BATASAN MASALAH TINJAUAN PUSTAKA

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB pertama, tentang Pendahuluan yang meliputi latar belakang, penegasan masalah , rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, kajian pustaka, metodologi penulisan serta sistematika penulisan. BAB kedua, tentang Kualitas Tokoh Agama lulusan Perguruan Tinggi agam islam di Kelurahan Medokan Ayu, disini terdapat 3 sub bab. Adapun sub bab yang pertama tentang kualitas tokoh agama lulusan Perguruan Tinggi Agama Islam, yaitu seputas tokoh agama dan pendidikan agama islam. Adapun sub bab kedua tentang seputar Qs., al-Baqarah[2]:129 . Adapun sub bab ketiga tentang kualitas tokoh agama perspektif Qs., al-Baqarah [2]:129 BAB ketiga, tentang analisis obyek penelitian, berisikan dua sub bab. Adapun sub bab yang pertama tentang gambaran umum lokasi penelitian. Sub bab kedua tentang Kualitas Tokoh Agama lulusan Perguruan Tinggi Agama Islam di kelurahan Medokan Ayu. BAB keempat, tentang Analisis Tokoh Agama lulusan Perguruan Tinggi agama islam dikelurahn medokan ayu perspektif Qs., al-Baqarah [2]:129, berisikan hanya satu sub bab. Adapun sub bab pertama tentang analisis kualitas Tokoh Agama lulusan Perguruan Tinggi agama islam di Kelurahan Medokan Ayu perspektif Qs., al-Baqarah [2]:129 BAB kelima, tentang Penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran. Kemudian Daftar Pustaka. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN TENTANG KUALITAS TOKOH AGAMA

1. Kualitas

Kualitasmutu diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu; kadar, derajat atau taraf ; mutu. 17 Dengan kata lain keunggulan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok. Kualitas atau mutu mula-mula digunakan oleh Plato dan Aristoteles untuk menyatakan esensi suatu benda atau hal dan merupakan atribut yang membedakanya dengan bendahal lainnya. 18 Adapun dalam kamus Webster New World Dictionary, pengertian kualitas yaitu The degree of excelent of a thing. 19 Pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi yaitu segi normatif dan segi deskriptif. a. Segi Normatif Mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria intrinsic dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria intrinsik kualitas pendidikan merupakan produk pendidikan yaitu manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal. Sedangkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik yaitu tenaga kerja yang terlatih. b. Segi Deskriptif 17 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005, h. 533 18 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, h. 33 19 David G. Burnalik, ed., Webster New World Dictionary, New York: A Warner Communication Company, 1984, h. 488 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mutu ditentukan berdasarkan kenyataannya semisal hasil prestasi belajar. Menurut Nurkholis, menyebutkan bahwa kualitas memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut sesuatu barang disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna. 20 Dalam konsep relatif, kualitas bukanlah tujuan akhir, melainkan alat ukur atas produk akhir dari standar yang telah ditentukan.

2. Pengertian Tokoh Agama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tokoh diartikan sebagai orang yang terkemukaterkenal, panutan. 21 Tokoh adalah orang yang berhasil dibidangnya yang ditunjukkan dengan karya-karya monumental dan mempunyai pengaruh pada masyarakat sekitarnya serta ketokohannya diakui secara ;mutawatir”. Dari batasan ini, tokoh harus mencerminkan empati indicator, yaitu : a. Berhasil dibidangnya, istilah berhasil menunjuk pencapaian tujuan tertentu. Orang yang berhasil adalah orang yang mencapai tujuan- tujuan tertentu baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang berdasarkan potensi yang dimiliki dan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan bidang yang digelutinya. b. Mempunyai karya-karya yang monumental, sebagai tokoh agama, ia harus mempunyai karya-karya yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, lebih berupa karya tulis maupun karya nyata dalam bentuk fisik maupun non fisik yang dapat dilacak jejaknya. Artinya karya itu 20 Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, : Teori, Mode dan Aplikasi, Jakarta: Grafindo, 2003 hlm. 67 21 Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:Kartika, 1997, hal. 68