2. Ernawati 2003 Judul :
“ Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Para Penggunanya pada PT. Semen Gresik, Tbk “
a. Permasalahan :
Apakah kualitas informasi keakuratan, ketetapan, dan relevansi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan bagi pihak manajemen pengguna
sistem informasi ?
b. Hipotesis
Terdapat pengaruh kualitas informasi keakuratan, ketepatan, dan relevansi terhadap kepuasan bagi pihak manajemen pengguna sistem
informasi.
c. Kesimpulan
Terdapat pengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap kepuasan pengguna sistem informasi dan variabel relevansi yang paling domain.
3. Lau 2004 Judul :
“ Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel
Moderating “ a. Rumusan Masalah :
1. Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi ?
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh
pemakai memoderasi pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembanagan sistem informasi ?
b. Hipotesis :
1. Diduga ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembanagan sistem informasi.
2. Diduga manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai
memoderisasi pengaruh partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
Alat Uji :
Regresi linier sederhana dan Moderated Regresi Analysis Hasil penelitian :
1. Partisipasi pemakai berpengaruh positif kepuasan dalam proses pengembangan sistem informasi, dengan koefisien determinasi sebesar
0,091. 2. Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang,
kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai memoderisasi, partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Sistem
Sutabri 2004:18 mendefinisikian sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan. Prosedur adealah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang Sutabri, 2004:18 .
Widjajanto 2001:2 berpendapat bahwa sistem adalah suatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
mulai tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan inter-
related atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama Hall, 2001:5 . Romney dan Stienbart 2004:2 mengemukakan bahwa sistem
adalah komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Wahana komputer 2003:31-32 menjelaskan bahwa dari berbagai sudut pandang, sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Sistem abstrak abstract system dan sistem phisik physical system .
Sistem abstrak merupakan sistem yang hanya berupa ide-ide atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Contohnya adalah sistem yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, yang tidak dapat kita amati secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang dapat dilihat secara fisik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Seperti sistem penilaian, sistem pengawasan, sistem akuntansi, dan lain- lain.
2. Sistem alamiah natural system dan sistem buatan manusia human made system .
Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena proses alam dan tidak terdapat campur tangan manusia. Misalnya adalah sistem rotasi
bumi, sistem tata surya, dan lain-lain. Sistem buatan manusia dirancang dan diciptakan oleh manusia. Seperti sistem pengendalian banjir, sistem
tata kota, dan lain sebagainya. Sistem buatan manusia ini sering melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut dengan human-
machine system. 3. Sistem Tertentu deterministic system dan sistem tak tentu
probabilistic system . Sistem tertentu, beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi
sehingga hasil output sistem sudah dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem ini. Setiaap melakukan pemrosesan data didalam
computer dengan program-program yang dijalankan, kita sudah bisa memprediksi apakah hasil dari pemrosesan itu. Sistem tak tentu,
merupakan sistem yang hasil pemrosesanya mengandung unsure probabilitas sehingga hasil keluarnya tidak dapat diprediksi secara pasti.
4. Sistem tertutup closed system dan sistem terbuka open system .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sistem tertutup adalah sistem yang bekerja secara otomatis dan tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem ini ada,
tetapi kenyataanya tidak pernah ada sistem yang benat-benar tertutup tanpa campur tangan pihak luar, yang ada hanyalah relatively closed system,
yaitu sistem yang secara relative tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang selalu berhubungan dengan lingkungan luarnya untuk melakukan
proses dalakm mendapat output. Sistem ini bersifat terbuka dan terpengaruhi oleh lingkungan luarnya, maka sistem ini harus mempunyai
pengendalian yang baik agar tidak bergeser dari tujuan utama sistem.
2.2.2 Definisi Informasi
Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk member arti Romney Stienbart, 2004:11 . Data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan,
disimpan, dan dip roses dengan sistem informasi Romney Stienbart, 2004:11.
Susanto dan Pradikto 2008:18 berpendapat bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Dasar dari informasi adalah data, kesalahan dalam mengambil atau memasukkan data, kesalahan
dalam mengolah data akan menyebabkan kesalahan dalam memberikan informasi. Data adalah fakta yang dimasukkan kedalam, disimpan, dan diproses
oleh sebuah sistem informasi akuntansi Krismiaji, 2005:15 .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Krismiaji 2005:15 menambahkan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasi yang bermanfaat bagi para pembuat keputusan untuk
menghasilkan keputusan yang baik.
