Konsep Diri TINJAUAN PUSTAKA

18

C. Konsep Diri

1. Pengertian konsep diri Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan lainnya, melalui interaksi yang bebas dengan memberikan respon terhadap makhluk lainnya. Hal ini akan menimbulkan tanggapan tentang bagaimana orang itu berperilaku, dan menilainya tidak lepas dari persepsi terhadap diri sendiri, yang kemudian sampailah pada gambaran dan penilaian pada diri sendiri. Konsepsi- konsepsi manusia mengenai dirinya sendiri mempengaruhi pilihan tingkah laku dan pengharapannya dalam hidup ini Menurut Sinurat 1982:16, konsep diri self concept adalah keseluruhan gambaran atau pandangan atau keyakinan dan penghargaan atau perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya. Konsep diri yaitu sebagai sikap terhadap diri sendiri self attitude. Self concept dan self attitude sering digunakan sebagai sinonim. Untuk lebih memahami ini perlu diingat arti sikap. Sikap adalah kecenderungan atau kesiapan seseorang objek manusia atau bukan manusia. Ada tiga aspek sikap http:bintangbangsaku.comartikel200804konsep- diri: 1 aspek kognitif; 2 aspek afektif; dan 3 aspek behavioral kecenderungan bereaksi menurut cara tertentu. Demikian juga dalam konsep diri sebagai sikap terhadap diri sendiri ada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek behavioral. Jadi yang dimaksud dengan konsep diri mahasiswa adalah 19 pandangan mahasiswa terhadap dirinya sendiri manyangkut apa yang ia ketahui dan ia rasakan tentang perilakunya. 2. Penggolongan Konsep Diri Konsep diri dapat digolongan menjadi dua yaitu konsep diri tinggi atau positif dan konsep diri rendah atau negatif http:bintangbangsaku. comartikel200804konsep-dir icomment-page: a. Konsep Diri Tinggi Konsep diri yang tinggi sinonim dengan konsep diri yang positif. Burns Sinurat, 2005:18 menyatakan bahwa konsep diri yang tinggi adalah keyakinan, pandangan, gambaran dan perolehan tentang diri yang baik dan menyenangkan. Konsep diri yang tinggi menunjukkan adanya gambaran diri yang positif, harga diri yang tinggi, evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, dan penerimaan diri yang positif. Ciri-ciri lainnya orang yang memiliki konsep diri positif adalah http:digilib.unnes.ac.idgsdlcollectskripsi.1import1686.pdf : 1 Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik. 2 Dapat menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi yang positif maupun yang negatif. Jadi mereka dapat memahami dan menerima fakta ermacam-macam tentang dirinya. 3 Dapat menyerap pengalaman mentalnya. 4 Apabila mereka memiliki pengharapan selalu merancang tujuan- tujuan yang sesuai dan realistis. 5 Selalu memiliki ide yang diberikan pada kehidupannya dan bagaimana seharusnya dirinya mendekati dunia. 6 Individu menyadari bahwa setiap orang memiliki perasan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat. 20 b. Konsep Diri Rendah Konsep diri yang rendah dianggap sinonim dengan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang rendah menunjukkan adanya keyakinan, pandangan, gambaran, dan penilaian yang negatif tentang dirinya sendiri dan perasaan rendah diri dan penolakan diri Sinurat, 1982:16. Ciri-ciri lainnya orang yang memiliki konsep diri negatif adalah http:digilib.unnes.ac.idgsdlcollectimport1686.pdf: 1 Individu mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya. 2 Individu responsif sekali terhadap pujian yang diberikan oleh orang lain kepadanya. 3 Individu tidak pandai dan tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan yang dimiliki orang lain. 4 Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganan bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. 3. Komponen Konsep Diri Menurut Jalaludin 1994 dalam Ratnaningsih 2002:11-12, pada dasarnya konsep diri memiliki tiga komponen yang dapat dijabarkan sebagai berikut http:digilib.unnes.ac.idcollect1import.pdf: a. Komponen perseptual, yang sering disebut konsep diri fisik yaitu citra yang dimiliki seseorang terhadap penampilan jasmaniahnya dan kesan yang ditimbulkannya terhadap orang lain. b. Komponen konseptual, yaitu kemampuan konsepsi seseorang tentang ciri- ciri khusus, kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang hari depannya dan sebagainya. Hal ini disebut konsep diri psikologis. c. Komponen sikap, yaitu perasaan yang dimiiki seseorang terhadap dirinya sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang maupun hari depannya, sikapnya terhadap harga diri, rasa bangga, rasa malu dan sebagainya. Setelah dewasa, komponen sikap ini juga melibatkan keyakinan, nilai aspirasi, komitmen dan sebagainya yang bisa membentuk falsafah hidupnya. 