Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan tingkat Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan pekerjaan

fluktuasi hormonal yang terkait dengan peningkatan androgen pada siklus menstruasi Geller 2014. Sementara pada laki-laki, hormon androgen menjadi faktor yang meningkatkan kejadian Acne vulgaris Lai 2012.

5.2.2. Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan usia

Kejadian Acne tertinggi berada antara usia 10 hingga 19 tahun 47,1. Sementara tidak ditemukan kejadian Acne vulgaris pada usia di bawah 10 tahun. Pada laki-laki kejadian Acne tertinggi pada usia 20-29 tahun. Sementara pada perempuan 10-19 tahun. Hal ini berkaitan erat dengan proses pubertas yang tengah dialami baik bagi laki-laki maupun perempuan. Namun hasil ini agak berbeda dari beberapa penelitian lain yang lebih menunjukkan prevalensi kejadian Acne vulgaris yang lebih dari 90 pada murid sekolah menengah atas Ghodsi 2009. Ini dapat disebabkan karena penelitian ini mengambil keseluruhan sampel sementara penelitian sebelumnya Ghodsi 2009 mengambil sampel murid sekolah menengah atas sebagai sampel. Penelitian yang lain menunjukkan, dari 105 orang penderita Acne yang berusia 12-50 tahun, persentase tertinggi berada pada usia 12-18 tahun 53. Hal ini didukung oleh adanya kejadian menstruasi sebagai faktor pendukung Geller 2014.

5.2.3. Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan tingkat

keparahan Distribusi terbesar derajat keparahan Acne vulgaris adalah tingkat sedang. Di mana keparahannya dapat berupa banyaknya lesi noninflamasisedikit lesi inflamasibeberapa lesi inflamasi pada 1 predileksibeberapa lesi noninflamasi pada lebih dari 1 predileksi. Hal ini sesuai dengan American of Dermatology Classification, yang juga menunjukkan kejadian Acne tingkat sedangmoderat sebagai yang terbanyak Behnam 2013. Hal yang serupa juga ditunjukkan dalam Universitas Sumatera Utara penelitian lainnya di mana tingkatan sedangmoderat merupakan tingkatan tertinggi pada penderita Acne Ismail 2012. Kejadian Acne tingkat ringan memiliki persentase sedikit pada penelitian ini. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor salah satunya keengganan untuk berkonsultasi ke dokter kulit pada tingkatan yang masih ringan atau dengan gejala yang belum terlalu mempengaruhi psikososial. Selain itu, tingkat yang lebih berat sedang-berat cenderung merupakan faktor komorbid dari adanya masalah psikis seperti depresi, kecemasan, dan insomnia Silverberg 2014.

5.2.4. Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan pekerjaan

Dari tabel yang terlihat Tabel 5.6 telah digambarkan distribusi kejadian Acne vulgaris yang sebagian besar adalah pelajar. Persentase kejadian Acne pada pelajar sebesar 52,9. Lebih dari separuh kejadian ini terjadi pada pelajar sekolah menengah atas. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan kejadian Acne tersering yaitu pada masa remaja atau masa sekolah dalam hal ini pelajar. Selain itu, penelitian sebelumnya juga memaparkan tentang kejadian Acne vulgaris yang terjadi pada murid SMA dengan persentase keseluruhan 93,3 Ghodsi 2009. Usia pelajar menjadi pertimbangan dalam keterkaitan kejadian Acne pada pelajar di mana pada usia 10-19 tahun merupakan kejadian Acne terbanyak. Selain masalah hormonal, tingkat depresi pada murid sekolah juga memiliki korelasi yang mempengaruhi kejadian Acne vulgaris Arslan 2009.

5.2.5. Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan pemakaian