Gambar 2.2 Siklus Informasi
Sumber : Wahana Komputer, 2003:55
DATA
PROSES
INFORMASI
KEPUTUSAN
TINDAKAN
HASIL TINDAKAN
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3 Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi Laudon Laudon dalam Pradikto, 2008:7 ,
Romney dalam Krismiaji 2005:16 mendefinisikan sistem informasi sebagai cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan
melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hall 2001:7 berpendapat bahwa sistem
informasi adalah suatu rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna.
Perkembangan teknologi informasi direspon oleh organisasi dengan mendesain sistem informasi berbasis teknologi komputer. Sistem informasi
berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna.
Bodnar Hopwood, 2004:6 . Dibutuhkan sistem informasi yang memiliki kualitas sehingga informasi
yang dihasilkan bisa relevan, tepat waktu dan akurat, sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan dapat berjalan lancer. Bentuk sistem informasi yang ideal
adalah suatu lingkungan kerja dimana mesin dan pengolah informasi yang berteknologi tinggi mampu mengerjakan tugas-tugas rutin yang menyediakan data
yang dapat diakses untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan sehingga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya mampu menggali ide-ide kreatif serta menghasilkan keputusan yang tepat.
Krismiaji 2005:16-17 menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi memiliki delapan komponen, yaitu :
1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih
tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan. 2.
Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam sistem. Sebagian besar input berupa data transaksi, namun perlu diingat,
bahwa dalam perkembanganya, sebuah sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun
juga mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan. Oleh
karena itu, sebagai input adalah berupa data non keuangan. 3.
Output. Informasi yang dihasilkan sebuah sistem disebut output. Output dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sebuah sistem
sebagai inputdisebut dengan umpan balik feedback . Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan
internal seperti daftar umur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas. 4.
Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbarui updated . Untuk
menjaga keterkinian data. 5.
Pemrosesan. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses. Data ini sebagian besar perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan informasi secara cepat dan akurat.
6. Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data
untuk dapat menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang rinci. Perangkat yang lunak program komputer dibuat untuk
menginstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Istruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah
buku yang disebut buku pedoman prosedur. 7.
Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam
perusahaan pengertian pemakai termasuk dia adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola dan
mengendalikan sistem. 8.
Pengumuman dan Pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem informasi yang harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan
terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengamanan dan pengawasan harus dibuat dan
melekat pada sistem.
2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi SIA
Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapanya serta alat komunikasi, tenaga
pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen Widjajanto, 2001:4 .
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi
Sutabri, 2004:6. Hall 2001:10 menambahkan bahwa sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem utama yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi-SPT transaction processing system,
mendukung operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.
2. Sistem pelaporan buku besarkeuangan-SPBBK general ledger
financial reporting system yang menghasilkan laporan keuangan. 3.
Sistem pelaporan manajemen-SPM Management Reporting System, yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan dengan
tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Romney dan Stienbart 2005:3 berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yakni :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi. 2.
Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk computer, peralatan
pendukung peripheral device, dan perlatan untuk komunikasi jaringan. Kelima komponen tersebut secara bersama-sama memungkinkan suatu
sistem informasi akuntansi memenuhi fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu :
a Tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi,
sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar
pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang review hal-hal yang telah
terjadi. b
Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. c
Menyediakan pengandalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal. Wahyono 2004:29 mengemukakakn bahwa sistem informasi akuntansi
berbasis komputer merupakan sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen, baik itu manajemen atas
atau top level management seperti direktur dan eksekutif , manajemen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menengah atau middle level management seperti kepala cabang atau divisi , maupun manajemen bawah atau lower level seperti mandor, supervisor, tenaga
klerikal, dan lain-lain . Wahyono 2004:30 berpendapat bahwa sistem informasi informasi
akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 1. Proses pengolahan yang cepat
2. Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi 3. Efisiensi sumberdaya manusia
2.2.5 Kualitas Sistem
Sistem yang berkualitas merupakan sistem yang memiliki unsur-unsur kelayakan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan organisasi, dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki organisasi tersebut. Wahana Komputer 2003:153-157 berpendapat bahwa ada empat unsure
kelayakan untuk menilai kualitas sistem : 1.
