Dewasa Muda: Keintiman versus Isolasi

77 Dengan demikian, dalam mencari nilai-nilai sosial yang memandu identitas, orang berhadapan dengan masalah ideologi dan aristokrasi, yang dalam pengertian yang seluas- luasnya keduanya memiliki konotasi bahwa di dalam gambaran dunia yang ditetapkan dan perjalanan sejarah telah ditakdirkan, orang-orang terbaik akan menguasai dan kekuasaan mengembangkan yang terbaik pada orang-orang. 47 Di masa remaja, individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapa gerangan dirinya, bagaimana mereka nantinya, dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya. Ini merupakan tahap kelima perkembangan menurut Erikson, identitas versus kebingungan identitas identity versus identity confusion, remaja dihadapkan pada peran-peran baru dan satus orang dewasa -pekerjaan dan romatisme, contohnya. Jika mereka menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan sampai pada suatu jalur yang positif untuk diikuti dalam kehidupan maka identitas yang psoitif akan di capai, jika tidak, maka mereka mengalami kebingungan identitas 48

6. Dewasa Muda: Keintiman versus Isolasi

Menurut pendapat Matthew Tahap ini berlangsung sekitar usia 20 sampai 24 tahun, dan sejak tahap psikososial inilah tidak ada korelasi konsep Erikson dengan tahap perkembangan psikoseksual Freud. Seorang dewasa muda dengan identitas yang kuat sangat ingin mencari hubungan intim dengan orang lain: Para dewasa muda, yang berangkat dari pencarian akan dan penekanan terhadap identitas, sangat ingin dan bersedia memadukan identitasnya dengan identitas orang lain. Dia siap bagi sebuah keintiman, yaitu kapasitas untuk mengikat diri menuju afiliasi dan rekanan 47 Erik H. Erikson, Childhood and Society, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2010,309-312 48 John W. Santrock, Life Span Development Jakarta: Erlangga, 2012, 26 78 yang konkret, dan utnuk mengembangkan kekuatan etik demi mematuhi komitmen tersebut, bahkan meski tindakan-tindakan ini membutuhkan pengorbanan dan kompromi yang signifikan. Erikson, 1985, hlm. 263. Jika individu mengembangkan sebuah kapasitas yang lebih besar bagi keintiman daripada isolasi di tahap ini, mereka akan muncul dengan kebajikan cinta. Erikson mendefinisikan cinta sebagai “kesetiaan timbal-balik yang selamanya dapat menaklukkan antagonisme- antagonisme yang inhelen di dalam fungsi yang terpilah” 1964, hlm. 129 49 Teori Erikson: Keintiman vs. Isolasi Pandangan Erikson telah mempengaruhi semua teori kontemporer tentang perkembangan kepribadian dewasa. Konflik psikologis di masa dewasa awal darinya adalah keintiman vs. Isolasi intimacy versus isolation, yang tecermin dalam pikiran dan perasaan anak muda tentang membuat komitmen tetap pada pasangan dekat. Penelitian menegaskan bahwa – sebagaimana Erikson menekankan – sebuah identitas aman mendonrong pencapaian pada keintiman. Koitmen pada nilai dan tujuan pribadi penuh makna empersiapkan orang dewasa muda bagi komitmen antarpersonal, yang meningkatkan kemajuan di masa dewasa awal Kroger, 2007. Di antara sampel besar mahasiswa, pencapaian identitas berkorelasi positif dengan kesetiaan loyalitas dalam hubungan dan cinta, baik bagi laki-laki dan perempuan. Sebaliknya, moratorium identitas – keadaan encari- cari sebelum menetapkan komitmen – berhubungan negatif dengan kesetiaan dan cinta Markstrom dkk., 1997; Markstrom Kalmanir, 2001. Studi-studi lain menunjukkan bahwa perkembangan maju identitas sangat memprediksikan keterlibatan dalam jalinan cinta yang mendalam dan penuh komitmen atau kesiapan untuk menjalin hubungan seperti itu Craig- 49 Matthew H. Olson B.R. Hergenhahn, Pengantar Teori-Teori Kepribadian, Edisi Kedelapan Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2013, 301-302 79 Bray, Adams Dobson, 1988; Montgomery, 2005. Akan tetapi, pengoodinasian identitas dan keintiman lebih kompleks bagi perempuan, yang bila dibanding laki-laki lebih cenderung mempertibangkan dampak tujuan pribadi mereka terhadap hubungan penting Archer, 2002. 