Petugas Program TBM Keliling

48 non formal kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah kabupaten. Dengan melihat kebutuhan masyarakat Temanggung akan sumber informasi berupa buku, dan melihat jangkauan masyarakat pelosok yang tidak memungkinkan untuk datang ke perpustakaan di kota maka dibentuklah tim petugas TBM Keliling pertama kali pada tahun 2008. Buku adalah bacaan yang merupakan salah satu sumber peningkatan dan menambah pengetahuan, informasi, teknologi, budaya dan seni. Menurut pengamatan selama ini, minat baca masyarakat Temanggung sangat kurang dibuktikan dengan kegiatan membaca masyarakat yang dapat dibilang sangat kurang dalam kesehariannya. Hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat dalam mencari nafkah telah menyita waktu dan perhatian masyarakat. Dengan adanya TBM Keliling ini diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan buku.Seperti yang diungkapkan oleh “TK’’ selaku pengelola TBM Sumber Ilmu di UPT SKB Kabupaten Temanggung, “kalau awalnya itu, SKB memang mempunyai ide untuk membentuk TBM Keliling, terus juga kan dilihat kebutuhan masyarakatnya, di desa belum ada perpustakaan, makanya dibentuk saja TBM Keliling awalnya itu tahun 2008” SKB Kabupaten Temanggung sebagai lembaga yang dipilih oleh Dirjen PNFI sebagai tempat penyelenggara program TBM Keliling memiliki latar belakang tersendiri dalam pelaksanaan program tersebut. Bertolak pada kebutuhan masyarakat tentang buku yang menunjang pekerjaannya, maka pihak SKB segera menyelenggarakan program TBM Keliling dengan aliran 49 dana APBD yang digunakan untuk membeli 1 unit mobil operasional TBM keliling dan beberapa eksemplar judul buku yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Seperti yang diungakpkan oleh “IS” sebagai salah satu pengelola pada program TBM Keliling. “ya alasannya mba kayaknya masyarakat di desa itu butuh bacaan yang menunjang pertanian, seperti di parakan itu kan kebanyakan nanem tembakau tapi mereka belum tau bagaimana cara tanam tembakau agar panennya bagus, makanya dari pihak SKB sini beli bukunya yang berkaitan dengan penanaman tembakau dan sayur mayur, tapi ada juga yang soal beternak sapi gitu,soalnya daerah Temanggung timur itu kan kebanyakan beternak hewan” Hal yang sama juga dinyatakan oleh “RT”, sebagai sekretaris dan tutor keaksaraan di SKB Kabupaten Temanggung. “kalau tanggapan masyarakat pada saat dilakukan observasi sih positif mba, mereka juga sebenernya kepengen baca-baca buku dirumah, cuma karena bukunya ga ada, jadi keinginan membacanya terhalang, kan kalau di desa ga mungkin langganan koran, ga mampu juga uangnya buat beli Koran. Pas ditawari untuk baca di TBM Keliling, mereka langsung mau” Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat diketahui beberapa alasan terselenggaranya Program TBM Keliling, meliputi pentinganya budaya membaca di masyarakat untuk menunjang bidang pekerjaan masyarakat dan meningkatkan sumber daya manusia. Masyarakat Temanggung sebenarnya telah memiliki minat untuk membaca, namun karna keterbatasan akses mendapatkan buku, maka budaya membaca mereka belum terbentuk. Dengan TBM keliling ini diharapkan dapat memfasilitasi keinginan masyarakat untuk membaca.