Kelayakan teknik. Kelayakan ini mencakup dua hal penting yaitu ketersediaan teknologi
dipasaran dan ketersediaan tenaga ahli yang mengoperasikah 2.
Kelayakan operasional Sedikitnya ada lima permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan, lima hal tersebut antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Kemungkinan bahwa sistem tidak praktis, terlalu rumit sehingga sulit
untuk dijalankan oleh operator. 2.
Hal ini jelas akan menghambat pengoperasian sistem dalam praktek keseharianya. Kesulitan operator menggunakan program, akan
memperbesar resiko kesalahan yang terjadi. 3.
Kemungkinan adanya keengganan pemakai untuk meninggalkan sistem lama yang telah ditekunin selama bertahun-tahun.
4. Kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup
memuaskan pemakainya. 5.
Kemungkinan terjadinya kesulitan pihak manajemen untuk melakukan pengendalian terhadap sistem. Hal ini perlu diselidiki agar sistem
nantinya dapat berjalan dengan baik, memperoleh output yang bisa diyakini kebenaranya untuk menjaga keamanan harta perusahaan.
3. Kelayakan ekonomi.
Sistem akan dikatakan menguntungkan atau layak secara ekonomi jika manfaat yang diberikan oleh sistem lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk menerapkan sistem. Ada dua jenis manfaat yang dapat ditetapkan kuantitasnya yaitu : penghematan biaya karena menurunya
biaya operasi dan kenaikan pendapatan karena beberapa faktor seperti kemudahan pelanggan mendapat barang yang dibutuhkan dibanding
dengan pesaing, kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan- keputusan strategis, dan lain sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Kelayakan hukum.
Kelayakan hukum yang dimaksud adalah peninjauan kembali hal-hal yang menyangkut penerapan sistem dan dampak yang ditimbulkan. Misalnya,
perlu dipikirkan apakah penerapan sistem dengan menggunakan teknologi akan berakibat pada pengurangan tenaga kerja yang berujung pada PHK,
pemakaian perangkat software yang asli atau bajakan.
Romney dan Stienbart 2004:267 menggunakan empat prinsip untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak :
1. Ketersediaan availability . Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan
dan digunakan dengan mencantumkan pada pernyataan atau perjanjian tingkat pelayanan.
2. Keamanan security . Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis
yang tidak memiliki otorisasi. Hal ini membantu mencegah penggunaan yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan
informasi dan software, serta pencurian sumber daya sistem. 3.
Dapat dipelihara maintainability . Sistem dapat diubah apabila diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas
sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh
perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus tersedia sumber daya untuk mengelola, menjadwalkan, mendokumentasikan, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi.
4. Integritas integrity . Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat
waktu, dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem
tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupu n yang tidak disengaja.
Bagi setiap prinsip keandalan diatas, tiga kriteria ini dikembangkan untuk mengevaluasi pencapaian prinsip-prinsip tersebut Romney Stienbart,
2004:267-268: 1.
Entitas memiliki tujuan kinerja, kebijakan, dan standart yang telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan telah memenuhi
tiap prinsip keandalan. Tujuan kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang ingin dicapai entitas; kebijakan adalah peraturan-peraturan yang
memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja; standart sebagai prosedur yang dibutuhkan dalam implementasi, agar
sesuai dengan kebijakan. 2.
Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data, dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan
pada kebijakan dan standar yang telahy ditetapkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai
kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan.
2.2.6 Kualitas Informasi
Informasi akan dikatakan berkualitas, jika informasi tersebut dating tepat waktu, tepat nilainya yang relevan. Informasi yang tepat waktu tergantung dari
dua hal yaitu pemakai dapat menjalankan sistem dengan baik dan cepat, disamping sistemnya sendiri harus mampu melakukan proses pengolahan data
dengan cepat pula. Semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat
kepurusan, maka semakin baik pula keputusan yang dihasilkan. Widjajanto 2001:25-26 menjelaskan, agar bermanfaat, informasi harus memiliki kualitas
sebagai berikut : 1. Kecermatan Accuracy .
Kecermatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara informasi yang benar terhadap total informasi yang dihasilkan dalam suatu periode. Ukuran
kecermatan ini bervariasi, dan amat tergantung pada sifat informasi. Semakin kritis sifat suatu informasi, akan semakin tinggi kecermatan yang diperlukan.