50 Menurut John w. shartock Keakraban versus keterkucilan intimacy versus isolation adalah tahap keenam dari perkembangan menurut Erikson keterkucilan intimacy versus isolation adalah tahap keenam dari perkembangan menurut Erikson, yang dialami individu selama masa dewasa awal. Di masa ini, individu menghadapi tugas perkembangan yang berkaitan dengan pembentukan relasi akrab dengan orang lain. Jika seorang dewasa muda membentuk persabahatan yang sehat dan sebuah relasi yang akrab dengan orang lain, kekraban akan dicapai; jika tidak, ia akan merasa terkucil 51 Menurut penney upton Masa dewasa muda 19 hingga 40 tahun merupakan Konflik dasar keintiman versus kesendirian, peristiwa penting hubungan, hasil orang dewasa muda perlu membentuk hubungan dekat dan cinta dengan orang lain. Keberhasilan memunculkan hubungan kuat, sedangkan kegagalan menghasilkan kesepian dan kesendirian. 52 Dewasa Muda menurut Wiilliam Crain, pada masa remaja sebelumnya, mereka hanya berpusat kepada diri sendiri, lebih bergulat dengan bagaimana penampilan mereka di mata orang lain, dan akan menjadi apa mereka di masa depan. Mereka jadi tertarik secara seksual kepada orang lain bahkan jatuh cinta, namun kedekatan itu sering kali hanya bertujuan untuk mendefinisikan dirinya saja. Di dalam interaksi-interaksi awal itu, anak muda berusaha menemukan siapa diri mereka lewat percakapan tanpa batas mengenai 50 Laura E. Berk. Development Through The Lifespan. Edisi Kelima. Dari dewasa Awal sampai Menjelang Ajal Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012 p.54 51 John W. Santrock, Life Span Development Jakarta: Erlangga, 2012, 26 52 Penney Upton. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012, p.22-23 80 perasaan mereka yang sesungguhnya, mengenai pandangan terhadap satu sama lain, dan mengenai rencana, harapan dan cita-cita mereka 1959, h.95 Masa remaja, kalau begitu, terlalu asyik dengan siapa dirinya atau tugas apa yang harus dipilih untuk menyongsong masa dewasa muda – intinya mencapai sebuah keintiman. Keintiman yang riil adalah satu-satunya perasaan identitas paling msauk akal yang sudah dibangun selama ini 1959, h.95. Namun hanya orang yang merasa aman dengan identitasnya saja, yang sanggup kehilangan dirinya di dalam hubungan timbal balik sejati dengan orang lain. Bila anak muda begitu khawatir dengan maskulinitasnya, maka dia tidak akan dapat menjadi kekasih yang baik. Karena dia terlalu sadar diri, terlalu khawatir dengan bagaimana cara membuktikan diri, dan bagaimana cara menarik diri dengan bebas dan lembut dari pasangan seksualnya. Sama seperti tahapan lain, tidak seorang pun dapat mengembangkan hanya kutub positifnya. Tidak pernah ada pasangan yang dapat mengalami keintiman total. Karena setiap orang berbeda secara seksual dan yang lainnya, maka pasti akan selalu ada derajat antagonisme di antara pasangan-pasangan itu, yang bisa mengarah kepada pengisolasian periodik. Idealnya, keintiman memang harus lebih kuat. Dan bila ini yang terjadi, maka kaum dewasa muda dapat mengembangkan kekuatan ego yang disebut cinta yang dewasa – sebuah “mutualisme kesetiaan yang sampai kapan pun bisa mengatasi antagonisme apa pun” di antara mereka berdua Erikson, 1964, h.129. 53 Menurut Erik H Erikson Keintiman Versus PengasinganIa siap untuk intimasi, artinya, kapasitas untuk mengkomitmenkan dirinya pada afiliasi-afiliasi dan partner konkret dan untuk mengembangkan kekuatan etis untuk ditaati oleh komitmen-komitmen tersebut, meskipun mereka mungkin membutuhkan berbagai pengorbanan dan kompromi. 