PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTASI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA.

(1)

PT. CAHAYA DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

0813010061/FE/EA Leanda Annisa Masius

Kepada

FAKUTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA

SISTEM INFORMASI AKUNTASI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

0813010061/FE/EA Leanda Annisa Masius

Kepada

FAKUTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMEN STORE-BG JUNCTION SURABAYA

Yang Diajukan : 0813010061/FE/AK Leanda Annisa Masius

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh : Pembimbing Utama :

DRA. EC. SRI HASTUTI, MSI NIP . 195603181988032001

Tanggal : ...

Mengetahui

KETUA PROGDI AKUNTANSI

NIP. 196509291992032001 DR. SRI TRISNANINGSIH. SE. MSI


(4)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMEN STORE-BG JUNCTION SURABAYA

Yang Diajukan : 0813010061/FE/AK Leanda Annisa Masius

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh : Pembimbing Utama :

DRA. EC. SRI HASTUTI, MSI NIP . 195603181988032001

Tanggal : ...

Mengetahui

KETUA PROGDI AKUNTANSI

NIP. 196509291992032001 DR. SRI TRISNANINGSIH. SE. MSI


(5)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMEN STORE-BG JUNCTION SURABAYA

Yang Diajukan :

0813010061/FE/AK Leanda Annisa Masius

Disetujui untuk lisan oleh : Pembimbing Utama :

DRA. EC. SRI HASTUTI, MSI NIP . 195603181988032001

Tanggal : ...

Mengetahui

WAKIL DEKAN I FAKULTAS EKONOMI

NIP. 196003301986031003 Drs. Ec. R. A. Suwaidi, Ms


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan kenikmatan dan atas segala karuniaNya sehingga penulisan skripsi ini yang berjudul “ PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMEN STORE-BG JUNCTION SURABAYA “ dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana pada Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Surbaya “ Veteran “ Jatim.

Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya. Banyak dan sangat banyak pihak yang dengan tulus membimbing dan membantu serta menjadi motivator yang cukup baik untuk terbentuknya skripi ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala hormat dan kesungguhan dan kesungguhan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Drs. Ec. Sri Hastuti, Msi, selaku dosen pembimbing skripsi saya. Yang dengan sabar dan telaten membimbing selama proses pengerjaan skripsi yang saya lakukan.


(7)

3. Alm. Drs. Hary Mamy. SE. MSi, selaku dosen wali yang telah mendampingi saya selama 6 semester dan menjadi motivator yang baik dalam perkuliahan saya.

4. Drs. Ec. R. A. Suwaidi, Ms. Selaku Wakil Dekan I Fakultas ekonomi

akuntansi.

5. Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi UPN “ VETERAN “ Jatim yang telah

memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya kepasa penulis selam perkuliahan


(8)

D A F T A R I S I

KATA PENG ANTAR. ... ... .. ... .. ... ... .. ... ... .. ... ... .. ... . ... ... ... .. ... ... .. ... ... .. ... ... .. ... . i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... xiv

ABSTRAK... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Definisi Sistem ... 12

2.2.2. Definisi Informasi ... 14


(9)

2.2.5 Kualitas Sistem ... 21

2.2.6 Kualitas Informasi ... 25

2.2.7 Karakter Informasi ... 28

2.2.8 Pengguna Informasi ... 29

2.2.9 Socio Technical System ( STS ) ... 31

2.2.10 Ambiguitas Peran ... 32

2.2.11 Kepuasan Kerja ... 33

2.2.12 Pentingnya Mengukur Kepuasa Kerja Pengguna SIA ... 34

2.3 Kerangka Pikir ... 35

2.3.1 Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan Kerja Pengguna Sisitem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer 35 2.3.2 Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Kerja pengguna Sisitem Informasi Akuntansi Berbasis Komput er 36 2.3.3 Pengaruh Ambiguitas Peran Terhadap Kepuasan Kerja pengguna Sisitem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer 37 2.4 Hipotesis ... 38


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.1.1 Definisi Operasional ... 39

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 41

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.2.1 Populasi dan Sampel ... 42

3.3 Teknik Pengmpulan Data ... 44

3.3.1 Jenis Sumber Data ... 44

3.3.2 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.4 Uji Kualitas Data ... 46

3.4.1 Uji Validitas Data atau Kesahihan ( Validity ) ... 46

3.4.2 Uji Reabilitas atau Keandalan ( Reability ) ... 46

3.4.3 Uji Normalitas ... 47

3.4.4 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ... 47

3.4.4.1 Uji Multikolinearitas ... 48

3.4.4.2 Uji Autokorelasi ... 48

3.4.4.3 Uji Heterokeditastisitas ... 48


(11)

3.5.2 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 55

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 55

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Gambaran Umum Penelitian ... 55

4.2.2 Uji Validitas ... 58

4.2.3 Uji Realiabilitas ... 62

4.2.4 Distribusi Frekuensi ... 63

4.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.3.3 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 70

4.3.4 Uji Kecocokan Model (Uji F) ... 72

4.3.5 Koefisien Determinasi (R2 4.3.6 Uji Hipotesis (Uji t)... 74

) ... 73

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

4.4.1 Implikasi Penelitian ... 75


(12)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 79 5.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ... 79 5.2 Keterbatasan Penelitian ... 80

D A F T A R P U S T A K A L A M P I R A N


(13)

D A F T A R T A B E L

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasar Jabatan ... 43

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……. 56

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasar Jabatan ... 57

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasar Masa Bekerja ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Sistem ……….. 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Informasi……….. 60

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Ambiguitas Peran ... 61

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer ... 62

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 63

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas Sistem ... 64

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas Informasi ... 65 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel


(14)

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel

Kepuasan Pennguna SIA Berbasis Komputer ... 67

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.15 Hasil Dari Rank Spearman ... 69

Tabel 4.16 Nilai VIF ... 70

Tabel 4.17 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 70

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas ... 72

Tabel 4.19 Nilai Adjusted R-Square ... 73

Tabel 4.20 Hasil Uji T ... 74


(15)

D A F T A R G A M B A R

Gambar 2.2 Siklus Informasi ... 15 Gambar 2.3 Diagram Jalur Bagan ... 38


(16)

PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PT. CAHAYA DEPARTEMEN STORE-BG JUNCTION

SURABAYA Oleh :

Leanda Annisa Masius ABSTRAK

Penelitian ini yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, dan Ambiguitas peran terhadap Kepuasan Kerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Berbasis Komputer “ yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja SIA dalam perusahaan dan membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang saling mempengaruhi. Penelitian ini juga fokus terhadap variabel kualitas sistem, kualitas informasi, ambiguitas peran dan kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

Penelitian dilakukan di perusahaan ritel terbesar kedua di indonesia dan penelitian ini mengambil sampel karyawan di perusahaan tersebut yang menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari kuesioner. Dari 75 kuesioner yang dibuat dan disebarkan, hanya 30 kuesioner yang kembali kepada penulis untuk dapat diolah dan menggunakan sampel jenuh. Pengujian dilakukan dengan program SPSS versi 16.0.

Variabel independen maupun dependen yang tercantum dalam skripsi ini akan saling berkaitan jika korelasi antara satu dengan lainya saling didukung oleh pengguna SIA berbasis komputer dalam perusahaan tersebut. Dan hasilnya adalah salah satu hipotesis yang ada berpengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer adalah kualitas informasi, sedangkan kualitas sistem dan ambiguitas peran tidak terbukti berpengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer.

Keyword : Sistem Informasi Akuntansi, Ambiguitas Peran, Kualitas Sistem, Kepuasan Pengguna Sistem Informasi, Pemakaian Sistem Informasi, Pengguna Komputer.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan operasional, suatu perusahaan atau organisasi pasti sangat memerlukan sistem informasi. Yang disebut sistem itu memiliki tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Input merupakan tahap operasional yang bertujuan untuk memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap dan bebas dari kesalahan. Proses adalah data diolah

untuk menghasilkan suatu informasi. Output merupakan proses

mengumpulkan, mengatur, memformat dan menyajikan informasi untuk para pemakai.

Berbicara tentang sistem informasi yang manual, ternyata banyak ditemukan kualitas informasi yang tidak seimbang dengan kebutuhan manajemen karena sistem itu memiliki banyak keterbatasan. Bisa disebutkan anatara lain : memakan waktu yang cukup lama dalam pemrosesan data, beban tenaga kerja dengan waktu yang mereka punya dalam bekerja tidak seimbang, ketidakmampuan memasok seluruh informasi yang didapat dengan keterbatasan waktu yang dimiliki. Adanya keterbatasan dari sistem manual, menjadikan suatu perusahaan memutuskan untuk segera beralih ke teknologi sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer bagi para pengguna untuk mencapai nilai ekonomis.


