PENDAHULUAN SMP Negeri Kecamatan Negara Batin

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan semua orang berhak mendapatkan pendidikan agar dapat berkembang lebih baik lagi. Banyak sekali masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia yang kurang mendapat sorotan, salah satunya adalah masih banyak anggota masyarakat di Indonesia yang buta huruf. Laporan United Development Program UNDP dapat dijadikan acuan untuk melihat mutu Indonesia dibandingkan negara-negara lain, yang terangkum dalam Human Development Index HDI atau Indeks Pembangunan Manusia IPM. Dari 177 negara, posisi Indonesia berada pada ranking 111. Menurut data Depdiknas, sampai tahun 2005 APK pada jenjang pendidikan baru mencapai 16,0. Oleh sebab itu, kualitas dan produktivitas tenaga kerja kita yang merupakan cerminan dari mutu manusia Indonesia juga masih rendah menurut jurnal Roza 2007. Fakta tentang rendahnya mutu manusia di atas juga didukung oleh suatu survey yang menyatakan bahwa indeks membaca orang Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas dan produktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah menurut jurnal yang ditulis oleh Roza, 2007. Permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia tidak dapat diselesaikan oleh perorangan ataupun instansi-instansi tertentu, tetapi dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu mempengaruhi orang lain untuk bergerak bersama dalam mencapai suatu tujuan. Pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang dapat memotivasi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja secara bersama-sama dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapankelebihan di satu bidang, sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian suatu tujuan Rivai, 2012: 2. Pemimpin merupakan seseorang yang dianggap lebih baik dari pengikutnya dan dianggap mampu mempengaruhi para staff untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Banyak yang beranggapan bahwa pemimpin adalah orang yang dianggap lebih baik dari bawahan, namun pada kenyataannya tidak semua pemimpin itu lebih baik dari pada bawahan. Pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal adalah seseorang yang menduduki jabatan formal kepemimpinan dalam suatu organisasi yang didirikan berdasarkan undang-undang atau peraturan negara atau perusahaan dan pemimpin informal adalah seseorang yang tidak menduduki jabatan organisasi formal dalam sistem sosial Wirawan, 2013: 9. Dalam konteks pendidikan, pemimpin formal di sekolah adalah kepala PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekolah. Sama halnya dengan organisasi lain, sekolah juga membutuhkan seorang pemimpin yang mampu membawa oraganisasi pada sebuah kejayaan, yaitu kepala sekolah. Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik, selain sifatnya yang kompleks dan unik tersebut, sekolah juga sebagai organisasi yang membutuhkan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin organisasi sekolah Wahjosumidjo, 1995: 81. Keberhasilan sekolah inilah yang harus dicapai oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh semua bawahannya. Peran pemimpin di sekolah juga sangat penting dalam membawa pengikut atau bawahannya dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan Wahjosumidjo, 1995: 90. Pada kenyataannya, saat ini masih ada kepala sekolah yang hanya mementingkan kepentingan sendiri dan kurang memahami apa yang menjadi kepentingan bawahan. Komunikasi dengan guru juga tidak begitu baik, sedangkan komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik. Terkadang ditemukan fenomena kepala sekolah yang tidak mau disalahkan dan menganggap bahwa kesalahan tersebut berasal dari bawahannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ada beberapa tipe kepemimpinan yang saat ini diterapkan di beberapa organisasi. Kepemimpinan yang sedang banyak dikembangkan salah satunya adalah kepemimpinan transformasional. Istilah kepemimpinan transformasional yang dikembangkan oleh Benard M. Bass, 1985 lebih banyak digunakan dalam literatur dan praktik dari pada istilah kepemimpinan mentranformasi yang dikemukakan oleh James MacGregor Burns, 1979. Kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan konseptual. Dalam istilah kepemimpinan mentranformasi, yang ditransformasi adalah kepemimpinan dari pemimpin kepada para pengikutnya. Istilah transformasional menjelaskan kepemimpinan yang artinya proses memengaruhi secara transformasional. Kepemimpinan transformasional menurut Bass merupakan proses satu arah dalam mempengaruhi para bawahan