53 William Crain. Teori Perkembangan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2007,445-446 81 Pasangan intimasi adalah penjauhan: kesiapan untuk mengasingkan diri dan, bila perlu, merusak kekuatan-kekuatan dan orang-orang yang esensinya tampak berbahaya bagi eksistensi orang yang bersangkutan. Prasangka-prasangka yang dikembangkan dan dimanfaatkan dan dieksploitasi di dalam politik dan di dalam perang adalah hasil pertumbuhan yang lebih matang dari penyangkalan-penyangkalan yang lebih tidak beralasan, yang selama memperjuangkan identitas mendiferensiasikan dengan tajam dan keji antara yang familiar dan yang asing. Agar signifikansi sosialnya terus berlanjut, utopia tentang genitalitas seharusnya mencakup: a. Mutualitas orgasme b. Dengan mtra yang dicintai c. Dari jenis kelamin yang berlawanan d. Dengan siapa orang mampu dan mau saling berbagi kepercayaan e. Dan dengan siapa orang mampu dan mau meregulasi siklus-siklus 1 Pekerjaan 2 Prokreasi 3 rekreasi f. agar dapat memastikan bahwa keturunannya akan memperoleh semua tahap perkembangan yang memuaskan. Bahaya tahap ini adalah isolasi, yaitu penghindaran kontak yang melibatkan komitmen intimas. Di dalam psikopatologi, gangguan ini dapat menyebabkan “masalah- masalah karakter” berat. Di lain pihak, ada banyak kemitraan yang berpuncak pada hubungan 82 antara dua orang, yang melindungi kedua pasangan dari keharusan untuk menghadapi perkembangan kritis berikutnya – perkembangan generativitas. 54 Menurut Jeast feast Keintiman versus Isolasi pada Masa dewasa muda ditandai oleh krisis psikososial keintiman versus isolasi. Keintiman adalah kemampuan untuk mencampurkan identitas seseorang dengan identitas orang lain tanpa takut kehilangan identitasnya sendiri. Lantaran keintiman hanya bisa diraih setelah manusia membentuk sebuah ego yang stabil, godaan-godaan seksual yang sering ditemukan pada remaja muda bukanlah keintiman yang benar. Manusia yang tidak begitu pasti dengan identitas mereka bisa menunjukkan sikap malu-malu dari keintiman psikososial atau mencari keintiman dengan penuh keputusasaan melalui hubungan-hubungan seksual yang tidak bermakna. Keintiman yang matang berarti kemampuan dan kesediaan untuk berbagi rasa percaya yang timbal balik. Dia melibatkan pengorbanan, kompromi dan komitmen dalam sebuah hubungan antara dua pihak yang setara. Ini mestinya menjadi persyaratan bagi perkawinan namun, banyak perkawinan itdak memiliki keintiman karena beberapa anak muda menikah sebagai bagian dari pencarian mereka akan identitas yang gagal mereka bangun selama masa remaja dulu. Isolasi didefinisikan sebagai “ketidakmampuan mengambil kesepatan-kesempatan yang di tawarkan identitas seseorang dalam berbagai keintiman yang benar” Erikson, 1968, hlm. 137. Beberapa orang mungkin menjdai berhasil secara finansial atau sosial naun, pada kenyataannya mereka tetap memeprtahankan perasaan terisolasi karena tidak sanggup meneria tanggung jawab orang-orang dewasa bagi kerja produktif prokreativitas dan cinta yang matang. 54 Erik H. Erikson, Childhood and Society, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2010, 312-316 83 Sekali lagi, beberapa derajat isolasi sangat esensial sebelum seseorang dapat mencapai cinta yang matang. Terlalu banyak kebersamaan dapat menghancurkan perasaan identitas ego seseorang, yang kemudian mengarahkan dia kepada sebuah regresi psikososial dan ketidakmampuan menghadadpi tahap perkembangan selanjutnya. Namun bahaya yang lebih besar jelas adalah perpaduan dari isolasi yang terlalu banyak, keintiman yang terlalu sedikit dan cacat dalam kekuatan dasar cinta. Cinta: Kekuatan Dasar Masa Dewasa Muda Cinta, kekuatan dasar masa dewasa muda, muncul dari krisis keintiman versus isolasi. Erikson 1968, 1982 mendefinisikan cinta sebagai devosi yang dewasa yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan dasar laki-laki dan perempuan. Meskipun cinta mencakup keintiman, dia juga mengandung sejumlah derajat isolasi, karena setiap pasangan diizinkan untuk mempertahankan identitas yang berbeda dan terpisah. Cinta yang dewasa berarti komitmen, hasrat seksual, kerja sama, kompetisi sekaligus persahabatan. Ini aadlah kekuatan dasar masa dewasa muda, memampukan seseorang mengatasi secara produktif dua tahap perkembangan terakhir. Antipati cinta adalah eksklusivitas, patologi inti masa dewasa muda. Namun begitu, beberapa eksklusivitas dibutuhkan bagi keintiman – artinya, seseorang harus sanggup mengabaikan seseorang yang lain, aktivitas dan ide-ide tertentu agar dapat mengembangkan perasaan identitas yang kuat. Eksklusivitas menjadi patologis ketika dia menghalangi kemampuan seseorang untuk kerja sama, kompetisi atau kompromi semua yang disyaratkan oleh keintiman dan cinta. 