(18)

Teknologi telah tersedia dan tidak pernah ada habisnya untuk dikupas. Perangkat keras maupun perangkat lunak selalu berkembang dengan pesat hanya dalam hitungan bulan, bahkan hitungan minggu teknologi terus berkembang dan mengikuti jaman. Perangkat keras yang didukung dengan perangkat lunak yang semakin banyak, itu menjadi satu kesatuan dalam pengoperasian sistem. Bisa disebut, hubungan antara keduanya merupakan hubungan yang saling berkaitan. Dan para pengguna sangat membutuhkan di skala prioritas operasional dunia usaha.

Dunia usahapun berbicara bahwa mereka membutuhkan sistem yang dapat menunjang serta membangun usaha yang mereka miliki dengan sebaik mungkin, mengingat persaingan kini semakin ketat. Selain itu, dunia usaha juga menuntut para manajer untuk menyerahkan informasi tentang segala sesuatu yang terjadi didalam perusahaan dengan cukup cermat dan efisien. Tujuan dari setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi bagi para pemakai dan pengguna. Pemakai ini mungkin dari internal seperti manajer atau dari eksternal seperti pelanggan. Secara lebih khusus tujuanya adalah : untuk mendukung operasi harian, untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern perusahaan, dan memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.

Perusahaan yang menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer juga didukung dengan teknologi yang ada. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu sistem informasi perusahaan. Dalam suatu sistem informasi yang lebih banyak


(19)

menghubungkan dengan data keuangan. Menurut Widjajanto ( 2002:14 ), Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mencakup kegiatan mengidentifikasi, menghimpun, memproses dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu organisasi ke berbagai pihak. Sedangkan keterlibatan teknologi komputer dalam roda kehidupan perusahaan memang bermacam-macam, tergantung pada tingkat kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

Pada dasarnya perusahaan dapat mengoperasikan sistem informasi akuntansi tanpa menggunakan komputer, akan tetapi kemampuan komputer untuk menangani tugas-tugas manusia dalam suatu sistem memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang kelancaran sebuah sistem. Karena informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dapat disajikan cepat dan tepat waktu. Bukan hal yang mudah untuk memperkenalkan teknologi komputerisasi pada perusahaan yang sudah terbiasa dengan cara manual. Dibutuhkan penyesuaian berkala dari hal yang paling ringan, hingga hal yang paling rumit serta dibutuhkan seorang tenaga ahli dalam bidang komputerisasi untuk menunjukkan cara-cara pengoperasianya. Peran manajer disini sangat penting dalam memberikan pelatihan secara maksimal dan bimbingan serta pengevaluasian setelah menjalankan kegiatan. Karena suatu perusahaan tidak akan mau rugi ketika teknologi yang disediakan terbuang percuma.

Bagi perusahaan besar, yang memiliki sistem yang rumit dan kompleks, komputer akan dipergunakan secara maksimal dengan cara membangun suatu jaringan yang integral dan rumit dengan mengoperasikan


(20)

komputer dalam jumlah yang cukup besar. Tetapi, tidak jarang pula suatu perusahaan menggunakan jaringan komputer yang sederhana dengan beberapa unit saja, tanpa menggunakan teknologi komunikasi terlalu rumit. Perkembangan teknologi semakin pesat di bidang komputerisasi ini dapat memberikan banyak inovasi yang terjadi baik dalam hal pengembangan perangkat keras maupun lunak. Oleh karena itu perkembangan teknologi dibidang komputer ini akan membawa dampak yang cukup berarti dalam perkembangan sistem informasi di dalam suatu perusahaan.

PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk. ( CAHAYA DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA ) Adalah

sebuah jaringan toserba yang menjual berbagai perlengkapan seperti baju dan perlengkapan lainya. Jaringan toko ini sudah menyebar di seluruh Indonesia. Sebagai jaringan toko, Cahaya Departement Store yang merupakan anak cabang dari Ramayana Department Store adalah salah satu perusahaan ritel yang menjadi pilihan dan cukup dikenal di kalangan masyarakat Indonesia karena harganya lebih terjangkau bila dibandingkan Sogo atau Centro.

Penggabungan dari teknologi komunikasi dan teknologi komputer, bersama-sama dengan otomasi kantor selanjutnya dikenal dengan teknologi informasi ( Indriantoro dalam Utami 2008:1 ). Istilah teknologi informasi (TI ) berbeda dengan sistem informasi ( SI ). Sistem informasi mempunyai pengertian yang lebih luas, tidak hanya berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi meliputi perpaduan antara pengetahuan, metode, dan teknik penggunaan informasi dalam dunia bisnis. Sistem informasi yang


(21)

didukung teknologi informasi dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan jika didesain menjadi sistem informasi yang efektif.

PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk. ( CAHAYA DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA )

Mempunyai jaringan kerja yang sangat luas. Setiap bagian memiliki perbedaan baik dalam karakteristik, individu, pendidikan, sikap, maupun cara berfikir dalam hal penggunaan komputer. Perbedaan tersebut menimbulkan suatu kelemahan pada sistem informasi akuntansi yang ada, sehingga informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan, salah satunya terbatas penggunaan program kerja, sehingga karyawan hanya melaksanakan program komputer yang tetap setiap bekerja.

Sistem yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi yang efektif penting bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun. Tanpa perangkat untuk mengawasi aktivitas-aktivitas yang terjadi, maka tidak ada cara untuk memutuskan seberapa baik kinerja perusahaan. Menurut informasi yang didapatkan, kelemahan yang menjadi permasalahan dari perusahaan ini adalah tentang pemahaman sistem dan komputer untuk menunjang kinerja para karyawan. Berdasarkan kotak suara yang disediakan oleh PT. Cahaya Department Store, pada periode Januari 2012 diketahui bahwa dari 85 suara customer, 55 diantaranya banyak yang mengeluh tentang pelayanan dari perusahaan ini yang kurang cekatan karena masih sering ada kesalahan teknis saat terjadinya transaksi pembayaran. Sehingga sangat menghambat ketepatan


(22)

dan kecepatan yang diinginkan oleh para customer. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan yang tepat. Hal ini mengangakat kesimpulan bawha terdapat struktur yang lemah yang menyebabkan terjadinya ambiguitas peran karyawan yang tidak mampu mendeskripsikan secara jelas tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan setiap personilnya. Sehingga karyawan tidak cukup puas dengan pekerjaan mereka karena kesulitan memahami sistem dan pengoperasian komputer yang akhirnya berakibat komplain tegas dari customer. Karena Setiap organisasi juga perlu menelusuri pengaruh-pengaruh berbagai aktivitas atas sumber daya yang berada dibawah pengawasanya. Informasi tentang para pelaku yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas tersebut penting untuk menetapkan tanggung jawab dari tindakan yang diambil. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam bisnis ritel terutama dengan kondisi persaingan yang ketat, dan dalam rangka implementasi strategi bisnis yakni dengan membuka cabang di berbagai tempat yang berbeda. Menerapkan sistem informasi akuntansi berbasis komputer akan dapat dihasilkan informasi yang berkaitan dengan operasi perusahaan secara cepat dan akurat, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kecepatan pelatanan pada konsumenya.

Latar belakang itulah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara empiris dengan judul “ Pengaruh kualitas sistem, kalitas informasi dan ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer “


(23)

1.2 Rumusah Masalah

Pokok permasalahan yang timbul dalam penelitian ini secara garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas sitem, kualitas informasi dan ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan bukti nyata dan menganalisis secara empiris bahwa terdapat pengaruh yang yang signifikan antara kualitas sistem, kualitas informasi dan ambiguitas peran dengan kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberika manfaat bagi para pembaca dan pihak yang berkepentingan antar lain :

1. Memperjelas konsep sistem demografi dan personality end-user computing

serta pengaruhnya terhadap sistem informasi akuntansi berbasis komputer

2. Bagi para manajer dalam berbagai fungsi pada suatu perusahaan atau

organisasi dapat memahami kriteria informasi yang akurat dan berkualitas agar segala sesatu hasil yang diperoleh dapat dijadikan pengambilan keputusan yang tepat.

