23
penggunapelanggan. Keikutsertaan anggota ini diwujudkan dalam bentuk pencurahan pendapat dan pikiran dalam pengambilan keputusan, dalam
pengawasan, kehadiran dan keaktifan dalam rapat anggota, pemberian kontirbusi modal keuangan, serta pemanfaatan pelayanan yang diberikan oleh
koperasi. Secara umum, partisipasi anggota koperasi menyangkut partisipasi terhadap sumberdaya, pengambilan keputusan, dan pemanfaatan, atau
seringkali dibuat kategori partisipasi kontributif, partisipasi insentif.
2.3. Jenis Partisipasi
Istilah partisipasi mempunyai dimensi banyak, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya,
pelaksanaannya dan peran serta perorangansekelompok orang. Dimensi- dimensi partisipasi dijelaskan sebagai berikut :
1. Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya
Partisipasi dipandang dari sifatnya dapat berupa partisipasi yang dipaksakan
forced
dan partisipasi sukarela
foluntar
y. Jika tidak dipaksakan oleh situasi dan kondisi, partisipasi yang dipaksakan
forced
tidak sesuai dengan prinsip koperasi keanggotaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang sesuai pada koperasi
adalah partisipasi yang bersifat sukarela. Sifat kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi dalam merangsang aktivitas partisipasi
anggota. Tanpa rangsangan partisipasi yang efektif, partisipasi dalam koperasi tidak akan berjalan.
24
2. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya
Partisipasi dipandang dari bentuknya dapat bersifat formal
formal participation
dan dapat pula bersifat informal
informal participation
. Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu
mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan misalnya serikat pekerja, dewan pengurus. Pada
partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam bidang-bidang partisipasi. Pada
koperasi kedua bentuk partisipasi ini bisa dilaksanakan secara bersama- sama. Manajemen koperasi bisa merangsang partisipasi anggota secara
formal maupun informal, tergantung situasi dan kondisi serta aturan partisipasi yang diberlakukan.
3. Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya
Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila
setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan secara langsung terhadap keinginan orang lain atau
terhadap ucapannya. Seseorang dapat secara langsung menyampaikan ide- ide, informasi, keinginan, harapan, saran dan lain-lain kepada pihak yang
menjadi pimpinannya tanpa harus melalui dewan perwakilan. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila ada waktu yang membawa
aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota. Wakil yang terpilih
25
tersebut akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya manajer atau pengurus.
Partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung dapat dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada situasi dan kondisi serta aturan yang
berlaku. Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas koperasi membeli atau menjual kepada koperasi, memberikan
saran-saran atau informasi dalam rapat-rapat memberikan kontribusi modal, memilih pengurus, dan lain-lain. Partisipasi tidak langsung terjadi
apabila jumlah anggota terlampau banyak, anggota tersebar di wilayah kerja koperasi yang begitu luas, atau koperasi yang terintegrasi, sehingga
diperlukan perwakilan-perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya. 4.
Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya Partisipasi dipandang dari segi kepentingannya dapat berupa
partisipasi kontributif
contributive participation
dan partisipasi insentif
incentive participation
. Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
Anggota dalam kedudukannya sebagai pemilik, 1 para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan
perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana-dana
pribadi yang diinvestasikan pada koperasi, dan 2 mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan
26
terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi semacam ini disebut
partisipasi kontributif.
Anggota dalam kedudukannya sebagai pelangganpemakai, para anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh
perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya. Partisipasi semacam ini disebut
partisipasi intensif.
Partisipasi kontributif dan partisipasi intensif terdapat hubungan yang sangat erat, dijelaskan sebagai berikut :
a. Dalam rangka membiayai pertumbuhan koperasi, kontribusi keuangan
baik yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yang berasal dari usaha sendiri para anggota
partisipasi kontribusi keuangan sangat diperlukan. b.
Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh perusahaan koperasi, proses pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan
dan kebijaksanaan serta proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik
perusahaan koperasi
partisipasi kontributif
anggota dalam
pengambilan keputusan. c.
Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi anggota sebagai pelangganpemakai harus memanfaatkan setiap pelayanan yang
diberikan oleh koperasi partisipasi intensif. Semakin banyak anggota memanfaatkan pelayanan koperasi, manfaat yang diperoleh anggota
27
tersebut akan semakin banyak, dan bila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan partisipasi kontributif akan semakin meningkat.
Keeratan hubungan antara partisipasi kontributif dengan partisipasi intensif menyebabkam koperasi harus berusaha meningkatkan pelayanan
yang diberikan sehingga manfaatnya dapat dirasakan anggota. Akibatnya anggota akan semakin meningkatkan partisipasi intensif dalam pemanfaatan
unit usaha koperasi, sehingga akan timbul kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam kontribusi modal dan pengambilan keputusan yang
menunjang perkembangan koperasi partisipasi kontributif.
Alfred Hanel dalam Astri Nurmala 2012 memberikan dimensi-
dimensi partisipasi anggota dalam prinsip identitas : 1.
Kedudukan sebagai pemilik
Owner
, anggota : a.
Memberikan kontribusi pada pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan penyertaan
modal, pembuatan cadangan dan simpanan. b.
Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan keputusan, dan dalam pengawasan terhadap kehidupan
koperasi. 2.
Kedudukan sebagai pelanggan
User
, anggota memanfaatkan berbagai potensi yang disediakan oleh koperasi dalam menunjang
kepentingannya.
28
Partisipasi dalam melaksanakan pelayanan yang disediakan koperasi akan berhasil apabila ada kesesuaian
fit
antara anggota, program dan manajemen. Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya
kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran
output
program koperasi. program ini dimaksudkan sebagai kegiatan usaha utama yang
dipilih atau ditentukan oleh manajemen, seperti penyediaan sarana produksi, pembelian hasil produksi anggota, penjualan barang konsumsi, penyediaan
fasilitas perkreditan, pelayanan jasa.
2.4. Pentingnya Partisipasi