55 55 Jess Feist dan Gregory J. Feist. Theories of Personalitiy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,226 84 Menurut John w. shanrtock Keakraban versus keterkucilan intimacy versus isolation adalah tahap keenam dari perkembangan menurut Erikson keterkucilan intimacy versus isolation adalah tahap keenam dari perkembangan menurut Erikson, yang dialami individu selama masa dewasa awal. Di masa ini, individu menghadapi tugas perkembangan yang berkaitan dengan pembentukan relasi akrab dengan orang lain. Jika seorang dewasa muda membentuk persabahatan yang sehat dan sebuah relasi yang akrab dengan orang lain, kekraban akan dicapai; jika tidak, ia akan merasa terkucil 56 Erikson: Intimasi Lawan Isolasi Tahap keenam perkembangan psikososial Erikson adalah intimasi lawan isolasi. Jika dewasa muda tidak dapat membuat komitmen personal secara mendalam dengan yang lain, kata Erikson, mereka berisiko akan terisolasi dan terserap dalam dirinya sendiri. Bagaimanapun, mereka memerlukan beberapa isolasi untuk merefleksikan kehidupan mereka. Sebagaimana mereka berusaha untuk menyelesaikan konflik yang ada dalam intimasi, daya saing, dan jarak, mereka mengembangkan rasa mengenai etika; Erikson mempertimbangkannya sebagai tanda kedewasaa. Hubungan intim membutuhkan pengorbanan dan kompromi. Dewasa muda yang mengembangkan rasa diri yang kuat selama masa remaja berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk meleburkan identitas mereka dengan individu lain. Seperti yang telah dibahas, bagi kebanyakan orang saat ini proses pembentukan identitas berkembang lebih baik di masa dewasa dan selanjutnya, menurut Erikson, pencapaian intimasi juga harus ditunda. Resolusi pada tahap ini menghasilkan kebaikan akan cinta; persembahan bersama antara pasangan yang memilih untuk berbagi kehidupan mereka, memiliki anak, dan membantu anak-anak tersebut mencapai perkembangan kesehatan mereka sendiri. Sebuah 56 John W. Santrock, Life Span Development Jakarta: Erlangga, 2012, 27 85 keputusan untuk tidak memenuhi dorongan prokreatif yang memiliki konsekuensi serius bagi perkembangan, menurut Erikson. Teorinya telah dikritik oleh individu yang hdup sendiri, selibat, homoseksual, dan individu tanpa anak mengenai cetak biru Erikson akan perkembangan kesehatan, dan juga untuk mengambil pola-pola perkembangan intimasi pada laki-laki setelah melihat identitas sebagai norma. 57

7. Dewasa: Generativitas versus Stagnasi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pendeta terhadap Narapidana Hukuman Mati di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan T2 752014012 BAB I

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pendeta terhadap Narapidana Hukuman Mati di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan T2 752014012 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pendeta terhadap Narapidana Hukuman Mati di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan T2 752014012 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pendeta terhadap Narapidana Hukuman Mati di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan

0 17 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pendeta terhadap Narapidana Hukuman Mati di Lembaga Permasyarakatan Nusakambangan

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Stres dan Strategi Coping pada Narapidana Wanita di Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Wanita Semarang

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB II

1 6 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: HUKUMAN ROTAN : Suatu Analisa Sosiologi terhadap hukuman Rotan Bagi Masyarakat di Negeri Latuhalat T2 752011020 BAB II

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM T2 912013020 BAB II

0 0 17

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Waktu Tunggu Eksekusi Pidana Mati dalam Perspektif Hak Asasi Manusia T2 BAB II

0 0 58