39
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Melaksanakan tradisi dalam sebuah upacara merupakan keharusan.
Penyajian irama musik tradisional masyarakat Dayak Kayong kebanyakan digunakan untuk mengiringi vokal mantra dan menari, tari-
tarian itu tidak bisa lepas satu dengan lainnya. Seni tari dan ritus-ritus tertentu, semua itu saling berhubungan erat satu sama yang lain.
Keberadaan tradisi Dayak Kalimantan dianggap mempunyai peranan penting sebagai pengekpresian hubungan manusia dengan alam gaib.
Hal ini dilatarbelakangi oleh lahirnya tradisi tersebut sebagai ritual untuk mengiringi jalannya upacara serta menari dan membacakan mantra
dalam setiap upacara. Pada sisi lain masyarakat menganggap bahwa tradisi ini dapat memenuhi kebutuhan mereka terhadap tuntutan batin
akan nilai keindahan, sehingga keberadaannya dapat memberi arti penting secara menyeluruh terdapat kehidupan masyarakat, baik sebagai hiburan
maupun sebagai penunjang keberadaan masyarakat itu sendiri.
B. Asal mula Suku Dayak Kayong
Suku Dayak Kayong, adalah suku yang mendiami kabupaten Ketapang provinsi Kalimantan Barat, yang tersebar di kecamatan Tumbang
Titi, kecamatan Nanga Tayap, kecamatan Sandai dan Aur Kuning. Nama Kayong menurut penuturan masyarakat di sana berasal dari
nama sungai yang bernama Muara Kayong yang berada di Kecamatan Nanga Tayap.
Pusat Tanah Kayong sebenarnya teletak di Desa Betenung,
40
Kecamatan Nanga Tayap. Tanah Kayong sendiri terbagi menjadi 7 bagian yang disebut dengan Kayong 7, diataranya adalah: Desa Betenung, Sekembar,
Tebuar, Tanjung Asam , Riam Batu, Batu Bulan, Sungai Demit Bahasa Kayong adalah salah satu bahasa dari 50 bahasa yang ada di
Kabupaten Ketapang. Termasuk ke dalam kelompok rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Kayong terdiri dari beberapa dialek tergantung wilayah
perkampungan masing-masing, tetapi walaupun begitu diantara penduduk beberapa kampung tersebut dapat berkomunikasi dengan baik. Mereka
berbicara satu sama lain dengan logat bahasa mereka masing-masing tetapi tetap bisa dipahami tanpa menimbulkan kebingungan satu sama lain.
Masyarakat Dayak Kayong memiliki kepala adat sendiri sebagai kepala adat tertinggi yang bergelar Domong Adat atau Pateh Pemimpin
adat. Kepala adat ini mengatur dalam menyelesaikan berbagai perkara adat dan juga mengatur upacara-upacara yang menyangkut kepercayaan
masyarakat setempat. Masyarakat Dayak Kayong tidak terlepas dengan kehidupan masa
lalunya yang akrab dengan kehidupan hutan. Segala sesuatu yang ada di hutan akan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka berburu, membuka
ladang di tengah hutan, mencari kayu, menanam pohon karet untuk diambil getahnya, mencari rotan dan tengkawang.
Hubungan orang Dayak Kayong dengan hutan merupakan hubungan timbal balik. Alam memberikan kemungkinan bagi perkembangan budaya
orang Dayak, di lain pihak orang Dayak senantiasa mengubah wajah hutan
41
sesuai dengan pola budaya yang dianutnya. Orang Dayak Kayong sangat ramah dan terbuka dengan masyarakat etnik lain yang tinggal di wilayah
mereka seperti orang Jawa, Tiong Hoa, Batak dan Melayu.
C. Pembagian sub-sub Etnis Suku Dayak