3. Dapat digunakan sebagai wacana dan tambahan pengetahuam bagi mereka

yang ingin mengetahui tentang sistem informasi yang ada pada perusahaan, hal-hal yang mempengaruhi terlibat didalamnya, serta dampak positif dan negative terhadap pengguna informasi tersebut.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh :

1. Limantara dan Devie ( 2003 ) a. Judul :

Kualitas Jasa Sistem Informasi dan Kepuasan Para Pengguna Sisitem Informasi

a. Permasalahan :

1. Apakah keempat dimensi kualitas jasa ( reability/REL-SQ,

responsiveness/RESP-SQ, assurance/AASU-SQ, dan emphaty/EMP-SQ ) apabila digabungkan dengan faktor-faktor utama kepuasan para pengguna jasa fungsi sistem informasi maupun memberikan tambahan kemampuan prediksi terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi ?

2. Apa faktor yang mempengaruhi kepuasan atas jasa departemen sistem informasi berbeda diantara kelompok pengguna staf dan pengguna manajer ?


(25)

b . Kesimpulan :

a. Hasil analisis regresi berganda untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat dua variable penjelas yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna jasa SI. Dua variabel tersebut adalah faktor pengetahuan dan keterlibatan para pengguna sistem informasi/P&K-USISF dan kepastian pelayanan departemen sistem informasi. Terdapat dimensi kualitas jasa ( dalam hal ini ASSU-SQ ) sebagai salah satu variabel penjelas yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna, menunjukkan bahwa dimensi kualitas jasa mampu memberikan tambahan kemampuan prediksi terhadap para pengguna jasa sistem informasi.

b. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda metode stepwise secara terpisah untuk setiap kelompok sample, hipotesis nol yaitu ada perbedaan faktor-faktor yang mempemgaruhi kepuasan pengguna sistem informasi perusahaan perbankan diantara kelompok staf dan amnajer. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kelompok pengguna staf adalah faktor sikap terhadap para staf departemen sistem informasi/SSF-USISF dan keandalan pelayanan departemen sistem informasi/REL-SQ, sedangkan untuk kelompok pengguna manajer faktor pengetahuan dan keterlibatan/P&K-USISF dan kepastian pelayanan departemen sistem informasi/ASSU-SQ.


(26)

2. Ernawati ( 2003 ) Judul :

“ Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Para Penggunanya pada PT. Semen Gresik, Tbk “

a. Permasalahan :

Apakah kualitas informasi ( keakuratan, ketetapan, dan relevansi ) mempunyai pengaruh terhadap kepuasan bagi pihak manajemen pengguna sistem informasi ?

b. Hipotesis

Terdapat pengaruh kualitas informasi ( keakuratan, ketepatan, dan relevansi ) terhadap kepuasan bagi pihak manajemen pengguna sistem informasi.

c. Kesimpulan

Terdapat pengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap kepuasan pengguna sistem informasi dan variabel relevansi yang paling domain.

3. Lau ( 2004 ) Judul :

“ Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel Moderating “

a. Rumusan Masalah :

1. Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi ?


(27)

2. Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai memoderasi pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembanagan sistem informasi ?

b. Hipotesis :

1. Diduga ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembanagan sistem informasi.

2. Diduga manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai memoderisasi pengaruh partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Alat Uji :

Regresi linier sederhana dan Moderated Regresi Analysis Hasil penelitian :

1. Partisipasi pemakai berpengaruh positif kepuasan dalam proses pengembangan sistem informasi, dengan koefisien determinasi sebesar 0,091.

2. Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan pengaruh pemakai

memoderisasi, partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.


(28)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Sistem

Sutabri ( 2004:18 ) mendefinisikian sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adealah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Sutabri, 2004:18 ).

Widjajanto (2001:2) berpendapat bahwa sistem adalah suatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu mulai tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

(inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama

( Hall, 2001:5 ). Romney dan Stienbart ( 2004:2 ) mengemukakan bahwa sistem adalah komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Wahana komputer ( 2003:31-32 ) menjelaskan bahwa dari berbagai sudut pandang, sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Sistem abstrak ( abstract system ) dan sistem phisik ( physical system ). Sistem abstrak merupakan sistem yang hanya berupa ide-ide atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Contohnya adalah sistem yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, yang tidak dapat kita amati secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang dapat dilihat secara fisik.


(29)

Seperti sistem penilaian, sistem pengawasan, sistem akuntansi, dan lain-lain.

2. Sistem alamiah ( natural system ) dan sistem buatan manusia ( human

made system ).

Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena proses alam dan tidak terdapat campur tangan manusia. Misalnya adalah sistem rotasi bumi, sistem tata surya, dan lain-lain. Sistem buatan manusia dirancang dan diciptakan oleh manusia. Seperti sistem pengendalian banjir, sistem tata kota, dan lain sebagainya. Sistem buatan manusia ini sering melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut dengan

human-machine system.

3. Sistem Tertentu ( deterministic system ) dan sistem tak tentu ( probabilistic system ).

Sistem tertentu, beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi sehingga hasil output sistem sudah dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem ini. Setiaap melakukan pemrosesan data didalam computer dengan program-program yang dijalankan, kita sudah bisa memprediksi apakah hasil dari pemrosesan itu. Sistem tak tentu, merupakan sistem yang hasil pemrosesanya mengandung unsure probabilitas sehingga hasil keluarnya tidak dapat diprediksi secara pasti. 4. Sistem tertutup ( closed system ) dan sistem terbuka ( open system ).


(30)

Sistem tertutup adalah sistem yang bekerja secara otomatis dan tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem ini ada, tetapi kenyataanya tidak pernah ada sistem yang benat-benar tertutup tanpa campur tangan pihak luar, yang ada hanyalah relatively closed system, yaitu sistem yang secara relative tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang selalu berhubungan dengan lingkungan luarnya untuk melakukan proses dalakm mendapat output. Sistem ini bersifat terbuka dan terpengaruhi oleh lingkungan luarnya, maka sistem ini harus mempunyai pengendalian yang baik agar tidak bergeser dari tujuan utama sistem.

2.2.2 Definisi Informasi

Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk member arti (Romney & Stienbart, 2004:11 ). Data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan, disimpan, dan dip roses dengan sistem informasi (Romney & Stienbart, 2004:11).

Susanto dan Pradikto ( 2008:18 ) berpendapat bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Dasar dari informasi adalah data, kesalahan dalam mengambil atau memasukkan data, kesalahan dalam mengolah data akan menyebabkan kesalahan dalam memberikan informasi. Data adalah fakta yang dimasukkan kedalam, disimpan, dan diproses oleh sebuah sistem informasi akuntansi ( Krismiaji, 2005:15 ).


(31)

Krismiaji ( 2005:15 ) menambahkan bahwa informasi adalah data yang telah diorganisasi yang bermanfaat bagi para pembuat keputusan untuk menghasilkan keputusan yang baik.

Gambar 2.2 Siklus Informasi

Sumber : Wahana Komputer, 2003:55

DATA

PROSES

INFORMASI

KEPUTUSAN

TINDAKAN

HASIL TINDAKAN


(32)

2.2.3 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi ( Laudon & Laudon dalam Pradikto, 2008:7 ), Romney dalam Krismiaji ( 2005:16 ) mendefinisikan sistem informasi sebagai cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hall ( 2001:7 ) berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna.

Perkembangan teknologi informasi direspon oleh organisasi dengan mendesain sistem informasi berbasis teknologi komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. (Bodnar & Hopwood, 2004:6 ).

Dibutuhkan sistem informasi yang memiliki kualitas sehingga informasi yang dihasilkan bisa relevan, tepat waktu dan akurat, sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan dapat berjalan lancer. Bentuk sistem informasi yang ideal adalah suatu lingkungan kerja dimana mesin dan pengolah informasi yang berteknologi tinggi mampu mengerjakan tugas-tugas rutin yang menyediakan data yang dapat diakses untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan sehingga


(33)

perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya mampu menggali ide-ide kreatif serta menghasilkan keputusan yang tepat.

Krismiaji ( 2005:16-17 ) menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi memiliki delapan komponen, yaitu :

1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.

2. Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam

sistem. Sebagian besar input berupa data transaksi, namun perlu diingat, bahwa dalam perkembanganya, sebuah sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan. Oleh karena itu, sebagai input adalah berupa data non keuangan.

