PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/201

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/2014)

(Skripsi)

Oleh

RIKA PERMATASARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

i ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/2014)

Oleh Rika Permatasari

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Talang Padang dengan desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIb dan VIId yang dipilih secara Purposive

Sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretest, posttest, dan N-gain yang dianalisis menggunakan uji-U, dan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain eksperimen (68,89 ) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (44,51). Aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 79,04% lebih tinggi,


(3)

ii

Dibandingkan dengan kelas yang mengggunakan metode diskusi sebesar 73,96%. Dan aspek aktivitas yang diamati tertinggi pada kelas eksperimen yaitu

mengajukan pertanyaan dengan kreteria baik sedangkan untuk kelas kontrol tertinggi pada bekerja sama dengan teman anggota kelompok dengan kreteria baik. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : STAD, Metode Diskusi, Aktivitas belajar, Hasil belajar, dan Pengelolaan Lingkungan


(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/2014)

Oleh

RIKA PERMATASARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(5)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

PENGARUII MODEL PEMBEI"ILIARAN K(X)PEBATIF TIPD STUDENT

TDAII

ACIIIDWIIIENT DIWSION (STtrD) TERIIADAP AKTIVITtrS DAN IIA,SIL BDI"IL'AR, SISITTA PAI}A FIATEBI POKOK PDRAN IIIANUSIA DAUUTI PENGDLOUTAN LINGI{IINGAN

(Studi Ekspertmental Pada Sisura

Kelas

VII

Semester

Genap SFIP N

2 Talang

Padang,

Tansgamus

TP.

20lln0lLl

qgrc

cBevmatasrrri

oB5302404;0 Pendidikan Biologi

Pendidikan I,IIPA

Keguruan dan

llmu

Pendidilran

MENTETUJUI

1. Komisi Pembimbing

olfriF.

Dr.

Tlt Jalmo,

ltl.Si.

Btni hlta

f"^*rfJ

t'

Uarpaung,

S.Pd., FI.Pd.

NrP 19610910 198605 1

005

tlrp r977A7L5

2008012

020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

M

Dr.

Caswita,

If.Si.


(6)

MENGESAHKA}{

i.

TimPeaguji

Ketua : Dr.

Tri

Jalmo, M,Si.

Sekrehris

: Rini Rita T. Merpaung, S.Pd,, M.Pd

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.

Arwin

Achmado

M.St

fr:r

rrahman, M.Si.

1210 199303 1 002


(7)

AAI\I SKRIPSI MAHASISWA

Yang Mandatangan di bawah ini:

i

Nama

Nomor Pokok Mahasiswa

Program Studi Jurusan

RikaPermatasari 08s3024040 Pendidikan Biologi PendidikanMIPA

Dengan ini menyatakan bahwapenelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendm, dan sepaqiang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelosaian studi pada universitas atau institut lain.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung 31 Desember 2015


(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talang Padang pada tanggal 18 Juni 1989, yang merupakan anak Pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Hendri Anas dengan Ibu Erhalina, S.Pd. Tempat tinggal di Jl. SD N 2

Banding Agung Kec. Talang Padang, Kab. Tanggamus, Hp. 085266455959.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Banding Agung, diselesaikan tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Talang Padang, diselesaikan tahun 2005, Sekolah Menengah Atas (SMA) Utama 2 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 4 Sekampung dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dan Pada Tahun 2012 Penulis melaksanakan penelitian di SMPN 2 Talang Padang untuk meraih gelar sarjana


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi

Maha penyayang

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

 Yang tercinta Ayahandaku Hendri Anas dengan ibundaku tersayang Erhalina S.Pd., yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta, kasih kalian lah yang selalu menguatkanku, mendukung segala langkahku menuju keberhasilan dan kebahagian, takkan pernah bisa terbalas, sumber inspirasiku serta selalu menyemangati, memotifasi, memberi kepercayaan, dan mendoakan keberhasilanku.

 Adikku Bobi Ramanda yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan segala bentuk dukungan yang diberikan untuk menantikan

keberhasilanku.


