Pengurus Koperasi Partisipasi Anggota Koperasi

16

c. Pengurus Koperasi

Pengurus adalah orang perseorangan yang mendapatkan kepercayaan untuk memimpin jalannya organisasi dan usaha koperasi, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan memiliki kemampuan mengelola usaha koperasi. Pengurus dipilih oleh anggota koperasi yang diangkat dalam rapat anggota. Pasal 58 Undang-Undang No.17 tahun 2012 tentang perkoperasian mengatur tugas dan wewenang pengurus koperasi, sebagai berikut : 1 Pengurus bertugas: a Mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar; b Mendorong dan memajukan usaha Anggota; c Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota; d Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota; e Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota; f Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib; g Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien; h Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah Rapat Anggota; dan i Melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. 17 2 Pengurus berwenang mewakili Koperasi di dalam maupun di luar pengadilan. Menurut Garayon dan Mohn dalam buku Subandi 2010:55 dikatakan bahwa pengurus mempunyai fungsi idiil ideal function yaitu : 1. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambilan keputusan tertingggi Supreme decision center function . 2. Pengurus berfungsi sebagai pemberi nasihat advisory function . 3. Pengurus berfungsi sebagai pengawas atau sebagai orang yang dapat dipercaya trustee function . 4. Pengurus berfungsi sebagai penjaga keseimbangan organisasi prepetuating function . 5. Pengurus berfungsi sebagai simbol symbolic function .

d. Pengawas Koperasi

Berbeda dengan koperasi di Indonesia, koperasi di Amerika Serikat tidak terdapat pengawasbadan pemeriksa dalam perangkat organisasinya, karena financial audit dan management audit dilakukan oleh eksternal auditor , sedangkan pengendalian dan pengawasan sudah termasuk dalam salah satu fungsi dari pengurus. Pengawas merupakan salah satu perangkat organisasi koperasi di Indonesia. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota pada rapat anggota. Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Pasal 50 disebutkan : 1 Pengawas bertugas: a Mengusulkan calon Pengurus; 18 b Memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus; c Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan d Melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota. 2 Pengawas berwenang a Menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar; b Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari Pengurus dan pihak lain yang terkait; c Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari Pengurus; d Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan e Pengawas dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan alasannya. Pengawas dalam koperasi sesuai dengan tugas dan wewenangnya wajib menjalankan tugas dengan itikad baik penuh tanggung jawab untuk kepentingan koperasi. pengawas bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada rapat anggota. 19

2.1.3. Perbedaan Koperasi dan Badan Usaha Lain

Perbedaan antara koperasi dengan badan usaha lainnya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.1. Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lain No Komponen Koperasi Badan Usaha Lain 1 Anggota Keanggotaan terbuka untuk semua pemakai. Modal awal yang dimasukkan minimal dan karenanya tidak merupakan rintangan bagi keanggotaan. Para anggota dapat dimasukkan dana tambahan sesuai dengan pemanfaatannya terhadap pelayanan koperasi. Keanggotaan terbuka untuk para penanam modal tertentu. Pemilik yang ada biasanya hanya menambah jumlah anggotanya sebanyak penanam modal baru yang dipandang perlu. Penanam modal baru diperoleh melalui penjualan saham yang ditawarkan dengan harga pasar. 2 Modal Jumlahnya kecil tidak merupakan halangan bagi para anggota. Pemasukan modal sebanding dengan pemanfaatannya atas pelayanan koperasi Penanaman modal diperoleh dari pembelian saham yang ditawarkan dengan harga pasar. Menambah jumlah anggota modal sesuai yang diperlukan. 3 Pemilik Pemilik adalah pemakai Penanam modal adalah pemilik 4 Pengawasan Pengawasan berada pada anggota atas dasar yang sama Terikat pada penanam modal sebanding dengan modal yang ditanamkan dalam perusahaan itu 5 Kemanfaatan Anggotapemakai memperoleh kemanfaatannya sebanding dengan pemanfaatannya atas jasa yang disediakan oleh koperasi. tingkat bunga yang dibayarkan untuk modalnya terbatas. Penanam modal memperoleh bagian laba sebagai hasil dari modal yang ditanamkannya, sebanding dengan modal yang ditanamkan oleh tiap-tiap penanam modal. Sumber : Hendar Kusnadi, 2005, Ekonomi Koperasi 20 Abrahamson dalam Jochen Ropke 2012:13 mengungkapkan : “Badan usaha koperasi dimiliki oleh anggota, yang merupakan pemakai jasa users . Koperasi berbeda dari badan usaha perusahaan bentuk lain yang pemiliknya, pada dasarnya adalah para penanam modalnya investor ”. Kesimpulan penting yang ditarik dari definisi ini yaitu: “Orang-orang membentuk koperasi ialah untuk memenuhi kebutuhannya akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan-tujuannya, bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai dan dioperasikan serta bagaimana Sisa Hasil Usaha SHU didistribusikan. Tingkat keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan-tujuannya, menjelaskan alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa member-user untuk menjadi pelanggannya, daripada menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal”. Koperasi sebagai badan usaha merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi untuk memajukan kesejahteraan anggota. Sumber daya ekonomi terbatas dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota serta menghadapi persaingan dipasar, maka koperasi harus mampu bekerja efisien mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah ekonomi. Karena itu, partisipasi anggota akan sangat menentukan keberhasilan koperasi dalam membantu mencapai tujuan-tujuan ekonomi anggota, sesuai dengan tugas koperasi untuk memperkuat dan mengembangkan perekonomian anggota.