2. Penyajian yang tepat waktu Timeliness . Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaanya akan lebih rendah, karena
keputusan bisnis yang cepat dianggap lebh baik daripada keputusan yang lambat. Timeliness diartikan kegiatan menyajikan informasi pada saat transaksi terjadi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
atau pada saat informasi tesebut dibutuhkan, yaitu mampu menutup peluang bagi pesaing untuk mengambil keputusan yang lebih cepat.
3. Kelengkapan Completeness . Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan karena bagian
informasi yang hilang boleh jadi merupakan unsure yang kritis. Dengan demikian, informasi yang sudah tepat waktu dan cermat mungkin belum dapat dianggap
sebagai informasi yang berkualitas. Atribut kelengkapan dalam beberapa hal disebut sebagai atribut relevansi. Artinya, informasi yang lengkap adalah
informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal lain, pengertian lengkap tidak harus diartikan sebagai informasi yang menyeluruh baik
yang berguna atau pun tidak, melainkan harus dikaji sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
4. Ringkas Conciseness . Ringkas adalah informasi yang disajikan telah diikhtisarkan sesuai kebutuhan
penggunaanya dan bidang-bidang yang menjadi fokus utama. Informasi harus diringkas agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Manajer tingkat lebih rendah
cenderung memerlukan informasi yang sangat rinci. Semakin informasi mengalir keatas melalui organisasi ke manajemen atas, semakin ia dirangkum atau
diringkas. Romney dan Stienbart 2005:12 , serta Krismiaji 2005:15
menambahkan karakteristik informasi yang berkualitas dengan atribut dapat diverivikasi atau dapat diuji kebenaranya. Artinya, informasi dapat diverivikasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa informasi yang bernilai paling tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling rendah, akan
tetapi informasi tidak dapat terbebas sama sekali dari unsure ketidakpastian. Oleh sebab itu, diperlukan perbandingan biaya untuk memperoleh informasi dengan
manfaat yang diperoleh dengan adanya informasi itu sendiri. Pengolahan data menjadi suatu informasi dengan bantuan komputer, jelas akan lebih meningkatkan
nilai dari informasi yang dihasilkan. Wahana Komputer 2003:81-82 menambahkan bahwa peningkatan nilai informasi tersebut bisa diamati dari hal-
hal sebagai berikut : 1.
Hubungan antara informasi, biaya dan waktu pengolahan data menjadi informasi. Informasi yang memiliki niali tinggi adalah informasi yang
disajikan dalam waktu yang cepat, dan tepat, sedangkan untuk pemrosesan data manual biasanya berlaku bahwa semakin cepat waktu yang diinginkan
untuk pemrosesan data, maka biaya yang dibutuhkan akan semakin besar. Dengan bantuan komputer kita bisa mengatur sedemikian rupa sehingga
informasi dapat disajikan dengan tepat waktu dan dengan biaya yang masih berada di bawah manfaat informasi itu sendiri. Dengan kata lain,
kita bisa mengatur pegolahan data sehingga manfaat ekonomis sebuah informasi dapat diperoleh secara maksimal.
2. Hubungan antara biaya dengan volume pemrosesan data menjadi
informasi. Dengan tingginya biaya tenaga kerja manusia yang diperlukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dalam pemrosesan data secara manual ternyata kurang efektif jika ditinjau dari sisi volume dan biaya pemrosesan. Pemrosesan secara manual
memiliki biaya yang stabil pada angka yang cukup tinggi, sementara dengan menggunakan mesin. Meski investasi awal lebih besar biayanya,
namun pada perkembanganya akan dapat mengurangi biaya pemrosesan dengan tetap menjaga tingkat volume pemrosesan. Proses pengolahan data
dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu akan dapat terus mengurangi biaya-biaya pada posisi yang paling rendah dibandingkan
dengan metode pengolahan yang lain.
2.2.7 Karakter Informasi
Widjajanto 2001:14-16 berpendapat bahwa tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatanya yang berbeda, diperlukan informasi dengan
karakteristik yang berbeda pula. Berikut mengenai karakteristik yang ada disetiap informasi yang diperlukan :
1. Jenjang manajerial terendah, informasi yang diperlukan lebih banyak bersifat
pengendalian, cenderung memerlukan informasi yang bersifat rutin dan terinci, serta cenderung memerlukan informasi yang terbatas pada informasi
internal. 2.