(10)

MOTTO

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu

sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu

sendiri

(Q.S. Al-

Isra’:

7)

Waktu mengubah semua hal kecuali kita, kita mungkin menua

dengan berjalannya waktu tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang

harus mengubah diri kita sendiri”

(Mario Teguh)

Jalani hidup dengan kebaikan, jujur serta sabar, terus berusaha

mendapatkan yang terbaik


(11)

xi

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD)

Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Peran Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan (Studi Eksperimental Kelas VII Semester Genap SMPN 2 Talang Padang, Tanggamus TP 2013/2014)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila; 3. Berti Yolida, S.Pd,. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si. , selaku pembimbing I dan pembimbing akademik atas kesabaran, nasihat, motivasi, dan masukannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai;


(12)

xii

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan nasehat,masukan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si, selaku pembahas atas saran - saran perbaikan serta arahan untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini;

7. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian;

8. Sahabatku tercinta di Biologi yang memberikanku semangat, Rohmaniar, S.Pd, Riya Mariga Sari, S.Pd, Novi Yolanda, SP.d, Aryani Dwi K, Susi Susanti, S.Pd, Heni Yuli Puspita Sari, Nurmala Sari, Harry Haryono, dan Eko Budiyono, S.Pd.

9. Teman-teman seperjuangan BIOMA terima kasih atas semangat yang kalian berikan, serta kakak dan adik tingkatku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan.

Bandar Lampung, 31 Desember 2015 Penulis


(13)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Fikir ... 6

G. Hipotesis Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 9

B. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Aktivitas belajar ... 12

2. Hasil Belajar ... 15

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Desain Penelitian ... 18

D. Prosedur penelitian ... 19

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ... 24

F. Teknik Analisis Data ... 28

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 44


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN 1. Silabus Eksperimen……… 49

2. Silabus Kontrol ………. 52

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen……….. 55

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol ... 63

5. Lembar Kerja Kelompok 1 ... 71

6. Kunci Jawaban 1……… 77

7. Rubrik 1………. 80

8. Lembar Kerja Kelompok 2……… 82

9. Kunci Jawaban 2……… 88

10. Rubrik 2………. 91

11. Soal Pretes dan Postes ... 93

12. Kisi- Kisi Soal ... 97

13. Rubrik……… 101

14. Foto-Foto Penelitian ... 102


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabulasi hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 25

2. Pernyataan angket tanggapan siswa...... 27

3. Kriteria persentase Aktivitas Siswa……….. 28

4. Skor perjawaban angket……… 29

5. Tabulasi angket tanggapan siswa ……… 29

6. Tafsiran kriteria tanggapan siswa………. 30

7. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 33

8. Uji statistik terhadap Hasil belajar siswa ... 34

9. Hasil statistik rata-rata N-gain, uji normalitas, mann-whitney U setiap indikator kognitif (C3 dan C4) kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 35


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian tak ekuivalen ... 19

3. Grafik tanggapan siswa ... .... 37

4. Jawaban siswa pada LKK indicator kognitif C3 kelas Eksperimen ... 41


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat aktif sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2008:16). Proses pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut (Anonim, 2010:1).

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

kemajuan bangsa di masa depan. Oleh karena itu dunia pendidikan semakin hari terus mengadakan perbaikan kejenjang yang lebih baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus diperbaiki salah satunya ialah mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Trianto (2009: 4) sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Dalam hal ini pendidikan merupakan faktor penting dalam menyiapkan dan membangun sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan.


(18)

2

Selain mempersiapkan kualitas sumber daya manusia, pemerintah juga melakukan revisi Kurikulum 2004 (KBK) menjadi Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menurut Kunandar (2009: 133), KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

KTSP, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning), siswa dituntut untuk lebih aktif dan senantiasa mengambil bagian dalam aktivitas belajar. Pada dasarnya siswa juga diharapkan tidak hanya mempelajari konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis, untuk itu dibutuhkan keterampilan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar guna mencapai hal tersebut.

Kenyataan yang terjadi mutu pendidikan di indonesia masih rendah, proses pembelajaran yang belum maksimal bila guru belum dapat menciptakan suasana kelas yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

menyebabkan siswa diam dan terkadang tidak mendengarkan penjelasan guru.

Begitu juga dengan SMP Negeri 2 Talang Padang Kabupaten Tanggamus. Kenyataannya di sekolah tersebut masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang mengakibatkan hasil belajar yang dicapai belum memuaskan. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas VII untuk materi Peran


(19)

3

Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan semester genap tahun pelajaran 2013/2014 adalah 6,0. Rata-rata tersebut belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yaitu Standar yang ditentukan sekolah untuk pelajaran IPA adalah ≥68. Rendahnya nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan tersebut diduga karena beberapa masalah dalam pembelajaran terutama metode yang digunakan guru masih belum optimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajarnya masih kurang aktif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu model/metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan konsep siswa guru berperan sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa adalah model pembelajaran cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

perkembangan intelektual siswa (Ratumanan dalam Trianto, 2009:62).