21 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri Menurut http:digilib.unnes.ac.idgsdlcollectimport1686.pdf, konsep diri bukan merupakan faktor bawaan sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain Pudjijogyanti,1995:12. Dengan demikian pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain yang dekat di sekitar kita. Menurut James F.C 1995 sebagaimana dikutip oleh Ratnaningsih 2002:15-16, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ada dua yaitu : 1. Faktor pelaku, terdiri dari: a. Orang tua Orang tua kita merupakan kontak sosial paling awal yang kita alami dan yang paling kuat. Informasi yang dikomunikasikan orang tua pada anak akan lebih menancap daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya dan orang tualah yang menetapkan pengharapan bagi anak-anaknya. Murphy dalam Burns 1993:2004 menyatakan bahwa, menurutnya sangat penting untuk menyelamatkan anak dari mendapatkan suatu pandangan mengenai dirinya yang tidak menyenangkan. Konsep diri yang positif pada anak akan tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integritas dan tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Burn 1993:256, membuktikan bahwa ada hubungan erat antara kualitas hubungan orang tua dengan pandangan anak terhadap diri dan lingkungannya. 22 b. Teman sebaya Teman sebaya sangatlah mempengaruhi konsep diri pada diri anak. Anak juga membutuhkan penerimaan dari temannya atau kelompoknya. Apabila anak selalu digoda, dicaci maki, dan dibentak, maka konsep diri anak akan terganggu. c. Masyarakat Anak muda tidak terlalu mementingkan kelahiran mereka, kenyatannya bahwa mereka hitam atau putih, anak orang kaya atau bukan, mereka laki- laki atau perempuan. Tetapi masyarakat mereka menganggap penting fakta-fakta semacam itu, akhirnya penilaian ini sampai pada anak dan mempengaruhi konsep dirinya. 2. Faktor substansi, terdiri dari : a. Belajar Konsep diri kita merupakan hasil dari belajar, belajar ini berlangsung terus-menerus tidak pernah kita sadari. Belajar merupakan perubahan psikologis yang relatif permanen yang sebagai akibat dari pengalaman. Dari pengalaman inilah individu dapat mempelajari konsep dirinya. b. Asosiasi Manusia menunjukan cenderung untuk berfikir asosiasi yaitu mempelajari hubungan-hubungan antara hal-hal yang berbeda. Proses berfikir dan menilai lewat asosiasi ini merupakan dasar bagi pembentukan konsep diri. 23 c. Motivasi Semakin tinggi yang kita berikan pada sesuatu hadiah, semakin besar kemungkinan kita melakukan kegiatan yang akan menghasilkan hadiah tersebut. Dengan akta lain belajar mencakup motivasi yaitu keadaan yang membangkitkan, yang kita alami ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Dua lasan yang diduga sangat penting dalam mempelajari konsep diri adalah keinginan untuk berhasil dan keinginan untuk harga diri. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses untuk membentuk konsep diri seseorang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari orang-orang terdekat faktor pelaku dan faktor substansi. 4. Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi menurut Sinurat Taylor, 1979:18 antara lain: a. Pygmalion effect adalah kecenderungan untuk menjadi seperti yang diharapkan atau dikatakan oleh orang lain. Manusia itu cenderung melihat dirinya seperti yang dilihat oleh orang lain menurut keyakinan atau pikiran. b. The self fulfilling prophecy adalah orang cenderung bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan atau diyakininya tentang dirinya. c. Selectivity ini exposure, perseption, and retention adalah konsep diri merupakan saringan. Lewat saringan itulah kita melihat, mendengar, memberikan penilaian, dan memahami segala sesuatu yang berasal dari luar diri kita. d. Self disclosure adalah kesediaan atau keengganan untuk membuka diri. Orang yang mempunyai konsep diri yang positif cenderung membuka diri secara wajar. Sebaliknya, orang yang konsep dirinya negatif cenderung mengalami kesukaran dalam membuka diri. e. Self confidence adalah orang yang konsep dirinya positif merasa senang akan dirinya dan merasa yakin bahwa dia mampu menghadapi berbagai situasi yang dijumpai dalam pergaulan hidup. Ia memiliki kepercayaan diri. 24

D. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

MINAT BERWIRAUSAHA DI TINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN SIKAP MANDIRI PADA MAHASISWA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Sikap Mandiri Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Mu

0 3 11

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN SIKAP MANDIRI PADA MAHASISWA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Sikap Mandiri Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Muh

0 2 15

Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak

0 0 161

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma.

0 6 153

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

3 5 148

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan perbedaan etnis : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Evaluasi pelaksanaan mata kuliah program pengalaman lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 2

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN KONSEP DIRI MAHASISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA BIMBINGAN BELAJAR

0 0 143

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 151