Wirawan, 2013: 140. Kepemimpinan transformasional itu merupakan proses dimana orang terlibat dengan orang lain, dan menciptakan hubungan yang meningkatkan motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut Northouse, 2013: 176. Tujuan sekolah tidak hanya bergantung pada kepemimpinan yang baik tetapi juga kinerja dan kualitas dari guru. Kepercayaan dari seorang guru juga sangat dibutuhkan dalam pencapaian tujuan karena berpengaruh terhadap kinerja kepemimpinan kepala sekolah. Dalam sebuah organisasi, dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Tipe kepemimpinan dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan ini berupaya mengubah sikap dan pemikiran serta tingkah laku dari seorang guru dalam proses pencapaian tujuan. Ada beberapa dimensi yang dijelaskan oleh para ahli mengenai kepemimpinan transformasional, Menurut Leithwood 1994; 507 ada delapan dimensi yang digunakan untuk menentukan perilaku kepemimpinan transformasional meliputi: 1 mengembangkan visi bersama; 2 membangun konsensus tentang tujuan dan prioritas sekolah; 3 menciptakan ekspetasi kinerja yang tinggi; 4 menjadi panutan ; 5 memberi dukungan atau support; 6 menyediakan stimulasi intelektual; 7 membangun kultur sekolah; dan 8 membangun struktur kolaboratif. Beberapa dimensi yang digunakan untuk menentukan perilaku kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sebuah organisasi termasuk sekolah. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurhadi 2011 dengan judul pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan moral kerja kepala sekolah terhadap kinerja guru, ditemukan bahwa: 1 ada pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru; 2 ada pengaruh positif dan signifikan moral kerja terhadap kinerja guru; 3 ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan moral kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Tondok dan Andarika 2004 yang menguji hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan kepuasan kerja karyawan, menunjukkan bahwa persepsi gaya kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja berkorelasi secara positif dan sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,835; p 0,01. Menurut pendapat Keller Tondok Andarika, 2004 bahwa praktik gaya kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan kepuasan kerja bagi karyawan karena kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. Selain itu, Nicholls dan Eastman Tondok Andarika, 2004 juga berpendapat bahwa praktek gaya kepemimpinan transformasional mampu membawa perubahan-perubahan yang lebih mendasar seperti nilai-nilai, tujuan dan kebutuhan karyawan. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada meningkatnya kepuasan kerja karyawan karena terpenuhinya kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut pendapat Bass, Leithwood Jantzi, Griffith, dan Ross Gray Kanesan, tt bahwa kepemimpinan transformasi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kejayaan sebuah sekolah di samping mampu meningkatkan kepercayaan juga dapat meningkatkan keyakinan guru-guru. Mujis Haris Kanesan juga berpendapat bahwa Kepercayaan atau keyakinan diri secara bersama dalam kalangan ahli-ahli organisasi untuk melaksanakan sesuatu tugas dengan sukses dirujuk sebagai efikasi kolektif dan aspek ini senantiasa wujud dalam komunitas profesional sekolah. Bandura, 2000 mendefinisikan efikasi kole ktif sebagai “keyakinan yang dimiliki manusia mengenai kemampuan kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan kata lain, efikasi kolektif adalah kepercayaan orang-orang bahwa usaha mereka bersama akan membawa suatu pencapaian kelompok Jess, 2010: 219. Kepercayaan orang-orang itu yang akan membantu untuk pencapaian tujuan bersama karena tujuan akan mudah dicapai jika dikerjakan secara bersama- sama dan mendapat dukungan serta motivasi yang kuat dari pemimpin. Mengacu pada temuan sebelumnya tentang dampak positif kepemimpinan transformasional pada guru, seperti: 1 ada pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru; 2 ada pengaruh positif dan signifikan moral kerja terhadap kinerja guru; 3 ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan moral kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji dampak kepemimpinan transformasional pada efikasi kolektif guru karena pada konteks Indonesia, penelitian sejenis masih sangat terbatas jumlahnya. Peneliti memilih sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Kecamatan Negara Batin pada bulan Oktober 2015. