Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan Deskripsi Hasil Penelitian 1. Penyebaran Kuisioner Analisis Dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Outlier

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Penyebaran Kuisioner Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas terhadap konsumen yang sedang menanyakan informasi dan mempunyai niatan untuk membeli sepeda motor Jupiterr MX di dealer Yamaha Mayjend Sungkono Surabaya, diolah dengan menggunakan structural equation modelling. Kuesioner ini di sebarkan sekitar 100 kuesioner .

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal seperti dibawah ini. a. Jenis Kelamin Dari 108 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 18 13.8 13.8 13.8 47 36.2 36.2 50.0 44 33.8 33.8 83.8 21 16.2 16.2 100.0 130 100.0 100.0 21-30 31-40 41-50 =51 Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sumber: Data Diolah Berdasarkan data di atas bahwa mayoritas konsumen yang melakukan transaksi pembelian kebanyakan adalah konsumen yang berusia 31-40 tahun, usia tersebut menunjukkan bahwa pola aktivitas konsumen banyak melakukan kegiatan pencarian informasi mengenai sepeda motor yang konsumen sukai 4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji Outlier Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat Hair, 1998. Evaluasi terhadap outlier multivariate antar variabel perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional Hair.dkk, 1998; Tabachnick Fidel, 1996. Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p 1. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² chi kuadrat pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -8.806 108.919 54.500 25.820 108 Std. Predicted Value -2.452 2.108 0.000 1.000 108 Standard Error of Predicted Value 6.007 11.822 8.085 1.064 108 Adjusted Predicted Value -12.005 118.413 54.423 26.133 108 Residual -44.919 45.279 0.000 17.729 108 Std. Residual -2.311 2.329 0.000 0.912 108 Stud. Residual -2.543 2.475 0.002 1.000 108 Deleted Residual -54.413 51.107 0.077 21.333 108 Stud. Deleted Residual -2.626 2.550 0.002 1.012 108 Mahal. Distance 9.227 38.582 17.833 5.101 108 Cooks Distance 0.000 0.072 0.011 0.016 108 Centered Leverage Value 0.086 0.361 0.167 0.048 108 a Dependent Variable: RESP Sumber : Data Diolah Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan  2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers . Nilai  2 0.001 dengan jumlah variabel sebanyak 18 adalah sebesar 42,312 Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 38,582 yang kurang dari  2 tabel 38,582 tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi multivariate outliers.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala variabel atau observasi indikator. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan Purwanto, 2002. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4. Uji Reliabilitas Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator Item to Total Correlation Koefisien Cronbachs Alpha X11 0.783 X12 0.757 X13 0.805 X14 0.762 Credibility X15 0.440 0.819 X21 0.936 X22 0.737 Likeability X23 0.903 0.825 X31 0.877 X32 0.894 Attractiveness X33 0.903 0.870 X41 0.922 X42 0.906 X43 0.921 Meaningfulness X44 0.911 0.935 Y1 0.910 Y2 0.891 Brand Image Y3 0.676 0.777 : tereliminasi Sumber: Data Diolah Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya ada yang tidak ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbachs alpha. Perhitungan cronbachs dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 Hair et.al.,1998; Sekaran,2003.

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini. Tabel 4.5. Uji Validitas Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis Faktor Loading Konstrak Indikator 1 2 3 4 X11 0.776 X12 0.711 X13 0.768 Credibility X14 0.676 X21 0.996 X22 0.508 Likeability X23 0.897 X31 0.796 X32 0.821 Attractiveness X33 0.869 X41 0.893 X42 0.859 X43 0.902 Meaningfulness X44 0.885 Y1 0.965 Y2 0.842 Brand Image Y3 0.416 Sumber: Data Diolah Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct sebagian besar ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama Purwanto, 2002. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam tabel 4.7. Tabel 4.6. Construct Reliability dan Variance Extracted Construct Reliability Variance Extrated Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [εj] Construct Reliability Variance Extrated X11 0.776 0.602 0.398 X12 0.711 0.506 0.494 X13 0.768 0.590 0.410 Credibility X14 0.676 0.457 0.543 0.823 0.539 X21 0.996 0.992 0.008 X22 0.508 0.258 0.742 Likeability X23 0.897 0.805 0.195 0.859 0.685 X31 0.796 0.634 0.366 X32 0.821 0.674 0.326 Attractiveness X33 0.869 0.755 0.245 0.868 0.688 X41 0.893 0.797 0.203 X42 0.859 0.738 0.262 X43 0.902 0.814 0.186 Meaningfulness X44 0.885 0.783 0.217 0.935 0.783 Y1 0.965 0.931 0.069 Y2 0.842 0.709 0.291 Brand Image Y3 0.416 0.173 0.827 0.806 0.604 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber: Data Diolah Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar  2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara  2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut: Tabel 4.7. Uji Normalitas Assessment of normality Variable min max kurtosis c.r. X11 3 7 0.004 0.008 X12 4 7 -0.750 -1.591 X13 3 7 0.279 0.593 X14 3 7 0.192 0.407 X21 4 7 -0.806 -1.711 X22 4 7 -0.372 -0.789 X23 4 7 -0.817 -1.732 X31 4 7 -0.559 -1.186 X32 4 7 -0.614 -1.302 X33 4 7 -0.696 -1.476 X41 2 7 -0.598 -1.268 X42 2 7 -0.531 -1.126 X43 2 7 -0.526 -1.115 X44 2 7 -0.493 -1.045 Y1 3 7 -0.830 -1.762 Y2 3 7 -0.683 -1.449 Y3 4 7 -0.647 -1.373 Multivariate -3.662 -0.749 Batas Normal ± 2,58 Sumber: Data Diolah

4.4. Structural Equation Modelling