2.2. Partisipasi Anggota Koperasi

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dari orang- orang dalam situasi kelompok yang mendorong orang-orang tersebut memberikan kontribusinya terhadap tujuan kelompoknya itu dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian tujuan tersebut. Partisipasi anggota koperasi 21 berarti anggota memiliki keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi, memiliki motivasi berkontribusi kepada koperasi, dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian tujuan organisasi maupun usaha koperasi. Partisipasi anggota dalam koperasi dapat dirumuskan sebagai keterlibatan para anggota secara aktif dan menyeluruh dalam pengambilan keputusan, penetapan kebijakan, arah dan langkah usaha, pengwasan terhadap jalannya usaha koperasi, penyertaan modal usaha, dalam pemanfaatan usaha, serta dalam menikmati sisa hasil usaha. Sejalan dengan kedudukan anggota koperasi yang memiliki identitas ganda baik sebagai pemilik maupun penggunapelanggan, maka bentuk partisipasi anggota juga mengikutinya. Sebagai pemilik, anggota memberikan kontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi dan bentuk kontribusi keuangan, penyertaan modal, pembentukan cadangan, simpanan, serta ikutserta dalam mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan koperasi maupun aktif dalam proses pengawasan terhadap tata kehidupan organisasi koperasi dan kinerja usaha koperasi. Selanjutnya sebagai pengguna, anggota memanfaatkan berbagai potensi dan layanan yang disediakan koperasi dalam memenuhi kebutuhan anggota dan menunjang kegiatan usaha koperasi. Partisiapasi anggota merupakan kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah melaksanakan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota 22 koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi tersebut dikatakan buruk atau rendah Anoraga dan Nanik 2003. Berdasarkan penjelasan diatas, beberapa bentuk partisipasi anggota koperasi, yaitu : 1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota kehadiran, keaktifan, dan menyampaikanmengemukakan pendapatsaranidegagasankritik bagi koperasi. 2. Partisipasi dalam kontribusi modal dalam berbagai jenis simpanan, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, jumlah dan frekuensi menyimpan simpanan, penyertaan modal. 3. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan dalam berbagai jenis unit usaha, jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha koperasi, besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang dimanfaatkan, besaran pembelian atau penjualan barang maupun jasa yang dimanfaatkan, cara pembayaran atau cara pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan. 4. Partisipasi dalam pengawasan koperasi dalam menyampaikan kritik, tata cara penyampaian kritik, ikut serta melakukan pengawasan jalannya organisasi dan usaha koperasi. Partisipasi anggota dalam penelitian ini diartikan sebagai keikutsertaan anggota dalam berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi, baik kedudukan anggota sebagai pemilik maupun sebagai 23 penggunapelanggan. Keikutsertaan anggota ini diwujudkan dalam bentuk pencurahan pendapat dan pikiran dalam pengambilan keputusan, dalam pengawasan, kehadiran dan keaktifan dalam rapat anggota, pemberian kontirbusi modal keuangan, serta pemanfaatan pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Secara umum, partisipasi anggota koperasi menyangkut partisipasi terhadap sumberdaya, pengambilan keputusan, dan pemanfaatan, atau seringkali dibuat kategori partisipasi kontributif, partisipasi insentif.

2.3. Jenis Partisipasi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal” T0 552013012 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal” T0 552013012 BAB II

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal” T0 552013012 BAB IV

0 2 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal”

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal”

0 0 18