3. Output. Informasi yang dihasilkan sebuah sistem disebut output. Output

dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sebuah sistem sebagai inputdisebut dengan umpan balik ( feedback ). Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.

4. Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa

mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbarui ( updated ). Untuk menjaga keterkinian data.

5. Pemrosesan. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses. Data ini sebagian besar perusahaan


(34)

mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan informasi secara cepat dan akurat.

6. Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk dapat menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang rinci. Perangkat yang lunak ( program ) komputer dibuat untuk menginstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Istruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman prosedur.

7. Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan

informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam perusahaan pengertian pemakai termasuk dia adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola dan mengendalikan sistem.

8. Pengumuman dan Pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah

sistem informasi yang harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengamanan dan pengawasan harus dibuat dan melekat pada sistem.

2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi ( SIA )

Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapanya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk


(35)

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen ( Widjajanto, 2001:4 ).

Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Sutabri, 2004:6). Hall (2001:10) menambahkan bahwa sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem utama yaitu :

1. Sistem pemrosesan transaksi-SPT (transaction processing system), mendukung operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.

2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan-SPBB/K (general ledger /

financial reporting system) yang menghasilkan laporan keuangan.

3. Sistem pelaporan manajemen-SPM (Management Reporting System), yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

Romney dan Stienbart ( 2005:3 ) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yakni :

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan

berbagai fungsi.

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang

dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.


(36)

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi

4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk computer, peralatan

pendukung (peripheral device), dan perlatan untuk komunikasi jaringan. Kelima komponen tersebut secara bersama-sama memungkinkan suatu sistem informasi akuntansi memenuhi fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu :

a) Tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi,

sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang ( review ) hal-hal yang telah terjadi.

b) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak

manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

c) Menyediakan pengandalian yang memadai untuk menjaga asset-aset

organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

Wahyono ( 2004:29 ) mengemukakakn bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen, baik itu manajemen atas atau top level management ( seperti direktur dan eksekutif ), manajemen


(37)

menengah atau middle level management ( seperti kepala cabang atau divisi ), maupun manajemen bawah atau lower level ( seperti mandor, supervisor, tenaga klerikal, dan lain-lain ).

Wahyono ( 2004:30 ) berpendapat bahwa sistem informasi informasi akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

1. Proses pengolahan yang cepat

2. Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi 3. Efisiensi sumberdaya manusia

2.2.5 Kualitas Sistem

Sistem yang berkualitas merupakan sistem yang memiliki unsur-unsur kelayakan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan organisasi, dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki organisasi tersebut. Wahana Komputer ( 2003:153-157 ) berpendapat bahwa ada empat unsure kelayakan untuk menilai kualitas sistem :

1. Kelayakan teknik.

Kelayakan ini mencakup dua hal penting yaitu ketersediaan teknologi dipasaran dan ketersediaan tenaga ahli yang mengoperasikah

2. Kelayakan operasional

Sedikitnya ada lima permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan, lima hal tersebut antara lain :


(38)

1. Kemungkinan bahwa sistem tidak praktis, terlalu rumit sehingga sulit untuk dijalankan oleh operator.

2. Hal ini jelas akan menghambat pengoperasian sistem dalam praktek keseharianya. Kesulitan operator menggunakan program, akan memperbesar resiko kesalahan yang terjadi.

3. Kemungkinan adanya keengganan pemakai untuk meninggalkan

sistem lama yang telah ditekunin selama bertahun-tahun.

4. Kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup

memuaskan pemakainya.

5. Kemungkinan terjadinya kesulitan pihak manajemen untuk melakukan pengendalian terhadap sistem. Hal ini perlu diselidiki agar sistem nantinya dapat berjalan dengan baik, memperoleh output yang bisa diyakini kebenaranya untuk menjaga keamanan harta perusahaan.

3. Kelayakan ekonomi.

Sistem akan dikatakan menguntungkan atau layak secara ekonomi jika manfaat yang diberikan oleh sistem lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem. Ada dua jenis manfaat yang dapat ditetapkan kuantitasnya yaitu : penghematan biaya karena menurunya biaya operasi dan kenaikan pendapatan karena beberapa faktor seperti kemudahan pelanggan mendapat barang yang dibutuhkan dibanding dengan pesaing, kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis, dan lain sebagainya.


(39)

4. Kelayakan hukum.

Kelayakan hukum yang dimaksud adalah peninjauan kembali hal-hal yang menyangkut penerapan sistem dan dampak yang ditimbulkan. Misalnya, perlu dipikirkan apakah penerapan sistem dengan menggunakan teknologi akan berakibat pada pengurangan tenaga kerja yang berujung pada PHK, pemakaian perangkat software yang asli atau bajakan.

Romney dan Stienbart ( 2004:267 ) menggunakan empat prinsip untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak :

1. Ketersediaan ( availability ). Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkan pada pernyataan atau perjanjian tingkat pelayanan.

2. Keamanan ( security ). Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memiliki otorisasi. Hal ini membantu mencegah penggunaan yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dan software, serta pencurian sumber daya sistem.

3. Dapat dipelihara ( maintainability ). Sistem dapat diubah apabila

diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus tersedia sumber daya untuk mengelola, menjadwalkan, mendokumentasikan, dan


(40)

mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi.

4. Integritas ( integrity ). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu, dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupu n yang tidak disengaja.

Bagi setiap prinsip keandalan diatas, tiga kriteria ini dikembangkan untuk mengevaluasi pencapaian prinsip-prinsip tersebut (Romney & Stienbart, 2004:267-268):

1. Entitas memiliki tujuan kinerja, kebijakan, dan standart yang telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap prinsip keandalan. Tujuan kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang ingin dicapai entitas; kebijakan adalah peraturan-peraturan yang memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja; standart sebagai prosedur yang dibutuhkan dalam implementasi, agar sesuai dengan kebijakan.

2. Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data, dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telahy ditetapkan.


(41)

3. Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan.

2.2.6 Kualitas Informasi

Informasi akan dikatakan berkualitas, jika informasi tersebut dating tepat waktu, tepat nilainya yang relevan. Informasi yang tepat waktu tergantung dari dua hal yaitu pemakai dapat menjalankan sistem dengan baik dan cepat, disamping sistemnya sendiri harus mampu melakukan proses pengolahan data dengan cepat pula.

Semakin tinggi kualitas informasi yang tersedia bagi para pembuat kepurusan, maka semakin baik pula keputusan yang dihasilkan. Widjajanto (2001:25-26) menjelaskan, agar bermanfaat, informasi harus memiliki kualitas sebagai berikut :

1. Kecermatan ( Accuracy ).

Kecermatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara informasi yang benar terhadap total informasi yang dihasilkan dalam suatu periode. Ukuran kecermatan ini bervariasi, dan amat tergantung pada sifat informasi. Semakin kritis sifat suatu informasi, akan semakin tinggi kecermatan yang diperlukan. 2. Penyajian yang tepat waktu ( Timeliness ).

Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaanya akan lebih rendah, karena keputusan bisnis yang cepat dianggap lebh baik daripada keputusan yang lambat.


(42)

atau pada saat informasi tesebut dibutuhkan, yaitu mampu menutup peluang bagi pesaing untuk mengambil keputusan yang lebih cepat.

3. Kelengkapan ( Completeness ).

Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan karena bagian informasi yang hilang boleh jadi merupakan unsure yang kritis. Dengan demikian, informasi yang sudah tepat waktu dan cermat mungkin belum dapat dianggap sebagai informasi yang berkualitas. Atribut kelengkapan dalam beberapa hal disebut sebagai atribut relevansi. Artinya, informasi yang lengkap adalah informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal lain, pengertian lengkap tidak harus diartikan sebagai informasi yang menyeluruh baik yang berguna atau pun tidak, melainkan harus dikaji sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

4. Ringkas ( Conciseness ).

Ringkas adalah informasi yang disajikan telah diikhtisarkan sesuai kebutuhan penggunaanya dan bidang-bidang yang menjadi fokus utama. Informasi harus diringkas agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Manajer tingkat lebih rendah cenderung memerlukan informasi yang sangat rinci. Semakin informasi mengalir keatas melalui organisasi ke manajemen atas, semakin ia dirangkum atau diringkas.

