memanusiakan  dan  mempribadikan  masyarakat,  memberikan  keutamaan- keutamaan  kebijakan  dan  nilai-nilai,  menghormati  hak-hak  dan  martabat
pribadi,  yang  demikian  penting  bagi  masyarakat  modern  yang  anonim” Eminyan, 2001: 13.
Keluarga  sebagai  komunitas  antar  pribadi-pribadi,  dengan  demikian merupakan  “masyarakat”  manusiawi  yang  pertama.  “Keluarga  merupakan
suatu  sekolah  untuk  memperkaya  kemanusiaan.  Supaya  keluarga  mampu mancapai  kepenuhan  hidupdan  misinya,  diperlukan  komunikasi  hati  penuh
kabaikan,  kesepakatan  suami-isteri,  dan  kerjasama  orang  tua  yang  tekun dalam  pendidikan  anak-anak.  Kehadiran  aktif  ayah  sangat  membantu
pembinaan  mereka,  tetepi  juga  pengaruh  rumah  tangga  oleh  ibu,  yang terutama  dibutuhkan  oleh  anak-anak  yang  masih  muda,  perlu  dijamin,  tanpa
maksud  supaya  pengembangan  peranan  sosial  wanita  yang  sewajarnya dikesampingkan Eminyan, 2001: 153.
b. Pengertian Keluarga Kristiani
Keluarga  kristen  mangalami  alur  dan  suasana  sama  dalam  hidup  ini. Perbedaan  yang  memberi  warna  cukup  menantukan  bagi  kehidupan,  baik
pribadi maupun bersama, adalah iman akan Yesus Kristus, yang diutus Allah sebagai  sumber  keselamatan  bagi  setiap  orang.  Berkat  iman  ini  keluarga
kristen, yang berjuang hari demi hari bukan hanya berjuang untuk suatu nilai, malainkan  seperti  orang  yang  bisa  menghirup  udara,  tidak  menjadikan  tarik
nafas sekedar kebiasaan tetapi menjadikannya irama hidup. Keluarga kristen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperjuangkan hari-harinya
sebagai ungkapan
syukur sebagai
penyelenggaraan  Ilahi,  yang  mengawal  hidup  ini.  Maka  orang  kristen  yang membangun keluarga meletakkan dasar utama dan pertama bagi pengalaman
Allah  yang  menyelamatkan  itu.  Pengalaman  iman  itu  menjadi  salah  satu warisan yang amat berharga, bagi hidup selanjutnya Darmawijaya, 1994: 9-
10. Keluarga adalah komunitas cinta yang alami, dan yang sangat intim. Cinta
antara  pasangan  suami  dan  istri  dan  antara  mereka  dengan  anak-anaknya merupakan  representasi  duniawi  yang  peling  sempurna  dari  cinta  triniter.
Haring  juga  menekankan  bahwa  cinta  didalam  keluarga,  dari  hakikatnya sendiri,  cenderung  menjadi  triniterian,  sebab  keluarga  merupakan  suatu
pembenaran  terhadap  kehadiran  Allah  yang  kreatif,  yang  dari-Nya  pasangan suami-istri  ingin  agar  Dia  memberkati  cinta  mereka  dengan  anak.  Jadi,
keistimewaan keluarga yang terbesar dan terindah hanya dapat ditemukan bila orang  melihat  keluarga  sebagai  komunitas  cinta  triniter  didalam  Tuhan,
sebagaimana  Hering  tulis:  “semua  yang  hidup  benar  dalam  komunitas manusiawi,  teristimewa  dalam  komunitas  keluarga,  sungguh  merupakan
manifestasi  sah  dari  misteri  api  cinta  kasih  Allah  Tritunggal  yang  tak  dapat dimasuki dan selalu membangkitkan semangat” Eminyan, 2001: 49.
Keluarga  kristiani  betul  menjadi  sakramen,  yaitu  tanda  dan  sarana penyelamatan  Allah  dalam  kasih  Yesus  Kristus.  Keluarga  kristiani  berasal
dari  sakramen  perkawinan.  Berkat  sakramen,  keluarga-keluarga  kristiani dimasukkan  kedalam  misteri  penyelamatan  Yesus  Kristus,  yang  tetap
berkarya,  menebus,  dan  menguduskan  pasangan-pasangan  suami-istri  tidak hanya  sebagai  individu,  tetapi  sebagai  anggota-anggota  unit    keluarga  yang
dikehendaki  oleh  Allah  dan  dibentuk  menurut  gambar  dan  citra-Nya  sendiri Eminyan, 2001: 177.
Keluarga  kristiani,  sebagai  kenyataan  yang  kelihatan,  adalah  tempat anggota-anggotanya  dapat  menjumpai  Allah  serta  memperoleh  berkat  dari
rahmat  keselamatan  Yesus  Kristus.  Berkat  sakramen  perkawinan,  yang dilayani oleh gereja, pasangan suami-istri tidak hanya menerima kelimpahan
rahmat  pengudusan,  yang  juga  ada  dalam  ketujuh  sakramen,  tetapi  juga merupakan  jaminan  memperoleh  bantuan  khusus  dari  Allah  serta  semua
rahmat yang mereka butuhkan untuk menghidupi statusnya  yang baru,  yakni sebagai  suami  dan  istri,  sebagai  ayah  dan  ibu.  Dapat  dikatakan  bahwa
keluarga kristiani itu, sendiri merupakan sakramen karena merupakan sarana atau  saluran  rahmat  bagi  setiap  anggota  keluarganya  Eminyan,  2001:  178-
179. Keluarga  Kristiani  sebagai  gereja  mini  atau  gerja  domestik  mempunyai
tanggungjawab  terhadap  perkembangan  dan  pembangunan  Gereja  dengan ikut  berpartisipasi  dalam  hidup  dan  misi  Gereja  didalam  cara  yang  spesifik
didalam  keluarga  FC  49,  Hadiwiratno,  1994:  22.  Keluarga  Kristiani membangun kerajaan Allah didalam sejarah melalui realitas hidup sehari-hari,
yaitu  didalam  penghayatan  cinta  perkawinan  antara  suami  dengan isteri,orang-tua  dengan  anak-anaknya  serta  dengan  anggota  keluarga  yang
lain.  Cinta  yang  dihayatinya  menuntut  kesetiaan,  totalitas,  kemanunggalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan  mengasilkan  buah.  Oleh  karena  itu,  partisipasi  keluarga  dalam  Imamat, raja  dan  kenabian  Kristus  sebenarnya  juga  direalisasikan  dan  di  ekspresikan
secara khas pula sesuai dengan statusnya sebagai bapak-ibu, suami-isteri,serta anak-anak  yang bersama-sama hidup dalam keluarga  yang adalah komunitas
terkecil orang beriman FC 50, Hardiwiratno, 1994: 22.
c. Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga