Proses Pengambilan Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pengambilan Data

1. Proses Penelitian Dalam penelitian ini, partisipan yang terlibat adalah tiga orang waria yang telah dianggap resilien terhadap penolakan lingkungan. Sebelum melakukan proses pengambilan data, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Peneliti juga menanyakan mengenai kesediaan menjadi partisipan dengan memberikan lembar persetujuan inform consent secara tertulis yang disetujui oleh partisipan. Setelah para partisipan menyatakan kesediaannya untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini, maka peneliti membuat janji untuk selanjutnya melakukan wawancara. Hasil wawancara direkam dengan menggunakan voice recorder melalui handphone peneliti, setelah sebelumnya telah memperoleh persetujuan dari partisipan. Hasil wawancara didengar kembali oleh peneliti untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk verbatim. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh tidak berubah dan dapat di cross-check sesuai dengan maksud partisipan. Peneliti kemudian mencari makna dari tabel hasil verbatim sesuai dengan ciri orang resilien dari partisipan. Makna tersebut kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibahas dan disimpulkan oleh peneliti sehingga memperoleh hasil proses resiliensi pada diri para partisipan. 2. Proses Pengambilan Data Proses pengambilan data dilakukan secara individual dengan waktu dan tempat yang telah disepakati oleh peneliti dan partisipan. Hal ini menyebabkan waktu dan tempat pengambilan data berbeda sesuai dengan masing-masing partisipan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti menjelaskan kembali mengenai kesediaan partisipan melakukan wawancara dan penggunaan alat perekam selama proses wawancara. Setelah partisipan menyetujui hal tersebut, proses wawancara pun dimulai. Tabel 4. Jadwal Pengambilan Data No Partisipan Hari, tanggal, jam Tempat 1 Bu Shinta Ratri Senin, 7 Desember 2015, 15.12 – 15.48 WIB Pondok Pesantren Waria 2 Mami Vinolia Wakijo Rabu, 9 Desember 2015, 15.05 – 15.52 WIB Yayasan Kebaya 3 Mami Rully Mallay Jumat, 11 Desember 2015, 18.15 – 19.23 WIB Kos Partisipan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Identitas Partisipan a. Data Demografis Partisipan Tabel 4. Identitas Partisipan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3 Nama Bu Shinta Ratri Mami Vinolia Wakijo Mami Rully Mallay Tanggal lahir Bantul, 15 Oktober 1962 Yogyakarta, 9 Mei 1958 Bala Sampori, 24 Maret 1961 Usia 53 57 54 Pendidikan terakhir S1 SMA S1 Pekerjaan Wirausaha Ketua PonPes Waria Al Fatah Swasta Direktur LSM Kebaya Pengamen Staf Yayasan Kebaya b. Latar Belakang Partisipan Partisipan 1 merupakan waria berusia 53 tahun. Partisipan menyatakan diri sebagai waria sejak usia 13 tahun, ketika duduk di bangku SMP. Partisipan menyadari ketika menyukai untuk berpakaian dan berpenampilan seperti perempuan sejak kecil. Selain itu, partisipan juga mulai memiliki ketertarikan seksual terhadap laki-laki. Partisipan juga melakukan intervensi fisik berupa terapi hormon dan implan payudara saat usianya menginjak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekitar 20 tahun. Partisipan terbuka menampilkan diri namun sempat mengalami penolakan dari orang tua tentang jati dirinya. Hal ini dibuktikan dengan sikap orang tua partisipan yang menyuruh partisipan untuk berperilaku layaknya laki-laki pada umumnya. Berbeda dengan keluarga, lingkungan sekitar tempat tinggalnyamemberi pandangan yang lebih baik. Partisipan juga merupakan pemimpin Pondok Pesantren Waria Al Fatah di Yogyakarta. Partisipan 2 adalah seorang waria yang menjabat sebagai direktur LSM Kebaya. Partisipan mulai menyadari diri sebagai waria sejak kecil karena lebih suka bermain permainan perempuan dan bergaul dengan teman perempuan. Partisipan juga memiliki ketertarikan pada laki-laki pada masa remaja. Meskipun terdapat beberapa orang yang mengejek dan melecehkan, partisipan tetap mempertahankan identitas seksualnya sebagai waria. Penolakan yang paling besar terlihat dari perlakuan saudara partisipan yang kasar sehingga partisipan memilih untuk tinggal di jalan dan menjadi pekerja seks waria. Hingga akhirnya partisipan memiliki kepedulian terhadap komunitas waria, terutama berkaitan dengan potensi tersebarnya HIV di kaum waria. Partisipan pun akhirnya belajar dan membentuk LSM Kebaya. Partisipan ke tiga merupakan waria 54 tahun yang menyatakan diri sebagai waria sejak kecil TK. Partisipan merasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menerima penguatan dari orang tua karena ibu partisipan justru memberi penjelasan bahwa dirinya berbeda. Partisipan berperilaku seperti perempuan, namun mulai berpenampilan layaknya perempuan sejak menjadi guru Sekolah Dasar. Partisipan tidak melakukan intervensi fisik apapun untuk terlihat seperti perempuan, namun berpakaian dan berpenampilan seperti perempuan. Sebelumnya partisipan beberapa kali berpindah pekerjaan hingga akhirnya merasa lebih nyaman untuk mengamen dan bergabung dengan komunitas waria.

B. Hasil Analisis Data Penelitian