Romney dan Stienbart ( 2005:12 ), serta Krismiaji ( 2005:15 ) menambahkan karakteristik informasi yang berkualitas dengan atribut dapat diverivikasi atau dapat diuji kebenaranya. Artinya, informasi dapat diverivikasi


(43)

jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa informasi yang bernilai paling tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling rendah, akan tetapi informasi tidak dapat terbebas sama sekali dari unsure ketidakpastian. Oleh sebab itu, diperlukan perbandingan biaya untuk memperoleh informasi dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya informasi itu sendiri. Pengolahan data menjadi suatu informasi dengan bantuan komputer, jelas akan lebih meningkatkan nilai dari informasi yang dihasilkan. Wahana Komputer (2003:81-82) menambahkan bahwa peningkatan nilai informasi tersebut bisa diamati dari hal-hal sebagai berikut :

1. Hubungan antara informasi, biaya dan waktu pengolahan data menjadi

informasi. Informasi yang memiliki niali tinggi adalah informasi yang disajikan dalam waktu yang cepat, dan tepat, sedangkan untuk pemrosesan data manual biasanya berlaku bahwa semakin cepat waktu yang diinginkan untuk pemrosesan data, maka biaya yang dibutuhkan akan semakin besar. Dengan bantuan komputer kita bisa mengatur sedemikian rupa sehingga informasi dapat disajikan dengan tepat waktu dan dengan biaya yang masih berada di bawah manfaat informasi itu sendiri. Dengan kata lain, kita bisa mengatur pegolahan data sehingga manfaat ekonomis sebuah informasi dapat diperoleh secara maksimal.

2. Hubungan antara biaya dengan volume pemrosesan data menjadi


(44)

dalam pemrosesan data secara manual ternyata kurang efektif jika ditinjau dari sisi volume dan biaya pemrosesan. Pemrosesan secara manual memiliki biaya yang stabil pada angka yang cukup tinggi, sementara dengan menggunakan mesin. Meski investasi awal lebih besar biayanya, namun pada perkembanganya akan dapat mengurangi biaya pemrosesan dengan tetap menjaga tingkat volume pemrosesan. Proses pengolahan data dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu akan dapat terus mengurangi biaya-biaya pada posisi yang paling rendah dibandingkan dengan metode pengolahan yang lain.

2.2.7 Karakter Informasi

Widjajanto (2001:14-16) berpendapat bahwa tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatanya yang berbeda, diperlukan informasi dengan karakteristik yang berbeda pula. Berikut mengenai karakteristik yang ada disetiap informasi yang diperlukan :

1. Jenjang manajerial terendah, informasi yang diperlukan lebih banyak bersifat pengendalian, cenderung memerlukan informasi yang bersifat rutin dan terinci, serta cenderung memerlukan informasi yang terbatas pada informasi internal.

2. Jenjang manajerial yang lebih tinggi akan lebih banyak waktu yang

dibutuhkan untuk perencanaan, cenderung memerlukan informasi yang bersifat ikhtisar, serta cenderung memerlukan informasi yang lebih banyak menyangkut situasi dan kondisi eksternal.


(45)

2.2.8 Pengguna Informasi

Informasi yang dihasilkan dari penerapan sistem informasi akuntansi akan dipengaruhi oleh berbagai kelompok pemakai dengan tujuan berbeda. Pemakai informasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan (Wahana Komputer, 2003:49-51).

Golongan pertama adalah pengguna informasi yang memiliki kepentingan langsung terhadap perusahaan, antara lain :

1. Pemilik perusahaan yang mengetahui apakah sumber daya perusahaan yang

dipercayakan kepada pihak manajemen dapat dikelola dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan.

2. Pihak manajemen perusahaan yang ingin mendapatkan data-data akurat tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan di masa lampau. Mengevaluasi keputusan-keputusan yangtelah diambiol serta memproyeksikan posisi keuangan untuk masa yang akan datang.

3. Pihak investor termasuk kreditur dan supplier untuk melakukan evaluasi terhadap investasi yang telah diberikan. Apakah perlu memperbesar kredit, menetapkan syarat-syarat kredit, dan lain-lain.

4. Karyawan perusahaan yang ingin mendapatkan informasi kondisi perusahaan sehingga dapat menegosiasikan upah, perpanjanagn kontrak kerja, pemutusan hubungan kerja, dan lain-lain.

Golongan kedua adalah pengguna informasi yang tidak memiliki kepentingan langsung misalnya :


(46)

1. Pemerintah, dalam hal ini instansi perpajakan yang ingin mempunyai dasar untuk menaksir pajak atau denda yang dikenakan terhadap perusahaan, dan jika perlu melakukan investigasi atau pemeriksaan secara langsung. 2. Serikat buruh, untuk menentukan berbagai kebijaksanaan bagi karyawan-

karyawan anggotanya, seperti menentukan kontrak kerja dan sebagainya.

3. Akuntan Publik, yang bertugas memeriksa pembukuan dan administrasi

perusahaan dengan tujuan untuk memberikan pernyataan tentang kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pimpinan perusahaan yang bersangkutan.

4. Bursa saham untuk menerima atau menolak permohonan pendaftaran,

memberikan saran-saran tentang perubahan dalam praktek akuntansi, dan lain-lain.

5. Analisis keuangan yang ditugasi untuk memberikan nasihat kepada

kreditur untuk menahan, menambah atau mengurangi investasi dalam perusahaan yang bersnagkutan.

6. Customer dan Supplier, untuk mengevaluasi hubungannya dengan

perusahaan dimasa lalu serta menentukan kebijaksanaan untuk hubungan dimasa mendatang.


(47)

2.2.9 Socio Technical System ( STS )

Bostrom dalam Pradikto (2008:14-17) menjelaskan bahwa dalam konsep sosio-teknis, proses kerja tidak dapat dilihat sebagai dua hal yang terpisah yang terdiri dari sistem teknis dan sistem sosial. Teori sistem sosio-teknis merupakan cara memandang organisasi yang menekankan keterkaitan dimensi teknis dan dimensi sosial. Teori tersebut tidak hanya mengartikan sistem sebagai unsur-unsur yang berkaitan, tetapi juga bersifat terbuka. Terbuka, berarti suatu sistem berkaitan dengan lingkungan organisasi. Teori sistem sosio-teknis menganggap bahwa setiap organisasi bertujuan menjamin pekerja dan teknologi mendukung sebuah proses kerja yang selaras dengan lingkunganya.

Pada intinya, teori sistem sosio-teknis mengedepankan prinsip optimasi bersama sehingga sebuah organisasi dapat secara optimal berunjuk kerja, dan ini hanya dapat dicapai jika dimensi sosial maupun teknisnya dirancang untuk saling melengkapi. Beberapa konsep yang berkembang melengkapi sistem sosio-teknis :

1. Desain partisipatoris

Sebuah pendekatan untuk perancangan dan pengembangan sistem teknologi dan sosial yang menekankan perlunya keterlibatan pengguna informasi diseluruh tahap pengembangan sistem.

2. Informatika sosial

Mengembangkan pandangan bahwa teknologi informasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi sosial.


(48)

Merupakan riset dan metode yang bertujuan memaksimalisasi efektivitas, efisiensi, dan kepuasan sekelompok pengguna informasi agar dapat mencapai tujuan mereka. Pendekatan ini mengutamakan kemampuan pengguna dan interaksi antara pengguna dengan teknologi sehingga mendukung seorang pengguna sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.

2.2.10 Ambiguitas Peran

Ambiguitas peran timbul karena adanya struktur yang lemah. Struktur

yang lemah tidak mampu mendeskripsikan secara jelas tugas-tugas yang harus diselesaikan personilnya. Kondisi ini mengakibatkan ketidaktahuan peran personil tersebut dan juga kerancuan yaitu adanya perbedaan antara informasi yang tersedia dengan kebutuhan informasi untuk menyelesaikan pekerjaan.

Seseorang mengalami ambiguitas peranan ketika mereka tidak tahu apa

yang diharapkan dari mereka. Para pendatang baru organisasional seringkali mengeluhkan deskripsi kerja dan kriteria promosi mereka yang tidak jelas. Menurut teori peran, ambiguitas peran berkepanjangan dapat mendorong terjadinya ketidakpuasan kerja, mengikis rasa percaya diri, dan menghambat kinerja pekerjaan (Kreitner & Kinicki, 2005:72).

Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa ambiguitas peran

merupakan unsur stressor dalam lingkungan kerja yang mempunyai dampak negative terhadap kepuasan kerja. Disisi lain, pada kenyataanya ambiguitas peran juga berdampak positif terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi


(49)

akuntansi berbasis komputer. Hal tersebut dapat terjadi ketika anggota organisasi akuntansi melakukan peran ganda, namun mereka tidak merasa terbebani, justru merasa diuntungkan atau merasa terpuaskan atas apa yang telah mereka kerjakan. Ambiguitas peran berdampak positif terhadap kepuasan kerja jika didukung dengan implementasi sistem yang baik.