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kepala sekolah yang ada di sekolah tersebut memiliki kontribusi gaya kepemimpinan transformasional terhadap efikasi kolektif guru. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Kontribusi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Efikasi Kolektif Guru”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah menurut Persepsi Guru? 2. Bagaimanakah tingkat Efikasi Kolektif Guru di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Kecamatan Negara Batin? 3. Seberapa besar, jika ada, Kontribusi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Efikasi Kolektif Guru? C. Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan Gaya Kepemimpinan Transformasional kepala Sekolah menurut persepsi guru. 2. Untuk mendeskripsikan tingkat Efikasi Kolektif guru di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Kecamatan Negara Batin. 3. Untuk menguji dan menganalisis Kontribusi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Efikasi Kolektif Guru. D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan secara teoretis Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan efikasi kolektif guru. 2. Kegunaan praktis a. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan khususnya kepala sekolah untuk mengevaluasi gaya kepemimpinan apakah dalam memimpin sudah sesuai dengan harapan sekolah serta mampu memotivasi para guru agar percaya dengan kompetensi yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas guru. b. Bagi universitas Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa lain dalam melakukan penelitian lanjut khususnya dalam mengembangkan penelitian tentang kepemimpinan transformasional dan efikasi kolektif guru. c. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya dalam mengembangkan penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah dan efikasi kolektif. E. Definisi Operasional Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman pembaca, peneliti menyebutkan definisi dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. hal ini diperlukan agar pembaca dapat memahami isi atau teori pada penelitian ini 1. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional merupakan proses di mana orang terlibat dengan orang lain dan menciptakan hubungan yang meningkatkan motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut Northouse, 2013: 176. Indikatornya adalah a Mengembangkan visi bersama b Membangun konsensus tentang tujuan dan prioritas sekolah c Menciptakan ekspektasi d Menjadi panutan model e Memberi dukungan support f Menyediakan stimulasi intelektual g Membangun kultur sekolah h Membangun struktur kolaboratif 2. Efikasi Kolektif Efikasi kolektif merupakan “keyakinan yang dimiliki manusia mengenai kemampuan kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan” Jess, 2010: 219. Efikasi kolektif merupakan kepercayaan diri seseorang di mana kepercayaan itu ditujukkan kepada kelompok, bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Indikatornya adalah: a. Analisis tugas guru. Dalam analisis terhadap tugasnya, guru menilai apa saja sarana prasarana yang mereka gunakan untuk kesuksesan dalam mengajar serta mengetahui kendala yang dialami selama proses pembelajaran baik dalam mempersiapkan bahan ajar, menyampaikan isi materi maupun menilai hasil pembelajaran. Hal ini diperlukan agar pencapaian tujuan dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. b. Assesmen terhadap kompetensi. Guru menilai bahwa rekan kerjanya memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Hal ini dilakukan agar guru dapat memberikan pembelajaran yang baik sehingga tercipta proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFIKASI DIRI Hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Guru.

0 3 22

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFIKASI DIRI Hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Guru.

0 2 20

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 16

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFIKASI KOLEKTIF DENGAN HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFIKASI KOLEKTIF DENGAN KINERJA PERANGKAT KERJA DAERAH KABUPATEN BLORA.

2 3 18

KONTRIBUSI IKLIM KOMUNIKASI, KESEJAHTERAAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Kontribusi Iklim Komunikasi,Kesejahteraan, dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali

0 2 22

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN.

0 0 74

Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMA di Magelang tahun 2015.

0 1 207

Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMP di Kecamatan Tempel.

0 4 169