untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh keasadaran dan tanggung jawab Flippo, 1996.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas kerja merupakan keadaan dimana seorang individu melakukan usaha
yang sebaik – baiknya dalam bekerja. Loyalitas kerja merupakan kesetiaan
seorang individu yang ditunjukkan dengan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan yang dimiliki serta organisasi yang merupakan tempatnya bekerja.
2. Aspek – aspek dalam Loyalitas Kerja
Loyalitas kerja memiliki beberapa aspek dan menjadi contoh perilaku yang menunjukkan perilaku loyalitas kerja pada pegawai. Aspek
– aspek dalam loyalitas kerja yang menitikberatkan pada pelaksanaan kerja yang dikemukakan
oleh Siswanto dalam Soegandhi dkk, 2013, yakni : a. Mentaati peraturan yang telah disusun
Setiap perusahaan pasti memiliki berbagai macam peraturan dan kebijakan yang pada dasarnya dibuat dengan tujuan untuk ditaati. Ini untuk
memperlancar dan mengatur jalannya berbagai macam pelaksaan tugas. Perusahaan atau organisasi mendapatkan keuntungan karena menimbulkan
kedisplinan yang baik. b. Bertanggung jawab terhadap tempat bekerjanya
Kesanggupan atau kesediaan dari pekerja untuk melaksanakan tugas sebaik
– baiknya disetiap pekerjaannya akan memberikan seorang karyawan
sebuah kesadaran. Kesadaran tersebut mengenai keberanian dan tanggung jawab terhadap resiko atas apa yang telah dilaksanakan.
c. Memiliki kemauan untuk bekerja sama Bekerja sama dengan orang
– orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan untuk mencapai sebuah tujuan bersama yang utama, dimana
hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang – orang tersebut secara
individual. d. Mempunyai rasa saling memiliki
Pekerja yang mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan dapat membuat pekerja memiliki sikap menjaga dan bertanggung jawab terhadap
perusahaan sehingga menimbulkan loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.
e. Menjaga dan menjalin hubungan antar pribadi dengan baik Karyawan yang memiliki loyalitas kerja tinggi, akan memiliki sikap
fleksibel dalam hubungan antar pribadi. Hubungan antar pribadi yang dimaksud yakni, hubungan sosial diantara pekerja, hubungan yang harmonis
antar atasan dan bawahan, serta sugesti dari teman kerja. f. Memiliki rasa suka yang besar terhadap pekerjaan
Perusahaan harus mampu menghadapi kenyataan bahwa pekerjanya tiap hari datang untuk bekerjasama sebagai manusia seutuhnya dalam hal
melakukan pekerjaannya dan dengan perasaan hati yang senang saat melakukannya. Perasaan senang tersebut dapat dilihat dari indikator yakni,
keunggulan pegawai dalam bekerja dan pekerja tidak pernah menuntut apa yang diterimanya diluar gaji pokok.
3.Faktor – faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Kerja
Loyalitas kerja dapat tercipta apabila karyawan merasa tercukupi kebutuhan akan pekerjaannya. Kebutuhan tersebut dapat berupa rasa puas
terhadap pekerjaannya dan juga bisa berupa penghargaan dari atasan atas pekerjaannya. Beberapa hal tersebut dapat membuat karyawan betah dengan
pekerjaannya. Yuliandri dalam Kadarwati, 2003, menyatakan bahwa faktor –
faktor yang mempengaruhi loyalitas kerja adalah adanya fasilitas – fasilitas
kerja, tinjauan kesejahteraan, suasana kerja dan juga upah dari perusahaannya. Steers dan Porter 1983, dalam Sari dan Widyastuti, 2012 menegaskan bahwa
timbulnya loyalitas dipengaruhi oleh empat faktor yaitu, : a.
Karakteristik Pribadi Hal
– hal yang termasuk di dalamnya yakni, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, prestasi yang dimiliki, ras dan beberapa sifat
kepribadian. b.
Karakteristik Pekerjaan Pada karakteristik pekerjaan terkait dengan tantangan dalam
pekerjaan, kesempatan dalam berinterikasi sosial, identifikasi tugas, stres kerja, job enrichment, umpan balik dari tugas serta kecocokan tugas.
c. Karakteristik Desain Perusahaan
Menyangkut pada intern suatu perusahaan seperti, tingkat keikutsertaan
dalam pengambilan
keputusan, tingkat
formalisasi, desentralisasi, tingkat asosiasi dengan tanggung jawab perusahaan,
ketergantungan fungsional maupun fungsi kontrol perusahaan. d.
Pengalaman dalam pekerjaan Meliputi sikap positif terhadap perusahaan, rasa percaya dan rasa
aman terhadap kebijakan perusahaan. Berdasarkan faktor
– faktor tersebut dapat dilihat bahwa masing – masing faktor memiliki dampak tersendiri bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Tuntutan loyalitas yang diharapkan oleh instansi maupun organisasi, baru dapat terpenuhi apabila pegawainya memiliki karakteristik seperti yang sesuai dengan
kriteria dari instansi maupun organisasi tersebut. Selain itu, instansi atau organisasi sendiri telah mampu memenuhi harapan dari para pegawainya.
Beberapa faktor tersebut dapat dibagi menjadi ke dalam dua faktor yakni internal dan eksternal. Faktor internal meliputi karakteristik pribadi sedangkan
faktor eksternal meliputi karakteristik pekerjaan, karakteristik perusahaan dan pengalaman dalam bekerja.
B. Adversity Quotient 1. Pengertian Adversity Quotient