Bahwa pembelajaran STAD memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan materi pokok Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.


(20)

4

Guru selama ini masih menggunakan metode ceramah, sehingga aktivitas belajar siswa yang tampak hanya mengajukan pertanyaan kepada guru dan menjawab pertanyaan dari guru itupun hanya dilakukan oleh beberapa siswa saja yang aktif. (Sardiman, 2003:95). Maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (membuat kelompok). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa dalam kelompok-kelompok, selanjutnya setiap anggota kelompok mendapat soal/pertanyaan dan jawaban pada kertas yang berbeda (Trianto, 2009:62).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADTerhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan?” Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu :

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa ?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?


(21)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas belajar siswa.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar berbeda yang dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.

4. Bagi sekolah, memberikan masukan untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.


(22)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD penyampaian tujuan pembelajaran, smembentuk kelompok yang beranggota empat sampai lima orang secara heterogen, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan

penghargaan kelompok.

2 Aktivitas yang diamati yaitu (1) bekerjasama dengan temen anggota kelompok; (2) mempresentasikan hasil diskusi kelompok; (3) mengajukan pertanyaan ; (4) membuat kesimpulan.

3. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang diperoleh dari rata-rata nilai hasil pretest dan postest.

4. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Talang Padang semester genap TP 2013/2014.

5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan dengan kompetensi dasar mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang mampu mengingat informasi dari suatu sumber, dapat aktif dalam kegiatan

pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Talang Padang merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan ilmu


(23)

7

pengetahuan alam. Pembelajaran IPA bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan keterampilan lain seperti kemampuan berpikir.Pembelajaran dengan menggunakan model STAD siswa bekerja dan belajar dalam kelompok yang relatif heterogen. Meskipun termasuk dalam model kooperatif, struktur ini memberikan kesempatan meningkatkan aktivitas siswa. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik bagi guru yang menggunakan pendekatan koperatif. yang tahapannya melalui siswa dibagi dalam beberapa kelompok, yang bertujuan untuk saling membantu dalam memahami materi pelajaran, karena dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan pembelajaran. karena siswa melakukan dan bekerja secara kelompok sehingga terjadi proses berpikir terhadap materi yang baru diterima. Masing-masing setiap siswa dalam kelompok harus menguasai materi untuk siap mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk

menyampaikan idenya dan meningkatkan kemungkinan masing-masing siswa terlibat dengan setiap pertanyaan. Penyajian masalah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan melatih siswa secara bertahap dibimbing untuk lebih aktif yang dapat membangkitkan aktivitas siswa, sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat.


(24)

8

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.

Ket: X = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Y1 = Aktivitas belajar siswa.

Y2 = Hasil belajar siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

1. H0 = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Talang Padang pada materi pokok peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan

H1 = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Talang Padang pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

X

Y2 Y1


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif berasal dari kata

cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2007: 15). Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik bagi guru yang menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin,2009: 143).

lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. 2. Tanggung jawab perseorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. 3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan diskusi 4. Komunikasi antar anggota


(26)

10

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5. Evaluasi proses kelompok

Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk evaluasi agar kerjasama selanjutnya lebih efektif (Johnson, 2002:30-33).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh Slavin dimana melibatkan “kompetisi” antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. metode STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran, termasuk sains, yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar (Huda, 2009 :116). Terdapat langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti yang telah dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (2012:145-151) yaitu :

1. Merencanakan pembelajaran dengan STAD 2. Melakukan perencanan untuk mengajar kelas utuh

Saat menggunakan STAD, merancang rencana untuk mempresentasikan materi yang akan dipraktikkan oleh siswa di dalam kelompok.


(27)

11

3. Mengatur kelompok

Untuk menerapkan STAD secara efektif tim harus diatur terlebih dahulu.Tujuannya ialah menciptakan tim yang memiliki campuran kemampuan, gender, dan etnisitas.

4. Merencanakan studi tim

Sukses pembelajaran STAD tergantung pada bahan-bahan yang berkualitas tinggi untuk memadu interaksi di dalam kelompok. Disinilah tujuan belajar menjadi penting. Tujuan itu memastikan bahwa pengajaran kelompok dan studi tim selaras dengan tujuan belajar.

5. Menghitung skor dasar dan nilai perbaikan kesempatan

Setara untuk berhasil menjadi penting ketika menggunakan STAD.