Jenjang manajerial yang lebih tinggi akan lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk perencanaan, cenderung memerlukan informasi yang
bersifat ikhtisar, serta cenderung memerlukan informasi yang lebih banyak menyangkut situasi dan kondisi eksternal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.8 Pengguna Informasi
Informasi yang dihasilkan dari penerapan sistem informasi akuntansi akan dipengaruhi oleh berbagai kelompok pemakai dengan tujuan berbeda. Pemakai
informasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan Wahana Komputer, 2003:49-51.
Golongan pertama adalah pengguna informasi yang memiliki kepentingan langsung terhadap perusahaan, antara lain :
1. Pemilik perusahaan yang mengetahui apakah sumber daya perusahaan yang
dipercayakan kepada pihak manajemen dapat dikelola dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan.
2. Pihak manajemen perusahaan yang ingin mendapatkan data-data akurat tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan di masa lampau. Mengevaluasi keputusan-
keputusan yangtelah diambiol serta memproyeksikan posisi keuangan untuk masa yang akan datang.
3. Pihak investor termasuk kreditur dan supplier untuk melakukan evaluasi terhadap investasi yang telah diberikan. Apakah perlu memperbesar kredit,
menetapkan syarat-syarat kredit, dan lain-lain. 4. Karyawan perusahaan yang ingin mendapatkan informasi kondisi perusahaan
sehingga dapat menegosiasikan upah, perpanjanagn kontrak kerja, pemutusan hubungan kerja, dan lain-lain.
Golongan kedua adalah pengguna informasi yang tidak memiliki kepentingan langsung misalnya :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Pemerintah, dalam hal ini instansi perpajakan yang ingin mempunyai dasar
untuk menaksir pajak atau denda yang dikenakan terhadap perusahaan, dan jika perlu melakukan investigasi atau pemeriksaan secara langsung.
2. Serikat buruh, untuk menentukan berbagai kebijaksanaan bagi karyawan-
karyawan anggotanya, seperti menentukan kontrak kerja dan sebagainya. 3.
Akuntan Publik, yang bertugas memeriksa pembukuan dan administrasi perusahaan dengan tujuan untuk memberikan pernyataan tentang
kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
4. Bursa saham untuk menerima atau menolak permohonan pendaftaran,
memberikan saran-saran tentang perubahan dalam praktek akuntansi, dan lain-lain.
5. Analisis keuangan yang ditugasi untuk memberikan nasihat kepada
kreditur untuk menahan, menambah atau mengurangi investasi dalam perusahaan yang bersnagkutan.
6. Customer dan Supplier, untuk mengevaluasi hubungannya dengan
perusahaan dimasa lalu serta menentukan kebijaksanaan untuk hubungan dimasa mendatang.
7. Badan-badan pengatur dan registrasi untu menaksir kelayakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.9 Socio Technical System STS
Bostrom dalam Pradikto 2008:14-17 menjelaskan bahwa dalam konsep sosio-teknis, proses kerja tidak dapat dilihat sebagai dua hal yang terpisah yang
terdiri dari sistem teknis dan sistem sosial. Teori sistem sosio-teknis merupakan cara memandang organisasi yang menekankan keterkaitan dimensi teknis dan
dimensi sosial. Teori tersebut tidak hanya mengartikan sistem sebagai unsur-unsur yang berkaitan, tetapi juga bersifat terbuka. Terbuka, berarti suatu sistem
berkaitan dengan lingkungan organisasi. Teori sistem sosio-teknis menganggap bahwa setiap organisasi bertujuan menjamin pekerja dan teknologi mendukung
sebuah proses kerja yang selaras dengan lingkunganya. Pada intinya, teori sistem sosio-teknis mengedepankan prinsip optimasi
bersama sehingga sebuah organisasi dapat secara optimal berunjuk kerja, dan ini hanya dapat dicapai jika dimensi sosial maupun teknisnya dirancang untuk saling
melengkapi. Beberapa konsep yang berkembang melengkapi sistem sosio-teknis :
1. Desain partisipatoris
Sebuah pendekatan untuk perancangan dan pengembangan sistem teknologi dan sosial yang menekankan perlunya keterlibatan pengguna
informasi diseluruh tahap pengembangan sistem. 2.
Informatika sosial Mengembangkan pandangan bahwa teknologi informasi mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh kondisi sosial. 3.