2.2.11 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainya. (Kreitner & Kinicki, 2005:72).

Kepuasan kerja mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap

pekerjaanya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaanya sedangkan seseorang yang tidak puas dengan

pekerjaanya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut

(Robbins,2002:36).

Harus diingat pekerjaan seseorang lebih dari sekedar kegiatan menata

kertas, menulis kode pemrogaman atau menunggu konsumen. Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan para atasan, mematuhi peraturan dan kebijakan organisasi termasuk didalamnya melakukan pekerjaanya menggunakan sistem yang ada, memenuhi standart kerja, dan sebagainya.


(50)

2.2.12 Pentingnya Mengukur Kepuasan Kerja Pengguna SIA

Investasi sistem informasi akuntansi yang menyedot anggaran yang cukup besar, sudah sepatuhnya dibarengi dengan pengukuran terhadap penerapanya. Beragam metode bisa digunakan untuk mengukur hasil penerapan tersebut. Salah satu cara pengukuran kinerja dalam penerapan sistem informasi akuntansi adalah dengan menggunakan kepuasan kerja penggunanya, ini merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan penilaian manajer tentang penerapan sistem informasi akuntansi kepada pimpinannya.

Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Gelaja itu mungkin juga merupakan bagian dari keluhan terhadap ketidakpastian suatu sistem yang diterapkan oleh organisasi, tempat ia bekerja. Ketidak andalan sistem mengakibatkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Informasi yang tidak dapat menunjang kesuksesan pekerjaan mereka ( karyawan ), berdampak pada munculnya perasaan tidak puas. Hal itulah yang harus diantisipasi oleh manajemen agar investasi sistem informasi akuntansi bermanfaat untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui peningkatan kinerja karyawan.

Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan untuk mengukur keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Husein dan Wibowo dalam Sari ( 2008:1 ) adalah:

1. Tingkat penggunaan sistem yang relative tinggi ( high levels of system )

2. Kepuasan para pengguna terhadap sistem yang diterapkan ( user


(51)

3. Sikap yang menguntungkan ( favorable attitude ) para pengguna terhadap sistem informasi.

4. Tujuan yang dicapai. Pada tingkat seberapa sistem dapat memenuhi

tujuan-tujuan yang spesifik, sebagaimana dicerminkan oleh peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan dari pengguna sistem. 5. Imbal balik keuangan ( financial payolf ) untuk organisasi, baik melalui

pengurangan biaya atau peningkatan penjualan profit.

2.3.Kerangka Pikir

2.3.1. Pengaruh Kualitas Sistem terhadap Kepuasan Kerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Organisasi menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan bisnisnya, produksinya, dan melaksanakan pelayananya. Perusahaan tidak dapat lagi membangun penghalang disekeliling sistem informasinya serta mengunci semua orang diluar. Sebaliknya, mereka harus berbagi informasi dan menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan sistem informasinya dengan pihak-pihak yang sering berinteraksi dengan mereka, yaitu : pelanggan, vendor, pegawai, mitra bisnis, pemegang saham, dan lembaga pemerintah. Peningkatan hubungan ini membuat sistem informasi lebih rentan terhadap masalah. Oleh sebab itu, sebuah sistem harus dipastikan keandalanya ( Roomey Stienbart 2004:267 ).

Keandalan tidak hanya dinilai dari segi kemanan sebuah sistem itu sendiri, melainkan juga harus mempertimbangkan sejauh mana sistem dapat


(52)

memberikan kepuasan kerja bagi pengguna salah satu diantaranya adalah kemudahan untuk mengakses sistem sehingga pengguna (anggota organisasi) mampu meningkatkan kinerjanya.

2.3.2. Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Kerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Kepuasan pengguna informasi sangat penting dalam lingkungan organisasi. Angkatan kerja yang puas akan memberikan produktivitas yang lebih tinggi karena gangguan yang ditimbulkan dari kemangkiran atau terjadinya konflik lebih sedikit. Sebaliknya, ketidakpuasan sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerja yang tinggi. Pekerja dengan tingkat keluhan pekerjaan yang tinggi, lebih mungkin untuk melakukan sabotase (Widjajanto 2001:25-26).

Untuk itu, setiap informasi yang dihasilkan harus dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah disebutkan, dan juga relevan didalan tingkatan manajemen. Apabila kualitas informasi yang dihasilkan tersebut rendah, tidak relevan, terdapat konflik data, tidak tepat waktu maka akan diperlukan kerja tambahan bagi penggunanya untuk dapat mengolah informasi tersebut hingga sesuai yang dibutuhkan untuk proses kerjanya. Hal seperti ini yang dapat menimbulkan kurangnya kepuasan pengguna, dan pada akhirnya dapat menimbulkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. (Romney dan Stienbart 2005:12 ).


(53)

2.3.3. Pengaruh Ambiguitas Peran terhadap Kepuasan Kerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer.

Ambiguitas peran merupakan salah satu unsur stressor yang paling dominan dan kerap muncul dilingkungan kerja. Ambiguitas peran dapat diartikan ketidakjelasan bagi setiap individu mengenai pekerjaan yang dilakukannya, mereka menjadi bingung dan merasa tidak yakin akan kemampuanya untuk dpat menyelesaikan pekerjanya tersebut (Kreitner&Kinicki, 2005:72).

Sistem dibuat dan diterapkan dalam sebuah organisasi dengan tujuan dapat mempermudah serta menunjang anggota organisasi dalam menyelesaikan hal-hal yang menjadi tanggungjawabnya. Adanya sistem, diharapkan dapat dihasilkan sebuah informasi yang berkualitas, dimana informasi tersebut tidak hanya bergua bagi manajemen untuk mengambil keputusan, tetapi juga memberikan sesuatu yang berarti untuk menjelaskan kepada mereka (teknik klerikal) tentang apa yang seharusnya mereka lakukan, sehingga mereka tidak menjadi bingung dengan tugas yang diemban dan lebih fokus dalam merampungkan tugasnya dengan baik dan benar (Sutabri 2004:18). Ambiguitas peran tidak selalu memberikan dampak negative terhadap kepuasan kerja. Ada kalanya, ambiguitas peran berdampak positif terhadap kepuasan kerja, hal itu muncul karena mendapat dukungan dari implementasi sistem yang baik (Kreitner&Kinicki, 2005:72).


(54)

Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah

diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah diagram kerangka piker sepertinini ditunjukkan pada gambar 2,2, sebagai berikut :

Gambar. 2.3 Diagram Jalur Model Bagan

Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Terdapat Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, dan Ambiguitas Peran Terhadap Kepuasan Kerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer.

Kualitas Sistem ( X

1

)

Kualitas Informasi ( X

2

)

Kepuasan Kerja

Pengguna SIA Berbasis

Komputer (Y)

Ambiguitas Peran (X

3

)


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2003:126).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 ( dua ) variabel bebas (X1) yaitu Kualitas Sistem (X2) Kualitas Informasi (X3

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :

) Ambiguitas Peran. Dan satu variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer.

1. Variabel Bebas (X) a. Kualitas Sistem (X1

Kualitas sistem adalah suatu tingkatan dimana sistem yang diterapkan dalam sebuah organisasi memenuhi kriteria kelayakan seperti kelayakan teknik, operasional, ekonomi, dan hukum.


(56)

b. Kualitas Informasi (X2

Kualitas informasi adalah suatu tingkatan dimana informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi berbasis komputer tersebut telah sesuai dengan kriteria atau karakteristik yang telah ditetapkan, seperti relevan, tepat waktu, akurat, dapat diverifikasi, dan lain-lain sehingga dari informasi yang berkualitas itulah diharapkan dapat diambil sebuah keputusan yang cepat dan tepat untuk pencapaian tujuan organisasi.