Kesempatan setara untuk berhasil berarti bahwa semua siswa, terlepas dari kemampuan atau latar belakang, bias berharap untuk diakui upayanya. Ini dicapai dengan memberi siswa perbaikan nilai jika skor mereka di dalam satu tes atau kuis lebih tinggi daripada skor dasar mereka. Skor dasar adalah nilai rata-rata siswa berdasarkan tes dan kuis masa lampau atau skor yang ditentukan oleh nilai semester lalu atau tahun lalu.

6. Menerapkan pelajaran menggunakan STAD

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD fase-fase yang dilakukan yaitu :

a. Fase pengajaran b. Fase transisi ke tim c. Fase studi


(28)

12

Ada tujuh langkah dalam model pembelajaran kooperetif tipe STAD yaitu: (1) Siswa diberikan tes awal dan diperoleh skor awal; (2) siswa dibagi kedalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin, ras atau suku; (3) guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; (4) guru menyajikan bahan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim; (5) guru

membimbing kerja kelompok siswa; (6) siswa diberi tes tentang materi yang telah diajarkan dan; (7) memberikan penghargaan (Hanafiah, 2009:44).

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan


(29)

13

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003: 36). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk menunjang prestasi belajar.

Aktivitas tidak dapat terjadi begitu saja. Ada enam aspek penyebab terjadinya keaktifan siswa yaitu; (1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan


(30)

14

pembelajaran; (2) Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan; (3) Partisipasi siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar; (5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam pembelajaran; (6) Pemberian waktu untuk menaggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran (Mc.Keadlie dalam Yamin, 2007:77).

Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) terdapat macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut:

1. Visual activities, membaca,memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,musik, pidato dan sebagainya.

4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram, pola dan sebagainya.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,


(31)

15

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani

tenang, gugup dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses pembelajaran antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek,


(32)

16

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut (Dimyati dan Mujiono, 2002: 10).

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu:

1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.


(33)

17

dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru s (Anderson, 2000: 67-68).

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.


(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Talang Padang Kabupaten Tanggamus.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMPN 2 Talang Padang tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIb sebagai kelompok

eksperimen dan siswa kelas VIId sebagai kelompok kontrol, pengambilan sample dipilih dengan teknik Purposive Sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengandesain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. kelas eksperimen (VIIb) diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan kelas kontrol (VIId) menggunakan metode diskusi. Hasil tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok subyek lalu dibandingkan.


(35)

19

struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Keterangan :

I : kelas eksperimen

II : kelas kontrol O1 : pretes

O2 : postes

X1 : perlakuan eksperimen (menggunakan model kooperatif tipe STAD) X2 : perlakuan kontrol (menggunakan metode diskusi)

(dimodifikasi dari Riyanto, 2001 : 43) Gambar 2 . Desain penelitian tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut 1. Prapenelitian

Persiapan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Membuatan surat izin untuk penelitian pendahuluan ke SMPN 2 Talang Padang, tempat diadakannya penelitian.

2. Melakukan observasi ke SMPN 2 Talang Padang, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti

3. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

4. Mengelompokkan siswa secara heterogen pada kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan nilai akademik siswa, nilai diperoleh dari

dokumentasi pada guru kelas. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X1 O2


(36)

20

5. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). 6. Membuat intrumen penelitian berupa : soal pretes/postes, lembar

observasi aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model STAD untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

Kelas Eksperimen (Pembelajaran model STAD) a. Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama 2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

Pertemuan 1.

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan

tentang pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap

lingkungan. Bagaimanakah hubungan antara kepadatan populasi

manusia tersebut dengan pencemaran lingkungan?”

Pertemuan 2.

“Pertemuan yang lalu kita telah membahas mengenai

pencemaran lingkungan. Apakah dari pencemaran lingkungan tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan?”


(37)

21

5. Siswa diberi motivasi:

Pertemuan 1

”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui

ketergantungan antara hidup manusia dengan lingkungan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara mengelola lingkungan yang baik dan benar, sehingga kita dapat terhindar dari pencemaran lingkungan.”

Pertemuan 2

“Setelah mempelajari materi ini kita dapat menyimpulkan ide atau cara-cara upaya pencegahan kerusakan lingkungan.” Kegiatan inti

1. Penyajian materi

Guru menyajikan materi mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2. Belajar dalam kelompok

Guru menyuruh siswa membentuk kelompok dalam kelompok kecil yang telah ditentukan (secara heterogen) untuk mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan. Dalam mengerjakan lembar kerja ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan yaitu setiap kelompok membahas lembar kerja yang berisi pertanyaan dan harus dijawab siswa dengan cara bekerjasama saling berdiskusi.


(38)

22

3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Setelah setiap kelompok mengerjakan lembar kerja,kemudian guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

4. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi

5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Kelompok terbaik ditentukan dari banyaknya anggota kelompok yang melakukan aktivitas belajar yang diamati sesuai kriteria yang telah ditentukan seperti bertanya,menjawab pertanyaan,dan

mengemukakan ide. Penutup

1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah disampaikan.

2. Siswa mengerjakan tes akhir (postes) yang sama dengan tes awal (pretes) pada pertemuan kedua.

.

Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan Metode Diskusi) a. Pendahuluan

1. Siswa diberikan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai pencemaran lingkungan

2. Siswa diberikan apersepsi

Pertemuan 1

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan


(39)

23

Bagaimanakah hubungan antara kepadatan populasi manusia tersebut dengan pencemaran lingkungan?”

Pertemuan 2.

“Pertemuan yang lalu kita telah membahas mengenai pencemaran

lingkungan. Apakah dari pencemaran lingkungan tersebut dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan?”

a) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan 1

”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui

ketergantungan antara hidup manusia dengan lingkungan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara mengelola lingkungan yang baik dan benar, sehingga kita dapat terhindar dari pencemaran lingkungan.”

Pertemuan 2

“Setelah mempelajari materi ini kita dapat menciptakan ide atau cara-cara upaya pencegahan kerusakan lingkungan.”

Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok belajar terdiri dari 4-5 orang siswa. 2. Guru membagikan LKK

3. Setiap siswa mendiskusikan soal pada LKK bersama kelompoknya.

4. Guru membimbing dan menjadi fasilisator kelompok belajar yang mengalami kesulitan.


(40)

24

5. Guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik. Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung dan memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

2. Siswa mengerjakan tes akhir (postes) yang sama dengan tes awal (pretes) pada pertemuan kedua

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif yang diuraikan sebagai berikut a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b.Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan nilai postes, kemudian dihitung skor N-gain. 2. Teknik Pengambilan Data


(41)

25

a. Tabulasi hasil Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda

(√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan

Tabel 1. Tabulasi hasil Observasi Aktivitas Siswa

No

Nama Aspek yang di amati X

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 Dst Xi Ket (Arikunto, 2009:183) Keterangan :

A. Bekerjasama dengan teman anggota kelompok 1. Tidak mau bekerjasama dengan teman (diam saja) 2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua temen

3. Bekerjasama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok

B. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan tidak dapat menjawab pertanyaan (diam saja)

2. Mempresentasikan hasil diskusi tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar

3. Mempresentasikan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan dengan benar


(42)

26

C. Mengajukan pertanyaan 1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaa, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

D.Membuat kesimpulan

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak sesuai materi 3. Membuat kesimpulan sesuai materi

b. Pretes dan Postes

Data hasil belajar berupa nilai pretes danpostes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir

pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal uraian kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes Selisih tersebut disebut sebagai skor gain.

Untuk mendapatkan skor yang diharapkan dari pretes dan postes menggunakan rumus berikut :

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari);

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar;

N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112)


(43)

27

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 7 pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

Tabel 2. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran kooperatip tipe STAD

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan model pembelajaran tipe STAD

2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui model STAD

3 Pembelajaran yang diberikan kepada saya melalui model STAD memberi kesempatan untuk

meningkatkan hasil belajar

4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran berlangsung

5 Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru

6 Saya menjadi memiliki rasa tanggung jawab dalam kelompok.

7 Pembelajaran yang saya ikuti tidak menjadikan saya lebih aktif dalam proses pembelajaran


(44)

28

F. Teknis Analisis Data a. Data Kualitatif

1. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan

menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut: % 100 x n xi

Keterangan: = Rata-rata skor aktivitas siswa xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2005 : 67).

Menafsirkan atau menentukan kategori presentase Aktivitas Siswa sesuai kriteria pada tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa Persentase (%) Kriteria 87,50 – 100

75,00 – 87,49 50,00 – 74,99 0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang

Sumber: dimodifikasi Hidayati dalam Trisila, (2012:32)

2. Angket Tanggapan Siswa

Data tanggapan siswa pada kelas eksperimen terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 7 pernyataan yang terdiri atas 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.


(45)

29

a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 4.

Tabel 4. Skor per jawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan :S=Setuju; TS= Tidak Setuju (dimodifikasi dari Sukarsih, 2012:30)

b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket

Tabel 5. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

No. Pertany aan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden (Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31).

c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100 maks in S S X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:67).