Rekayasa kemanfaatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Merupakan riset dan metode yang bertujuan memaksimalisasi efektivitas, efisiensi, dan kepuasan sekelompok pengguna informasi agar dapat
mencapai tujuan mereka. Pendekatan ini mengutamakan kemampuan pengguna dan interaksi antara pengguna dengan teknologi sehingga
mendukung seorang pengguna sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
2.2.10 Ambiguitas Peran
Ambiguitas peran timbul karena adanya struktur yang lemah. Struktur yang lemah tidak mampu mendeskripsikan secara jelas tugas-tugas yang harus
diselesaikan personilnya. Kondisi ini mengakibatkan ketidaktahuan peran personil tersebut dan juga kerancuan yaitu adanya perbedaan antara informasi yang
tersedia dengan kebutuhan informasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Seseorang mengalami ambiguitas peranan ketika mereka tidak tahu apa
yang diharapkan dari mereka. Para pendatang baru organisasional seringkali mengeluhkan deskripsi kerja dan kriteria promosi mereka yang tidak jelas.
Menurut teori peran, ambiguitas peran berkepanjangan dapat mendorong terjadinya ketidakpuasan kerja, mengikis rasa percaya diri, dan menghambat
kinerja pekerjaan Kreitner Kinicki, 2005:72. Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa ambiguitas peran
merupakan unsur stressor dalam lingkungan kerja yang mempunyai dampak negative terhadap kepuasan kerja. Disisi lain, pada kenyataanya ambiguitas peran
juga berdampak positif terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akuntansi berbasis komputer. Hal tersebut dapat terjadi ketika anggota organisasi akuntansi melakukan peran ganda, namun mereka tidak merasa terbebani, justru
merasa diuntungkan atau merasa terpuaskan atas apa yang telah mereka kerjakan. Ambiguitas peran berdampak positif terhadap kepuasan kerja jika didukung
dengan implementasi sistem yang baik.
2.2.11 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah
suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainya.
Kreitner Kinicki, 2005:72. Kepuasan kerja mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap
pekerjaanya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaanya sedangkan seseorang yang tidak puas dengan
pekerjaanya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut
Robbins,2002:36. Harus diingat pekerjaan seseorang lebih dari sekedar kegiatan menata
kertas, menulis kode pemrogaman atau menunggu konsumen. Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan para atasan, mematuhi peraturan
dan kebijakan organisasi termasuk didalamnya melakukan pekerjaanya menggunakan sistem yang ada, memenuhi standart kerja, dan sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.12 Pentingnya Mengukur Kepuasan Kerja Pengguna SIA
Investasi sistem informasi akuntansi yang menyedot anggaran yang cukup besar, sudah sepatuhnya dibarengi dengan pengukuran terhadap penerapanya.
Beragam metode bisa digunakan untuk mengukur hasil penerapan tersebut. Salah satu cara pengukuran kinerja dalam penerapan sistem informasi akuntansi adalah
dengan menggunakan kepuasan kerja penggunanya, ini merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan penilaian manajer tentang penerapan sistem informasi
akuntansi kepada pimpinannya. Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi dalam
suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Gelaja itu mungkin juga merupakan bagian dari keluhan terhadap ketidakpastian suatu sistem yang
diterapkan oleh organisasi, tempat ia bekerja. Ketidak andalan sistem mengakibatkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Informasi yang
tidak dapat menunjang kesuksesan pekerjaan mereka karyawan , berdampak pada munculnya perasaan tidak puas. Hal itulah yang harus diantisipasi oleh
manajemen agar investasi sistem informasi akuntansi bermanfaat untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui peningkatan kinerja karyawan.
Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan untuk mengukur keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Husein dan Wibowo dalam Sari 2008:1
adalah: 1.
Tingkat penggunaan sistem yang relative tinggi high levels of system 2.
Kepuasan para pengguna terhadap sistem yang diterapkan user satisfaction with the system
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Sikap yang menguntungkan favorable attitude para pengguna terhadap
sistem informasi. 4.
Tujuan yang dicapai. Pada tingkat seberapa sistem dapat memenuhi tujuan-tujuan yang spesifik, sebagaimana dicerminkan oleh peningkatan
kinerja organisasi dan pengambilan keputusan dari pengguna sistem. 5.
Imbal balik keuangan financial payolf untuk organisasi, baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan penjualan profit.
2.3. Kerangka Pikir