)

c. Ambiguitas Peran (X3

Ambiguitas Peran didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana anggota organisasi merasa bingung dengan apa yang seharusnya menjadi tugas mereka. Ambiguitas peran merupakan suatu sikap ketidaksiapan untuk mengemban “peran” , namun bukan berarti ambiguitas peran selalu memberikan ketidakpuasan terhadap pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

)

2. Variabel Terikat (Y)

Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer

Kepuasan kerja yang dimaksud adalah suatu tingkatan dimana pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer ( anggota organisasi ) telah merasakan kenyamanan, senang dan cocok dengan pekerjaan yang dilakukan. Kepuasan kerja tersebut muncul sebagai akibat penerapan sistem informasi yang berkualitas. Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda organisasi dikelola dengan baik dan pada dasarnya merupakan hasil dari penerapan sistem informasi yang efektif


(57)

3.1.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala interval, sedangkan teknik pengukuranya menggunakan semantic diferensial yang mepunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan mengenai Sistem Pengendalian Manajemen, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan peryataan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan mengenai Sistem Pengendalian Manajemen.

Adapun sumber instrument diambil dari Indah Arini, 2007 dengan instrument masing-masing variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

a. Kualitas Sistem (X1

b. Kualitas Informasi (X

) ( 5 point pertanyaan )

2

c. Ambiguitas Peran (X

) ( 5 point pernyataan )

3 2. Variabel Terikat (Y)

) ( 3 point pernyataan )


(58)

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari ukuran unit-unit elementer atau unsur adalah sebuah objek dimana akan dilakukan pengukuran-pengukuran (Nazir,2005:272). Populasi dalam penelitian ini adalah PT.Ramayana Lestari Sentosa Tbk (Cahaya Departement Strore BG Junction) yang telah menerapkan sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Cahaya Departement Store BG Junction yang berjumlah 30 orang. Dengan berbagai jabatan yang menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis komputer dan menrima outputnya berupa informasi untuk mendukung kegiatan operasional sehari-hari.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. (Sumarsono, 2002:45). Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian. Untuk itu penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi kecil, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi akan dijadikan sampel.


(59)

Dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang akan dijadikan sampel pada PT.Ramayana Lestari Sentosa Tbk (Cahaya Departement Strore BG Junction) yang terdiri dari :

Karakteristik Responden Berdasar Jabatan Table 3.1

Jabatan Jumlah Presentase (%)

Store Manager 1 3,33%

Assistant Store Manager 1 3,33%

EDP 1 3,33%

Supervisor 5 16,67%

Koordinator Kepala Counter 7 23,33%

Administrasi 4 13,33%

Kasir 6 20,00%

Pramuniaga 5 16,67%

Total 30 100,00%

Dari tabel 3.1 diatas, terlihat bahwa 30 responden yang dijadikan sampel, 1 responden yang jabatanya sebagai store manager yang merupakan manajer toko tersebut. 1 responden yang jabatanya sebagai assistent manajer yang bertugas sebagai kaki tangan dari store manager, 1 responden jabatanya sebagai staff EDP.

ELECTRONIC DATA PROCESSING untuk mengontrol berbagai kegiatan yang


(60)

sebagai supervisor yang melakukan supervisi terhadap para staf pelaksana rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. 7 responden sebagai kooordinator kepala counter yang bertugas memberikan pengarahan, dan pengawasan terhadap bawahan. 4 responden menjabat sebagai administrasi yang bertugas

melaksanakan pencatatan data-data transaksi usaha, keuangan usaha, produksi, tenaga kerja, bahan baku, pemasaran, promosi, distribusi dan lain sebagainya. 6 responden yang jabatanya sebagai kasir yang bertugas untuk menerima pemasukan dar pembelanjaan customer, dan 5 responden menjabat sebagai

pramuniaga yang bertugas untuk membantu koordinator dan supervisor dalam

mengelola merchandise / barang dagangan di counter (area penjualan).

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak,2005:109). Sedangkan sumber data berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 30 karyawan pada PT.Ramayana Lestari Sentosa Tbk (Cahaya Departement Strore BG Junction).

Responden dikirimi daftar pertanyaan yang terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama mengenai data kualitas sistem, bagian kedua mengenai kualitas informasi, data ke tiga mengenai ambiguitas peran, dan yang terakhir mengenai kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer.


(61)

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada obyek yang diteliti (Nazir,2003:212)

2. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data (Nazir,2003:203).

Cara pendistribusian kuesioner dilakukan secara personal

(Personality Admmininistered Questionares) agar peneliti dapat terjun

langsung dan terlibat langsung dalam proses ini. Agar pengembalian kuesioner dapat berjalan dengan baik, ditempuh cara :

1. Dilampiri surat pengantar atau pengisian kuesioner secara jelas.

2. Identitas peneliti dicantumkan jelas, seperti nama, fakultas, atau jurusan.

3. Peneliti terjun langsung ke lapangan dan berkomunikasi dengan para

responden dalam pengisian kuesioner agar kuesioner dapat langsung dibawa kembali


(62)

3.4. Uji Kualitas Data

3.4.1. Uji Validitas Data atau Kesahihan ( Validity )

Menurut Riduwan (2004:109) menjelaskan bahwa validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suaru alat ukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007 : 135). Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002 : 277)

 Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.

 Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

Cara melihat r tabel adalah dengan melihat baris n – 2, dimana n adalah jumlah responden. Pada penelitian ini jumlah respondennya sebanyak 30 orang, jadi untuk melihat r tabel adalah dengan melihat baris n – 2 = 30 – 2 = 28. Untuk taraf signifikan 5%, maka r tabel yang diperoleh adalah 0,374 (Lampiran 6).

3.4.2. Uji Reliabilitas atau Keandalan (Reliability)

Menurut Riduwan (2004:128) reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007 : 132). Menurut Santoso (2002 :277) dasar pengambilan


(63)

• Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel

tersebut reliabel

• Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3.4.3 Uji Normalitas

Merupakan penyujian yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang dugunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Dasar analisis yang digunakan apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak adalah :

1. Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal. (Sumarsono, 2004: 40-43 )

3.4.4. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Uji asumsi klasik regresi terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Uji asumsi ini dilakukan sebelum uji regresi berganda. Oleh karena itu, jika asumsi regresi berganda tidak terpenuhi, maka data harus direvisi, diperbaiki ulang, sehingga jika telah lolos uji asumsi, baru dapat dilakukan regresi berganda.


(64)

3.4.4.1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineartas bertujuan untuk mengji apakah dalam persamaan model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Menurut Ghozali (2001:57) deteksi adanya multikolinearitas adalah berasal dari VIF ( Valuance Inflation Faktor ) dan tolerance.

- Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas - Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas

3.4.4.2. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi. Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2001 : 61), dalam penelitian ini tidak dilakukan uji autokolerasi, karena datanya bukan data time series.

3.4.4.3. Uji Heterokedastisitas

Menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan


(65)

model karena varians gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Mendeteksi heterokedastisitas dengan metode Rank Spearman Correlation yaitu dengan meregresikan variabel-variabel bebad dengan variabel pengganggu (residual). Jika hasil signifikansi baik uji F maupun T menunjukkan angka > 0,05 maka dapat dikatakan regresi tidak terkena heterokedastisitas ( Jamilah et al. 2010:154 )

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis

Teknik Analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yaitu model yang digunakan untuk menunjukkan pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Melalui analisis ini dapat dijelaskan bagaimana kontribusi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Anonim:L-21) :

Y = β0 + β1X1+ β2X2 + β3X3

Keterangan :

+ e

Y : Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer

X1

X

: Kualitas Sistem

2

X

: Kualitas Informasi

3

β

: Ambiguitas Peran

0

β

: Konstanta

1β2β3

e : Faktor pengganggu


(66)

3.5.2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan terhadap masalah-maslah yang diteliti. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antar variabel independen yang ada terhadap variabel serta untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh pada masing-masing variabel dependen.

1. Uji Kesesuaian Model ( Uji F )

Uji F dilakukan untuk menguji sesuai atau tidak model regresi yang dihasilkan guna memprediksi pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dan ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada PT. CAHAYA

DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA

(Suharyadi,2004:523)

Hipotesis Statistik :

1. H0 : B1 = B2 = B3 = 0 : ( artinya model regresi yang dihasilkan

tidak cocok guna melihat pengaruh Kuaitas Sistem (X1),

Kualitas Informasi (X2), Ambiguitas Peran (X3) terhadap

Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer (Y).

H1 : B1 = B2 = B3 0 : ( artinya model regresi yang dihasilkan

cocok guna melihat pengaruh Kuaitas Sistem (X1), Kualitas

Informasi (X2), Ambiguitas Peran (X3) terhadap Kepuasan


(67)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k) dimana n adalah jumlah pengamatan (jumlah data) dan k adalah jumlah variabel bebas.