(46)

30

d. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tabel 6. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Persentase Kriteria

> 70

30 ≤ x <70

< 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1) b. Data Kuantitatif

Data hasil belajar penelitian ini berupa nilai pretes, postes, kemudian di hitung selisih antara nilaipretes dan nilai postes. Nilai tersebut disebut N-gain lalu dianalisis secara statistika. Untuk mendapatkan N-gain dapat dihitung dengan menggunakan Hake (1999:1) yaitu :

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Nilai pretes, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:


(47)

31

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan softwere SPSS versi 17.

a. Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005 : 466).

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t, kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak berbeda secara signifikan

H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel berbeda secara signifikan a) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:13)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis


(48)

32

H0 = Rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004 : 10)

c. Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka terima Ho


(49)

44

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat perbedaan yang signifikan Aktivitas dan hasil belajar materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Kepada calon peneliti yang ingin meneruskan atau melaksanakan

penelitian yang serupa, sebaiknya pembagian jumlah anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa saja, agar proses diskusi menjadi lebih efektif.


(50)

45

2. Bagi guru

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pokok Peran manusia dalam Pengelolaan lingkungankarena dapat

membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

.


(51)

47

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition).

Longman.Newyork.

Anonim . 2010. Proses Belajar Mengajar. http// www.google.com (29 Januari 2013) : 14.23 WIB.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Dasna, I.W dan Sutina. 2010. Permasalahan Dalam Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Eggen, P dan D. Kauchak. 2012. Strategie and Models for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition. Boston : Pearson Education

Ghufron, 2011. Penerapan Model STAD Terhadap Hasil Belajar. Universitas Lampung, Bandar Lampung

Hamalik, O. 2004. PendidikanGuru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara : Jakarta

Hake. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA. http://hake.files.wordpress.com/ (online) (4 Maret 2011)

Hanafiah, N dan C. Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Huda, M. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar Isjoni. 2007. Cooperative learning. Alfabeta. Bandung


(52)

48

Mardaila, Y. 2009. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif antara Tipe STAD dengan TPS Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17 . Garmedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Ratumanan, Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2002. Metode Penelitian. Bandung: Tarsito 508 hlm Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Suwardana, K. 2011. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan

Menggunakan Animasi Multimedia terhadap Penguasaan Materi pokok Sistem Ekskresi kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung TP. 2009/2010. Universitas Lampung. Bandar lampung.

Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta


(53)

49

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Y, Trisila. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung


(1)

H0 = Rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004 : 10)

c. Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka terima Ho


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat perbedaan yang signifikan Aktivitas dan hasil belajar materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Kepada calon peneliti yang ingin meneruskan atau melaksanakan

penelitian yang serupa, sebaiknya pembagian jumlah anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa saja, agar proses diskusi menjadi lebih efektif.


(3)

2. Bagi guru

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pokok Peran manusia dalam Pengelolaan lingkungankarena dapat

membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition).

Longman.Newyork.

Anonim . 2010. Proses Belajar Mengajar. http// www.google.com (29 Januari 2013) : 14.23 WIB.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Dasna, I.W dan Sutina. 2010. Permasalahan Dalam Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Eggen, P dan D. Kauchak. 2012. Strategie and Models for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition. Boston : Pearson Education

Ghufron, 2011. Penerapan Model STAD Terhadap Hasil Belajar. Universitas Lampung, Bandar Lampung

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara : Jakarta

Hake. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA. http://hake.files.wordpress.com/ (online) (4 Maret 2011)

Hanafiah, N dan C. Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Huda, M. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar Isjoni. 2007. Cooperative learning. Alfabeta. Bandung


(5)

Mardaila, Y. 2009. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif antara Tipe STAD dengan TPS Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17 . Garmedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Ratumanan, Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2002. Metode Penelitian. Bandung: Tarsito 508 hlm Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Suwardana, K. 2011. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan

Menggunakan Animasi Multimedia terhadap Penguasaan Materi pokok Sistem Ekskresi kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung TP. 2009/2010. Universitas Lampung. Bandar lampung.

Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta


(6)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Y, Trisila. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pangudi Luhur Bandar Lampung Ta

0 8 70

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran

1 20 140

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pengudi Luhur, B

3 59 72

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun

0 11 67

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2 26 71

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TERTULIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Nusantara

1 14 73

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Neg

0 28 68

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI POKOK PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jati Agung Semester Genap TP. 2014/2015)

3 20 65

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Padjajaran Bandar Lampun

12 104 63

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 27 50