3. Fungsi hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana
hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.
4. Fungsi kontrol sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalahkan
ketika melihat penyimpangan dan ketidak adilan. 5.
Fungsi mediasi, dengan fungsi mediasi pers mampu menjadi fasilitator atau mediator menhubungkan tempat yang satu dengan yang lain,
peristiwa satu dengan peristiwa yang lain, atau orang yang satu dengan orang yang lain.
Kontrol sosial menurut J.S Roucek dalam pengendalian sosial 1987:2 adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak, yang mana individu
diajarkan atau dipaksa untuk menerima cara-cara dan nilai kehidupan kelompok.
2.1.3. Orang Tua Sebagai Khalayak Aktif
Televisi sebagai alat komunikasi memiliki ciri khas yakni berkemampuan untuk memikat khalayak secara serempak simultaneous dan
serentak instantaneous Effendy, 1993:313. Maka dalam hal ini khalayak media massa merupakan komponen yang paling banyak meminta perhatian,
karena jumlahnya yang banyak serta sifatnya yang heterogen dan anonim, sedangkan mereka penonton harus dapat menerima setiap pesan secara
indrawi dan secara rohani. Yang dimaksudkan indrawi disini ialah diterimanya
suatu pesan yang jelas bagi indera mata, sedangkan yang dimaksud dengan rohani ialah sebagai terjemahan dari bahasa asing “accepted”, yaitu
diterimanya suatu pesan yang sesuai dengan kerangka referensinya frame of refence, paduan dari usia, agama, pendidikan, kebudayaan dan nilai-nilai
kehidupan lainnya, kerangka refensi tertentu menimbulkan kepentingan dan minat interest tertentu Effendy, 1993:315.
Konsep masyarakat setelah menonton melihat informasi-informasi atau berita di media massa jelas menentukan seberapa jauh media massa
tersebut dalam hal ini adalah media elektronik Televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian pemirsa secara emosional,
intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan komunikator.
Masyarakat disini adalah mereka yang menjadi pemirsa dari media massa elektronik televisi dimana pemirsa tersebut bersifat luas, heterogen,
dan anonim dalam sosiologi komunikasi massa. Orang tua di kota Sidoarjo, orang tua merupakan orang yang lebih tua
atau orang yang dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan
bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan
contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2.1.4. Berita
Berita dalam bahasa inggris adalah News yang kalau diberi kepanjangan bisa berarti “Nourth utara, East timur, West barat, South
selatan”. Mungkin bisa diasumsikan bahwa berita itu bisa diperoleh dan disebarkan atau dikabarkan kesegala penjuru mata angin Koesworo, 1994:74
Terdapat banyak rumusan atau definisi mengenai berita, namun yang pertama dan paling sederhana diingat adalah bahwa berita itu adalah sesuatu
yang luar kebiasaan. Atau berita itu harus sesuatu yang tidak seperti biasanya. Kondisi seperti ini sejalan dengan keinginan atau hasrat manusia untuk tertarik
pada sesuatu yang tidak biasa. Bukan pada hal-hal yang rutin. Sementara isi dari berita itu bervariasi, baik mengenai ekonomi, politik, sosial budaya, olah
raga, kriminalitas dan lain sebagainya Koesworo, 1994:75 Dari sekian banyak definisi berita yang dapat di baca dalam berbagai
buku atau berkala, dapat di ketengahkan definisi berita adalah yang dapat dinilai sebagai “paling penting”. Definisi tersebut dikemukakan oleh Prof.
Mitchell V. Chamly dalam bukunya Reporting, yang berbunyi sebagai berikut: “News is the timely report of facts or opinion of either interest or
importance, or both, to a condisiderable nimber of people. berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang
menarik minat atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah besar penduduk Effendy, 1993:66-67”.
Sehubungan dengan itu, seorang penulis jurnalistik kenamaan bernama Frank Luther Mott dalam bukunya, News Survey of Journalism, menyatakan
bahwa paling sedikit ada delapan 8 konsep berita sebagai berikut:
a. Berita sebagai laporan tercepat
Konsep ini menitik beratkan pada segi Newsness baru terjadinya sebagai faktor yang terpenting dari sebuah berita. Akan tetapi dengan adanya
radio dan televisi yang juga menyiarkan berita, faktor timeliness ini menjadi relatif.
b. Berita
sebagai rekaman
Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi. c.
Berita sebagai fakta obyektif Sebuah berita harus aktual dan obyektif. Tetapi nilai obyektif untuk suatu
fakta merupakan hal yang membingungkan karena tidaklah mungkin ada obyektivitas yang mutlak. Bagi para wartawan, berita obyektif ialah
laporan mengenai suatu fakta yang diamatnya tanpa pandangan berat sebelah bias. Ini berarti laporan yang jujur.
d. Berita
sebagai Interpretasi
Dalam suatu situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar
pembaca mengerti. Mengenai sebab-sebabnya, latar belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal lain untuk
menggali dan menyajikannya diperlulan kepandaian dan kejujuran. Tetapi bahayanya dalam interpretive reporting seperti itu ialah timbulnya faktor
prasangka terhadap suatu soal atau seseorang. e. Berita unsur subyektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan dan
menggetarkan dan mengharukan bagi pembaca yang satu akan berlainan
dengan yang lain. Biasanya dari pemberitaan yang serius mengenai kejadian-kejadian penting seperti bencana atau perang dan yang lain lebih
ringan seperti skandal. f.
Berita sebagai minat insani Disini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang
dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin, dan sebagainya.
g. Berita
sebagai ramalan
Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari pada masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca
terutama terletak pada masa depan. Pada umumnya kita harapkan dari berita, di samping yang merupakan informasi mengenai kejadian ini, juga
ramalan yang masuk akal intelligent forecast mengenai masa depan. h.
Berita sebagai
gambar Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar jumlahnya
semakin banyak. Ilustrasi halaman surat kabar, selain sifatnya semata- mata hiburan seperti comicstrips, juga mengandung nilai berita. Banyak
kejadian yang dilaporkan dalam bentuk gambar yang sering kali lebih efektif dari pada kalau diterangkan dengan kata-kata Effendy, 1993:68-
69.
2.1.5. Pengertian “Facebook”