensitas pemain yang lebih banyak berinteraksi dengan keluarga atau orang tua lebih memudahkan orang tua melakukan kontrol atas kegiatan mereka di luar lapangan.Sedangkan pelatih hanya dapat melakukan pemantauan dari dalam lapangan. Selain itu, kemauan dan semangat pemain juga menjadi faktor penting yang dapat mendukung keberhasilan pembinaan.Semangat dan kemauan ini bisa muncul dari dalam diri pemain atau muncul dari motivasi keluarga dan atau pelatih.Karena faktor semangat dan motivasi ini kemudian membuat sarana dan prasaranan olahraga sebagai infrastruktur yang pendukung menjadi tidak terlalu dominan mempengaruhi pembinaan pemain.Meski banyak SSB yang tidak mempunyai standart fasilitas yang layak sebagai SSB menyangkut fasilitas lapangan, kompetensi pelatih, peralatan dan kelengkapan latihan, serta kurikulum latihan. Dari data tersebut tampak, bahwa pembinaan sepak bola lebih cenderung terbangun secara partisipatif di tengah masyarakat.Partisipasi tersebut terbentuk Universitas Sumatera Utara karena sepak bola sebagai olahraga masyarakat. Jika digambarkan maka akan sketsa sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1. Arus Kebijakan dalam Upaya Pembinaan Pemain Sepakbola di Kota Medan. Upaya Pembinaan Sepak Bola DISPORA Kota Medan KONI MEDAN PSSI KOTA Medan - POPDA - POPWIL - POPNAS - SSB Dispora - PORKOT - PORWIL - PON - Kompetisi dan Tournament meliputi: Piala DanonE, piala Yamaha, Piala Menpora, Piala Suratin ARAH KEBIJAKAN Arus Partisipasi SSB Sekolah Sepakbola Pemuda Masyarakat Umum Pelajar Pemain-Pemain Sepak Bola T I M N A S Universitas Sumatera Utara Gambar di atas menunjukkan bagaimana arus kebijakan pemerintah dalam usaha pembinaan olahraga khususnya di Kota Medan.Secara khusus cuma PSSI yang melakukan pembinaan sepak bola dengan jalan tournament atau kompetisi sedangkan Pemerintah Kota Medan, dalam hal ini Dispora dan Koni Medan tidak melakukan pembinaan pemain secara khusus tetapi lebih mengarah kepada seluruh cabang olahraga yang telah diatur ketentuannya oleh menteri terkait. Biasanya cabang-cabang olahraga yang dipertandingakan pada tingkat POPDA, POPWIL dan POPNAS yang diikuti oleh setiap pelajar. Sedangkan untuk perserta PORKOT adalah pemuda dari masyarakat umum yang ikut bertanding dengan membawa nama setiap kelurahan tempat mereka tinggal. Pemain-pemain yang bermain bagus akan diikutkan seleksi untuk memperkuat Kota Medan dalam pergelaran PORWILSU yang nantinya akan mempertandingkan seluruh atlit dari setiap kabupaten kota yang ada di Sumut. Dari hasil PORWILSU tersebut akan kembali menjaring atlit-atlit terbaik untuk memperkuat Sumatera Utara pada pengelaran PON. Biasanya cabang-cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada POPDA, POPWIL dan POPNAS serta PORKOT, PORWIL dan PON adalah cabang-cabang olahraga yang selalu dipertandingankan dalam setiap event SEA Games atau ASEAN Games. Sehingga atlit-atlit terbaik yang dihasilkan dari pergelaran tersebut akan ikut ditandingkan pada level nasional dan internasional seperti SEA Games, ASEAN Games atau Olimpiade. Untuk pembinaan yang dilakukan oleh PSSI melalui kompetisi dan tournament seperti Danone Cup, Yamaha Cup, Piala Menpora dan Piala Suratin . Diharapkan dari setiap seleksi yang dihasilkan dapat menghasilkan Universitas Sumatera Utara pemain-pemain yang berkualitas untuk setiap kelompok usia yang ada di tim nasional.

B. Faktor – Faktor apa saja yang memengaruhi Upaya Pemerintah Kota