3. Dengan F hitung sebesar : Fhit = R² ( k – 1 )

( 1 – R ² ) ( n – k ) Kriteria Keputusan :

4. H0 diterima dan H1 ditolak , jika nilai probabailitas > 0,05 yang

berarti bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh Kuaitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Ambiguitas

Peran (X3) terhadap Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis

Komputer (Y).

H0 ditolak dan H1 diterima , jika nilai probabilitas < 0,05 yang

berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Kuaitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Ambiguitas

Peran (X3) terhadap Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis

Komputer (Y).


(68)

2. Uji Hipotesis ( uji t )

Uji t dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dan ambiguitas peran terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada PT. CAHAYA DEPARTEMENT STORE – BG JUNCTION SURABAYA (Suharyadi,2004:525)

Hipoteisi Statistik :

1. H0 : Bi = 0 ( artinya Kuaitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2),

Ambiguitas Peran (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap

Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer (Y).

Ha : Bi ≠ 0 (artinya Kuaitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2),

Ambiguitas Peran (X3) secara parsial berpengaruh terhadap

Kepuasan Kerja Pengguna SIA Berbasis Komputer (Y)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k) dimana n adalah jumlah pengamatan (jumlah data) dan k adalah jumlah variabel bebas.

3. Dengan nilai t hitung :

t hit = b j


(69)

Kriteria Keputusan :

4. H0 diterima dan H1 ditolak , jika nilai probabailitas > 0,05 yang berarti

bahwa Kuaitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Ambiguitas Peran

(X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Pengguna

SIA Berbasis Komputer (Y).

H0 ditolak dan H1 diterima , jika nilai probabilitas < 0,05 yang berarti

bahwa Kuaitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Ambiguitas Peran

(X3) secara parsial berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Pengguna SIA

Berbasis Komputer (Y).


(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Asal mula terbentuknya PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk adalah,

Mr. Paulus Tumewu dan istrinya, Tam Lee Chuan meninggalkan rumah mereka yang ada di Ujung Pandang, Sulawesi untuk memulai bisnis di Jakarta. Mereka berdua telah membayangkan sebuah department store yang menjual barang berkualitas dengan harga terjangkau utnuk segmen berpenghasilan rendah. Dan pada tahun 1978, mereka membuka toko pertama yang fokus pada penjualan garmen dan pakaian di Jalan Sabang. Mereka menamai toko mereka “ Ramayana Fashion Store “.

Dengan melihat pertumbuhan yang cukup baik dari toko ini, maka

baris baru produk pun turut ditambah untuk melengkapi fokus asli dari bisnis garmen dan pakaian ini menjadi sepatu, tas, aksesoris pada tahun 1985. Dan pada tahun yang sama, mereka berdua membuka outlet pertama di Bandung.

Pada tahun 1989 Ramayana telah menjadi jaringan ritel, yang terdiri dari 13 gerai dan memperkerjakan 2500 pekerja. Berbagai macam produk yang dijual mereka telah menjadi lebih luas untuk mencakup kebutuhan rumah tangga, mainan, dan alat tulis. Dalam waktu yang cukup singkat,


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden yang merupakan karyawan dari PT.Ramayana Lestari Sentosa Tbk (Cahaya Departement Store BG Junction), yang merupakan perusahaan ritel yang ada di Surabaya. Karyawan yang menjadi responden merupakan pengguna SIA berbasis komputer. Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini ditarik kesimpulan yaitu :

1. Dilihat dari hasil uji F yaitu model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas sistem (X1), kualitas informasi (X2), dan ambiguitas peran (X3) terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer (Y).

2. Dilihat dari hasil uji t yaitu kualitas sistem (X1) dan ambiguitas (X3) terbukti tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer (Y), sedangkan variabel kualitas informasi (X2) terbukti berpengaruh terhadap kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer (Y).


(2)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka beberapa saran yang diberikan yaitu :

1. Bagi pihak manajemen, hendaknya secara continue melakukan penilaian terhadap sistem yang sedang diterapkan dengan mempertimbangkan unsur-unsur stressor dilingkungan kerja agar dapat diukur kepuasan kerja pengguna sistem, dimana kepuasan kerja tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan penerapan sistem dan itu berarti investasi untuk sistem akan memberikan benefit yang lebih besar dari pada cost yang dikeluarkan untuk pengadaan sistem itu sendiri.

2. Bagi penelitian yang akan datang, hendaknya menambah variabel bebas yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pengguna SIA berbasis komputer, selain kualitas sistem, kualitas informasi dan ambiguitas peran.


(3)

D A F T A R P U S T A K A

Buku / Teks :

Anonim, 2011, Pedoman penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Ari, Pepmi, 2010, Skripsi: Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Kualitas Dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT. Dipo Valasdino. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Bodnar, George H., Hoopwood, William S, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi sembilan, Yogyakarta : Andi.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Senmarang.

Hall, James P. 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi pertama, Jakarta : Salemba Empat.

Ika, Aprilia, 2009, Skripsi: Pengaruh Kualitas Jasa Sistem Informasi Terhadap Kepuasan dan Perilaku Para Pemakai Dalama Pengembangan Sistem Informasi ( Survey Pada Pemerintah Kota Surakarta ). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ikhsan, A dan Ishak, M. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba empat. Jakarta Jamilah, Siti, Aisyah, Siti., Kristiningsih, 2010, Metode Penelitian Untuk Ilmu

Ekonomi, Edisi kedua, Surabaya : Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Kreitner, Robert, Kinicki Angelo, 2005, Perilaku Organisasi Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Kreitner, Robert, Kinicki Angelo, 2005, Perilaku Organisasi Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat

Krismiaji, 2005, Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.


(4)

Mcleod, Raymond Jr., Schell, George P. 2008, Sistem Informasi Manajemen. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat

Nazir, M., 2003, Metode Penelitian, Cet. 3, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Riduwan (2004), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung.

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Romney, Marshall B., Stienbart, Paul J, 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, Yulia, 2008. Skripsi: Pengaruh Kualitas Jasa Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem informasi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbans Surabaya.

Sumarsono, 2002, Metodologi Penelitian Akuntansi, Surabaya.

Sinatria, Bagus, 2010, Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KualitasJasa Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kepuasan Pengguna Internal PT.Puspetindo Gresik. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Suharyadi, 2004, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta. Jakarta

Sutabri, Tata, 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi.

Wahana Komputer, 2003, Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online Berbasis Komputer, Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.

Wahyono, Teguh, 2004, Sistem Informasi Akuntansi-Desain dan Pemrogaman Komputer. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Wirahutama, Gomar, 2011. Skripsi : Ambiguitas Peran Sebagai Variabel

Moderator Terhadap Hubungan Antara Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna Akhir Software Akunatnsi Pada DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah ) kota Semarang . Universitas Diponegoro Semarang.


(5)

Jurnal :

Luciana, Iramaya. Jurnal : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. STIE Perbanas Surabaya.

Istianingsih, Setyo Hari. Jurnal : Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi. Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI.

Andayani, Sari. Jurnal : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Pada Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur ( Studi Kasus Di Kabupaten Nganjuk )


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI, DAN PERCEIVED USEFULNESS TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Informasi, Dan Perceived Usefulness Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi (Studi Empiri

1 11 14

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI, DAN PERCEIVED USEFULNESS TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Informasi, Dan Perceived Usefulness Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi (Studi Empiri

0 3 17

PENGARUH KUALITAS JASA SISTEM INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PARA PENGGUNA SISTEM INFORMASI Pengaruh Kualitas Jasa Sistem Informasi terhadap Kepuasan Para Pengguna Sistem Informasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 2 14

PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI, PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP KEPUASAN KERJA PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PT.PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL.

2 3 99

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. MULTISARANA ADITRANS JAYA SURABAYA.

0 2 107

PENGARUHKUALITAS INFORMASI, KUALITAS SISTEM, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA PADA SISTEM INFORMASI KLINIK.

2 2 156

PENGARUHKUALITAS INFORMASI, KUALITAS SISTEM, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA PADA SISTEM INFORMASI KLINIK.

0 2 1

ANALISIS PENGARUH KUALITAS INFORMASI DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI ONLINE STIKOM BALI

0 1 10

I. KUALITAS SISTEM INFORMASI - Kualitas Sitem Informasi, Kualitas Informasi, Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi

0 0 17

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. MULTISARANA ADITRANS JAYA SURABAYA

0 0 22